Showing posts with label Komoditi. Show all posts
Showing posts with label Komoditi. Show all posts
Monday 13 May 2019
Best Profit | Peduli Sesama, BPF Santuni dan Buka Puasa bersama Yatim Piatu
Best Profit (14/5) – Di bulan penuh berkah ini, PT BPF (Bestprofit Futures) Cabang Malang, melaksanakan buka puasa bersama dan santunan kepada 31 anak yatim piatu binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar, Sabtu (11/5/2019) sore.
Buka puasa bersama ini adalah rangkaian Hut BPF ke 10 yang diselengarakan di kantor BPF di Jl Letjen S Parman, Kota Malang. Sebab sebelumnya, BPF melaksanakan giat Media Training. Giat Media Training ini diikuti oleh puluhan wartawan di Kota Malang sebagai edukasi industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan pengenalan cara kerja di BPF.
Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri, menyebutkan bahwa santunan dan buka puasa bersama anak yatim piatu ini untuk berbagi kebahagiaan dalam HUT ke 10 BPF di Kota Malang. best profit
” Karyawan dan semua menejemen juga hadir disini. Diharapkan dapat membangun kebersamaan baik antar karyawan dan menejemen juga untuk memperkuat jiwa sosial satu sama lain. Terimakasih kepada masyarakat yang telah mendukung kehadiran BPF di Kota Malang,” ujar Andri.
Untuk tahun 2019, pihaknya optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20% baik dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru. Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas, dan mahasiswa menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit
” Jumlah nasabah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Harapan kami Tahun 2019 bakal meningkat 20 persen. Kami juga berharap masyarakat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif,” ujar Andri.
” Karyawan dan semua menejemen juga hadir disini. Diharapkan dapat membangun kebersamaan baik antar karyawan dan menejemen juga untuk memperkuat jiwa sosial satu sama lain. Terimakasih kepada masyarakat yang telah mendukung kehadiran BPF di Kota Malang,” ujar Andri. best profit
Untuk tahun 2019, pihaknya optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20% baik dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru. Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas, dan mahasiswa menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi.
” Jumalah nasabah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Harapan kami Tahun 2019 bakal meningkat 20 persen. Kami juga berharap masyarakat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif,” ujar Andri. best profit
Sumber : Memontum
Sunday 12 May 2019
Best Profit | Target Tumbuh 20%, BPF Beri Santunan dan Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu
Best Profit (13/5) - PT Bestprofit Futures (BPF) Cabang Malang, Jawa
Timur memberikan santunan kepada 31 anak yatim piatu yang dibina di
Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar, pada Sabtu, 11 Mei 2019.
Pembagian santunan ini dalam rangka ulang tahun BPF yang ke -10.
“Dengan kegiatan ini, kami ingin berbagi kebahagiaan atas perjalanan BPF selama 10 tahun di Kota Malang. Sekaligus sebagai bentuk terima kasih kami kepada masyarakat yang senantiasa mendukung kehadiran BPF di kota terbesar kedua ini di Jawa Timur,” terang Andri, Pimpinan Cabang BPF Malang.
Selain menyalurkan bantuan berupa santunan, BPF juga mengajak anak –anak yatim piatu di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar berbuka puasa bersama segenap karyawan dan manajemen. best profit
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan baik antar karyawan dan manajemen juga memperkuat jiwa sosial satu sama lain.
Soal harapannya di hari jadi BPF Malang yang ke-10 ini, Andri mengungkapkan bahwa masyarakat dapat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif, khususnya di BPF. best profit
BPF Malang merupakan salah satu kantor cabang dengan kinerja terbaik. Berdiri sejak tahun 2009, pertumbuhan volume transaksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hingga akhir Maret 2018, total volume transaksi untuk BPF Malang mencapai 53.507 lot atau meningkat 71,03% dari tahun sebelumnya. best profit
Sementara untuk jumlah nasabah baru mengalami pertumbuhan sebesar 28,18% menjadi 141 nasabah. Untuk tahun 2019, BPF Malang optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20%. Baik itu dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru.
Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas dan mahasiswa. Mereka menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit
Kinerja Nasional BPF di Kuartal I Tahun 2019. Secara nasional, PT Best Profit Futures mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama tahun 2019. Total nasabah baru BPF naik 10,19% menjadi 627 nasabah baru.
Sementara total volume transaksi sepanjang Januari hingga Maret 2019 sebanyak 269,880 lot atau meningkat 34,49% dari kuartal pertama tahun 2018 sebesar 200,676 lot. best profit
Sumber : Surabaya Post
“Dengan kegiatan ini, kami ingin berbagi kebahagiaan atas perjalanan BPF selama 10 tahun di Kota Malang. Sekaligus sebagai bentuk terima kasih kami kepada masyarakat yang senantiasa mendukung kehadiran BPF di kota terbesar kedua ini di Jawa Timur,” terang Andri, Pimpinan Cabang BPF Malang.
Selain menyalurkan bantuan berupa santunan, BPF juga mengajak anak –anak yatim piatu di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar berbuka puasa bersama segenap karyawan dan manajemen. best profit
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan baik antar karyawan dan manajemen juga memperkuat jiwa sosial satu sama lain.
Soal harapannya di hari jadi BPF Malang yang ke-10 ini, Andri mengungkapkan bahwa masyarakat dapat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif, khususnya di BPF. best profit
BPF Malang merupakan salah satu kantor cabang dengan kinerja terbaik. Berdiri sejak tahun 2009, pertumbuhan volume transaksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hingga akhir Maret 2018, total volume transaksi untuk BPF Malang mencapai 53.507 lot atau meningkat 71,03% dari tahun sebelumnya. best profit
Sementara untuk jumlah nasabah baru mengalami pertumbuhan sebesar 28,18% menjadi 141 nasabah. Untuk tahun 2019, BPF Malang optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20%. Baik itu dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru.
Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas dan mahasiswa. Mereka menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit
Kinerja Nasional BPF di Kuartal I Tahun 2019. Secara nasional, PT Best Profit Futures mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama tahun 2019. Total nasabah baru BPF naik 10,19% menjadi 627 nasabah baru.
