Thursday 19 June 2014

Saham Asia naik ditengah optimisme terhadap Fed

Saham Asia menguat pada awal perdagangan hariKamis, naik ditengah optimisme Wall Street setelah Federal Reserve AS memberikan penilaian positif terhadap perekonomian terbesar di dunia (Amerika) dan berkomitmen untukmempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen.

Index Nikkei 225 di Tokyo naik 0,4 persen, dengan penguatan yen yang membatasi keuntungan.

Di Wall Street, index S & P 500 berakhir pada rekor tertinggi pada hari Rabu setelah The Fed mengisyaratkan laju yang sedikit lebih cepat dari kenaikan suku bunga mulai tahun depan tetapi juga mengisyarakan suku bunga jangka panjang akan lebih rendah dibandingkan indikasi sebelumnya.

Pernyataan kebijakan The Fed sedikit berubah dari yang dikeluarkan setelah pertemuan terakhir pada bulan April lalu yang mengulangi pernyataan bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol "untuk waktu yang cukup" setelah
pembelian obligasi berakhir. (vck)


Sumber: Reuters

Saham Berjangka Asia Naik Ditengah Reli Saham Global


Indeks saham berjangka Asia menguat pagi ini mengikuti indeks saham global yang mencapai posisi tertinggi sepanjang masa dan bursa saham AS melonjak setelah Federal Reserve mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami rebound dan tingkat suku bunga akan tetap rendah untuk beberapa waktu kedepan. Dolar tahan penurunan dibandingkan pair-nya sementara minyak mentah di New York mengalami rebound.

Nikkei 225 Stock Average berjangka naik 0,3 persen di pre-market Osaka setelah kontrak pada indeks Australia dan Korea Selatan juga mengalami kenaikan. Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah pada 08:44 pagi di Tokyo setelah indeks tersebut dan MSCI Indeks All-Country World menguat di atas rekor penutupan sebelumnya. Greenback masih stabil setelah kehilangan lebih dari 0,2 persen terhadap yen dan euro, sementara dolar Selandia Baru turun setelah data rilis pertumbuhan ekonomi yang lambat dari perkiraan. Sementara itu, minyak mentah naik sebesar 0,3 persen.

The Fed akhirnya memangkas pembelian obligasi dalam pertemuan kebijakan kelimanya dengan mengatakan bahwa mereka mengharapkan tingkat suku bunga tetap mendekati nol untuk "waktu yang dirasakan cukup" setelah akhir dari program stimulus, yang telah memicu kenaikan ekuitas global dan membantu S&P 500 melonjak sebesar 189 persen dari posisi terendah di tahun 2009 lalu. Data terkait klaim pengangguran AS akan dirilis hari ini sementara Filipina akan melakukan peninjauan  terhadap tingkat suku bunganya. Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan bahwa perekonomian China akan menghindari Ĺ“hard landing meskipun otoritas kepemimpinan Negara lebih menargetkan pada opsi regulasi atas langkah-langkah stimulus yang kuat.(frk)

Sumber: Bloomberg

Saham Hong Kong Menghentikan Penurunan Tiga Hari


Saham-saham Hong Kong menguat pagi ini, dengan indeks acuan naik untuk pertama kalinya dalam empat hari, setelah Federal Reserve mengatakan bahwa tingkat suku bunga akan tetap rendah bahkan setelah ekonomi AS mengalami rebound.

Indeks Hang Seng naik 0,2 persen menjadi 23,219.14 pada 9:51 pagi di Hong Kong, dengan hampir empat saham yang gain untuk satu saham yang turun. Index Hang Seng China Enterprises, yang juga dikenal sebagai indeks H-shares, turun 0,1 persen menjadi 10,438.59.

