Sunday 5 October 2014

Harga Minyak Mentah WTI Anjlok Ke Level Terendah 27 Bulan di Nymex

Harga minyak mentah WTI di bursa NYmex pada penutupan perdagangan pekan lalu, 29 September-3 Oktober 2014, terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di bursa Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran akan lemahnya demand global dan pergerakan nilai Dollar Amerika Serikat.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada perdagangan pekan lalu terpantau lebih didominasi oleh trend pergerakan melemah di bursa Nymex. Dari total 5 hari perdagangan pekan lalu, harga minyak mentah WTI ditutup 3 kali mengalami pelemahan dengan puncak pergerakan melemah pada perdagangan Jumat 3 Oktober 2014. Dampak dari pergerakan yang cenderung melemah tersebut, harga minyak mentah WTI anjlok hingga level terendah 27 bulan.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu, pergerakan harga minyak mentah WTI terlihat masih cukup dipengaruhi sentimen positif kuat dari data GDP kuartal 2 AS yang positif. Ekspektasi demand pasar domestik Amerika Serikat yang terangkat sentimen data tersebut, membuat harga minyak mentah WTI masih cukup leluasa untuk bergerak menguat. Bahkan pergerakan pun semakin menguat akibat rilis data personal income yang naik dari 0,2% ke 0,5% dan personal spending yang naik dari 0,0% ke 0,5%. Dampak dari ekspektasi demand yang membaik tersebut, harga minyak mentah pun terangkat menguat.
Namun, pergerakan menguat di hari perdagangan pada minyak mentah WTI tidak dapat kokoh untuk menjadi sentimen positif berkelanjutan pada pergerakan pekan lalu. Memasuki hari ke-2 dan ke-3 perdagangan pekan lalu, ekspektasi demand justru berbalik ke arah yang cenderung negatif. dimulai dengan adanya kekhawatiran penyebaran virus ebola yang berpotensi mengurangi permintaan global, pelemahan diperkuat dengan jatuhnya data manufaktur Amerika Serikat dari level 59 ke 56,6. Dampak dari hal tersebut, harga minyak mentah WTI pun menjadi lesu. Bahkan data EIA yang memberikan sentimen positif pada pertengahan pekan lalu dengan menunjukan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat masing-masing 1,4juta dan 1,8 juta barrel pun tidak mampu mengangkat harga minyak mentah WTI untuk menguat.
Meskipun demikian, dampak data EIA dan pekerja AS yang positif sempat memberikan dorongan penguatan jelang perdagangan akhir pekan. Data EIA yang memberikan sentimen positif akhirnya mulai cukup memengaruhi pergerakan harga pasca sentimen positif juga terangkat oleh data initial jobless claims Amerika Serikat yang positif. Data initial jobless claims AS yang membaik dari level 295.000 ke level 287.000 cukup mengangkat ekspektasi demand sehingga harga minyak mentah WTI pun dapat bergerak menguat.
Memasuki perdagangan terakhir pekan lalu, akhirnya pergerakan harga minyak mentah WTI mencapai pergerakan puncak dalam sepekan. Membaiknya data-data pekerja Amerika Serikat terpantau menjadi penyebab tidak langsung terhadap anjloknya harga minyak mentah WTI pada perdagangan hari tersebut. Adapun pelemahan harga minyak mentah WTI pada perdagangan Jumat lalu dilandasi oleh melambungnya nilai Dollar AS pasca rilis data tersebut yang membuat harga minyak mentah WTI menjadi relatif bertambah mahal bagi para investor asing sehingga pembelian pun lesu. Dampak dari aksi beli yang lesu tersebut, harga minyak mentah pun anjlok di akhir pekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November 2014 ditutup turun hingga 4,06% ke tingkat harga $89,74/barrel atau melemah $3,80/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan minyak mentah brent di Nymex, harga minyak mentah bren juga ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyka mentah brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 4,87% ke tingkat harga $92,88/barrel atau melemah $4,75/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi harga minyak mentah WTI berpotensi untuk mengalami penguatan pada pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli yang diperkirakan cukup kuat pasca pergerakan harga yang telah anjlok hingga ke level 27 bulan terendah pada pekan lalu. Namun, pergerakan harga juga masih akan sangat dipengaruhi oleh rilis data EIA. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $86-$96 pada minyak mentah WTI dan $90-$100 pada brent.

Sumber : Vibiznews