Monday 15 December 2014

Harga Emas Catat Penurunan Terpanjang Terkait Outlook Suku Bunga The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/12) - Emas berjangka membukukan penurunan terpanjang dalam lima minggu terkait kekhawatiran bahwa Federal Reserve bergerak lebih dekat untuk menaikkan suku bunga AS, menahan permintaan untuk logam mulia sebagai alternatif investasi.
Pada kuartal ketiga, emas turun 8,4% karena ekonomi AS menguat. The Fed memulai pertemuan dua hari besok dan para pembuat kebijakan akan membahas langkah-langkah menaikkan biaya pinjaman setelah mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol persen sejak tahun 2008.
Bulan lalu, emas turun ke level terendah dalam empat tahun setelah ekuitas melonjak ke rekor dan harga minyak memasuki bear market. Jeffrey Currie, kepala riset komoditas di Goldman Sachs Group Inc, mengatakan pekan lalu bahwa logam akan turun karena membaiknya ekonomi AS. Ekonom dan pejabat The Fed yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan suku bunga yang lebih tinggi pada tahun 2015.
Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 1,2% dan ditutup pada level $ 1,207.70 per ons pada pukul 1:46 siang di Comex New York. Harga catat penurunan keempat berturut-turut, yang merupakan kemerosotan terpanjang sejak 6 November.(frk)
Sumber : Bloomberg

Nilai mata uang Rusia turun ke titik terendah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/12) - Nilai mata uang Rusia, rubel, mencapai titik terendah, 60 rubel per US$1 dalam perdagangan Senin (15/12) meskipun Bank Sentral berusaha menjaga stabilitas mata uang itu.

Sejak awal tahun ini nilai mata uang negara itu mencatat penurunan lebih dari 45%.

Di antara penyebab utamanya, lapor wartawan BBC di Moskow, Steven Rosenberg, adalah penurunan harga minyak, salah satu ekspor terbesar Rusia, dan sanksi-sanksi yang diterapkan Barat.

Hal tersebut mendorong kenaikan harga barang-barang sehingga inflasi tahun ini diperkirakan akan mencapai 10%.

Atas perkembangan ini, Bank Sentral telah menempuh sejumlah langkah, termasuk menaikkan suku bunga pinjaman 1% menjadi 10,5% sebagai upaya menekan laju inflasi.

Namun langkah itu tidak mampu menekan penurunan rubel. Pasar juga khawatir Rusia kemungkinan masih menghadapi risiko dikenai sanksi-sanksi lain terkait peran Rusia dalam konflik di Ukraina.

Awal bulan ini pemerintah memperingatkan perekonomian akan jatuh ke resesi tahun 2015. Pemerintah mengatakan perekonomian akan menyusut 0,8% pada tahun 2015, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh 1,2%

Sumber: BBC

Penurunan Minyak, Bursa Saham Asia Kembali Dibuka Melemah 0.3%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/12) - Bursa Saham Asia melemah, indeks acuan saham regional tersebut memperpanjang level 8 pekan terendah, pelemahan akibat dari penurunan minyak mentah yang menaikkan kekhawatiran mengenai perekonomian global dan penguatan yen yang memberikan tekanan terhadap ekuitas Jepang.

Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0.3% ke level 135.24 pukul 9:01 pagi waktu Tokyo setelah kemarin ditutup pada level terendahnya sejak 17 Oktober lalu. Sementara itu, Indeks Standard & Poor 500 melemah 0.6% akibat aksi penjualan saham terkait penurunan harga minyak mentah yang mengimbangi lonjakan produksi industri. Yen catat gain 0.8% terhadap dollar. Hari ini Federal Reserve akan memulai pertemuan yang akan berlangsung selama 2 hari, dengan para  investor menunggu apakah bank sentral akan menekan kembali batas waktu menaikkan suku bunga.

