Showing posts with label Komoditi. Show all posts
Showing posts with label Komoditi. Show all posts

Sunday 31 August 2014

Minyak Mentah WTI Turun Pasca Gain Tertinggi Selama 6 Bulan Terakhir

BESTPROFIT FUTURES (1/9) - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun setelah naik tertinggi sejak Februari lalu seiring produksi minyak mentah OPEC meningkat ke level tertingginya dalam satu tahun terakhir. Brent turun di London.
Kontrak berjangka tergelincir sebesar 0,3 persen di New York setelah naik selama empat hari terakhir sejak 29 Agustus kemarin. Organisasi Negara Pengekspor Minyak menaikkan output dari 891.000 barel menjadi 31 juta barel per hari pada bulan lalu, menurut data yang disurvei oleh Bloomberg terhadap perusahaan minyak, produsen dan para analis. Pasukan Irak memasuki kota Amirli, melanggar pengepungan yang diberlakukan oleh militan Negara Islam yang berlangsung selama lebih dari dua bulan, menurut seorang ulama Syiah-Muslim senior . Pasar AS ditutup karena liburan Hari Buruh pada hari ini.
Minyak WTI untuk pengiriman bulan Oktober turun sebesar 25 sen ke level $ 95,71 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 95,72 pukul 8:40 pagi waktu Seoul. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 14 persen di bawah rata-rata 100 hari. Minyak mentah WTI melemah sebesar 2,3 persen pada bulan Agustus dan merosot sebesar 2,7 persen tahun ini.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan Oktober sebesar 9 sen lebih rendah ke level $ 103,10 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan dengan premi sebesar $ 7,38, dibandingkan WTI sebesar $ 7,23 pada akhir pekan lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg

Thursday 14 August 2014

Harga Minyak Mentah WTI Terjun di Nymex, Demand Global Mengkhawatirkan

Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex pada penutupan perdagangan Kamis 14 Agustus 2014 terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex dipicu oleh indikasi melemahnya demand global serta ekspektasi peningkatan output minyak mentah Amerika Serikat.
Keluarnya beberapa laporan perkiraan GDP di kawasan Eropa serta data pekerja AS yang berada dalam kondisi negatif, menjadi determinan kuat yang menggerus harga minyak mentah di Nymex. Data GDP Jerman dan Uni Eropa yang masing-masing turun dari 2,5% ke 0,8% dan 0,2% ke 0%, mengindikasikan akan adanya pelemahan demand dari pasar Eropa. Sementara data initial jobless claims AS yang kembali meningkat dari 290.000 ke 311.000 juga turut berdampak pada indikasi pelemahan demand dari pasar domestik AS.
Selain faktor dari sentimen sisi demand yang negatif kuat, sentimen sisi supply pun juga turut mendorong harga minyak mentah WTI dan Brent untuk bergerakn melemah. Data persediaan minyak mentah AS yang dinyatakan naik hingga 1.401.000 barrel pada akhir pekan lalu dan prediksi akan terjadinya peningkatan output minyak mentah AS ke level 8,5 juta bpd membuat minyak WTI tertekan dari sisi supply. Diluar produksi AS, harga minyak mentah pun juga terdorong melemah akibat sentimen negatif dari peningkatan output Libia.
Pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2014 di Bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 anjlok 2,06% ke tingkat harga terendah hampir 7 bulan di $95,58/barrel atau melemah $2,01/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah jenis Brent, pergerakan harga yang ditutup dini hari tadi juga menunjukan adanya pelemahan signifikan pada harga minyak mentah Brent. Harga minyak mentah Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 anjlok 2,72% ke tingkat harga $103,16/barrel atau melemah $2,88/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi bergerak menguat terbatas pada hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh jenuhnya indikator teknikal pada pergerakan harga minyak mentah akibat anjloknya harga pada hari Kamis. Namun, penguatan dari indikator teknikal diprediksi akan tertahan oleh faktor fundamental yang dapat membuat penguatan akibat koreksi akan terbatas. Terkait pergerakan harga minyak mentah, range normal diprediksi akan berada di kisaran $93-$98,1 pada WTI dan $101-$107 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

Wednesday 13 August 2014

Emas Diperdagangan Relatif Lebih Tinggi Terhadap WTI

BESTPROFIT FUTURES (14/8) - Emas diperdagangkan pada harga tertinggi relatif terhadap minyak mentah lebih dari empat bulan di tengah kekhawatiran ekonomi global.

Satu ons emas dibeli sebanyak 13,58 barel minyak pada hari ini, tertinggi sejak 18 Maret. Penjualan ritel AS pada bulan Juli merupakan yang paling lemah dalam enam bulan terakhir, sementara output industri di China tiba-tiba melambat, menurut laporan terpisah hari ini. Emas berjangka menguat di New York.

Logam mulia telah naik 9,3 persen dalam tahun ini akibat meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan Ukraina ditambah dengan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong daya tarik haven assets. Sementara itu, West Texas Intermediate tergelincir 0,8 persen. Amerika Serikat pemompa minyak paling banyak dalam 27 tahun terakhir setelah ekspansi di China diredam, mengindikasikan permintaan bahan bakar yang lebih sedikit.

Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,3 persen untuk menetap di $ 1,314.50 per ons pada pukul 1:36 siang di Comex. Pada 8 Agustus, harga emas mencapai $ 1,324.30, level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 18 Juli.

Perdagangan adalah 25 persen di bawah rata-rata 100-hari untuk saat ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Berjangka WTI untuk pengiriman September naik 0,2 persen menjadi $ 97,59 per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya, harga WTI sempat turun sebanyak 0,6 persen menjadi $ 96,75.

Perak berjangka untuk pengiriman September turun 0,3 persen untuk ditutup di level $ 19,845 per ons di Comex.(frk)

Sumber : Bloomberg

Thursday 7 August 2014

Harga Kopi Arabika Anjlok Hingga Hampir 4%, Gain Pekan Lalu Tergerus Signifikan

Harga kopi Arabika di Bursa ICE Futures US pada perdagangan Kamis 7 Agustus 2014 terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga kopi Arabika di Bursa ICE US masih dipicu oleh ketidakjelas tingkatan output kopi Brasil pada periode ini.
Posisi potensi output yang masih cukup jauh dari jelas, kembali memicu fluktuasi harga kopi Arabika di Bursa ICE US. Pergerakan harga kopi Arabika yang pada Rabu lalu ditutup menguat, kini langsung anjlok hingga hampir 4% hingga hampir menutup penguatan harga pekan lalu. Pengurangan harga kopi Arabika pada perdagangan Kamis lalu, juga diduga turut disupport oleh aksi profit taking untuk mengeruk keuntungan dari pekan lalu.
Sebelumnya, harga kopi Arabika telah berada dalam fluktuas signifikan dalam rentang waktu 4 bulan terakhir. Pergerakan harga kopi sempat mencapai level tertinggi pada pertengahan April akibat kekhawatiran akan kerusakan output Brasil. Namun, masih cukup lancarnya pengiriman kopi Brasil, sempat menekan harga kopi untuk melemah meskipun dalam sepekan terakhir kembali menguat akibat prediksi beberapa lembaga.
Pada perdagangan Kamis 7 Agustus 2014 di Bursa ICE US, harga kopi Arabika terpantau ditutup anjlok. Harga kopi Arabika berjangka ICE US untuk kontrak September 2014 turun hingga 3,59% ke tingkat harga $184/ton atau melemah $6,85/ton.
Sementara dari perdagangan di Bursa LIFFE, harga kopi Robusta juga terpantau ditutup melemah signifikan meskipun tidak berada dalam level seperti pergerakan pada kopi Arabika ICE. Harga kopi Robusta berjangka LIFFE untuk kontrak September 2014 turun 1,20% ke tingkat harga $1.908/ton atau melemah $24/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga kopi Arabika akan cenderung untuk kembali menguat pada perdagangan hari ini di ICE US. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli pasca anjloknya harga pada perdagangan Kamis. terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $179-$194 pada Arabika dan $1.940-$2015 pada Robusta.

Sumber : Vibiznews

Wednesday 6 August 2014

Harga Minyak Mentah WTI Tetap Melemah Meski EIA Beri Fundamental Positif

Harga minyak mentah WTI pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2014 di Bursa Nymex terpantau ditutup melemah dini hari tadi. Pelemahan harga minyak mentah WTI dipicu oleh ekspektasi akan adanya tekanan dari penumpukan supply minyak mentah global.
Rilis data EIA terkait persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat yang dilaporkan mengalami penurunan, terpantau belum berhasil untuk mengangkat harga minyak mentah WTI. Data persediaan EIA yang melaporkan adanya penurunan 1,8 juta barrel pada minyak mentah AS dan penurunan sebesar 4,4 juta barrel pada bensin, masih tertutup akibat potensi lonjakan supply global.
Sebelumnya, harga minyak mentah WTI telah berada dalam tekanan kuat akibat demand yang terindikasi lemah. Namun, indikasi perbaikan demand dari data EIA Rabu lalu yang menunjukan pengurangan persediaan bensin masih belum mampu mengangkat harga minyak mentah WTI di Nymex.
Sementara pada pergerakan harga minyak mentah Brent, meski masih tertekan akibat tingginya output global, pergerakan harga terpantau rebound Rabu lalu. Rebound pada harga minyak mentah Brent di Nymex dipicu oleh faktor teknikal yang telah jenuh melemah hingga menembus BB support.
Pada perdagangan minyak mentah WTI di Nymex, Rabu 6 Agustus 2014, harga minyak mentah WTI ditutup melemah. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 turun 0,47% ke tingkat harga $96,92/barrel atau melemah $0,46/barrel.
Sementara pada pergerakan harga minyak mentah Brent, harga minyak mentah Brent rebound namun berada dalam skala pergerakan yang tidak terlalu signifikan. Harga minyak mentah Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 naik 0,11% ke tingkat harga $106,00/barrel atau menguat $0,12/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah WTI berpotensi untuk bergerak menguat pada perdagangan hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh adanya dorongan fundamental positif dari data EIA dan juga pergerakan indikator teknikal yang telah jenuh melemah. Terkait pergerakan harga minyak mentah, range normal diprediksi akan berada di kisaran, $94,75-$98,70 pada WTI dan $105,5-$107 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