The Fed memangkas pembelian obligasi bulanan sebesar $ 35 miliar dari US $ 45 miliar pada kecepatan untuk mengakhiri pembelian pada akhir tahun ini. Data minggu ini menunjukkan inflasi AS lebih cepat dari yang di perkiraan pada bulan Mei, memberikan alasan bagi para pembuat kebijakan untuk terus menskala kembali stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.(frk)


Sumber: Bloomberg

Harga Emas Siap Catat Gain Terkait Keputusan The Fed



Harga emas siap catat peningkatan pasca Federal Reserve mengatakan bahwa  tingkat suku bunga turun, sehingga mendorong permintaan untuk logam mulia sebagai aset alternatif.
Para otoritas The Fed hari ini memangkas pembelian obligasi sebesar $ 10 miliar pada pertemuan kelimanya, menjadi sebesar $ 35 miliar guna menjaga agar tetap pada langkah untuk mengakhiri program akhir tahun ini. Bank sentral mengatakan bahwa mereka mengharapkan suku bunga tetap mengalami penurunan.
Bullion naik 70% dari Desember 2008 sampai Juni 2011 silam seiring The Fed membeli obligasi dan memberikan biaya pinjaman mendekati 0%. Tahun lalu, emas turun 28% karena beberapa investor kehilangan kepercayaan dalam logam mulia sebagai nilai lindung ditengah reli pasar ekuitas dan inflasi diredam.
Emas untuk pengiriman segera naik 0,2% ke level $ 1.273 per ons pada 2:17 siang di New York. Sampai kemarin, harga naik sebanyak 5,7% di tahun ini.
Sementara itu  di Comex di New York, Emas berjangka untuk pengiriman Agustus ditutup 0,1% lebih tinggi pada level $ 1,272.70, jelang keputusan The Fed.(yds)

Sumber: Bloomberg

Emas Diperdagangkan Mendekati 3 Minggu Tertinggi


Emas diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam tiga minggu setelah Federal Reserve AS memangkas prospek untuk pertumbuhan ekonomi dan mengatakan bahwa tingkat suku bunga akan tetap rendah, mendorong permintaan untuk emas batangan sebagai investasi alternatif. Perak naik ke tertinggi satu bulan.

Logam untuk pengiriman segera berada di level $ 1,279.50 per ons pada 9:20 pagi di Singapura dari $ 1,277.71 kemarin, ketika harga menghentikan penurunan dua hari, menurut Bloomberg generic pricing. Emas naik ke $ 1,284.96 pada tanggal 16 Juni, yang merupakan level tertinggi sejak 27 Mei.

Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan bahwa bank sentral berencana untuk mempertahankan target tingkat suku bunga yang rendah untuk waktu yang dirasakan cukup setelah berakhir pembelian obligasi, menghantarkan Index Bloomberg Dollar Spot ke penurunan terbesar dalam hampir dua minggu. Emas mengakhiri reli 12 tahun pada tahun 2013 terhadap ekspektasi bahwa bank sentral akan kembali menskala kembali stimulus yang diberlakukan untuk mendorong pertumbuhan.

Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC) memotong pembelian aset pada akhir pertemuan dua harinya untuk yang kelima kali berturut-turut. Peserta The Fed memperkirakan pertumbuhan jangka panjang bagi ekonomi AS dari 2,1 persen menjadi 2,3 persen, dibandingkan dengan 2,2 persen menjadi 2,3 persen pada bulan Maret dan 2,5 persen menjadi 2,8 persen pada bulan Januari 2010 yang di bangun dari resesi terbaru.

Emas untuk pengiriman Agustus naik 0,5 persen menjadi $ 1,279.30 per ons di Comex New York. 60-hari volatilitas historis Bullion turun ke level terendah sejak Oktober 2010.

Perak untuk pengiriman segera naik sebanyak 0,3 persen menjadi $ 19,9560 per ons, tertinggi sejak 14 Mei, dan diperdagangkan terakhir di level $ 19,9215.(frk)

