Thursday 14 May 2015

OUTBOND BATU 2012


















BUKA PUASA BERSAMA 2012




BAKSOS BAKTI LUHUR 2012






Dividen MPPA Tidak Sampai 200 Miliar, Laju Sahamnya Jaga Momentum Positif

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/5) - Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 193,9 miliar atau setara Rp 36 per saham. Adapun besaran dividen ini setara 35% dari perolehan laba bersih perseroan di sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 554 miliar.
Sementara sebagian dana dari laba bersih atau sebesar Rp 2 miliar disisihkan sebagai dana cadangan standar. Adapun sisanya sebesar Rp 358 miliar akan ditahan oleh perseroan. Laba ditahan tersebut guna memperkuat modal kerja bisnis perseroan untuk ekspansi kedepannya.
Pada tahun lalu MPPA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 554,01 miliar atau 24,52% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 444,9 miliar. Kenaikan laba bersih seiring dengan penjualan di 2014 yang tercatat menjadi Rp 13,59 triliun atau naik 14,01% dari posisi sebelumnya sebesar Rp 11,92 triliun.
Sementara hingga kuartal I 2015, laba bersih MPPA melonjak 60 persen menjadi Rp81,583 miliar atau Rp15 per saham dibandingkan laba bersih periode sama tahun sebelumnya yang Rp50,968 miliar atau Rp9 per saham. Kinerja tersebut ditopang oleh penjualan bersih yang naik menjadi Rp3,34 triliun dari penjualan bersih tahun sebelumnya yang Rp3,12 triliun dan beban pokok naik jadi Rp2,75 triliun dari Rp2,59 triliun. Adapun untuk Laba bruto meningkat menjadi Rp597,39 miliar dari laba bruto tahun sebelumnya yang Rp429,91 miliar. Sementara laba usaha naik jadi Rp97,47 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya Rp68,15 miliar.
Tahun ini, MPPA menganggarkan belanja modal hingga Rp 800 miliar untuk ekspansi.. Perseroan akan terus melanjutkan pembangunan baru sejumlah gerai ritelnya. Namun, secara rutin, perseroan biasanya menganggarkan belanja modal tahunan sekitar 4%-5% dari total pendapatan tahun ini. Adapun, manajemen menargetkan penjualan 2015 sekitar Rp 16 triliun, atau naik 15% dari tahun lalu. Maka, belanja modal MPPA tahun ini ada di kisaran Rp 640 miliar hingga Rp 800 miliar yang akan dipenuhi dari kas internal.
Adapun dana tersebut utamanya akan digunakan untuk pembangunan gerai baru dan renovasi sejumlah gerai yang sudah ada. Sepanjang 2015, anak usaha Grup Lippo ini berencana membangun 13 gerai Hypermart baru. Selain itu, perseroan juga akan mendirikan sekitar lima gerai Foodmart di Jabodetabek dan juga akan digunakan untuk merenovasi 10 gerai yang sudah ada.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Rabu (13/5/15) saham MPPA tutup turun 1,5%  pada level 3,930 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 3,990 dan bergerak dalam kisaran 3,920 – 3,990 dengan volume perdagangan saham mencapai 1,5 juta lembar saham.                    
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham MPPA sejak awal bulan Januari terlihat terus mengalami penguatan tajam namun saat ini dalam upaya pertahankan tren konsolidasi. Terpantau indikator MA sudah bergerak flat dan pola Black Marubozu menembus Middle Bolinger Band. Selain itu indikator Stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan MPPA dalam potensi pertahankan penguatan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju MPPA masih akan dalam tren sideways dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan MPPA. Rekomendasai Trading pada target level resistance di level Rp4500 hingga target support di level Rp3880.