Harga minyak mentah turun ke level terendahnya dalam lebih dari 5 tahun terakhir setelah United Arab Emirates menyatakan bahwa OPEC tidak akan memperketat produksi dalam menanggapi penurunan minyak. Kemarin WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman Januari turun $1.90 atau 3.3% ke level $55.91 per barel di New York Mercantile Exchange, penyelesaian terendah sejak Mei 2009 silam. Sehingga hari ini memperpanjang penurunan ke level $55.67 per barel.

Indeks Topix Jepang melemah 1.2% akibat yen kemarin mempertahankan penguatan yang diperdagangkan pada level 117.85 per dollar. Indeks Kospi Korea Selatan dan Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0.7%. Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir 0.2%. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Melemah di Hari Kedua Seiring Yen Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/12) - Saham Jepang turun untuk hari kedua beruntun setelah yen menguat seiring para investor mencari aset haven di tengah aksi jual berlanjut pada minyak mentah.
Indeks Topix melemah sebesar 1,2 % ke level 1,363.46 pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, setelah penutupan kemarin di level 1 bulan terendah. Semua 33 kelompok Industri Topix turun. Indeks Nikkei 225 merosot sebesar 1,4 % ke level 16,864.28. Mata uang yen diperdagangkan pada level 117,87 per dolar setelah kemarin naik sebesar 0,8 %. Saham juga jatuh di AS dan Eropa.
Kontrak pada Indeks Standard & Poor 500 naik 0,2 % hari ini. Yang mendasari saham ekuitas AS turun 0,6 % kemarin menurun kelima dalam 6 sesi terakhir. Indeks Stoxx Europe 600 merosot sebesar 2,2 % ke level terendahnya sejak 20 Oktober lalu. The Fed memulai pertemuan hari ini membahas kebijakan moneter dan menentukan waktu untuk meningkatkan suku bunga acuan AS.
Harga minyak acuan ditutup anjlok pada hari kelima berturut-turut, tergelincir ke level 5 tahun terendah pasca Uni Emirat Arab mengatakan OPEC tidak akan mengurangi produksi.
Bank of Rusia menaikkan suku bunganya menjadi 17 % dari 10,5 % karena anjloknya minyak mentah mendorong negara eksportir minyak mentah terbesar dunia menuju resesi. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa AS Sesi I Ditutup Melemah Terkait Selloff dalam Harga Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/12) - Saham AS turun, pasca minggu terburuk dalam lebih dari dua tahun terakhir untuk indeks Standard & Poor 500, karena berlanjutnya aksi jual dalam harga minyak membayangi lonjakan produksi industri dan transaksi perusahaan.
Indeks S&P 500 turun 0,5% menjadi 1,992.63 pada pukul 12:34 siang di New York, turun di bawah harga rata-rata selama 50 hari terakhir. Indeks tersebut kehilangan sebanyak 1%, tergelincir di bawah pergerakan rata-rata 100-hari sebelum memangkas penurunan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 70,87 poin hari ini, atau 0,4%, ke level 17,209.96. Indeks tersebut turun 3,8% pekan lalu, penurunan terbesar sejak November 2011. Perdagangan saham dalam S&P 500 adalah 19% di atas rata-rata 30-hari dalam hari ini.
Indeks S&P 500 menghentikan penguatan dari 0,8% akibat minyak mentah turun lebih dari 2,3%. Indeks tersebut kehilangan 3,5% pekan lalu ke level terendah dalam enam minggu pasca minyak mentah jatuh ke posisi terendah lima tahun.
Lebih dari $ 1,8 triliun dihapus dari nilai ekuitas global pekan lalu karena harga minyak jatuh terkait tanda-tanda melemahnya permintaan, meningkatkan kekhawatiran atas kekuatan ekonomi global. Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange, juga dikenal sebagai VIX (VIX), melonjak 78% dalam lima hari terakhir, kenaikan terbesar dalam lebih dari empat tahun. Indeks tersebut menambahkan 4,9% hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg

Sunday 14 December 2014

Koalisi PM Abe Menang Telak Pemilu di Jepang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/12) - Koalisi pimpinan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memenangkan secara telak pemilu sela majelis rendah parlemen, meski hanya sedikit pemilih yang ikut.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan Partai Demokratik Liberal LDP dan mitra juniornya Komeito memenangkan lebih dari 310 kursi dari 475 kursi di majelis rendah.
Abe menyerukan pemilu tersebut dua tahun lebih cepat untuk memperoleh mandat bagi kebijakan “Abenomics” terkait stimulus fiskal dan reformasi struktural.
Mandat yang diperoleh dari pemilu baru itu memberi kesempatan empat tahun lagi kepada Abe untuk menerapkan kebijakan reformasi yang rumit, termasuk pengurangan utang yang sangat besar dan restrukturisasi sektor pertanian Jepang.
Sumber : VOA

Minyak Mentah Memperpanjang Penurunan Seiring Yen Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/12) - Minyak mentah turun, memperpanjang penurunan dari level 5 tahun terendah di tengah kekhawatiran atas mengurangnya permintaan global untuk komoditas tersebut. Sementara saham Australia melemah dan indeks berjangka Jepang tergelincir sedangkan mata uang yen menguat setelah pemilu nasional.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,8 % ke level $ 56,79 per barel pukul 08:56 pagi waktu Tokyo, turun untuk hari keempat beruntun seiring minyak mentah Brent melemah 1,3 %. Indeks S & P / ASX 200 turun 1,3 % di Sydney. Kontrak pada Indeks Nikkei 225 Stock Average yang mengajukan penawaran di bawah 1,3 % pada 12 Desember kemarin di pre-market Osaka, sementara yen naik 0,5 % pasca Perdana Menteri Shinzo Abe memastikan kemenangan dalam pemungutan suara kemarin. Indeks Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah setelah penurunan pada 12 Desember ditutup untuk penurunan mingguan pertama pada Indeks AS sejak pertengahan Oktober lalu.
Harga minyak telah jatuh lebih dari $ 40 per barel tahun ini output AS berkontribusi terhadap global di tengah perkiraan pada menurunnya permintaan. Minyak WTI memperpanjang penurunan di bawah level $ 58 memicu aksi jual di ekuitas AS pada 12 Desember, dengan Dow Jones Industrial Average melemah sebesar 100 poin dalam satu jam terakhir perdagangan. Di Jepang, Abe yang penguasa blok memenangkan lebih dari dua pertiga kursi di parlemen, sementara survei sentimen korporasi Tankan bercampur pada kuartal keempat. (knc)
Sumber : Bloomberg

Pasca Pemilu, Yen Kembali Menanjak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/12) - Yen menguat ditengah spekulasi bahwa para trader mencatat laba pasca kemenangan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pemilu yang mana dia menyatakan memperoleh mandat baru pada kebijakan-kebijakan yang telah mendorong mata uang Jepang berada pada level 7 tahun terendah.

Dollar Australia dekati level terendah sejak Juni 2010 silam setelah keamrin Bendahara Joe Hockey menyatakan bahwa defisit anggaran mengalami kenaikan tajam akibat penurunan tajam neraca perdagangan Australia sejak mencatat rekor lebih dari 50 tahun terakhir. Sementara krone Norwegia dekati level 11 tahun terendah setelah minyak mentah turun di bawah level $58 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu.

Yen menguat 0.4% ke level 118.29 per dollar pukul 8 pagi waktu Tokyo. Dollar berada pada level $1.2471 per euro, setelah 5 hari terakhir hingga 12 Desember lalu mengalami penurunan 1.4%. Euro turun 0.2% ke level 147.71 yen.

Aussie diperdagangkan pada level 82.52 sen AS setelah menyentuh level 4 tahun terendah sebesar 82.15 yang tercapai pada 11 Desember lalu.