Harga Emas LLG Melambung Tinggi, Resesi Italia Support Geopolitik Global

Harga emas LLG pada penutupan perdagangan Rabu 6 Agustus 2014 terpantau ditutup menguat signifikan. Penguatan harga emas LLG dipicu oleh indikasi belum stabilnya perekonomian kawasan Eropa dan eskalasi konflik Ukraina dan Rusia.
Laporang NATO terkait peningkatan pasukan Rusia di wilayah perbatasan Ukraina-Rusia, terpantau berhasil memicu harga emas untuk kembali melambung di bursa. Anjloknya pergerakan saham global akibat info tersebut, memicu harga emas terdorong menguat signifikan akibat peralihan pola investasi ke aset safe haven.
Terkait konflik Ukraina-Rusia tersebut, NATO mengabarkan telah ada sekitar 20.000 tentata siap tempur Rusia di wilayah perbatasan. Dampak dari adanya laporan tersebut, investor was-was terhadap potensi terjadinya perang antar kedua negara sehingga aksi pengamanan investasi ke komoditas emas pun menguat pada Rabu lalu.
Selain faktor geopolitik global yang menguat, pergerakan menguat harga emas pada Rabu lalu juga didorong oleh kondisi resesi pada perekonomian Italia. Data GDP kuartal 2 Italia yang rilis Rabu lalu, melaporkan adanya penurunan pada total produksi dalam negeri Italia untuk kuartal 2 tahun ini meskipun sebelumnya pertumbuhan diprediksi akan positif.
 Berdasarkan rilis laporan GDP kuartal 2 Italia, pertumbuhan perekonomian Italia turun ke level -0,2% dari -0,1% pada kuartal sebelumnya secara MoM, namun membaik pada YoY meskipun masih negatif dengan pencapaian -0,3% setelah sebelumnya berada di -0,4%. Dampak dari laporan GDP kuartal 2 Italia tersebut bursa saham Eropa mengalami pelemahan akibat sentimen data tersebut sehingga minat terhadap emas pun menguat di Eropa.
Pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2014, harga emas LLG terpantau ditutup menguat signifikan dini hari tadi. Harga emas LLG melambung 1,10% ke tingkat harga $1.305,85/t oz atau menguat $14,15/t oz.
Sementara dari perdagangan emas berjangka di Comex, harga emas juga ditutup menguat signifikan dini hari tadi. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 naik 1,78% ke tingkat harga $1.308,2/t oz atau menguat $22,9/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas masih akan cenderung bergerak menguat. Hal tersebut dilandasi oleh masih kuatnya sentimen positif dari peningkatan tensi geopolitik global. Namun, rilis pertemuan ECB dan juga BoE yang akan dilakukan hari ini, akan turut menjadi pantauan. Terkait pergerakan harga emas, range normal diprediksi akan berada di kisaran $1.282-$1.324 pada emas LLG dan $1.283-$1.326 pada emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014.

Sumber : Vibiznews

Pemerintah Thailand Akan Batasi Produksi Karet Dalam Negeri

Pemerintah militer Thailand pada Selasa lalu mengungkapkan rencana akan pengurangan produksi karet dalam negeri. Pengurangan produksi karet tersebut dilakukan untuk dapat mendongkrak harga karet yang cenderung tersungkur pada tahun ini.
Rendahnya harga karet di pasar global, terpantau mulai menyita perhatian pemerintah militer Thailand. Harga karet yang telah anjlok lebih dari 25% tahun ini akibat pelemahan demand Tiongkok serta posisi persediaan yang cenderung over supply juga turut berdampak pada perekonomian petani karet Thailand.
Dampak dari hal tersebut, pemerintah Thailand akan berupaya untuk memangkas produksi karet Thailand untuk membatasi supply global agar harga karet kembali menguat. Posisi Thailand sendiri dalam pasar karet global merupakan penghasil karet terbesar dunia sehingga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pergerakan harga global.
Sementara untuk pergerakan harga karet di bursa global pada perdagangan hari Rabu (6/8), harga karet terpantau ditutup melemah di Bursa Tocom dan SHFE. Harga karet berjangka Tocom untuk kontrak Januari 2015 turun tipis 0,10% ke tingkat harga 204,4 Yen/kg atau melemah 0,2 Yen/kg. Sementara di SHFE, karet berjangka SHFE untuk kontrak Januari 2015 juga turun 0,61% ke tingkat harga 15.435 Yuan/ton atau melemah 95 Yuan/ton.