Sumber: Bloomberg

Tuesday 17 June 2014

Bursa Australia Bergerak Nyaris Flat, Masih Tunggu Arahan Lebih Jelas

Bursa saham Australia tampak mengalami pergerakan yang sideways pada sesi perdagangan hari Rabu pagi ini (18/6). Bursa saham berpotensi untuk melemah untuk dua hari berturut-turut sementara nilai tukar dollar Australia masih diperdagangkan di kisaran paling rendah dalam satu minggu.
Saham pengecer David Jones mengalami peningkatan sebesar 0.2 persen pagi ini. Para pemegang saham perusahaan Woolworths asal Afrika Selatan setuju untuk mendukung akuisisi perusahaannya oleh David Jones.
Sementara itu saham Woodside Petroleum anjlok tajam nyaris sebesar 4 persen. Royal Dutch Shell mengatakan akan menjual 19 persen sahamnya di perusahaan tersebut senilai 5.7 miliar dollar.
Pagi ini indeks benchmark di bursa saham Australia tampak mengalami kenaikan meskipun tipis saja. Indeks S&P ASX 200 mengalami peningkatan 1.33 poin atau 0.02 persen dan berada di level 5402.00 poin. Pagi tadi indeks ini sempat mengalami penurunan sebesar 0.2 persen.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan indeks benchmark di bursa Australia pada perdagangan hari ini akan cenderung melanjutkan kenaikan meskipun akan terbatas. Untuk hari ini indeks S&P ASX 200 diproyeksi akan mengalami pergerakan pada kisaran 5380 – 5420 poin.

Sumber : Vibiznews

Dukungan Dihentikan, Pengguna Windows XP sudah Mulai Beralih ke Windows 7 dan 8.1

Rakasasa teknologi Microsoft memang telah menghentikan pembaharuan untuk sistem operasi Windows XP demi meningkatkan adopsi terhadap sistem operasi Windows 7 dan Windows 8. Dan kini kabar terbaru menyebutkan bahwa dengan dihentikannya pembaharuan terhadap Windows XP mampu menaikkan penjualan desktop PC dalam beberapa minggu terakhir setelah sebelumnya sempat menurun.
Seperti yang dilansir dari Softpedia, hal ini sempat diutarakan oleh sejumlah manufaktur teknologi seperti Intel yang baru saja memperharui prediksi pendapatan untuk kuartal kedua tahun ini dimana jika sebelumnya Intel memprediksi USD 12,5 milyar, kini mereka menaikkan menjadi USD 13,5 milyar.
Peningkatan perihal pendapatan ini disebabkan oleh meningkatnya penjualan PC baru karena sudah banyak konsumen yang mulai meninggalkan sistem operasi legendaris milik Microsoft tersebut dan beralih ke sistem operasi Windows 7 dan Windows 8.1.
Bahkan menurut Michael Goldstein selaku President and CEO LAN Infotech, mengatakan bahwa saat ini sudah semakin banyak pengguna yang telah menyadari jika tetap menggunakan Windows XP setelah Microsoft telah resmi menghentikan dukungan terhadap sistem operasi tersebut.
Namun meski sudah banyak pengguna Windows XP yang beralih, tapi tetap saja sistem operasi legendaris ini masih menjadi sistem operasi besutan Microsoft yang paling populer. Pasalnya meskipun Microsoft sudah menghentikan dukungan terhadap Windows XP faktanya sistem operasi legendaris milik Microsoft tersebut masih digunakan oleh 25 persen pengguna desktop PC di seluruh dunia.

Sumber : Vibiznews

Defisit perdagangan Jepang bulan Mei menyusut 8,3% per tahun

BESTPROFIT FUTURES (18/06) - Defisit perdagangan Jepang mengecil 8,3 persen pertahun menjadi $ 8.9 milyar di bulan Mei seiring penurunan tingkat impor untuk pertama kalinya dalam 19 bulan terakhir, berdasarkan data yang ditunjukkan pemerintah Jepang Rabu pagi.
Jepang mencatat defisit 909 miliar yen (US $ 8.9 milyar), lebih kecil dari defisit tahun sebelumnya sebesar ¥ 991.3 milyar namun tetap di dalam perdagangan yang negatif untuk 23 bulan berturut-turut, menurut data tersebut.
Sumber: AFP

Dolar Pertahankan Gain; Laporan Inflasi Picu Spekulasi Terkait Suku Bunga The Fed

BESTPROFIT FUTURES (18/06) - Dolar pertahankan gain terhadap sebagian besar pair-nya pagi ini sebelum Federal Reserve menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari mereka hari ini setelah data yang dirilis kemarin meningkatkan prospek kenaikkan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan investor.