Pekan lalu Indeks Dollar Bloomberg mengalami penurunan 0.6% di New York, penurunan mingguan pertama sejak 17 Oktober lalu. Indeks acuan tersebut yang pada 5 Desember lalu ditutup padal level 5 tahun tertingginya sebesar 1,122.34, telah mencatat gain sepanjang tahun 2014 ini ditengah spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga seiring pulihnya perekonomian AS. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Diikuti Bursa AS Melemah Seiring Yen Menguat Pasca Kemenangan Abe

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/12) - Kemenangan pemilihan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe tidak menghentikan saham Jepang menurun hari ini, seiring melemahnya dalam ekuitas AS akibat kekhawatiran atas kemerosotan minyak dan penguatan yen menekan sentimen.
Indeks Topix turun sebesar 1,2 % ke level 1,387.76 pukul 09:00 pagi waktu Tokyo setelah pekan lalu anjlok sebesar 3,2 %. Langkah ini bersiap untuk penutupan terendahnya sejak 17 November lalu. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah sebesar 1,4 % ke level 17,121.67. Koalisi Abe memenangkan lebih dari dua-pertiga kursi dari 475 kursi di parlemen, hampir sama seperti penilaian kemarin. Sementara mata uang yen naik sebesar 0,5 % ke level 118,11 per dolar di tengah spekulasi pedagang mengunci kenaikan setelah hasil. Indeks Standard & Poor 500 jatuh 1,6 % pada 12 Desember kemarin.
Sementara kemenangan Abe dibayangi oleh pemilih terendah sejak Perang Dunia II, ia tidak perlu memanggil pemilu lain hingga tahun 2018, berpotensi membuatnya perdana menteri terlama dalam 4 dekade terakhir. Indeks Topix telah hampir dua kali lipat sejak pemungutan suara pada tahun 2012 yang membawa pemerintah ke kekuasaan, meski data menunjukkan bangsa tergelincir kembali ke dalam resesi tahun ini setelah kenaikan penjualan pajak menyeret konsumsi.
Kontrak pada Indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah. Aksi jual dalam indeks ekuitas yang mendasari pada 12 Desember mengambil kecepatan di jam terakhir perdagangan terkait rata-rata Dow anjlok lebih dari 100 poin dan Indeks S & P 500 yang berakhir sekitar 2 poin di atas harga rata-rata untuk 50 hari terakhir, menurut pantauan oleh teknis analis. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa Saham Asia Dibuka Melemah 0.6% Pasca Penurunan Bursa Saham AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/12) - Bursa Saham Asia melemah, setelah Bursa Saham AS mencatat penurunan mingguan tertajam dalam 3 tahun terakhir ditengah kekhawatiran bahwa penurunanharga minyak mentah mengantarkan sinyal pelemahan pada outlook pertumbuhan ekonomi global.

Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0.6% ke level 136.60 pukul 9:01 pagi waktu Tokyo, menuju level 1 ½ bulan terendah jelang pembukaan Bursa Saham Hong Kong dan China. Sementara Indeks Standard & Poor 500 melemah 1.6% pada 12 Desember lalu, memperpanjang penurunan di akhir jam perdagangan akibat saham-saham perusahaan material pimpin penurunan. Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan 3.8% dalam sepekan terakhir ini, penurunan tersebut merupakan penurunan mingguan tertajam sejak November 2011 silam.

Pekan lalu sekitar $2 triliun telah hilang dari nilai ekuitas global akibat penurunan harga minyak dunia,sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai penguatan ekonomi global. Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) hari ini melanjutkan penurunan dengan turun 1.9% ke level $56.69 per barel setelah pekan lalu turum 12%.

China memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan melambat 7.1% akibat pelambatan investasi real estate yang berlanjut, menurut Ma Jun selaku Kepala Ekonom dari pusat penelitian People Bank of China. Kontrak Berjangka Hang Seng Hong Kong melemah 0.5% pada hari ini, sementara Kontrak Berjangka pada Indeks Hang Seng China Enterprises melemah 0.9%. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Thursday 11 December 2014