Sumber : Vibiznews

Tuesday 5 August 2014

Harga Minyak Mentah WTI Semakin Murah, Supply Global Relatif Aman

Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex pada perdagangan Selasa 5 Agustus 2014 terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di Nymex dipicu oleh kondisi supply global yang diperkirakan masih akan berada dalam posisi aman.
Ekspektasi akan masih terkendalinya aliran supply dari Irak dan Libia yang tengah dilanda konflik internal, terpantau kembali menggerus harga minyak mentah WTI di Nymex. Kondisi kedua negara yang sedang tidak stabil akibat serangan militan anti pemerintah di wilayah tersebut, hingga saat ini relatif masih belum mengganggu output serta ekspor minyak mentah dri Irak dan Libia.
Berdasarkan laporan output minyak mentah akhir pekan lalu, Irak mencatatkan peningkatan produksi selama bulan Juli. Output minyak mentah Irak pada Juli naik ke level 2.442 juta barrel per hari dibandingkan dengan pencapain 2.423 juta barrel per hari pada Juni. Sementara output Libia justru turun 50.000 bpd ke 450.000 bpd pada pekan lalu. Namun, ladang minyak di Libia telah dipastikan aman oleh otoritas setempat.
Dampak dari tekanan indikasi masih stabilnya supply minyak mentah global, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan dini hari tadi di Nymex. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 turun 0,93% ke tingkat harga $97,39/barrel atau melemah $0,91/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah Brent, masih stabilnya supply global juga turut berdampak pada pelemahan harga minyak mentah tersebut. Harga minyak mentah Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 turun 0,61% ke tingkat harga $105,88/barrel atau melemah $0,65/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi untuk menguat pada perdagangan hari ini di Nymex apabila data EIA selaras dengan rilis data API. Hal tersebut dilandasi oleh rilis data API yang akhirnya pada pekan ini memberikan data pengurangan baik pada persediaan minyak mentah maupun bensin di Amerika Serikat. Data API pada Selasa lalu, menunjukan persediaan bensin turun 3,6 juta barrel sementara minyak mentah turun 5,5 juta barrel. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $94,5-$99,5 pada WTI dan $104,5-$107,5 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

Harga Emas LLG Melemah, Sektor Non Manufaktur AS Menguat Signifikan

Harga emas LLG pada penutupan perdagangan Selasa 5 Agustus 2014 terpantau ditutup melemah tipis dini hari tadi. Pelemahan harga emas LLG dipicu oleh data sektor non-manufaktur Amerika Serikat yang naik hingga level tertinggi dalam 8,5 tahun.
Penguatan sektor jasa Amerika Serikat yang naik signifikan pada bulan Juli, terpantau memberikan tekanan sentimen negatif kuat terhadap pergerakan harga emas pada perdagangan Selasa lalu. Sektor jasa Amerika Serikat yang naik hingga 2,7 poin ke level 58,7 dan mengalahkan ekspektasi di 56,3, memberi indikasi kuat penguatan sektor jasa di Amerika Serikat. Dampak dari data tersebut, setelah cukup tertekan oleh data GDP kuartal 2 Amerika Serikat pekan lalu, demand terhadap aset safe haven kian tergerus.
Walaupun demikian, harga emas pada perdagangan Selasa lalu terpantau hanya mengalami pelemahan terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan negatifnya pergerakan bursa saham di kawasan Asia. Pada perdagangan di bursa saham Asia kemarin, sektor jasa TIongkok yang turun drastis dari level 53,1 ke 50 memberikan sentimen negatif kuat terhadap pergerakan bursa saham Asia. Dampak dari hal tersebut, harga emas sempat menguat pada perdagangan sesi Asia.
Pada perdagangan Selasa 5 Agustus 2014, harga emas LLG terpantau ditutup melemah tipis di penutupan dini hari tadi. Harga emas LLG turun 0,09% ke tingkat harga $1.291,70/t oz atau melemah $1,15/t oz.
Sementara pada perdagangan emas berjangka di Bursa Comex, harga emas terpantau juga ditutup melemah. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 turun 0,28% ke tingkat harga $1.285,3/t oz atau melmeah $3,6/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas akan cenderung untuk bergerak melemah akibat aksi wait and see terhadap beberapa data penting yang akan rilis hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh akan rilisnya data neraca perdagangan Amerika Serikat serta keputusan penetapan suku bunga di kawasan Inggris oleh Bank of England and juga kawasan EURO oleh European Central Bank. Terkait pergerakan harga emas, range normal diprediksi akan berada di kisaran $1.287,5-$1295,30 pada emas LLG dan $1.276-$1.299,75 pada emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014.

Sumber : Vibiznews

Saham Asia Mengikuti Penurunan Saham AS Akibat Ketegangan yang Semakin Tinggi di Ukraina

BESTPROFIT FUTURES (6/8) - Saham Asia jatuh indeks regional memperpanjang penurunan kemarin pasca ekuitas AS turun ke level terendahnya dalam dua bulan terakhir di tengah meningkatnya ketegangan di Ukraina.
Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,2 persen ke level 146,54 pukul 09:01 pagi di Tokyo pasca merosot sebesar 0,8 persen kemarin, mengupas gain sejak level terendahnya pada 4 Februari lalu sebesar 13 persen. Pasar finansial China dan Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan. Saham SoftBank Corp, operator ponsel Jepang, turun sebesar 2,7 persen setelah Sprint Corp, yang dikendalikan oleh SoftBank, mengakhiri pembicaraan untuk mengakuisisi T-Mobile US Inc, menurut orang dengan mengetahui tentang masalah ini.
Menteri luar negeri Polandia memperingatkan bahwa penumpukan baru pasukan Rusia di perbatasan Ukraina mungkin memberikan sinyal invasi seiring Presiden Vladimir Putin memerintahkan respon terhadap sanksi AS dan Eropa.
Indeks Topix Jepang turun sebesar 0,3 persen dan indeks Kospi Korea Selatan melemah sebesar 0,2 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia tergelincir sebesar 0,1 persen, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru turun terkoreksi sebesar 0,4 persen.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,1 persen hari ini. Indeks mengalami koreksi sebesar 1 persen kemarin ke level terendah sejak 29 Mei lalu seiring saham energi anjlok dan meningkatkan kepedulian atas konflik di Ukraina. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Anjlok Sementara Perak Turun Pasca Dolar Merangkak Naik