Sementara total volume transaksi sepanjang Januari hingga Maret 2019 sebanyak 269,880 lot atau meningkat 34,49% dari kuartal pertama tahun 2018 sebesar 200,676 lot. best profit
Sumber : Surabaya Post
Wednesday 23 March 2016
Produsen Komoditi Merosot Tekan Ekuitas AS di Sesi Akhir Perdagangan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Saham
AS turun dalam perdagangan tipis diiringi pelemahan saham komoditas
diikuti harga minyak mentah yang lebih rendah, sementara para investor
menunggu petunjuk lebih lanjut pada perekonomian dan arah kebijakan
moneter.
Ekuitas
kemungkinan kehilangan momentum setelah rally selama lima minggu
menghapus awalan terburuk untuk tahun ini. Sebelumnya mengalami
penurunan pada hari ini, Indeks Standard & Poor 500 hampir tidak
beranjak di dua sesi sebelumnya di tengah perdagangan yang paling ringan
pada tahun 2016, dan tidak bergerak 1 % di kedua arah selama delapan
hari terakhir, yang terpanjang dalam tujuh bulan terakhir.
Indeks
acuan turun 0,6 % ke level 2,036.68 pada pukul 16:00 sore waktu New
York, di bawah level terendah untuk tahun ini, setelah kemarin
menghentikan lonjakan selama empat hari. Indeks Nasdaq Composite melemah
1,1 %, mengakhiri kenaikan terpanjang dalam 11 bulan terakhir. Ini
adalah minggu yang pendek karena pasar ditutup pada hari Jumat Agung
nanti. (knc)
Sumber : Bloomberg
Wednesday 3 February 2016
Ekuitas AS Pangkas Penurunan Seiring Rally pada Saham Komoditi & Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/2) - Ekuitas
AS pangkas penurunan seiring saham energi rally diikuti minyak mentah
dan bank yang mengurangi aksi selloff, mengimbangi data yang sebelumnya
bahwa memunculkan kembali kekhawatiran atas kemerosotan ekonomi global
akan meluas.
Indeks Standard &
Poor 500 turun 0,4 % ke level 1,894.91 pada pukul 12:03 siang waktu New
York, memangkas penurunan sebelumnya sebesar 1,6 %. Indeks Dow Jones
Industrial Average menguat 13,56 poin atau 0,1 %, ke level 16,167.10,
menghapus penurunan lebih dari 190 poin. Indeks Nasdaq Composite merosot
0,8 %, setelah sebelumnya jatuh 2,1 %. Sementara itu, Minyak mentah
West Texas Intermediate (WTI) berjangka melonjak 6,6 % setelah
sebelumnya menghapus kenaikan pada data pasokan.
Sebuah laporan hari
ini menunjukkan industri jasa diperluas pada bulan Januari berada di
laju paling lambat dalam hampir 2 tahun terakhir, meningkatkan risiko
bahwa pelemahan terus-menerus terjadi dalam manufaktur yang mulai meluas
ke seluruh perekonomian AS.
Melambatnya industri
jasa karena para investor mewaspadai tanda-tanda bahwa kemerosotan di
China. Sebuah laporan terpisah hari ini menunjukkan perusahaan AS
menambahkan lebih banyak pekerja sebanyak 205.000 melebihi perkiraan
untuk penggajian di bulan Januari. Fokus akan beralih pada laporan
pekerjaan bulan Januari yang akan dirilis Jumat mendatang, yang
diperkirakan bahwa perusahaan akan menambahkan sebanyak 190.000
pekerjaan, menurut para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. (knc)
Sumber : Bloomberg
Monday 25 January 2016
Saham Eropa Hentikan Rebound seiring Penurunan di Sektor Perbankan dan Komoditi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/1) - Penurunan saham komoditas dan pemberi pinjaman mengakhiri reli di saham Eropa.
Stoxx
Europe 600 Index turun 0,6 persen pada penutupan perdagangan hari ini
di London. Seadrill Ltd memimpin penurunan, jatuh 8,9 persen seiring
jatuhnya harga minyak setelah eksportir minyak mentah terbesar dunia
mengatakan bahwa mereka menjaga investasi dalam proyek-proyek energi.
Saham penambang juga turun, sementara pemberi pinjaman mengalami
penurunan terdalam di antara kelompok industri.
Kekalahan
pada harga komoditas sekali lagi membebani aset berisiko di tengah
kekhawatiran bahwa perlambatan China akan merugikan pertumbuhan global.
Pasca mencapai valuasi termurah dalam sekitar dua tahun pada hari Rabu
lalu, Stoxx 600 berhasil meraih lonjakan dua hari terbesar sejak 2011
pada spekulasi stimulus. Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi
mengisyaratkan langkah-langkah lebih lanjut secepatnya pada bulan Maret.
Di antara saham aktif di berita perusahaan, Kingfisher Plc tenggelam 6,1 persen setelah pengecer home-improvement terbesar Eropa mengatakan bahwa laba jangka pendek akan meleset dari rencana lima tahun untuk meningkatkan keuntungan. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Monday 28 December 2015
Saham Jepang Jatuh Pasca Gain Senin Terkait Turunnya Saham Komoditi
BESTPROFIT
FUTURES MALANG (29/12) – Saham Jepang jatuh,
dengan indeks Topix turun dari kenaikan terbesarnya dalam dua minggu terakhir,
karena saham komoditas memimpin penurunan menyusul pelemahan saham AS.
Indeks Topix turun sebesar 0,3 persen menjadi 1,524.84 pada
09:09 pagi di Tokyo, dengan 26 dari 33 kelompok industri jatuh. Indeks tersebut
mencatat kenaikan terbesar sejak 17 Desember di Senin pada omset terendah dalam
setahun. Indeks Nikkei 225 Stock Average kehilangan 0,3 persen menjadi
18,824.74. Yen diperdagangkan sedikit berubah pada 120,35 per dolar setelah
jatuh untuk pertama kalinya dalam lima hari kemarin.
Indeks berjangka Standard & Poor 500 tidak berubah.