WTI Memperpanjang Penurunan Di Bawah Level $ 60

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/12) - Minyak mentah West Texas Intermediate memperpanjang penurunannya di bawah level $ 60 per barel dan menuju penurunan mingguan ke-10 sejak Oktober lalu di tengah spekulasi bahwa anggota terbesar OPEC akan mempertahankan pangsa pasar terhadap produsen AS.
Minyak berjangka turun sebesar 1,8 % di New York dan bersiap untuk penurunan sebesar 10,3 % pekan ini. Irak, sebagai produsen terbesar kedua di OPEC, mengatakan keputusan untuk memperpanjang diskon untuk penjualan minyak mentah ke Asia pada Januari. Sementara brent di London ditutup di bawah level $ 64 per barel kemarin.
WTI untuk pengiriman Januari turun ke level $ 1,10 dari level $ 58,85 per barel pada  perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 59,08 pukul 10:46 pagi waktu Sydney. Kontrak tersebut turun sebesar 99 sen kelevel $ 59,95 per barel kemarin, merupakan level terendah sejak Juli 2009 lalu. Sementara volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 57 persen di bawah RSI 100-hari. Sedangkan harga tersebut  turun 40 % pada tahun ini.
Brent untuk pengiriman Januari turun sebesar 56 sen, atau 0,9 %, ke level $ 63,68 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London kemarin, merupakan penutupan terendah sejak Juli 2009 lalu. Sementara minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi perdagangan lebih tinggi di level $ 3,73 di bandingkan WTI. Harga tersebut sebesar 43 persen lebih rendah untuk tahun ini. (vck)
Sumber: Bloomberg

Emas Turun Seiring Penjualan Retail AS Naik Tajam dalam 8 Bulan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/12) - Emas berjangka jatuh untuk hari kedua berturut-turut seiring pertumbuhan ekonomi AS meningkat mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve segera akan menaikkan suku bunga.
Penjualan ritel pada bulan November naik tajam dalam 8 bulan terakhir, dan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun ke level 3 pekan terendah, menurut laporan pemerintah hari ini. Mata uang dolar dan Indeks Standard & Poor 500 menguat, mengurangi daya tarik emas sebagai investasi alternatif. Kemarin, logam turun 0,2 %.
Pada tanggal 9 Desember, emas mencapai level tertinggi dalam 6 pekan terakhir terkait ekuitas ekonomi global anjlok, meningkatnya permintaan untuk safe haven. Harga minyak berayun telah meningkatkan volatilitas pada logam karena meredamnya para investor untuk menimbang inflasi. Pejabat The Fed akan bertemu pada pekan depan untuk membahas waktu kenaikan suku bunga acuan pertama sejak tahun 2006.
Emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari melemah 0,3 % untuk menetap di level $ 1,225.60 per ons pada pukul 1:48 di Comex New York. 2 hari yang lalu, harga emas mencapai level $ 1.239, yang merupakan level tertingginya sejak 23 Oktober lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa AS Rebound Akibat Gain Retail Sales Membayangi Penurunan Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/12) - Saham-saham AS mengalami rebound dari hari terburuknya dalam tujuh minggu, setelah data yang lebih baik dari perkiraan dalam penjualan ritel dan angka pengangguran mendorong kepercayaan dalam perekonomian membayangi memperpanjang aksi jual dalam minyak.
Indeks acuan terkoreksi dari level tertinggi mereka dalam sehari setelah minyak mentah AS turun di bawah $ 60 per barel untuk pertama kalinya sejak tahun 2009, menghapus reli dalam saham-saham energi. Urban Outfitters Inc. memimpin reli di antara pengecer dalam indeks Standard & Poor 500.
Indeks S&P 500 naik 0,5% menjadi 2,035.28 pada pukul 16:00 sore di New York setelah sebelumnya naik 1,5%. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 64,15 poin, atau 0,4%, ke 17,597.30, memangkas gain sebelumnya sebesar 1,3%.
Indeks S&P 500 kemarin turun 1,6% pasca jatuhnya harga minyak berdesir hingga pasar keuangan, menghantarkan semua 10 kelompok industri dalam indeks ekuitas acuan turun setidaknya 1%. Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange, indeks pilihan harga yang dikenal sebagai VIX, tergelincir 1,8% menjadi 18,89 setelah spiking 24% kemarin.(frk)
Sumber : Bloomberg

Membaiknya Data Ekonomi AS, Angkat Bursa Saham Asia Dibuka Menguat 0.1%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/12) - Bursa Saham Asia menguat setelah rilis data AS terkait penjualan ritel dan klaim pengangguran mendorong optimism pada perekonomian terbesar di dunia tersebut. Sementara Bursa Saham Jepang berfluktuasi menjelang pemilu diakhir pekan ini.

Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.1% ke level 136.89 pukul 9:03 pagi waktu Tokyo. Saham perusahaan energi dan material pimpin acuan saham regional menuju penurunan 2.3% pada pekan ini akibat penurunan harga minyak dunia dibawah level $60 per barel untuk pertama kalinya sejak Juli 2009 silam dengan Arab Saudi mempertanyakan perlunya pemangkasan output.

Penjualan ritel bulan November naik 0.7% dari bulan sebelumnya, sesuai dengan perkiraan dari survei para ekonom di Bloomberg, kenaikan akibat para konsumen membutuhkan barang-barang elektronik, pakaian dan furniture. Klaim tunjangan pengangguran pekan lalu turun 3,000 menjadi 294,000. Klaim telah berada dibawah angka 300,000 selama 12 dari 13 pekan terakhir.

Semenatra itu, minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) hari ini turun 1.3% ke level $59.16 per barel setelah kemarin turun 1.6%. Minyak mentah telah memasuki situasi pasar yang bearish setelah Arab Saudi, Iraq dan Kuwait selaku tig anggota OPEC terbesar mengupayakan penurunan tajam terhadap ekspor minyak ke Asia setidaknya dalam 6 tahun terakhir ini. Pasar akan mengkoreksi sendirinya, menurut Menteri Minyak Arab Saudi Ali Al-Naimi. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Di Buka Gain Terkait Pelemahan Yen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/12) - Saham Jepang catat kenaikan menjelang pemilu pada akhir pekan ini seiring mata uang yen melemah terhadap dolar dan AS melaporkan kenaikan tertinggi dalam penjualan ritel selama delapan bulan terakhir.
Indeks Topix naik 0,1 % ke level 1,398.35 pukul 09:04 pagi di Tokyo, sehingga memangkas penurunan pekan ini sebesar 3,3 %. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,5 % ke level 17,344.64. Sementara mata uang yen turun 0,3 % ke level 119,01 per dolar pasca melemah sebesar 0,7 % kemarin terkait data menunjukkan konsumen AS menghabiskan lebih banyak uang mereka pada bulan November lalu sehingga melebihi dari yang diharapkan. Sedangkan minyak mentah turun di bawah level $ 60 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu.
Jepang akan melakukan pemilu pada 14 Desember besok setelah Perdana Menteri Shinzo Abe bulan lalu menyerukan referendum mengenai kebijakan ekonominya. Sementara perekonomian telah turun ke dalam resesi sejak kenaikan pajak penjualan pada April lalu.
Koalisi bentukan Abe akan menang lebih dari dua pertiga mayoritas suara, menurut surat kabar Nikkei melaporkan hari ini, mengutip hasil survei dan mennjadi headline hampir di setiap media lain diperkirakan akan menang secara telak. (vck)
Sumber: Bloomberg