Sumber : Vibiznews

IMF Pangkas Prospek Ekonomi Korea Selatan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/5) - Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menurunkan prospek pertumbuhan negara-negara ekonomi besar, setelah menurunkan prospek pertumbuhan negara Amerika Serikat dan Tiongkok beberapa waktu lalu kini lembaga tersebut menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.
Pemberi pinjaman yang berkantor pusat di Washington ini memperkirakan ekonomi Korea Selatan hanya bertumbuh untuk  3,1 persen tahun ini dan bukan 3,3 persen seperti yang diproyeksikan pada bulan April lalu. Untuk tahun 2016, IMF memproyeksikan ekspansi ekonomi hanya  3,5 persen.
IMF menurunkan prospek ekonomi negara ini dengan alasan turunnya permintaan domestik yang menahan laju kegiatan ekonomi negara ekonomi terbesar keempat di Asia dan termasuk kelompok 10 negara ekonomi besar dunia ini.Momentum pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang dimulai sejak awal 2013 telah terhenti sejak bulan  April 2014 pasca tragedi feri Sewol yang mengurangi sentimen konsumen dan investornya.
IMF melihat prospek ekonomi Korea Selatan sangat bergantung pada keberhasilan pemerintah dalam menanggulangi permintaan domestik yang lamban,  penurunan ekspor dan produktivitas yang relatif rendah di sektor jasa. IMF menghargai perubahan moneter, fiskal dan kebijakan lainnya  yang baru-baru ini diadopsi oleh pemerintah untuk menghidupkan kembali permintaan domestik.
Dari Korea Selatan sendiri terlihat keseriusan pemerintahnya untuk mereformasi ekonomi disemua sektor negara tersebut termasuk inisiatif untuk mengatasi kekakuan pasar tenaga kerja.Dan pemerintah Korea beralasan kondisi negaranya melemah dipengaruhi kondisi ekonomi mitra dagang utamanya seperti Jepang dan Tiongkok. Dari Jepang, pelemahan yen terus-menerus akan melemahkan ekspor produk industri negara ini.

Sumber : Vibiznews

Film Horor 1990-an The Craft Siap Dibuat Ulang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/5) - Generasi yang tumbuh di tahun 1990-an pasti ingat dengan demam film horor remaja. Salah satu film yang mengawali tren itu adalah The Craft yang rilis 1996. Kini, film yang masuk hitungan cult movie itu siap dibuat ulang alias di-remake.
Dikatakan Hollywood Reporter, Rabu (13/5/2015), cerita The Craft tampaknya kembali menyihir para petinggi Sony.
Studio itu berencana memasang sutradara Leigh Janiak untuk menulis dan menyutradarai versi baru The Craft. Pekerjaan menulis juga akan dibantu Phil Graziadei.
Film aslinya berkisah tentang karakter yang diperankan Robin Turney, yang masuk sekolah Katolik dan berteman dengan tiga murid yang ingin jadi penyihir (diperankan Fairuza Balk, Neve Campbell dan Rachel True).
Tiga siswi itu cuma mendamba jadi penyihir, beda dengan Turney, seorang penyihir tulen. Ketika para siswi ini mencoba menyelesaikan masalah pribadi dengan ilmu sihir, berbagai kejadian buruk melanda. (Ade)

Sumber : Liputan6

S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/5) - Indeks Standard & Poor 500 yang merupakan salah satu indeks acuan di Wall Street ditutup pada level tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), menghentikan penurunan yang telah terjadi pada tiga sesi perdagangan sebelumnya. Saham-saham teknologi seperti Microsoft Corp dan Apple Inc memimpin reli.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/5/2015), Indeks S&P 500 naik 1,1 persen ke level 2.120,78 pada pukul 16.00 waktu New York, Amerika Serikat (AS). Indeks Nasdaq juga menguat 69,11 poin atau 1,39 persen menjadi 5.050,80. Sedangkan Indeks Dow Jones menguat 191,75 poin atau 1,06 persen menjadi 18.252,24.

"Pasar obligasi telah stabil dan angka klaim pengangguran juga menunjukkan level yang positif. Kedua sentimen tersebut memberikan tenaga bagi indeks sehingga berubah arah ke zona hijau," jelas Analis Senior Columbia Threadneedle Investments, Anwiti Bahuguna.