Indeks tersebut turun 0,2 persen pada hari Senin setelah melanjutkan
perdagangan pasca liburan Natal. Perusahaan energi kembali menjalankan peran
mereka yang dikenal sebagai pemain terburuk pasar, sementara gain pada
Amazon.com Inc dan Walt Disney Co membantu menghentikan penurunan.
Minyak memimpin penurunan di antara komoditas Senin,
merosot 3,4 persen dari tiga minggu tertingginya terkait Iran yang mengulangi
tujuannya untuk meningkatkan ekspor setelah sanksi terhadap negara itu dicabut.
Penurunan laba industri China juga menekan sentimen terhadap bahan baku.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Tuesday 13 October 2015
DYNAMIC DUO PERDAGANGAN BERJANGKA
Dalam industri Perdagangan Berjangka
Komoditi (PBK) dikenal istilah bilateral dan multilateral. Ala
bilateral (OTC, Over The Counter atau transaksi di luar bursa)
dikenal adanya Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Sementara ala
multilateral, kegiatannya berplatform exchange, berbentuk bursa.
Dalam ranah ekonomi, pasar adalah pertemuan antara supply dan demand.
Dalam definisi ekonomi, pasar tak harus berupa tempat fisik (eq. :
pasar senen, pasar minggu, dlsb.), namun lebih merupakan ajang
transaksional dimana ada “barang dan harga” yang disepakati oleh
penjual/pembeli. Dalam sejarah ekonomi, pasar ditrigger oleh
transaksi ala barter yang faktanya bilateral. Tanpa bilateral,
transaksi multilateral takkan hadir di bumi ini. Begitulah proses
evolusi terbentuknya pasar.
Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun
2011, yang merupakan hasil amandemen UU Nomor 32 tahun 1997 tentang
Perdagangan Berjangka Komoditi mengatur perihal legalitas jenis
instrumen yang boleh diperdagangkan dalam industri. Dalam UU
tersebut, baik transaksi ala bilateral maupun multilateral adalah
sesuatu yang halal legal. Tak ada sesuatu yang dilematis antara
transaksi bilateral dengan multilateral. Keduanya berperan besar
dalam memperbesar total kue industri PBK domestik. Jika ada yang
bersikap normatif dengan menilai keduanya adalah kontradiktif, maka
praktek transaksi ala OTC yang juga berlangsung dalam pasar efek
obligasi bahkan valas seharusnya juga disikapi pesimis dengan
mempertentangkan bilateral versus multilateral. Itu adalah sesuatu
yang absurd, obsolete, dan irelevan dalam konteks pengembangan pasar
secara khusus dan pembangunan ekonomi secara umum. Opini dan sikap
pengamat yang selalu mempertentangkan bilateral versus multilateral
inilah yang membuat potensi industri PBK di tanah air sulit
terealisir.
Dalam suatu event edukasi di Bursa
Berjangka Jakarta (Jakarta Future Exchange-JFX), tegas dinyatakan
bahwa transaksi multilateral merupakan sesuatu yang mirip dengan
transaksi bilateral, hanya saja berbeda dalam platform sistem dan
penyelenggaraannya. Yang berarti, antara kedua jenis transaksi ini,
perbedaannya lebih mengarah pada sesuatu yang bersifat operasional di
tingkat lapangan, bukan sesuatu yang harus disikapi penuh kontradiksi
di level normatif konstitusional. Memang dalam upaya pialang saat di
lapangan, prinsip KYC (know your customers) adalah sesuatu yang
necessary, yang membutuhkan
tingkat pengetahuan tertentu perihal kesesuaian antara risiko dari
produk investasi yang ditawarkan, serta profil nasabah yang ditawari
(yang berinvestasi).
Tak
bisa dipungkiri bahwa dalam perjalanan sejarah transaksi ala
bilateral, ada banyak muncul kasus. Namun hal itu tak berarti bahwa
transaksi multilateral jadi bebas kasus. Ranah PBK sedang menjalani
proses evolusi yang wajar dalam hal praktek pelaku di lapangan maupun
aspek konstitusionalnya. De facto dan de jure, transaksi bilateral
dan multilateral adalah dynamic duo yang membangun PBK.
Oleh
: Tumpal Sihombing
Chief
Research Officer
Bestprofit
Futures
Tuesday 15 September 2015
Komoditi Perkebunan Laku Keras Tapi Ekspor Timah Nyaris Anjlok Hingga 100%
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Badan Pusat Statistik (BPS) telah
melaporkan kemarin (15/9) bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia
tercatat sebesar US$ 433,8 juta pada Agustus 2015 lalu atau turun jika
dibandingkan dengan perolehan yang tercatat di bulan sebelumnya yaitu
sebesar US$ 1,33 miliar. Angka tersebut merupakan selisih lebih antara
ekspor dan impor, yang masing-masing membukukan nilai masing-masing
sebesar US$ 12,7 miliar dan US$ 12,27 miliar. Secara rinci
kinerja ekspor pada bulan lalu tercatat meningkat 10,79 persen (mom),
sementara impor tumbuh lebih tinggi, yakni mencapai 21,69 persen (mom).
Ekspor nonmigas Agustus 2015 mencapai
US$11,17 miliar, naik 11,23 persen dibanding Juli 2015, sedangkan
dibanding ekspor Agustus 2014 turun 5,99 persen. Peningkatan terbesar
ekspor nonmigas Agustus 2015 terhadap Juli 2015 terjadi pada
perhiasan/permata sebesar US$237,1 juta (121,75 persen), sedangkan
penurunan terbesar terjadi pada timah sebesar US$103,8 juta (99,96
persen). Sedangkan jika menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri
pengolahan periode Januari-Agustus 2015 turun 7,36 persen dibanding
periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun
9,15 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian naik 1,77 persen.
