Bestprofit (4/9) – Harga emas terus melesat, mendekati rekor tertinggi, didorong oleh pelemahan data tenaga kerja AS dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran akan independensi bank sentral turut memperkuat daya tarik logam mulia ini sebagai aset lindung nilai.
Harga Emas Mendekati Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Harga emas dunia melanjutkan reli tujuh hari berturut-turut dan kini bertahan dekat rekor tertinggi sepanjang masa. Pada Kamis pagi waktu Asia, emas untuk pengiriman segera diperdagangkan di sekitar $3.556 per ons, hanya sedikit di bawah rekor sebelumnya di $3.578,51 yang tercapai sehari sebelumnya.
Lonjakan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat akan kondisi ekonomi AS, terutama terkait pasar tenaga kerja yang melemah. Penurunan jumlah lowongan kerja ke level terendah dalam 10 bulan menjadi sinyal tambahan bahwa perekonomian mulai kehilangan tenaga, sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga secepatnya pada bulan ini.
Data Tenaga Kerja AS Dorong Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga
Data tenaga kerja AS menjadi katalis utama penguatan emas dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah lowongan kerja yang terus menurun dan laporan payroll yang diperkirakan akan melemah selama empat bulan berturut-turut menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai merasakan tekanan dari tingginya suku bunga dalam beberapa tahun terakhir.
Pelaku pasar kini memperkirakan hampir pasti bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang. Bahkan, sebagian besar ekonom memproyeksikan bahwa setidaknya dua kali pemangkasan tambahan akan terjadi pada 2025. Hal ini secara langsung berdampak positif terhadap emas, yang tidak memberikan imbal hasil (yield), sehingga menjadi lebih menarik dibandingkan obligasi pemerintah ketika suku bunga rendah.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Dolar dan Imbal Hasil Obligasi Turun, Dukung Harga Emas
Bersamaan dengan melemahnya data tenaga kerja, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan signifikan. Imbal hasil (yield) Treasury AS tenor 10 tahun — yang menjadi tolok ukur utama pasar — turun ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, indeks dolar AS yang stabil namun masih mengalami kenaikan 0,4% dalam sepekan, belum cukup kuat untuk menahan laju penguatan emas.
Karena emas dihargai dalam dolar AS, penurunan dolar dapat membuat harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Selain itu, dengan turunnya imbal hasil obligasi, daya tarik emas sebagai aset tanpa bunga menjadi meningkat secara relatif.
Kekhawatiran Terhadap Independensi The Fed Ikut Mendorong Permintaan Emas
Selain faktor makroekonomi, kekhawatiran politik juga ikut memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Presiden Donald Trump secara terbuka mengkritik Federal Reserve dan bahkan menyatakan keinginannya untuk mengganti jajaran gubernur bank sentral dengan orang-orang yang lebih sejalan dengan pandangan ekonominya.
Trump juga tengah menantikan keputusan hukum apakah dirinya dapat secara sah memberhentikan Gubernur Fed Lisa Cook, dan jika ya, akan membuka jalan baginya untuk menunjuk pengganti yang cenderung dovish terhadap kebijakan moneter. Di sisi lain, pencalonan Stephen Miran – seorang penasihat ekonomi yang dekat dengan Trump – untuk posisi gubernur Fed juga dipercepat oleh Komite Perbankan Senat.
Situasi ini menambah ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter AS ke depan dan menimbulkan pertanyaan tentang independensi bank sentral. Investor yang khawatir terhadap potensi intervensi politik terhadap kebijakan moneter memilih untuk mengalihkan sebagian portofolionya ke emas dan perak sebagai aset pelindung nilai.
Komentar Dovish dari Pejabat The Fed Dorong Sentimen Pasar
Pernyataan Gubernur The Fed, Christopher Waller, pada Rabu menjadi pendorong tambahan untuk pasar logam mulia. Waller, yang dianggap sebagai kandidat kuat pengganti Jerome Powell tahun depan, menyatakan bahwa bank sentral sebaiknya mulai menurunkan suku bunga bulan ini dan melakukan beberapa pemangkasan tambahan dalam waktu dekat.
Komentar ini diterima pasar sebagai sinyal kuat bahwa langkah pelonggaran moneter memang tinggal menunggu waktu. Pasar emas pun langsung merespons dengan reli lebih lanjut.
Performa Emas dan Perak Jadi Sorotan
Sejauh tahun ini, emas telah mencatat kenaikan lebih dari sepertiga nilainya, menjadikannya salah satu komoditas berkinerja terbaik di pasar global. Namun, performa tersebut bahkan masih kalah dibandingkan perak, yang telah melonjak lebih dari 40% sepanjang tahun ini.
Harga perak menembus level $40 per ons pada awal pekan – tertinggi sejak 2011. Kenaikan harga perak tidak hanya didorong oleh permintaan investasi, tetapi juga oleh faktor fundamental di sisi permintaan industri, khususnya untuk teknologi energi bersih seperti panel surya.
Ketatnya Pasokan Perak dan Kenaikan Permintaan Industri
Menurut Silver Institute, pasar perak global diperkirakan akan mengalami defisit pasokan selama lima tahun berturut-turut. Permintaan dari sektor industri, terutama untuk kebutuhan energi terbarukan dan teknologi, terus meningkat, sementara pasokan tidak mampu mengimbangi laju tersebut.
Hal ini terlihat dari naiknya kepemilikan ETF berbasis perak selama tujuh bulan berturut-turut hingga Agustus. Kondisi ini telah menyusutkan stok logam perak yang tersedia di London dan menciptakan kondisi pasokan yang semakin ketat di pasar fisik.
Outlook: Emas dan Perak Masih Punya Ruang untuk Naik?
Melihat tren makroekonomi dan geopolitik saat ini, prospek jangka menengah untuk emas dan perak masih cukup positif. Dengan ekspektasi bahwa suku bunga akan mulai diturunkan dalam waktu dekat, permintaan terhadap aset non-yielding seperti emas kemungkinan akan tetap tinggi.
Selain itu, risiko politik di AS menjelang pemilu, ketegangan geopolitik global, dan ketidakpastian arah kebijakan moneter turut memperkuat argumen untuk tetap mempertahankan eksposur terhadap aset safe haven.
Kesimpulan
Kombinasi antara pelemahan ekonomi AS, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, ketegangan politik, serta ketatnya pasokan logam mulia telah menciptakan lingkungan yang sangat mendukung bagi reli harga emas dan perak. Meski volatilitas tetap ada, tren jangka menengah tampaknya masih condong ke arah bullish, dengan investor global terus melirik logam mulia sebagai perlindungan dari ketidakpastian yang terus berkembang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!