BESTPROFIT FUTURES (6/8) - Perak berjangka turun ke terendah enam minggu setelah dolar naik mengurangi daya tarik komoditas sebagai investasi alternatif. Emas, platinum dan paladium anjlok.

Greenback naik ke level tertinggi lima bulan terhadap sekeranjang 10 mata uang ditengah tanda-tanda kenaikan dalam perekonomian AS. Pada bulan Juli, penjualan koin perak oleh US Mint turun 27 persen dari bulan Juni ke level terendah tahun ini. Indeks Bloomberg Commodity Spot dari 22 bahan baku turun ke level terendah sejak Februari yang lalu.

Perak berjangka untuk pengiriman September anjlok 2 persen untuk menetap di level $ 19,833 per ons pada pukul 1:40 sore di bursa Comex New York, di bawah 100-hari pergerakan rata-rata. Harga perak menyentuh level $ 19,78, yang merupakan level terendah untuk kontrak teraktif sejak 18 Juni.

Tahun lalu, perak dan emas mengalami penurunan terbesar dalam tiga dekade terakhir terkait kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan memperlambat kecepatan stimulus moneter setelah ekonomi AS pulih.

Di Comex, emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,3 persen menjadi $ 1,285.30 per ons. Perdagangan adalah 30 persen di bawah rata-rata 100-hari untuk saat ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Emas untuk pengiriman segera naik 0,3 persen menjadi $ 1,291.71 pada pukul 2:51 siang. Presiden Vladimir Putin memerintahkan pemerintahan untuk menyiapkan respon terhadap sanksi yang diberikan AS dan Eropa setelah Rusia mengatakan Ukraina timur mendekati "bencana kemanusiaan" dan diperlukan bantuan internasional segera.(frk)

Sumber : Bloomberg

Monday 4 August 2014

Indeks Saham Asia Bergerak Mendatar

BESTPROFIT FUTURES (5/8) - Indeks saham Asia stagnan pasca naik kemarin dari penurunan mingguan pertamanya dalam tiga pekan terakhir, karena para investor menimbang laporan laba perusahaan. Saham perusahaan Healthcare naik dan saham teknologi mengalami koreksi.
Indeks MSCI Asia Pacific sedikit berubah pada level 147,89 pukul 09:04 pagi di Tokyo pasca menguat sebesar 0,1 persen kemarin. Pasar finansial China dan Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan.
Oversea-Chinese Banking Corp, bank kreditur terbesar kedua di Asia Tenggara, hari ini mencatat kenaikan laba sebesar 54 persen lebih besar dari estimasi laba kuartalan. Toyota Motor Corp yang termasuk dari 38 perusahaan yang tercatat pada indeks MSCI Asia Pacific akan melaporkan laba hari ini. Dari semua perusahaan yang yang telah merilis laba sejak awal Juli kemarin dan sesuai dengan estimasi Bloomberg, sekitar 60 persen mengalahkan ekspektasi laba.
Indeks Topix Jepang sedikit berubah. Indeks Kospi Korea Selatan turun sebesar 0,5 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia dan Selandia Baru NZX 50 Index naik sebesar 0,1 persen persen.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 tergelincir sebesar 0,1 persen hari ini. Indeks menguat sebesar 0,7 persen kemarin karena Portugal mengumumkan bailout terhadap Banco Espirito Santo SA dan laba Berkshire Hathaway Inc mengalahkan perkiraan.
Bank sentral Portugal mengambil alih Banco Espirito Santo, mengurangi kekhawatiran bahwa krisis bank kreditur dapat menyebar. Espirito Santo akan mendapatkan bailout senilai €4.9 miliar (US$6.6 miliar), bank sentral mengatakan. Pasar keuangan global bergolak bulan lalu pasca perusahaan induk Banco Espirito Santo gagal melakukan pembayaran hutang. (izr)
Sumber: Bloomberg