Jika kriteria ekspor non migas
dipersempit dalam kriteria HS 2 digit maka nilai ekspor komoditi lainnya
yang juga bukukan peningkatan antara lain kendaraan dan bagiannya
meningkat US$ 147,8 juta atau naik 41,04 persen, mesin dan pesawat
mekanik meningkat US$ 146,3 juta atau naik 37,26 persen. Lalu kopi, teh,
dan rempah-rempah juga meningkat US$ 49 juta atau naik 49,06 persen,
serta karet dan barang dari karet bukukan peningkatan terkecil hanya
sebesar US$ 81,7 juta atau naik 16,75 persen. Sedangkan komoditi HS 2
digit yang mencatat penurunan terbesar adalah ekspor timah yang pada
bulan lalu mencatat penurunan sebesar -US$ 103,8 juta atau turun
-99,96 persen.
Tajamnya penurunan ekspor timah pada
bulan lalu tidak lepas dari intervensi yang dilakukan pemerintah. Pasca
penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 33 Tahun 2015
tentang perubahan Permendag No. 44/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah,
volume perdagangan ekspor timah batangan Indonesia naik pesat. Dengan
revisi Permendag tersebut, maka para eksportir timah diwajibkan memiliki
sertifikat CnC yang bertujuan untuk menjamin ketelusuran asal barang.
Maksudnya ialah asal usul bijih timah yang digunakan untuk bahan baku
timah murni batangan harus CnC, sedangkan untuk timah solder dan barang
lainnya dari timah harus dilengkapi bukti pembelian bahan baku tumah
murni batangan dari bursa timah.
Perlu diketahui, sebelum peraturan ini
resmi diberlakukan, volume ekspor timah pada Mei 2015 lalu misalnya
menunjukkan bahwa volume transaksi perdagangan timah di Bursa Komoditas
dan Derivatif Indonesia (BKDI) berhasil mencapai 6.395 ton, atau
melonjak 35,3% ketimbang April 2015 sebesar 4.725 ton. Lonjakan ekspor
timah pada bulan-bulan lalu disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang
memanfaatkan waktu tersisa sebelum efektifnya Permendag Nomor 33/2015.
Sumber : Vibiznews
Monday 13 October 2014
Spekulasi Kenaikan Pasokan, Tekan WTI Perpanjang Penurunan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Minyak mentah WTI (West Texas
Intermediate) memperpanjang penurunannya dari level harga terendahnya
dalam 22 bulan terakhir terkait spekulasi kenaikan pasokan minyak mentah
di AS memperbesar pasokan minyak global yang menyebabkan harga memasuki
situasi pasar bearish.
Kemarin kontrak berjangka minyak turun 1.1% di New York setelah turun sebanyak 4 kali dalam 5 hari terakhir. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik 2.5 juta barel menjadi 364.2 juta, kenaikan tajam dalam 2 bulan terakhir, menurut survei Bloomberg menjelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) pada 16 Oktober lalu. Sementara kemarin Brent di London turun ke level terendahnya dalam hampir 4 tahun terakhir.
Kontrak berjangka yang mayoritas diperdgangkan di dunia telah memasuki situasi pasar yang bearish setelah pasokan minyak mendorong output AS dan kenaikan pasokan dari Russia dan OPEC ditengah tanda-tanda melemahnya permintaan global. Produsen minyak terbesar di OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menagggapinya dengan penurunan harga, sehingga memicu spekulasi bahwa mereka akan berkompetisi untuk pasar saham daripada pemangkasan pasokan.
WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 91 sen ke level $84.83 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $84.93 pukul 10:18 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak turun 8 sen ke level $85.74, level penutupan terendah sejak Desember 2012 lalu. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 1% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami penurunan sebesar 13.8% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelsaian November turun $1.32, atau 1.5% ke level $88.89 per barel pada Bursa ICE Futures Europe, London, level terendah sejak Desember 2010 lalu. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.15 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Kemarin kontrak berjangka minyak turun 1.1% di New York setelah turun sebanyak 4 kali dalam 5 hari terakhir. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik 2.5 juta barel menjadi 364.2 juta, kenaikan tajam dalam 2 bulan terakhir, menurut survei Bloomberg menjelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) pada 16 Oktober lalu. Sementara kemarin Brent di London turun ke level terendahnya dalam hampir 4 tahun terakhir.
Kontrak berjangka yang mayoritas diperdgangkan di dunia telah memasuki situasi pasar yang bearish setelah pasokan minyak mendorong output AS dan kenaikan pasokan dari Russia dan OPEC ditengah tanda-tanda melemahnya permintaan global. Produsen minyak terbesar di OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menagggapinya dengan penurunan harga, sehingga memicu spekulasi bahwa mereka akan berkompetisi untuk pasar saham daripada pemangkasan pasokan.
WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 91 sen ke level $84.83 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $84.93 pukul 10:18 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak turun 8 sen ke level $85.74, level penutupan terendah sejak Desember 2012 lalu. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 1% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami penurunan sebesar 13.8% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelsaian November turun $1.32, atau 1.5% ke level $88.89 per barel pada Bursa ICE Futures Europe, London, level terendah sejak Desember 2010 lalu. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.15 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Pelemahan Dolar Angkat Harga Emas; Data China Q3 Meningkat
BESTPROFIT FUTURES (14/10) - Emas
naik pada Senin karena dolar jatuh terkait ketidakpastian tentang
pertumbuhan ekonomi global, sementara prospek stimulus lebih ekonomis
dari China meningkatkan daya tarik investasi bullion.
Logam
kuning membukukan kenaikan kelima dalam enam sesi terakhir pasca indeks
dolar jatuh di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan
kekhawatiran Federal Reserve AS yang mungkin menunggu lebih lama untuk
menaikkan suku bunga. Pekan lalu, greenback catat kerugian mingguan
dalam enam bulan terakhir.
Sementara
itu, yang mendasari kenaikan emas di dorong oleh rilis data ekonomi
China untuk kuartal ketiga yang menunjukkan ekonomi kemungkinan tumbuh
dengan kecepatan yang terlemah dalam lebih dari lima tahun terakhir.
Investor berspekulasi Beijing mungkin akan mengeluarkan langkah-langkah
stimulus lebih lanjut. Emas mendapat dorongan dari rebound yang kuat
dalam impor komoditas China industri pada bulan September lalu.