Wednesday 10 December 2014

Emas Berjangka Turun Akibat Pelemahan Minyak Memicu Kekhawatiran Deflasi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/12) - Emas berjangka turun karena penurunan harga minyak yang mendorong kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap rendah, membatasi daya tarik logam sebagai lindung nilai.
Minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) turun ke posisi terendah dalam lima tahun setelah OPEC mengatakan bahwa mereka memperkirakan permintaan pasokan untuk tahun depan akan menjadi yang terendah sejak 2003. Korelasi antara emas dan minyak naik 0,38 pekan lalu, link terkuat sejak Juli 2013. Pembacaan dari 1 berarti komoditas bergerak berbaris.
Kemarin harga emas mencapai level tertinggi dalam enam minggu akibat terjadi penurunan di pasar ekuitas yang mendorong permintaan untuk aset alternatif. Federal Reserve akan bertemu pekan depan setelah pembuat kebijakan memperdebatkan waktu kenaikan suku bunga pertama dalam delapan tahun. Biaya pinjaman yang lebih tinggi memotong daya tarik emas karena emas umumnya menawarkan investor pengembalian hanya melalui kenaikan harga.
Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 0,2% untuk menetap di level $ 1,229.40 per ons pada pukul 1:43 di Comex New York. Logam menyentuh level $ 1.239 kemarin, yang merupakan tertinggi sejak 23 Oktober.
Indeks saham MSCI All-Country dan Indeks Bloomberg Dollar Spot keduanya menuju penurunan untuk hari ketiga. Emas menyentuh level $ 1,130.40 yang merupakan level terendah empat tahun pada 7 November setelah ekuitas mengalami reli dan greenback naik ke level tertinggi lima tahun.(frk)
Sumber : Bloomberg

Perusahaan Di Australia Menambah Pekerja Pada November Lalu

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/12) - Perusahaan di Australia diperkirakan menambahkan hampir tiga kali lipat jumlah pekerja pada bulan lalu, sehingga menunjukkan rencana bank sentral untuk memacu pertumbuhan dan perekrutan pekerja dengan suku bunga ke rekor terendah.
Jumlah masyarakat yang bekerja meningkat sebesar 42.700, menurut biro statistik di Sydney hari ini. Dibandingkan dengan perkiraan rata-rata peningkatan tersebut dalam survei dari 27 ekonom sebesar 15.000. Sementara tingkat pengangguran naik sebesar 6,3 % terkait lebih banyaknya orang sedang mencari pekerjaan.
The Reserve Bank of Australia telah mempertahankan suku bunga acuan sebesar 2,5 % selama 16 bulan terakhir untuk mendorong transisi pengendalian pertumbuhan domestik dan membantu para penambang yang menganggur akibat ledakan investasi sumber daya yang telah berkurang. Para pembuat kebijakan sedang menunggu untuk level yang lebih rendah dalam mendapatkan daya tarik dalam perekonomian di luar lonjakan pasar perumahan.
Jumlah pekerja full time naik sebesar 1.800 pada bulan lalu, dan para pekerja paruh waktu melonjak sebesar 40.800, laporan hari ini menunjukkan. Tingkat partisipasi Australia, acuan tenaga kerja secara proporsional dengan populasi, naik sebesar 64,7 % pada November lalu dari 64,6 % pada bulan sebelumnya.
Dolar Australia diperdagangkan pada level 83,68 sen AS pukul 11:36 pagi di Sydney, naik dari level 83,43 sen sebelum data dirilis. (vck)
Sumber: Bloomberg

Yen Naik Untuk Hari Keempat Akibatkan Saham Jepang Di Buka Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/12) - Saham Jepang catat penurunan setelah harga minyak turun ke level lima tahun terendahnya dan karena mata uang yen menguat untuk hari keempat, memicu penurunan saham energi dan eksportir.
Indeks Topix turun 1,5 % ke level 1,386.01 pukul 09:05 pagi di Tokyo, menuju penurunan untuk hari ketiga, bersama dengan 33 kelompok industri yang menurun kecuali satu. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,4 % ke level 17,171.49. Sementara mata uang yen menguat 0,3 % ke level 117,52 per dolar setelah naik 1,6 % kemarin sehingga melakukan reli dalam tiga hari sejak Juni 2013 lalu. Sedangkan  minyak West Texas Intermediate turun 4,5 % ke level $ 60,94 per barel kemarin.
Minyak mentah WTI catat penurunan dari level $ 100 per barrel sejak akhir Juli lalu pada meningkatnya pasokan AS dan permintaan yang lebih rendah di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan terhadap perekonomian dari Cina sampai Eropa. Data mingguan yang dirilis kemarin menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik ke rekor tertinggi, sementara OPEC memangkas proyeksi produksi untuk tahun depan terhadap output terendah dalam 12 tahun terakhir.
Dolar melemah terhadap yen pekan ini meskipun menguat menurut laporan pekerjaan AS yang  diperkirakan pada 5 Desember lalu, sehingga menunjukkan para pengusaha menambahkan sebagian besar pekerja sejak Januari 2012 lalu. Sementara Federal Reserve mengkaji dalam pertumbuhan lapangan kerja sehingga akan melakukan pertemuan pekan depan untuk memutuskan kapan ekonomi akan cukup kuat untuk menahan suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, Bank of Japan (BOJ) meningkatkan langkah-langkah stimulus pada 31 Oktober lalu. (vck)
Sumber: Bloomberg

Sebagian Saham AS Turun Sejak Bulan Oktober Lalu

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/12) - Saham AS turun, mengirim Indeks Standard & Poor 500 merosot tajam dalam 7 pekan terakhir, karena saham energi baru selloff setelah OPEC memperkirakan akan mengurangi permintaan minyak mentah pada 2015 mendatang.
Indeks S & P 500 melemah sebesar  1,6 % ke level 2,026.15 pada pukul 04:00 sore waktu New York, level terendahnya sejak 5 November lalu. Indeks acuan merosot sebesar 2,4 % selama 3 hari beruntun, setelah mencapai rekornya pada 5 Desember. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah sebesar 267,67 poin, atau 1,5 %, ke level 17,533.53. Dow mengalami penurunan terbesarnya sejak 9 Oktober lalu.
Indeks S & P 500 kemarin ditutup sedikit berubah setelah membalikkan penurunan sebesar 1,3 %. Indeks tersebut melonjak 9,6 % pada tahun 2014, menuju kenaikan selama tahun ketiga, dipicu pada data ekonomi dan laba perusahaan yang sesuai dengan perkiraan.
Rilis data pada akhir pekan ini mungkin menunjukkan penjualan ritel AS meningkat pada bulan November, klaim pengangguran awal pekan lalu sedikit berubah dari minggu sebelumnya, dan kepercayaan konsumen meningkat bulan ini, menurut para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. (knc)
Sumber : Bloomberg

Selloff dalam Saham-saham Energi Tekan Bursa AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/12) - Saham-saham AS melemah, memperpanjang penurunan mingguan untuk indeks Standard & Poor 500, akibat saham-saham energi memperpanjang aksi jual atau selloff setelah OPEC memangkas proyeksi permintaan minyak mentah pada tahun 2015.
Saham ConocoPhillips, Exxon Mobil Corp. dan Chevron Corp. kehilangan lebih dari 2,2%. Lima pemain terburuk dalam indeks S&P 500 adalah perusahaan energi. Saham Yum! Brands Inc. tenggelam 4,8% setelah memotong proyeksi laba tahun 2014 di tengah ketakutan kesehatan di China. Saham American Airlines Group Inc. dan United Continental Holdings Inc. naik setidaknya 2,9% setelah sebuah kelompok industri mengatakan perusahaan penerbangan global akan membuat rekor laba pada tahun depan.
Indeks S&P 500 kehilangan 0,8% menjadi 2,044.06 pada pukul 12:58 siang di New York. Indeks acuan telah merosot 1,5% selama tiga hari terakhir, setelah mencapai rekor pada 5 Desember yang lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 151,59 poin, atau 0,9%, ke 17,649.61. Perdagangan perusahaan dalam indeks S&P 500 adalah 5,8% di atas rata-rata 30-hari hari ini.
Indeks S&P 500 ditutup sedikit berubah kemarin setelah membalikkan kerugian sebanyak 1,3%. Indeks tersebut telah melonjak sebesar 11% pada tahun 2014, menuju gain untuk tahun ketiga, yang didorong oleh membaiknya perkiraan data ekonomi dan pendapatan perusahaan.(frk)
Sumber : Bloomberg