Sebelumnya memang terjadi goncangan di pasar obligasi dengan adanya penjualan besar-besaran yang dilakukan oleh pelaku pasar sehingga menyerempet ke pasar saham. Salah satu alasan yang membuat pasar obligasi tergoncang adalah langkah pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa.

Indeks S&P 500 membukukan kenaikan untuk pertama kalinya dalam minggu ini. Pada perdagangan sehari sebelumnya, Indeks S&P 500 ditutup di zona merah karena data penjualan ritel berada di bawah estimasi para analis. Selain itu, pelaku pasar juga sedikit khawatir dengan aksi jual yang terjadi di surat utang pemerintah.

Nilai tukar dolar AS jika dilihat secara mingguan berada di jalur penurunan terpanjang sejak Oktober 2013, di tengah tanda-tanda ekonomi AS sedang berjuang untuk mengumpulkan kekuatannya. Pelemahan dolar AS ini semakin meyakinkan investor bahwa rencana kenaikan suku bunga yang akan dilakukan oleh Bank Sentral AS (The Fed) masih belum dilakukan dalam waktu dekat ini.

Pelemahan dolar AS ini juga cukup baik bagi kinerja ekspor impor karena dengan pelemahan dolar AS ekspor lebih kompetitif dan impor kurang menarik bagi konsumen. Ekspor yang kompetitif ini dilihat oleh pelaku pasar akan memberikan dampak yang positif bagi kinerja laba perusahaan-perusahaan AS sehingga bisa berdampak positif bagi indeks di Wall Street.

Sedangkan data mengenai klaim pengangguran berada di bawah angka hasil survei Bloomberg kepada para ekonom. Pemerintah AS mengeluarkan data resmi bahwa klaim pengangguran berada di angka 264 ribu. Sedangkan menurut survei Bloomberg berada di angka 273 ribu. (Gdn/Igw)


Sumber : Liputan6

Demi Penuhi Janji Miliarder Ini Gulirkan Uang Hampir Rp 3 Triliun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/5) - Janji adalah utang. Ungkapan itu tampaknya sangat tepat diberikan pada salah satu miliarder terkaya di dunia Nick Woodman yang rela mengeluarkan uang hingga US$ 229 juta atau Rp 2,99 triliun demi memenuhi janjinya (estimasi kurs: Rp 13.055 per dolar AS).

Melansir laman Sydney Morning Herald, Jumat (14/5/2015), harta pendiri GoPro ini berkurang hingga hampir Rp 3 triliun setelah memenuhi janji yang diberikan sekitar 10 tahun lalu pada kawannya. Woodman mengembalikan 4,7 juta saham pada perusahaan pembuat kamera yang didirikannya tersebut.

Pada 2011, dia sepakat untuk membayar kembali opsi saham perusahaan yang ditawarkan pada Neil Dana, kawan yang belajar bersama di University of California. Dana merupakan karyawan GoPro yang pertama.

Pada fase pengembangan, perusahaan berusia 10 tahun ini, Woodman berjanji akan memberikan Dana 10 persen dari keuntungan yang diterima atas penjualan saham perusahaan. Untuk membatalkan perjanjian ini, GoPro menerbitkan lebih dari 6 juta saham pada Juni 2011 untuk ditawarkan pada Dana.

GoPro juga menerbitkan 270 ribu penawaran saham terbatas enam bulan kemudian. Woodman sepakat untuk mengganti uang yang dikeluarkan Dana saat dia membeli opsi saham yang diterbitkannya.

Dana, pengarah musik GoPro dan merupakan tim spesialis sales, menghabiskan dana US$ 3,6 juta untuk membeli saham tersebut. Saat ini, harga saham US$ 3,6 juta itu telah bernilai US$ 229 juta.

Woodman yang kini memiliki kekayaan US$ 2,3 miliar harus membayar perusahaan senilai US$ 229 juta sesuai dengan apa yang dijanjikannya. Meski hartanya berkurang banyak, Woodman masih menjadi CEO dengan gaji tertinggi di Amerika Serikat.