Spot
emas naik sebesar 0, 7 persen ke level $ 1,231.50 per ons pukul 2:58
waktu New York pasca mencapai level $1,237.30, tertinggi dalam hampir
empat pekan terakhir.
Pekan lalu, emas mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam empat bulan terakhir, naik 2,7 persen.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember di COMEX AS menetap di level $1.230
per ons, naik $8,30 omset lebih ringan dari biasanya, data Reuters awal
menunjukkan.
Sumber: Reuters
Sunday 12 October 2014
Harga Minyak Mentah WTI Semakin Lemah, Prospek Ekonomi Global Terindikasi Lesu
BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/10) - Harga minyak mentah WTI di bursa Nymex
pada penutupan perdagangan pekan lalu, 6-10 Oktober 2014, terpantau
ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di bursa
Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh ekspektasi demand global
dan pasar domestik Amerika Serikat yang terindikasi lesu.
Pergerakan harga minyak mentah WTI di
Nymex pada pekan lalu terpantau berada dalam trend bearish kuat. Dari
total 5 hari perdagangan perdagangan pekan lalu, harga emas melemah
hingga dalam 3 hari perdagangan. Adapun trend pelemahan tersebut dipicu
oleh sentimen sisi demand, sementara 2 hari perdagangan yang ditutup
menguat lebih didasari oleh dorongan teknikal dibandingkan fundamental.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu
di bursa Nymex, pergerakan harga minyak mentah WTI diawali dengan
penguatan. Nilai Dollar Amerika Serikat yang sedang jatuh saat itu,
membuat aksi beli para investor terdorong menguat seiring relatif
bertambah murahnya harga minyak mentah WTI di Nymex. Selain dorongan
nilai Dollar tersebut, pergerakan juga cukup tersupport oleh dorongan
teknikal yang telah jenuh melemah atau dalam posisi oversold.
Namun, pergerakan harga minyak mentah WTI
yang dapat ditutup menguat di hari perdagangan pertama pekan lalu
tersebut langsung tertutup faktor fundamental kuat di hari kedua
perdagangan. Rilis data EIA terkait prospek demand minyak mentah dunia
dan rilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF, membuat harga
minyak mentah WTI jatuh di Nymex. adapun kedua lembaga tersebut pada
Selasa pekan lalu merilis pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi
menurun dari 3,4% ke 3,3% oleh IMF dan demand global yang diperkirakan
turun dari 91,55 juta barrel ke 91,47 juta barrel oleh EIA.
Memasuki hari ke-3 perdagangan pekan
lalu, pergerakan harga emas pun kian memburuk setelha EIA kembali
memberikan sentimen negatif kuat di rilis data persediaan minyak mentah
dan bensin mingguan. Data persediaan minyak mentah dan bensin yang
dilaporkan naik oleh EIA masing-masing di level 5,02 juta dan 1,18 juta
barrel serempak memberikan sentimen negatif sisi supply dan demand dari
pasar domestik Amerika Serikat. Dampak dari data tersebut dan rilis data
hari sebelumnya, harga emas pun terus tergerus pada hari ke-3 dan ke-4
pekan lalu.
Meskipun cukup tertekan kuat secara
fundamental pada pekan lalu, harga minyak mentah WTI dapat ditutup
menguat pada perdagangan akhir pekan. Dorongan teknikal yang kembali
jenuh pasca melemah dalam 3 hari perdagangan beruntun menjadi landasan
penguatan harga minyak mentah WTI di hari terakhir perdagangan. Walaupun
demikia penguatan tersebut tidak dapat menutup pelemahan kuat di 3 hari
perdagangan sebelumnya sehingga harga minyak mentah WTI tetap ditutup
melemah dalam sepekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di
bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah
signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk
kontrak November 2014 ditutup turun hingga 4,37% ke tingkat harga
$85,82/ barrel atau melemah $3,92/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah
brent di Nymex, harga minyak mentah brent juga ditutup melemah
signifikan pekan lalu. Harga minyak mentah brent berjangka Nymex untuk
kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 2,48% ke tingkat harga
$90,58/barrel atau melemah $2,30/barrel.
Analyst Vibiz Research memprediksi harga
minyak mentah masih akan cenderung tertekan pada perdagangan pekan ini.
Hal tersebut dilandasi oleh estimasi buruknya data-data perekonomian
global pada pekan ini yang dapat semakin melemahkan ekspektasi demand
terhadap minyak mentah dunia. Terkait pergerakan harga pekan ini, range
normal diprediksi akan berada di kisaran $78-$95 pada minyak mentah WTI
dan $84-$97 pada minyak mentah brent.
Sumber : Vibiznews
Tuesday 7 October 2014
Pasokan Naik, WTI Perpanjang Penurunan Dari Level 17 Bln Terendah
BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Minyak mentah WTI (West Texas
Intermediate) perpanjang penurunan dari level harga terendahnya dalam
lebih dari 17 bulan terakhir menjelang rilis laporan yang diperkirakan
menunjukkan pasokan minyak mentah di AS naik. Sementara Brent turun di
London.
Kontrak berjangka minyak mentah turun sebesar 0.5% di New York, turun pada hari ke-2. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan naik 2 juta barel, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) hari ini. Sementara di EIA, Departemen Statistik Energi, menurunkan perkiraan harga pada laporan bulanannya yang dirilis kemarin, mengingat kenaikan output dan berkurangnya permintaan.
WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 42 sen ke level $88.43 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $88.55 pukul 11:42 pagi waktu Sydney.
Kemarin kontrak berjangka minyak turun $1.49 ke level $88.85, level penutupan harga terendah sejak April 2013 silam. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 45% dibawah 100 hari rata-rata. Sepanjang tahun 2014 ini harga mengalami penurunan 10%.
Brent untuk penyelesaian November tergelincir sebesar 33 sen atau 0.4% ke level $91.78 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut diperdagangkan lebih tinggi sebesar $3.25 dari WTI, dibanding kemarin $3.26. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Kontrak berjangka minyak mentah turun sebesar 0.5% di New York, turun pada hari ke-2. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan naik 2 juta barel, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) hari ini. Sementara di EIA, Departemen Statistik Energi, menurunkan perkiraan harga pada laporan bulanannya yang dirilis kemarin, mengingat kenaikan output dan berkurangnya permintaan.
WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 42 sen ke level $88.43 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $88.55 pukul 11:42 pagi waktu Sydney.
Kemarin kontrak berjangka minyak turun $1.49 ke level $88.85, level penutupan harga terendah sejak April 2013 silam. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 45% dibawah 100 hari rata-rata. Sepanjang tahun 2014 ini harga mengalami penurunan 10%.
Brent untuk penyelesaian November tergelincir sebesar 33 sen atau 0.4% ke level $91.78 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut diperdagangkan lebih tinggi sebesar $3.25 dari WTI, dibanding kemarin $3.26. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Monday 6 October 2014
WTI Bertahan Di atas $ 90 per Barel
BESTPROFIT FUTURES (7/10) - West
Texas Intermediate bertahan di atas $ 90 per barel untuk hari kedua
jelang rilis data pasokan yang akan memberikan sinyal penguatan
permintaan bahan bakar di AS, konsumen minyak terbesar di dunia.
Minyak
berjangka sedikit berubah di New York setelah menguat 0,7% kemarin,
terbesar sejak September 29. Cadangan hasil penyulingan dan bensin
diprediksi menyusut pada minggu lalu sementara persediaan minyak mentah
diperluas, menurut survei Bloomberg News sebelum
laporan dari Energy Information Administration (EIA) besok. WTI
mengalami rebound kemarin setelah meluncur di bawah $ 89 untuk kedua
kalinya sejak April 2013 terhadap tanda-tanda output pertumbuhan global
melampaui permintaan.
WTI
untuk pengiriman November berada di level $ 90,36 per barel di
perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange, naik 2 sen, pada
pukul 10:19 pagi waktu Sydney. Kontrak tersebut naik 60 sen kemarin ke
level $ 90,34. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar
71% di bawah rata-rata 100 hari.
Brent
untuk pengiriman November naik 48 sen, atau 0,5%, ke level $ 92,79 per
barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin, kenaikan untuk
pertama kalinya dalam lima hari. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri
sesi di level $ 2,45 lebih besar dari WTI.(frk)
Sumber : Bloomberg
Sunday 5 October 2014
Harga Minyak Mentah WTI Anjlok Ke Level Terendah 27 Bulan di Nymex
Harga minyak mentah WTI di bursa NYmex
pada penutupan perdagangan pekan lalu, 29 September-3 Oktober 2014,
terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI
di bursa Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran akan
lemahnya demand global dan pergerakan nilai Dollar Amerika Serikat.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada
perdagangan pekan lalu terpantau lebih didominasi oleh trend pergerakan
melemah di bursa Nymex. Dari total 5 hari perdagangan pekan lalu, harga
minyak mentah WTI ditutup 3 kali mengalami pelemahan dengan puncak
pergerakan melemah pada perdagangan Jumat 3 Oktober 2014. Dampak dari
pergerakan yang cenderung melemah tersebut, harga minyak mentah WTI
anjlok hingga level terendah 27 bulan.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu,
pergerakan harga minyak mentah WTI terlihat masih cukup dipengaruhi
sentimen positif kuat dari data GDP kuartal 2 AS yang positif.
Ekspektasi demand pasar domestik Amerika Serikat yang terangkat sentimen
data tersebut, membuat harga minyak mentah WTI masih cukup leluasa
untuk bergerak menguat. Bahkan pergerakan pun semakin menguat akibat
rilis data personal income yang naik dari 0,2% ke 0,5% dan personal
spending yang naik dari 0,0% ke 0,5%. Dampak dari ekspektasi demand yang
membaik tersebut, harga minyak mentah pun terangkat menguat.
Namun, pergerakan menguat di hari
perdagangan pada minyak mentah WTI tidak dapat kokoh untuk menjadi
sentimen positif berkelanjutan pada pergerakan pekan lalu. Memasuki hari
ke-2 dan ke-3 perdagangan pekan lalu, ekspektasi demand justru berbalik
ke arah yang cenderung negatif. dimulai dengan adanya kekhawatiran
penyebaran virus ebola yang berpotensi mengurangi permintaan global,
pelemahan diperkuat dengan jatuhnya data manufaktur Amerika Serikat dari
level 59 ke 56,6. Dampak dari hal tersebut, harga minyak mentah WTI pun
menjadi lesu. Bahkan data EIA yang memberikan sentimen positif pada
pertengahan pekan lalu dengan menunjukan penurunan persediaan minyak
mentah dan bensin Amerika Serikat masing-masing 1,4juta dan 1,8 juta
barrel pun tidak mampu mengangkat harga minyak mentah WTI untuk menguat.
Meskipun demikian, dampak data EIA dan
pekerja AS yang positif sempat memberikan dorongan penguatan jelang
perdagangan akhir pekan. Data EIA yang memberikan sentimen positif
akhirnya mulai cukup memengaruhi pergerakan harga pasca sentimen positif
juga terangkat oleh data initial jobless claims Amerika Serikat yang
positif. Data initial jobless claims AS yang membaik dari level 295.000
ke level 287.000 cukup mengangkat ekspektasi demand sehingga harga
minyak mentah WTI pun dapat bergerak menguat.
Memasuki perdagangan terakhir pekan lalu,
akhirnya pergerakan harga minyak mentah WTI mencapai pergerakan puncak
dalam sepekan. Membaiknya data-data pekerja Amerika Serikat terpantau
menjadi penyebab tidak langsung terhadap anjloknya harga minyak mentah
WTI pada perdagangan hari tersebut. Adapun pelemahan harga minyak mentah
WTI pada perdagangan Jumat lalu dilandasi oleh melambungnya nilai
Dollar AS pasca rilis data tersebut yang membuat harga minyak mentah WTI
menjadi relatif bertambah mahal bagi para investor asing sehingga
pembelian pun lesu. Dampak dari aksi beli yang lesu tersebut, harga
minyak mentah pun anjlok di akhir pekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di
bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah
signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November
2014 ditutup turun hingga 4,06% ke tingkat harga $89,74/barrel atau
melemah $3,80/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan
minyak mentah brent di Nymex, harga minyak mentah bren juga ditutup
melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyka mentah brent berjangka
Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 4,87% ke tingkat
harga $92,88/barrel atau melemah $4,75/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi
harga minyak mentah WTI berpotensi untuk mengalami penguatan pada pekan
ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli yang diperkirakan
cukup kuat pasca pergerakan harga yang telah anjlok hingga ke level 27
bulan terendah pada pekan lalu. Namun, pergerakan harga juga masih akan
sangat dipengaruhi oleh rilis data EIA. Terkait pergerakan harga, range
normal diprediksi akan berada di kisaran $86-$96 pada minyak mentah WTI
dan $90-$100 pada brent.