Kemarin, Index Bloomberg Dollar Spot ditutup pada level tertinggi dalam sepekan setelah indeks inflasi AS terakselerasi lebih cepat dari perkiraan. Yen berada di dekat level terendah satu minggu sebelum rilis laporan defisit perdagangan Jepang yang diperkirakan oleh para analis akan melebar. Mata uang Selandia Baru menghentikan penurunannya setelah Cooperative Group Ltd. eksportir susu terbesar di dunia yang berbasis di Auckland mengatakan bahwa harga susu bubuk mengalami kenaikan untuk pertama kalinya.

Index Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang utama lainnya sedikit berubah di 1,014.58 pada 08:27 pagi di Tokyo dibandingkan tingkat kemarin ketika naik 0,3 persen menjadi 1,014.57 - yang merupakan penutupan tertinggi sejak 10 Juni lalu.

Greenback diperdagangkan pada 102,17 yen dari posisi 102,15 yen kemarin dan sempat menyentuh 102,24 yen, tertinggi sejak 11 Juni. Terhadap euro, greenback tidak berubah pada level $ 1,3547. Selain itu, dolar Selandia Baru tidak berubah pada posisi 86.59 sen AS sejak kemarin ketika mata uang tersebut turun 0,2 persen. (frk)

Sumber: Bloomberg

Emas Jatuh Menghentikan Reli Terpanjang Sejak Februari Terkait Spekulasi The Fed

BESTPROFIT FUTURES (18/06) - Emas berjangka jatuh, menghentikan reli terpanjangnya sejak Februari lalu, terkait spekulasi bahwa The Fed akan lebih memangkas stimulus moneternya, meredam permintaan untuk logam mulia sebagai alternatif investasi.
The Federal Open Market Committee(FOMC), yang memulai pertemuan dua hari hari ini, mengurangi laju pembelian obligasi bulanan sebesar $ 10 miliar masing-masing dari empat pertemuan terakhir. Para pejabat AS dan Iran bertemu di Wina seiring Presiden Barack Obama mengkaji terhadap pemberontakan oleh militan Sunni di Irak.
Emas telah turun 8% dalam 12 bulan terakhir seiring pasar ekuitas naik danThe Fed mengurangi stimulus moneternya. Bank sentral mungkin akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari pasar uang, mayoritas dari para ekonom mengatakan dalam sebuah survei Bloomberg News.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 0,3% untuk menetap di level $ 1.272 per ons pada pukul 1:37 siang di New York Comex. Harga naik dalam enam sesi sebelumnya, reli terpanjang sejak 18 Februari lalu, di tengah meningkatnya ketegangan di Irak.
Logam mulia naik 70 persen dari Desember 2008 sampai Juni 2011 silam seiring bank sentral membeli utang dan mengadakan biaya pinjaman mendekati nol%.(yds)

Sumber: Bloomberg

Monday 16 June 2014

Impor Nonmigas Dari Tiongkok Semakin Meningkat

Perkembangan impor nonmigas dari Tiongkok menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini, menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana pada bulan April dilaporkan dapat mencapai nilai sekitar 2861.7 juta Dollar AS (CIF) .
Pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 2221.3 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada periode Januari – April mengalami penambahan sebesar + 640.4 juta Dollar AS, atau sekitar + 28.82 %.
Data paling akhir dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 10011.9 juta Dollar AS. Laporan itu menunjukkan adanya peningkatan sebesar + 942.29 juta Dollar AS atau sekitar + 10.38 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 9069.6 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Yuan Cina terpantau bergerak terangkat sekitar 4.76 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas CNYIDR dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Karet Tocom Mulai Bergerak Menjauhi Level 200 Yen