Sunday 3 August 2014

Harga Minyak Mentah WTI Terus Anjlok Sepanjang Pekan, Demand Masih Lemah

Harga minyak mentah WTI pada perdagangan pekan lalu, 28 Juli-1 Agustus 2014, terpantau mengalami pelemahan secara agregat sepekan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di Nymex dipicu oleh masih terindikasi lemahnya demand minyak mentah WTI di pasar Amerika Serikat.
Posisi persediaan minyak mentah AS yang terus menurun hingga pekan lalu, terpantau masih belum dapat mengangkat harga minyak mentah WTI untuk dapat menguat di Nymex. Demand terhadap minyak mentah WTI yang terindikasi kuat melemah, masih menjadi momok terhadap pergerakan harga minyak mentah WTI.
Seperti pekan-pekan sebelumnya, disaat sentimen kondisi geopolitik dari wilayah-wilayah penghasil minyak cenderung melemah, pergerakan minyak mentah WTI kembali fokus pada rilis data persediaan. Rilis data API serta EIA, yang rutin mengeluarkan data persediaan sepekan, menjadi fokus kuat pergerakan harga minyak pada pekan lalu.
Namun, seperti halnya pergerakan pada dua pekan lalu, harga minyak mentah WTI tetap tidak dapat terangkat oleh penurunan persediaan minyak mentah di AS. Data API dan EIA yang sama-sama menunjukan pengurangan sebesar 4.400.000 dan 3.700.000 belum mampu untuk memberikan sentimen dari semakin ketatnya supply di pasar AS. Hal tersebut dilandasi oleh kondisi persediaan bensin AS yang semakin meningkat dengan tambahan 100.000 barrel pada data API dan 3.400.000 barrel pada data EIA.  Imbas data tersebut, demand minya mentah di AS terindikasi kuat sedang lemah. Selain itu, ditutupnya penyulingan minyak mentah di texas juga turut memberikan tekanan negatif dari sisi demand minyak mentah WTI.
Pada perdagangan pekan lalu di Bursa Nymex, harga minyak mentah WTI ditutup melemah signifikan secara agregat sepekan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 turun 4,12% ke tingkat harga $97,88/barrel atau melemah $4,21/barrel.
Sementara dari perdagangan minyak mentah jenis Brent, harga minyak mentah Brent juga turut mengalami pelemahan di Nymex. Harga minyak mentah Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 turun 2,25% ke tingkat harga $106,24/barrel atau melemah $2,45/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah WTI berpotensi untuk rebound pada perdagangan hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh potensi pembelian teknikal pasca terus anjloknya harga minyak mentah WTI sepanjang pekan lalu. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran 96,15-$98,75 pada WT dan 105-$107,70 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

Thursday 31 July 2014

Saham, Minyak Turun Seiring Dow Menghapus Gain 2014; Dollar Meningkat

BESTPROFIT FUTURES (1/8) - Saham global merosot tajam hampir enam bulan terakhir dan Dow (Indu) Jones Industrial Average menghapus gain untuk tahun ini seiring pendapatan perusahaan yang mengecewakan dan standar Argentina memicu kekhawatiran pasar kredit yang memburuk. Minyak meluncur dengan sektor perkebunan seiring dollar menguat.

Indeks MSCI All-Country World turun sebesar 1,5 persen, yang merupakan penurunan terbesar sejak Februari lalu, sementara Dow merosot sebesar 1,9 persen dan indeks Standard & Poor 500 tergelincir sebesar 2 persen, mengalami penurunan terbesar sejak 10 April. obligasi dolar Argentina meluncur, sementara utang Portugal turun karena Banco Espirito Santo SA diberitahu bahwa untuk meningkatkan modal pasca membukukan rugi bersih. Minyak AS kehilangan sebesar 2,1 persen dan sektor pertanian berjangka merosot terkait komoditas yang dibatasi dengan penurunan bulanan sejak 2012 lalu. Dollar menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya.

Kerugian hari ini mengirim indeks acuan global dan indeks S & P 500 turun sebesar 1,3 persen pada Juli lalu setelah lima bulan terakhir mengalami kenaikan berturut-turut. Saham teknologi jatuh karena saham Samsung Electronics Co, perusahaan pembuat smartphone terbesar dunia, membukukan penurunan laba bersihnya, sementara perusahaan-perusahaan Eropa dari saham Adidas AG dengan saham Lufthansa AG mengatakan kerusuhan antara Rusia dan Ukraina memangkas prospek pertumbuhan ekonomi. Indeks S & P mengatakan Argentina mengalami gagal bayar setelah melewatkan pembayaran bunga utang sebesar $ 13 miliar dan gagal dalam bernegosiasi. (knc)

Sumber : Bloomberg

Monday 28 July 2014

Harga Minyak Mentah Nymex Tertekan Penurunan Harga Bensin AS

Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex pada perdagangan Senin 28 Juli 2014 terpantau ditutup melemah dini hari tadi. Pelemahan harga minyak mentah WTI di Nymex dipicu oleh penurunan harga bensin di AS akibat indikasi pelemahan demand AS.
Posisi persediaan bensin AS yang berada di level 3 kali lebih besar dari ekspektasi sehingga memberikan indikasi pelemahan demand domestik, terpantau kembali memicu pelemahan harga minyak mentah WTI. Imbas dari hal tersebut, harga bensin di AS mengalami pemotongan harga untuk kembali menarik minat konsumsi masyarakat AS dan turut menggerus harga minyak mentah WTI yang pada pekan lalu kembali dapat meraih weekly gain akibat faktor pengurangan persediaan minyak mentah AS.
Sementara pada pergerakan harga minyak mentah jenis Brent, harga minyak mentah jenis tersebut juga tertekan melemah akibat adanya laporan kondisi di kawan Afrika Barat dan Laut Utara. Berdasarkan laporan pada Senin lalu, dikabarkan kondisi pasar di kedua wilayah tersebut terkait minyak mentah, berada dalam posisi cenderung oversupply. Dampak dari hal tersebut, harga minyak mentah Brent mengalami pelemahan meskipun masih tersupport oleh kondisi geopolitik global.
Pada perdagangan Senin 28 Juli 2014 di Bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 turun 0,41% ke tingkat harga $101,67/barrel atau melemah $0,42/barrel.
Sedangkan pada penutupan perdagangan minyak mentah jenis Brent di Nymex, harga minyak mentah Brent juga ditutup melemah dini hari tadi. Harga minyak mentah Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 turun 0,73% ke tingkat harga $107,9/barrel atau melemah $0,79/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah akan cenderung kembali melemah pada perdagangan hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh posisi demand terhadap minyak mentah baik di pasar AS maupun global yang cenderung sedang melemah. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $107-$108,75 pada Brent dan $100-$102,75 pada WTI.