Sumber : Vibiznews
Tuesday 30 September 2014
Harga Kopi Arabika Terus Menguat, Sentimen Positif Cukup Kokoh
Harga kopi arabika di bursa ICE Futures
US pada penutupan perdagangan Selasa 30 September 2014 terpantau ditutup
menguat signifikan. Penguatan signifikan pada harga kopi di bursa ICE
Futures US dipicu oleh ekspektasi akan penurunan output Brasil untuk
panen periode ini.
Kondisi cuaca Brasil yang buruk pada
tahun ini, masih menjadi sentimen positif kuat pada pergerakan harga
kopi arabika. Cuaca di Brasil yang sempat mengalami suhu panas dan
kering di awal tahun, dianggap berpotensi kuat untuk menjadi gangguan
kuat terhadap panen kopi Brasil. Dampak dari hal tersebut, harga kopi
arabika pun terangkat dari sentimen sisi supply.
Walaupun ekspektasi akan terjadinya
gangguan terhadap perkebunan kopi di Brasil cukup potensial, namun
sejauh ini ketidakjelasan pada tingkatan output Brasil masih kerap
menjadi faktor yang memicu fluktuasi signifikan harga kopi Arabika.
Meskipun demikian, sepanjang kuartal 3 tahun ini harga kopi berhasil
naik hingga 11,8%.
Pada penutupan perdagangan kopi arabika
di bursa ICE Futures US, harga kopi arabika terpantau ditutup menguat
signifikan. Harga kopi arabika berjangka ICE Futures US untuk kontrak
Desember 2014 ditutup naik 1,10% ke tingkat harga #193,35/ton atau
menguat $2,10/ton.
Sementara pada perdagangan kopi robusta
di bursa LIFFE, harga kopi robusta juga ditutup menguat signifikan.
Harga kopi robusta berjangka LIFFE utnuk kontrak November 2014 ditutup
naik hingga 1,48% ke tingkat harga $1.992/ton atau menguat $29/ton.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi
harga kopi arabika masih akan cenderung berada dalam trend positif. Hal
tersebut dilandasi oleh ekspektasi yang cukup tinggi terhadap gangguan
tanaman kopi Brasil yang dapat mengurangi output Brasil secara
signifikan. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan
berada di kisaran $180-$205 pada arabika dan $1.985-$2025 pada robusta.
Sumber : Vibiznews
Emas & Perak Jatuh Kelevel 8 Bulan Terendahnya Sejak 2010
BESTPROFIT FUTURES (1/10) - Emas
berjangka jatuh ke level terendahnya sejak Januari lalu seiring prospek
tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi dan menguatnya dolar untuk
memangkas permintaan logam mulia terkait lindung nilai terhadap inflasi.
Sementara perak turun ke level 4 tahun terendahnya.
Bullion
yang rally pada semester pertama tahun ini di tengah meningkatnya
ketegangan di Ukraina dan Timur Tengah, membukukan penurunan pada
kuartalan pertama tahun 2014. Perak anjlok sebesar 12 persen bulan ini,
yang merupakan penurunan terbesarnya sejak April 2013 lalu, seiring
kedua logam melemah.
Emas
berjangka untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 0,6 persen
bertahan di level $ 1,211.60 per ons di Comex New York pada pukul 1:43
waktu New York setelah sebelumnya menyentuh level $ 1,204.30, merupakan
level terendahnya sejak 2 Januari lalu. Emas merosot sebesar 8,4 persen
pada kuartal ini. (knc)
Sumber : Bloomberg
Monday 29 September 2014
WTI & Brent Menuju Penurunan Kuartalan
BESTPROFIT FUTURES (30/9) - Minyak
mentah West Texas Intermediate dan Brent menuju penurunan kuartalan
terbesar dalam lebih dari dua tahun di tengah spekulasi bahwa kenaikan
produksi minyak mentah akan menyangga pasar dari potensi gangguan
pasokan dari Timur Tengah.
Minyak
berjangka turun sebanyak 0,6 % di New York dan turun 11 % dari awal
Juli. Amerika Serikat dan sekutu Eropa dan Arab telah melakukan ribuan
misi penerbangan sejak memulai kampanye pemboman untuk melawan Negara
Islam di Suriah dan Irak (ISIS), produsen terbesar kedua OPEC. Stok
minyak mentah AS mungkin menguat sebesar 1,5 juta barel pekan lalu,
sebuah survei Bloomberg News menunjukkan sebelum laporan Administrasi
Informasi Energi (EIA) besok.
WTI
untuk pengiriman November turun sebanyak 57 sen menjadi $ 94 per barel
dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada
di level $ 94,27 pada pukul 8:41 pagi waktu Singapura. Kontrak naik $
1,03 ke $ 94,57 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan
adalah sekitar 44 % di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah mengalami
penurunan 4,2 % dalam tahun ini.
Brent
untuk pengiriman November turun sebanyak 21 sen, atau 0,2 %, ke level $
96,99 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange. Harga turun 14 %
dalam kuartal ini, terbesar sejak Juni 2012. Minyak mentah acuan Eropa
diperdagangkan $ 2,86 lebih besar dari WTI. Spread ditutup di level $ 2,63 kemarin, yang merupakan spread tersempit sejak 9 Agustus.(frk)
Sumber : Bloomberg
Wednesday 24 September 2014
Harga Minyak Mentah WTI Melejit Naik Akibat Rentetan Sentimen Positif
Harga minyak mentah WTI di bursa Nymex
pada penutupan perdagangan Rabu 24 September 2014 terpantau ditutup
menguat signifikan dini hari tadi. Penguatan harga minyak mentah WTI di
bursa Nymex dipicu oleh sentimen positif kuat dari data EIA dan
perekonomian Amerika Serikat.