Juru bicara GoPro Jeff Brown menolak berkomentar atas kabar tersebut. (Sis/Gdn)


Sumber :  Liputan6

Wednesday 13 May 2015

REWARD TOUR HONGKONG 2011














Stephen Hawking: Aku Selalu Dibandingkan dengan David Beckham

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/5) - Fisikawan legendaris dan David Beckham berkesempatan bertemu di acara yang diselenggarakan Google belum lama ini. Momen spesial ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mantan pesepakbola tersebut.
Beckham sangat senang bertemu pria 73 tahun itu. Ia adalah sosok yang menginspirasi dunia. Menurut People, Rabu (13/5/2015) melaporkan keduanya saling bertukar pikiran. Hawking mengatakan kepada Beckham dalam pesan singkat bahwa ia selalu dibanding-bandingkan dengan Beckham.
"Aku selalu di disejajarkan dengan dia (David Beckham) dan kadang Anda mendapat nilai yang lebih tinggi dari aku, kadang aku yang lebih tinggi," tulis pria yang kini harus duduk di kursi roda untuk membantunya beraktivitas.

Ayah empat anak ini bangga dengan hal itu dan mengunggah kiriman SMS itu. Beckham juga menunjukkan fotonya ketika bertemu dengan Hawking. Tak sendiri, Beckham ditemani sang istri yang juga memamerkan kegiatan itu di Facebook.

"Ini adalah sesuatu kehormatan besar bertemu dengan Stephen Hawking," tulis Beckham sebagai keterangan foto.


Sumber : Liputam6

Investor Tunggu Laporan Data, Wall Street Ditutup Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/5) - Mayoritas indeks utama di Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melemah karena para investor kini tengah menunggu laporan data ekonomi yang akan dilansir berikutnya.

Mengutip Reuters, Kamis (14/5/2015), indeks Dow Jones Industrial Average turun 7,574 poin (0,04 persen) ke posisi 18.060,49. Kemudian indeks S & P 500 kehilangan 0,64 poin (0,03 persen) ke level 2.098,47 dan hanya indeks Nasdaq Composite yang menguat 5,50 poin (0,11 persen) ke level 4.981,69.

Para investor kini tengah menunggu laporan angka inflasi dan pekerjaan yang segera dilansir pemerintah Amerika. Laporan data ekonomi menjadi acuan investor karena menjadi pertanda jika ekonomi AS cukup kuat untuk pulih kembali. Ini pun menjadi pegangan Federal Reserve untuk menaikkan tingkat suku bunganya sebelum September.

Sebelumnya, data penjualan ritel AS tercatat tidak berubah pada April, di mana rumah tangga di AS mengurangi pembelian mobil dan barang-barang besar lainnya dan ini membuat impor turun pada April dan persediaan barang hampir tidak naik di Maret.

"Sekarang pasar fokus ke makro. Orang-orang tampaknya memilih untuk melihat (data ekonomi) karena mereka mendapatkan pemahaman tentang apa yang berikutnya terjadi," kata Andrew Frankel, co-presiden Stuart Frankel & Co di New York.

Adapun saham yang mengalami penurunan antara lain DuPont (DD.N) yang susut 6,8 persen menjadi US$ 69,33 setelah perusahaan ini memenangkan pertarungan melawan Nelson Peltz's Trian Fund Management. Saham itu menjadi hambatan terbesar pada indeks Dow Jones.

Sementara kenaikan antara lain terjadi pada saham perusahaan Pall Corp (PLL.N) yang bertambah 4,4 persen menjadi US$ 123,89.

Sekitar 6,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,6 miliar rata-rata selama lima sesi terakhir, menurut data dari BATS Global Markets.