Harga karet di Bursa Tocom pada awal perdagangan sesi pagi ini (17/6) terpantau kembali bergerak melemah setelah pada perdagangan kemarin ditutup turun cukup signifikan. Pelemahan harga karet di Bursa Tocom pada perdagangan sesi pagi ini diduga disebabkan oleh aksi profit taking oleh para investor akibat belum kokohnya sentimen terhadap harga karet.
Pergerakan harga karet yang telah menguat ke level diatas harga psikologis pada kisaran 200 Yen mulai mengalami pelemahan dalam dua hari terakhir perdagangan di Bursa Tocom. Harga karet di Bursa Tocom yang terdongkrak oleh peningkatan impor India serta pergerakan harga minyak akibat konflik Irak mulai memicu aksi profit taking oleh para investor. Selain faktor pergerakan harga yang telah menembus level harga psikologis, pelemahan harga karet juga didorong oleh belum adanya sentimen baru yang memicu aksi menghindari kemungkinan loss oleh investor.
Pada awal perdagangan sesi pagi ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau sedang bergerak melemah. Harga karet berjangka Tocom untuk kontrak November 2014 yang pada penutupan kemarin ditutup melemah di level 199,6 Yen, kini kembali turun 0,45% ke level 198,7 Yen/kg atau melemah 0,9 Yen/kg.
Sedangkan dari Bursa Shanghai Future Exchange, harga karet juga terpantau sedang bergerak melemah. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 turun 1,01% ke tingkat harga 14.190 Yuan/ton atau melemah 145 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet di Bursa Tocom berpotensi untuk kembali melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi tingginya kemungkinan aksi profit taking oleh para investor yang dapat kembali melemahkan harga karet menjauhi level 200 Yen. Terkait pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini, karet Tocom diprediksi akan bergerak di kisaran 196,5-201 Yen.

Sumber : Vibiznews

Saham Jepang Rebound Setelah Mencatat Penurunan Terbesar Dalam Sebulan

BESTPROFIT FUTURES (17/06) - Saham Jepang dibuka naik setelah indeks Topix kemarin mengalami penurunan terbesarnya dalam sebulan terakhir. Produsen pembuat mesin dan pialang memimpin kenaikan di indeks tersebut.

Indeks Topix naik 0,2 persen ke level 1,236.82 pukul 09:01 pagi di Tokyo, dengan lebih dari dua saham yang naik untuk setiap satu yang turun. Indeks tersebut tergelincir 0,8 persen kemarin, terbesar sejak 19 Mei. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,2 persen hari ini ke 14,963.48. Yen bertahan di posisi 101,88 per dolar setelah kemarin naik sebesar 0,2 persen.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah. Indeks tersebut kemarin naik 0,1 persen setelah meningkatnya aktivitas merger dan akuisisi perusahaan serta pertumbuhan di bidang manufaktur Amerika yang dibayangi oleh meningkatnya ketegangan di Irak.

Data yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa tingkat produksi industri AS tumbuh melebihi perkiraan pada bulan Mei, menandai gain di bidang manufaktur dalam mendukung naiknya pertumbuhan ekonomi AS. Menurut laporan terpisah, aktivitas manufaktur Empire, New York naik menjadi 19,28, melebihi estimasi rata-rata di angka 15 dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom.(frk)

Sumber: Bloomberg

General Motors kembali tarik 3,2 juta mobil karena masalah pengapian

BESTPROFIT FUTURES (17/06) - Senin kemarin General Motors (GM) kembali menarik 3,2 juta mobil di Amerika Serikat untuk memperbaiki masalah saklar pengapian yang dapat menyebabkan mobil kehilangan daya.
GM juga mengumumkan penarikan sekitar 165.770 kendaraan di Amerika Serikat untuk berbagai masalah yang timbul, termasuk dengan transmisi otomatis dan power steering. Dikatakan bahwa perbaikan ini akan menelan biaya sekitar $ 700 juta pada kuartal kedua, termasuk penyediaan $ 400 juta pada penarikan kendaraan sebelumnya. (brc)
Sumber : AFP

Jelang Pertemuan The Fed, Emas Diperdagangkan Dibawah 3 Minggu Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES (17/06) - Emas pagi ini diperdagangkan dibawah 3 minggu tertinggi jelang pertemuan dua hari The Fed hari ini dan setelah investor mengkaji ketegangan yang terjadi di Irak dan Ukraina.