Rilis data EIA yang memberika sentimen
positif kuat terpantau memicu harga minyak mentah WTI di bursa Nymex
ditutup melejit dini hari tadi. Data EIA yang melaporkan penurunan
persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat, searah memberika
sentimen positif baik dari sisi supply maupun demand. Adapaun terkait
rilis data, persediaan minyak Amerika Serikat dilaporkan turun 4,3 juta
barrel sementara bensin turun 414.000 barrel.
Selain sentimen positif data EIA,
pergerakan harga minyak mentah WTI juga turut tersupport oleh data
penjualan rumah baru Amerika Serikat. Data penjualan rumah baru Amerika
Serikat yang dilaporkan naik dari 427.000 ke 504.000 memicu peningkatan
ekspektasi demand Amerika Serikat yang turut memberi sentimen positif
kuat sehingga harga minyak mentah WTI kokoh menguat.
Pada penutupan perdagangan minyak mentah
WTI di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup menguat
signifikan dini hari tadi. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk
kontrak November 2014 ditutup naik hingga 1,35% ke tingkat harga
$92,80/barrel atau menguat $1,24/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan
minyak mentah Brent di Nymex, harga minyak mentah brent juga ditutup
menguat dini hari tadi meskipun tergolong tipis. Harga minyak mentah
brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup naik 0,04% ke
tingkat harga $97,62/barrel atau menguat $0,04/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi
harga minyak mentah WTI akan cenderung bergerak melemah pada perdagangan
hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh potensi sentimen engatif
kuat dari ekspektasi akan anjloknya data durable goods orders Amerika
Serikat yang akan rilis hari ini. Terkait pergerakan harga, range normal
diprediksi akan berada di kisaran $90-$94,75 pada minyak mentah WTI dan
$95,5-$99 pada minyak mentah brent.
Sumber : Vibiznews
Tuesday 23 September 2014
Stok Minyak AS Menurun, Minyak Mentah WTI Tetap Kuat
Harga minyak mentah pada perdagangan
hari ini (24/9) masih menunjukkan kekuatannya, khususnya harga minyak
mentah berjangka AS yang bertahan di atas $ 91 per barel melanjutkan
kenaikan yang moderat dari sesi sebelumnya. Minyak mentah WTI ini tetap
menguat pasca laporan stok minyak mentah AS yang dilaporkan American
Petroleum Institute menunjukkan penurunan.
Laporan dari kelompok industri tersebut
menunjukkan stok minyak mentah AS pekan lalu menurun, persediaan minyak
mentah AS turun 6,5 juta barel dalam sepekan sampai 19 September
menjadi 355,9 juta barel, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi
untuk kenaikan 400.000 barel.
Rilis data persediaan minyak tersebut
menjadikan harga minyak mentah berjangka AS untuk kontrak pengiriman
bulan November naik 2 sen menjadi $ 91,58 per barel mengikuti kenaikan
perdagangan sebelumnya untuk pertama kalinya dalam lima sesi yang
menurun.
Demikian juga dengan harga minyak mentah jenis Brent tidak berubah
pada $ 96,85 per barel, yang dipengaruhi produksi minyak Libya telah
kembali pulih hingga 800.000 barel per hari setelah ladang minyak El
Sharara memulai kembali produksinya yang akan menambah tingginya pasokan
global yang terus meningkat .
Pergerakan harga minyak mentah
selanjutnya, menurut analyst Vibiz Research Center spot minyak masih
bergerak moderat, dan secara teknikal spot minyak sedang menuju garis
tengah bolinger dan berpotensi menembus level resistance kuatnya pada
kisaran $ 91,65 – $ 91,87 yang juga didukung laporan U.S. Department of
Energy’s Energy Information Administration yang diperkirakan sama
dengan laporan API.
Sumber : Vibiznews
Sunday 7 September 2014
Indeks Saham Asia Stagnan Jelang Rilis Laporan Perdagangan China
BESTPROFIT FUTURES (8/9) - Indeks
saham Asia bergerak mendatar pasca mengalami reli pekan lalu di tengah
liburan di seluruh wilayah, karena investor menunggu data perdagangan
China. Saham perusahaan telekomunikasi meningkat, sementara saham
kesehatan tergelincir.
Indeks
MSCI Asia Pacific turun kurang dari 0,1 persen ke level 148,41 pukul
09:13 di Tokyo. Indeks naik sebesar 0,4 persen pekan lalu, menyentuh
level tertingginya dalam satu bulan terakhir pada 3 September kemarin,
terkait dengan laporan yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat di
sektor industri jasa China dan manufaktur AS. Indeks Standard & Poor
500 ditutup menguat di level tertinggi sepanjang masanya pekan lalu
bahkan setelah laporan yang menunjukkan pertumbuhan payrolls paling
lambat tahun ini.
Indeks
Topix Jepang naik sebesar 0,4 persen. Ekonomi Jepang menyusut sebesar
1,8 persen pada kuartal kedua, menurut pembacaan akhir hari ini. Sesuai
dengan perkiraan ekonom dan dibandingkan dengan perkiraan awal sebesar
1,7 persen penurunan.
Indeks
Australia S&P/ASX 200 mendatar dan Indeks NZX 50 Selandia Baru
tergelincir sebesar 0,1 persen. Pasar finansial Hong Kong belum dibuka
ketika berita ini diturunkan, sedangkan Pasar finansial di China, Korea
Selatan dan Taiwan ditutup untuk liburan.
Ekspor
China meningkat sebesar 9 persen pada bulan Agustus dari tahun
sebelumnya, sementara impor naik sebesar 3 persen, menurut survei
Bloomberg terhadap para ekonom sebelum data dirilis hari ini. (izr)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)