Saham-saham di Amerika Serikat (AS) sebelumnya juga melorot, dengan salah satu sentimen yang menjadi pendorong pelemahan adalah penurunan imbal hasil di pasar obligasi.(Nrm/Igw)


Sumber : Liputan6

Saham AS Stagnan Akibat Kekhawatiran Obligasi Membayangi Kesepakatan Perusahaan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/5) - Bursa saham AS ditutup sedikit berubah setelah aktivitas transaksi perusahaan dibayangi oleh kekhawatiran aksi jual pendapatan tetap tidak akan dilakukan, dan lemahnya data penjualan ritel AS dari perkiraan mengecewakan investor yang mengharapkan rebound dari penurunan musim dingin.

Indeks Standard & Poor 500 turun kurang dari 0,1% ke level 2,098.49 pada pukul 4 sore di New York, setelah indeks acuan turun untuk hari ketiga, penurunan beruntun terpanjang dalam enam minggu.

Pada hari Selasa indeks S&P 500 tergelincir karena pelemahan di pasar pendapatan tetap menyebar ke ekuitas, dengan imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi sejak November tahun lalu. Imbal hasil dalam acuan naik tiga basis poin menjadi 2,28% pada Rabu kemarin.

Tidak berubahnya angka pembacaan penjualan ritel untuk bulan April diikuti oleh revisi kenaikan 1,1% pada bulan Maret yang merupakan terbesar dalam satu tahun dan lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg menyerukan kenaikan di bulan April sebesar 0,2%. Data ekonomi yang jatuh tempo akhir pekan ini antara lain sentimen konsumen, klaim pengangguran dan produksi industri.(frk)

Sumber: Bloomberg

Saham AS Berfluktuasi, Treasuri Turun Setelah Aksi Jual Obligasi Berlanjut

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/5) - Saham-saham AS berfluktuasi, sementara Treasuries menghapus keuntungan setelah obligasi Eropa melanjutkan penurunan, memicu kekhawatiran aksi jual pendapatan tetap tidak akan dilakukan. Dolar turun setelah data penjualan ritel yang lemah meningkatkan tanda-tanda perlambatan ekonomi.

Indeks Standard & Poor 500 naik kurang dari 0,1% pada pukul 12:43 pagi di New York. Imbal hasil Treasuri dengan tenor 10-tahun menambahkan dua basis poin menjadi 2,27%, sedangkan suku bunga Jerman bunds dengan tenor 10-tahun naik lima basis poin untuk peningkatan ke-12 dalam 13 sesi. Indeks Bloomberg Dollar Spot kehilangan 0,9%. Minyak AS berfluktuasi di dekat $ 61 per barel sementara emas menguat.

Penjualan surat utang pemerintah dari Jerman hingga AS berlanjut setelah jeda singkat pada hari Rabu pagi. Aksi jual tersebut telah menghapus lebih dari $ 400 miliar dari pendapatan pasar tetap global dalam sekitar tiga minggu terakhir. Penjualan ritel AS sedikit berubah pada bulan April, memulai kuartal kedua dengan catatan buruk setelah pertumbuhan ekonomi melambat dalam tiga bulan pertama 2015.(frk)

Sumber: Bloomberg

Emas Naik Ke Tertinggi Lima Pekan Diikuti Perak Terkait Penjualan Ritel AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/5) - Emas dan perak berjangka melonjak ke level tertinggi lima pekan hal tersebut dikarenakan data penjualan ritel AS akan mendorong kembali spekulasi ketika melambatnya pertumbuhan ekonomi yang dapat memicu The Fed menunda untuk menaikkan suku bunga.
Emas berjangka untuk pengiriman Juni naik 2,2 persen untuk menetap di level $ 1,218.20 per ons pada 2:02 siang di New York Comex. Sebelumnya, harga mencapai level $ 1,218.50, yang tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 6 April. Dolar turun ke 15 pekan terendah terhadap sekumpulan 10 mata uang.
Logam ini naik pekan ini karena meningkatnya biaya energi sehingga memicu kekhawatiran inflasi. Minyak mentah berjangka di New York telah melonjak 44% dari posisi terendah enam tahun pada bulan Maret. Emas secara tradisional telah digunakan sebagai lindung nilai terhadap akslerasi harga konsumen.(yds)
Sumber: Bloomberg