Emas untuk pengiriman segera diperdagangkan di level US$ 1.272.69 per ons pada 9:05 pagi di Singapura dari level US$ 1,272 per ons kemarin, menurut Bloomberg generic pricing. Bullion naik ke level US$ 1.284.96 kemarin, level tertinggi Bullion sejak 27 Mei lalu, yang menghapus keuntungan setelah data AS menunjukkan perkiraan produksi pabrik mengalahkan perkiraan sementara sentimen pembangunan mengalami lonjakan terbesar dalam hampir setahun.

Emas telah naik 5,9 persen dalam tahun ini setelah menghentikan 12 tahun bull run pada tahun 2013 terhadap ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas stimulus moneter setelah perekonomian AS membaik. Para pembuat kebijakan telah memotong pembelian aset sebanyak empat kali dalam tahun ini.

Emas untuk pengiriman Agustus diperdagangkan pada level US$ 1,272.80 per ons di Comex New York dari level US$ 1,275.30 kemarin. Emas berjangka mengakhiri reli terpanjangnya kemarin sejak bulan Februari pasca intensifnya pertempuran di Irak dan memburuknya hubungan antara Ukraina dan Rusia.

Perak untuk pengiriman segera naik 0,1 persen ke level US$ 19,6895 per ons.(frk)

Sumber: Bloomberg

Sunday 15 June 2014

Harga Bahan Bakar di Tiongkok Turun, Permintaan Minyak Mentah Berkurang Banyak

Harga bahan bakar di negeri Tiongkok mengalami penurunan yang signifikan khususnya bahan bakar untuk kontrak berjangka yang disebabkan lebihnya pasokan minyak yang picu kenaikan eksport. Permintaan Minyak dari Tiongkok mengalami penurunan di bulan Mei lalu yang turun 3,1 persen dari permintaan bulan sebelumnya, penurunan permintaan ini merupakan penurunan paling banyak sejak Agustus 2013. Hal ini disebabkan pasokan minyak yang berlebih sehingga pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan minyak di negeri tersebut mengekspornya untuk memangkas persediaan ekonomi yang melambat.
Kegiatan ekonomi di  China stabil pada bulan Mei karena pemerintah menggenjot langkah-langkah kebijakan untuk menahan perlambatan lebih tajam, oleh buruknya kinerja  penjualan sektor ritel  sejak Desember 2013 lalu. Dalam mengkonsumsi minyak mentah, Tiongkok mengkonsumsi sekitar 9.410.000 barel per hari (bph) minyak bulan lalu sesuai dengan laporan data statistik pemerintah.
Jumlah tersebut telah  turun  dalam sembilan bulan dan turun dari 9.710.000 barel per hari pada bulan April, dan secara basis tahunan konsumsi di bualan Mei  turun 0,7 persen dari 9.480.000 barel per hari tahun sebelumnya. Dan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan dalam laporan Mei lalu bahwa total permintaan minyak China akan   meningkat 355.000 barel per hari, atau 3,5 persen, untuk seluruh 2014.
Dari laporan IEA juga, permintaan minyak Tiongkok hanya tumbuh 1,3 persen pada kuartal pertama tahun ini dan lembaga ini menargetkan pertumbuhan Tiongkok tumbuh 7,5 persen  yang didorong peningkatan bensin, bahan bakar jet dan produk petrokimia.
Selain itu sebagai informasi Biro Statistik Nasional (NSB)  melaporkan permintaan minyak mentah harian olahan China mengalami penurunan sebesar 1,3 persen menjadi 9,5 juta barel per hari dari 9.630.000 barel per hari pada bulan April yang disebabkan  kilang memasuki musim pemeliharaan. 
Sebagai catatan, ekspor bahan bakar bersih pada bulan Mei adalah 410.000 ton, atau 92.580 barel per hari yang naik dibandingkan dengan impor bersih dari 340.000 ton pada bulan April dan 1,25 juta ton di tahun sebelumnya seperti yang dilaporkan bea cukai setempat sebelumnya.
Sedangkan untuk impor minyak, Tiongkok  mengimpor 6.140.000 barel per hari minyak mentah pada bulan Mei lalu, jumlah impor ini turun 9,4 persen dari rekor tinggi 6,78 juta barel per hari pada bulan April.
Kelebihan pasokan minyak di negeri ini menyebabkan harga bakar di bursa Shanghai mengalami penurunan yang cukup signifikan, pekan lalu harga minyak mentah di bursa SHFE  anjlok ke 3807 RMB dari harga 4505 RMB.