Sumber : Vibiznews

Sunday 27 July 2014

Emas Perpanjang Penurunan Terkait Ekonomi AS

BESTPROFIT FUTURES (28/7) - Emas jatuh setelah penurunan back-to-back mingguan pertama sejak Mei karena para investor mengkaji situasi di Rusia dan Gaza terkait ekonomi AS. Perak dan paladium turun.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,2% ditransikan pada level $ 1,305.13 per ons 08:52 di Singapura, menurut harga Bloomberg. Logam mulia naik 1,1% pada 25 Juli, yang tertajam dalam sepekan terakhir. Harga jatuh untuk minggu kedua karena ekuitas global naik dan dolar berada pada level kenaikan terbesar mingguan sejak Maret setelah rilis data yang menunjukkan klaim pengangguran AS menyusut ke level terendah delapan tahun.
Bullion jatuh 28% pada tahun 2013 terkait ekspektasi Federal Reserve akan mengurangi stimulus, dan rebound 8,6% tahun ini terkait konflik di Ukraina dan Timur Tengah. Data hari ini mungkin menunjukkan pertumbuhan jasa AS diperluas untuk bulan kesembilan sebelum The Fed memulai pertemuan kebijakan besok. Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang menelusuri mata uang AS terhadap 10 mata uang utama, stagnan setelah penguatan 0,5% pekan lalu.
Sementara itu Amerika mengatakan bahwa foto satelit menunjukkan bahwa Rusia telah memotong perbatasan ke Ukraina karena Uni Eropa berjanji untuk mempertimbangkan sanksi melawan Rusia. PBB yang mendukung kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku 25 Juli gagal karena pihak Israel baru melakukan penyerangan di Jalur Gaza setelah Hamas menembakkan roket dan mortirnya.(yds)

Sumber: Bloomberg

Thursday 24 July 2014

Dolar Siap untuk Laba Mingguan Back-to-Back

BESTPROFIT FUTURES (25/7) - Dollar siap untuk kenaikan mingguan back-to-back terhadap mata uang utama jelang rilis data yang diperkirakan menunjukkan pesanan barang tahan lama AS mengalami rebound pada bulan Juni, menunjukkan sektor manufaktur menguat bersamaan dengan ekonomi.

Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik ke level tertinggi dalam sebulan kemarin setelah indeks Standard & Poor 500 memperpanjang rekor menyusul lonjakan penjualan Facebook Inc. Yen mempertahankan penurunan dari kemarin setelah laporan yang menunjukkan inflasi inti Jepang melambat dari level terkuat sejak 1982. Pound ditetapkan untuk penurunan selama seminggu berturut-turut, terpanjang dalam empat bulan terakhir, jelang rilis data produk domestik bruto hari ini.

Indeks Bloomberg Dollar sedikit berubah pada 1,012.33 dari kemarin pada pukul 09:02 pagi di Tokyo, akan meningkat 0,3 persen dalam minggu ini. Kemarin indeks tersebut menyentuh level 1,012.54, tertinggi sejak 18 Juni.

Dolar diperdagangkan di 101,78 yen, setelah naik 0,3 persen kemarin ke 101,82 dan menuju kenaikan mingguan sebesar 0,4 persen. Terhadap euro, dolar sedikit berubah pada $ 1,3466 per euro, setelah naik 0,4 persen sejak 18 Juli.

Pesanan untuk barang tahan lama di AS terakhir setidaknya dalam tiga tahun naik 0,5 persen pada bulan Juni setelah turun 0,9 persen pada bulan Mei, data Departemen Perdagangan diperkirakan akan menunjukkan hari ini menurut survei Bloomberg News.(frk)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 22 July 2014

Data API Khawatirkan Investor, Harga Minyak Mentah WTI Melemah

Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014 terpantau ditutup melemah cukup signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI dipicu oleh rilis data API yang memberikan kekhawatiran terhadap para investor.
Rilis data persediaan minyak mentah AS oleh API pada Selasa lalu, terpantau menjadi sentimen negatif cukup kuat terhadap pergerakan harga minyak mentah WTI. Data persediaan minyak mentah tersebut yang berada di level pengurangan 555.000 barrel masih berada di bawah ekspektasi yang memperkirakan penguaran akan berada di kisaran 2,8 juta barrel. Imbas dari hal tersebut, harga minyak WTI mengalami pelemahan akibat penyesuaian terhadap kesalahan estimasi data.
Selain faktor rilis data API, harga minyak mentah baik WTI maupun Brent juga cukup tertekan oleh belum adanya indikasi gangguan supply minyak mentah sebagai kelanjutan dampak dari tidak stabilnya kondisi geopolitik global. Kondisi geopolitik global yang masih belum stabil di kawasan Gaza, Ukraina-Rusia, dan Libia terpantau belum berdampak pada terganggunnya supply minyak mentah dari beberapa negara tersebut mskipun output Libia dikabarkan turun ke 450.000 barrel per hari.
Pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014 di Bursa Nymex, harga minyak mentah terpantau ditutup melemah cukup signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 turun 0,46% ke tingkat harga $102,39/barrel atau melemah $0,47/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah jenis Brent di Nymex, minyak mentah jenis tersebut juga harus ditutup melemah dini hari tadi. Harga minyak mentah jenis Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 turun 0,51% ke tingkat harga $107,53/barrel atau melemah $0,55/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah WTI akan cenderung bergerak melemah tipis pada perdagangan hari ini sebelum rilis data EIA. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi wait and see yang cukup kuat pasca kesalahan estimasi pada data API yang cukup signifikan. Data persediaan minyak mentah EIA sendiri diprediksi akan berada di kisaran pengurangan sebesar 2,8 juta barrel. Terkait pergerakan harga minyak mentah, range normal diprediksi akan berada di kisaran $101-$104,25 pada WTI dan $106-$109 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

Monday 21 July 2014

Harga Minyak Mentah WTI Melambung Tinggi, Investor Pantau Rusia

Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex pada perdagangan Senin 22 Juli 2014 terpantau ditutup menguat signifikan dini hari tadi. Penguatan harga minyak mentah WTI di Nymex dipicu oleh peningkatan tensi konflik Ukraina dan Rusia.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada perdagangan Senin lalu di Nymex, terpantau kembali mendapatkan dorongan penguatan signifikan dari perkembangan konflik Ukraina-Rusia. Perkembangan dari konflik tersebut, yang menyebabkan tertembaknya pesawat Malaysia Airlines MH 17 telah turut membawa AS untuk melakukan intervensi. Berdasarkan berita kelanjutan dampak penembakan tersebut, dikabarkan Obama telah menekankan tanggung jawab Vladimir Putin terhadap penembakan tersebut. Di sisi lain, imbas dari hal tersebut, investor melihat potensi gangguan aliran supply dari Rusia akibat kemungkinan peningkatan sanksi terhadap Rusia.
Sementara itu, pada pergerakan harga minyak mentah jenis Brent, harga minyak mentah jenis tersebut juga turut mendapatkan dorongan dari faktor geopolitik global. Kembali memanasnya konflik internal di Libia, terpantau menmbangkitkan kembali harga minyak mentah Brent di Nymex. Peningkatan harga minyak mentah jenis Brent dipicu oleh pertempuran di kawasan bandara Tripoli pada Minggu lalu. Sebelumnya, harga minyak mentah jenis Brent sempat memasuki masa lesu akibat peningkatan ekspor minyak mentah Libia.
Pada perdagangan Senin 21 Juli 2014 di Bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup menguat signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014  naik hingga 0,89% ke tingkat harga $102,86/barrel atau menguat $0,91/barrel.
Sedangkan pada perdagangan minyak mentah jenis Brent, minyak mentah Brent juga ditutup menguat signifikan dini hari tadi. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Desember 2014 naik 0,69% ke tingkat harga $108,08/barrel atau menguat $0,74/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi untuk kembali menguat pada perdagangan hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh dorongan sentimen positif dari faktor geopolitik global yang cukup kuat. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $100,75-104 pada WTI dan $106,5-$109 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

WTI Dekati Level 3 Pekan Tertingginya Jelang Rilis Data Pasokan Minyak AS

BESTPROFIT FUTURES (22/07) - WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan mendekati level harga tertingginya dalam hampir 3 pekan terakhir menjelang rilis data pasokan minyak AS yang diperkirakan memberikan sinyal meningkatnya permintaan bahan bakar di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.

Kontrak berjangka sedikit berubah di New York setelah kemarin naik 1.4%. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan turun sebesar 2.8 juta barel menjadi 372.2 juta, menurut survei Bloomberg News menjelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) besok. Produksi minyak Libya turun 430,000 barel per hari setelah menurunna produksi dari ladang Sharara, menurut Oil Corp.

WTI untuk pengiriman bulan Agustus, yang akan berakhir hari ini berada pada level $104.65 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, naik 6 sen pukul 9:08 pagi waktu Sydney. Kemarin WTI catat gain sebesar $1.46 ke level $104.59, level harga penutupan tertinggi sejak 1 Juli lalu. Hari ini kontrak bulan September turun 6 sen ke level $102.80. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 38% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami kenaikan sebesar 6.3% sepanjang tahun 2014 ini.

Kemarin Brent untuk penyelesaian bulan September catat gain 44 sen atau 0.4% ke level $107.68 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $4.82 dibanding WTI. (bgs)

Sumber : Bloomberg