Sumber : Vibiznews

Meningkatnya Ketegangan Irak Ikut Tekan Bursa Saham Jepang

BESTPROFIT FUTURES (16/06) - Saham Jepang turun pagi ini setelah indeks Topix ditutup naik untuk mingguan keempatnya seiring meningkatnya kekerasan di Irak dan janji Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memotong pajak perusahaan yang gagal mengangkat sentimen investor.

Index Topix turun 0,2 persen ke level 1,241.35 pada 09:01 pagi di Tokyo setelah naik 0,8 persen pada minggu lalu. Nikkei 225 Stock Average turun 0,4 persen ke level 15,043.07. Sementara Bank of Japan mempertahankan kebijakannya pasca hasil rapat kebijakannya pada tanggal 13 Juni lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan akan memotong pajak perusahaan pada tahun 2015 dan menurunkan tingkat suku bunga di bawah 30 persen dalam beberapa tahun kedepan.

Meskipun telah mengalami rebound 8,2 persen dari level terendah 21 Mei hingga pekan lalu, indeks Topix masih menjadi bursa berkinerja terburuk tahun ini di antara 24 pasar negara maju yang dilacak oleh Bloomberg. Index tersebut  tandai reli terbesar di dunia tahun lalu setelah bank sentral Jepang mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter terbesarnya.

Index Toraku 25-hari, yang membandingkan jumlah saham yang naik dengan yang turun di Topix, tetap di atas angka 120 dalam tiga hari terakhir, level yang mengisyaratkan bahwa saham telah naik terlalu jauh dan terlalu cepat.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,3 persen pagi ini. Ukuran ekuitas AS tersebut naik 0,3 persen pada 13 Juni setelah reli digerakan oleh saham Intel Corp.

Tentara Irak kemarin telah menewaskan lebih dari 279 pemberontak seiring meningkatnya perang saudara di Irak dengan gerilyawan Muslim Sunni Kemarin. (frk)

Kilau Emas di Bursa COMEX Berlanjut Hingga Pertengahan Juni

Harga emas di Bursa COMEX pada interval perdagangan 9 sampai dengan 13 Juni ditutup dengan penguatan secara agregat sepekan cukup signifikan. Penguatan harga emas pada pekan lalu, dipicu oleh pelemahan perekonomian AS pada periode Mei lalu dan kondisi geopolitik global yang kembali memanas di Timur Tengah dan Afrika.
Beberapa Rilis data AS dan kembali munculnya konflik di Timur Tengah pada pekan lalu, menjadi fondasi cukup kuat bagi komoditas emas untuk mengalami penguatan. Emas yang pada pekan sebelumnya menguat akibat insentif perekonomian Eropa oleh ECB, kembali melaju mendekati level $.1300/t oz pekan lalu.
Perekonomian AS dan Tiongkok terpantau menjadi determinan terkuat pada pergerakan harga pekan lalu. Penguatan emas secara agregat pekan lalu, sempat diawali dengan pelemahan akibat sentimen kuat dari data pekerja AS yang positif. Data yang rilis pada pekan sebelumnya tersebut membuat harga emas masih berada di zona merah dan diperburuk oleh penguatan nilai mata uand Dollar AS di hari pertama perdagangan pekan lalu.
Namun pelemahan nilai emas, langsung berbalik ke trend menguat dalam level signifikan pada hari kedua perdagangan pekan ini. Data perekonomian Tiongkok dan kisruh buruh pertambangan di Afrika Selatan menjadi fundamental positif kuat yang menggerakan emas cukup kokoh di zona hijau. Inflasi Tiongkok yang terpantau naik ke level 2,5% pada Mei, memicu peralihan investor untuk melepas risiko terhadap pelemahan nilai investasi Yuan ke logam emas. Sedangkan kisruh pertambangan di Afrika Selatan selaku salah satu penghasil emas terbesar dunia, meningkatkan harga emas dengan potensi gangguan supply emas global.
Pergerakan signifikan pada komoditas emas, kembali terjadi jelang akhir periode perdagangan pekan lalu akibat rilis beberapa faktor fundamental yang membuat sentimen positif sebelumnya semakin kokoh. Data perekonomian AS yang akhirnya terpantau berada dalam kondisi negatif, melecut kuat komoditas emas untuk kembali bergerak signifikan ke zona penguatan. Sektor ritel yang mengalami pelemahan dari level 0,5 ke 0,3 serta klaim pengangguran yang naik dari 313.000 ke 317.000 pada bulan Mei mengindikasikan pelemahan perekonomian AS dan berdampak pada kembali menguatnya minat pada investasi safe haven.
Selain faktor dari data perekonomian AS yang melemah, emas di Bursa COMEX juga terdorong oleh kondisi geopolitik global yang kembali memanas di kawasan timur tengah. Irak yang kembali dilanda konflik akibat serangan ISIS atau kelompok militan yang dahulu dikenal dengan Al-Qaida. Terpantau pada Kamis akhir pekan lalu, ISIS sedang berupaya menguasai daerah sentral Irak yaitu Baghdad sehingga berpotensi untuk memicu perang regional.
Pada perdagangan pekan lalu di Bursa COMEX, harga emas ditutup dengan mengalami penguatan signifikan secara agregat sepekan. Harga emas spot COMEX pada pekan lalu ditutup naik 1,92% secara agregat sepekan ke tingkat harga $1.276,6/t oz atau menguat $24,1/t oz. Sedangkan untuk emas berjangka COMEX untuk kontrak paling laku Agustus 2014 naik 1,73% ke tingkat harga $1.274,1/t oz atau menguat $21,6/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas pada pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh data-data moneter global yang akan rilis pada pekan ini. Data Inflasi Inggris dan AS yang akan rilis pada Selasa waktu setempat serta keputusan tingkat suku bunga oleh The Fed pada hari Kamis akan menjadi sentimen kuat penggerak harga emas pada pekan ini.
Namun, melihat prediksi inflasi AS dan Inggris yang diprediksikan mengalami penurunan, harga emas diperkirakan akan bergerak flat cenderung menguat dalam posisi menunggu data dengan kemungkinan lonjakan tajam apabila data tidak berada sesuai ekspektasi seperti halnya beberapa rilis pekan lalu. Terkait pergerakan harga emas, range normal emas pada pekan ini terdapat pada kisaran $1.241-$1.296 untuk emas spot dan $1,239-$1.295,5 untuk emas berjangka kontrak Agustus 2014.

Sumber : Vibiznews

Ekspor Nonmigas Ke Uni Eropa Lainnya Melemah

Ekspor nonmigas ke Uni Eropa Lainnya menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang menurun dan perkembangan tersebut ditunjukkan nilai ekspor nonmigas bulan April yang hanya mencapai nilai 811.4 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 892.1 juta Dollar AS, sehingga dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar -80.7 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -9.04 %.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 3655.4 juta Dollar AS. Perkembangan tersebut menunjukkan adanya penurunan kumulatif sebesar -10 juta Dollar AS atau sekitar -0.27 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 3665.4 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak terangkat naik sekitar 4.52 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Impor Nonmigas Dari Negara Utama Lainnya Dilaporkan Naik

Impor nonmigas dari Negara Utama Lainnya berdasarkan kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal demikian ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai pada bulan April dilaporkan dapat mencapai angka sekitar 7258.6 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 5903.4 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang Januari – April mengalami penambahan sebesar + 1355.2 juta Dollar AS, atau sekitar + 22.95 %.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 25508.4 juta Dollar AS. Perkembangan itu menunjukkan adanya penurunan sebesar -353.19 juta Dollar AS atau turun -1.36 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 25861.6 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak terangkat naik sekitar 4.52 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews