Wednesday, 30 September 2015

Euro Jatuh Pasca Data Inflasi Dorong Spekulasi Penambahan Stimulus ECB

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Euro melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir karena laju inflasi di kawasan euro tiba-tiba berbalik negatif untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, menambah tekanan pada Bank Sentral Eropa untuk memperluas stimulus moneter.
Euro melemah terhadap semua mata uang utama seiring harga konsumen di zona euro turun 0,1 persen pada September dari tahun sebelumnya, menurut laporan dari kantor statistik Uni Eropa. Ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan tingkat inflasi nol persen.
Euro jatuh sebesar 0,6 persen ke level $1,1177 pada pukul 5 sore waktu New York, memangkas keuntungan sejak akhir Juni menjadi 0,3 persen. Dolar menguat 0,1 persen ke level 119,88 yen pada hari Rabu.
Sementara program pelonggaran kuantitatif ECB mendorong euro ke level terendah dalam 12-tahun terakhir dari level $1,0458 pada bulan Maret, mata uang euro telah rebounded. Penurunan euro menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan, karena penguatan euro mungkin meredam ekspor dan mengancam upaya mereka untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi di blok tersebut.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pada 23 September lalu bahwa itu terlalu dini untuk mengatakan risiko terhadap prospek ekonomi dibenarkan untuk menambah stimulus. Bank sentral, memulai rencana pembelian aset pada bulan Maret senilai 1,1 triliun euro ($1.23 triliun), bertujuan menahan laju inflasi hanya di bawah 2 persen.
Setiap dorongan untuk program ini, baik melalui memperpanjang durasi atau skala pembelian yang ada, akan datang karena Federal Reserve bergerak lebih dekat menaikkan suku bunga AS dari rekor terendahnya, yang dapat melemahkan euro lebih jauh terhadap dolar.
Estimasi analis euro jatuh ke level $ 1,08 pada akhir tahun ini, menurut survei Bloomberg. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Mencatat Penurunan Triwulan Terpanjang Sejak 1997

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Emas mengalami penurunan kuartalan kelima, yang merupakan penurunan terpanjang sejak tahun 1997, seiring data perekrutan AS yang kuat menambah tanda-tanda kekuatan ekonomi yang terlihat Federal Reserve bergerak mendekati kenaikan suku bunga.
Payrol Perusahaan naik 200.000 pada bulan September, angka dari ADP Research Institute menunjukkan, mengalahkan 000 perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sebesar 190. Ketika pejabat The Fed membiarkan suku bunga untuk tidak berubah pada pertemuan pada September lalu,
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 1% untuk menetap di level $ 1,115.20 per ons pada 1:41 siang di Comex New York, setelah menyentuh level $ 1,110.80, yang terendah sejak 16 September. Harga turun sebanyak 4,8% di kuartal ini, yang tertajam dalam setahun terakhir.
Perak juga menurun di Comex. Platinum dan paladium turun di New York Mercantile Exchange.(yds)
Sumber: Bloomberg

GBP/USD Berada pada Level Terendahnya Sejak Mei

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - GBP/USD anjlok di bawah level 1,5125 dan turun ke level 1,5105 menyentuh level terendahnya sejak 5 Mei lalu. Greenback menguat terhadap mata uang Eropa pada paruh perdagangan pertama sesi Amerika, pada hari terakhir pada perdagangan akhir bulan dan kuartal ketiga.
Dari level terendah pasangan mata uang GBP/USD sedikit rebound dan ditransaksikan pada level 1,5125/30, hampir seratus pips di bawah level harian tertinggi. Pada perdagangan Eropa GBP/USD naik ke level 1,5214 tapi kemudian beralih ke zona merah. GBP/USD terus melemah selama lima jam terakhir. Pound juga melemah terhadap yen mendorong GBP/JPY ke level terendah dalam tiga pekan terakhir di bawah level 181,00 yen. (izr)
Sumber: FXstreet

Emas Menuju Penurunan Kuartalan Terbesar Dalam Setahun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Emas turun 1 persen pada Rabu, menuju penurunan terbesar kuartalannya dalam setahun karena dolar terkait menguatnya dolar dan pasar yang masih menunggu kejelasan tentang waktu kenaikan suku bunga AS yang hangat untuk diantisipasi.
Platinum tetap berada di jalur untuk penurunan kuartalan terbesarnya dalam tujuh tahun terakhir setelah melemah ke level terendahnya sejak Desember 2008 pada Selasa kemarin di tengah kekhawatiran akan menurunnya permintaan untuk mobil diesel yang dipicu oleh skandal emisi Volkswagen.
Emas melemah hampir 5 persen sejak Juli lalu dalam penurunan kuartalan kelima berturut-turut, yang merupakan penurunan kuartalan terpanjang nya sejak tahun 1997.
Spot emas turun 1,2 persen pada $ 1,113.22 per ons, sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun $ 13,60 per ons pada $ 1,113.20.
Emas turun 1 persen pada hari ini, menuju penurunan terbesar kuartalan dalam setahun karena dolar menguat dan pasar menunggu kejelasan tentang waktu kenaikan suku bunga AS hangat diantisipasi.
Logam telah berada di bawah tekanan dari ekspektasi bahwa The Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga AS tahun ini, berpotensi meninggikan kesempatan untuk biaya imbal balik pemegang non-bullion sementara meningkatkan dolar, yang dimana hal tersebut dinilai berharga.
Emas berada di dekat dua minggu terendahnya pada hari Rabu setelah sebuah laporan menunjukkan sektor swasta AS menambahkan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada bulan September. Pedagang juga akan mengamati pidato Ketua The Fed Janet Yellen pada hari ini sebagai petunjuk tentang ekonomi dan waktu kenaikan suku bunga.
Spot platinum turun 0,1 persen pada $ 911,00 per ons, dan telah menurun hampir 15 persen pada kuartal ini.
Sumber: CNBC

Tuesday, 29 September 2015

Saham Asia Menguat, Pangkas Kuartalan Terendah Sejak Krisis Keuangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham Asia menguat pada hari terakhir kuartal, mengikuti rally saham AS di sesi akhir perdagangan, seiring indeks acuan regional pangkas kuartalan terendah sejak krisis keuangan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3 % ke level 121,40 pada pukul 09:00 pagi waktu Tokyo. Indeks telah anjlok 17 % sejak akhir Juni lalu, berada di jalur penurunan terbesar sejak kuartal yang berakhir September 2008. Turun 6,6 % pada bulan yang sama.
Saham telah stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan atas posisi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga dan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi China yang akan menghambat permintaan untuk komoditas dan berdampak pada pertumbuhan global. China mulai liburan pada hari Kamis selama 5 hari.
Indeks Topix Jepang naik 1,5 % setelah kemarin jatuh 4,4 %. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,4 % pada hari ini karena telah dibuka kembali dari liburan selama 2 hari. Indeks Australia S&P / ASX 200 menguat 0,1 %, dan Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah 0,4 %.
Kontrak pada Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7 % di sebagian besar akhir perdagangan, sementara di Indeks Hang Seng China Enterprises menguat 0,9 %. Indeks saham H kemarin melemah 3 %, yang merupakan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir, sedangkan Indeks Hang Seng merosot 3 % ke level 2 tahun terendah. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Naik dari 8 Bulan Terendah Seiring Selloff Global Berkurang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham Jepang menguat, dengan indeks Topix mendaki dari delapan bulan terendah, seiring meredanya gejolak di ekuitas global. Produsen ban dan perusahaan asuransi memimpin kenaikan.
Topix naik 1,5 persen ke level 1,396.63 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, setelah jatuh 4,4 persen pada hari Selasa ke penutupan terendah sejak Januari. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,5 persen ke level 17,191.71. Indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen kemarin, menghentikan penurunan lima hari mereka.
E-mini futures S & P 500 naik 0,1 persen. Ekuitas di pasar saham terbesar di dunia itu berfuluktuasi menyusul rebound perusahaan perawatan kesehatan, sementara saham bioteknologi menghapus reli awal mereka dan Apple Inc menyeret perusahaan teknologi ke level yang lebih rendah. Glencore Plc naik 17 persen di London, sehari setelah rekor penurunan pedagang dan penambang meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana perusahaan material dapat bertahan seiring anjloknya harga komoditas.
Topix berada di jalur untuk penurunan 14 persen dalam tiga bulan, hanya penurunan kuartalan kedua sejak Perdana Menteri Shinzo Abe berkuasa. Indeks telah merosot 9,2 persen pada September menyusul kekhawatiran tentang perlambatan di China dan rencana tingkat-kenaikan suku bunga Federal Reserve mendorong gejolak pasar keuangan global. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Berjangka Menguat ditengah Reli Saham AS Pada Akhir Perdagangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Para investor Asia mengambil keuntungan dari reli saham AS pada akhir jam perdagangan kemarin, dengan saham berjangka pada indeks dari Jepang hingga Australia sinyal keuntungan seiring mendekati penutupan kuartalan terburuk untuk ekuitas global sejak 2011.
Indeks Nikkei 225 Stock Average berjangka meramalkan rebound sebesar 1,7 persen, yang meluncur ke level terendah sejak Januari lalu Selasa kemarin di tengah aksi jual ekuitas Asia melebar karena kekhawatiran perlambatan China menahan di pasar sekali lagi. Tembaga berjangka rally, sementara minyak mentah turun karena para pedagang melihat ke depan terkait data persediaan AS yang akan dirilis hari ini waktu New York. Yen menguat jelang rilis laporan perdagangan ritel Jepang dan output pabrik.
Dengan saham di Asia menuju kuartal terburuk sejak runtuhnya Lehman Brothers Holdings Inc, liburan selama lima hari yang dimulai hari Kamis di China akan menahan penurunan dari negara yang telah terkena dampak dari krisis global sejak mendevaluasi mata uangnya Agustus lalu. Sementara lonjakan kepercayaan konsumen membantu saham AS menghapus kerugian, volatilitas tersirat tetap hampir dua kali lipat rata-rata selama tahun lalu karena ketidakpastian atas China dan langkah selanjutnya Federal Reserve membuat para investor gelisah.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,1 persen pukul 8:02 pagi waktu Tokyo. Saham acuan AS membalikan penurunan sebanyak 0,5 persen pada akhir perdagangan Selasa naik 0,1 persen. Yen sedikit berubah pada level 119,80 per dolar pasca naik 0,7 persen dalam dua hari terakhir, membantu mata uang Jepang menjadi pemain terbaik di antara sebagian besar mata uang utama dalam tiga bulan terakhir. Tembaga berjangka naik 0,3 persen, minyak AS jatuh 0,7 persen pasca naik Selasa.
Aksi jual saham bioteknologi dan saham teknologi terus di AS, mengirimkan Indeks Russell 2000 merosot terpanjang sejak 2006 lalu dan menekan Indeks Nasdaq Composite pada bulan Agustus. Obligasi imbal hasil tenor Sepuluh tahun naik, obligasi imbal hasil tenggelam ke terendah dalam satu bulan terendah.
Kontrak pada indeks Australia S & P / ASX 200 naik 0,9 persen di sebagian besar perdagangan terakhir, sementara kontrak pada indeks Hong Kong Hang Seng dan indeks Hang Seng China Enterprises naik setidaknya 0,7 persen. Indeks FTSE A50 China berjangka naik sebesar 0,6 persen menyusul penurunan 2 persen pada indeks Shanghai Composite pada hari Selasa. Pasar saham Korea Selatan kembali melanjutkan perdagangannya hari ini pasca liburan selama dua hari. (izr)
Sumber: Bloomberg

Indeks S&P 500 Pangkas Penurunan Kuartalan Sementara Apple Bebani Nasdaq

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Indeks Standard & Poor 500 memangkass penurunan kuartalan terburuknya sejak 2011, karena saham-kesehatan rebound sejak penurunannya dalam empat tahun terakhir.
Indeks S & P 500 naik 0,1% menjadi 1,884.03, di 04:03 sore di New York, dan turun 4,5% pada September, setelah bulan Agustus turun sebanyak 6,3%. Indeks Nasdaq Composite turun 0,6% karena Apple Inc anjlok sebanyak 3%.
Indeks saham telah stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan atas kebijakan suku bunga Federal Reserve sementara kekhawatiran tetap ada bahwa perlambatan ekonomi di Asia akan menghambat permintaan untuk komoditas serta mengganggu pertumbuhan global. S & P 500 siap untuk kuartal terburuk sejak 2011, turun 9%. Indeks acuan adalah 12% di bawah level tertinggi sepanjang masa pada bulan Mei.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Berfluktuatif Seiring Penurunan Saham Consumer Imbangi Saham Biotech

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham AS berfluktuasi akibat penurunan saham konsumen diimbangi rebound saham perusahaan bioteknologi, karena investor berjuang untuk mendamaikan prospek kenaikan suku bunga dengan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Indeks Standard & Poor 500 naik kurang dari 0,1 persen ke level 1,882.09 pukul 12:21 di New York, pasca naik sebanyak 0,9 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 13,82 poin, atau 0,1 persen, ke level 15,988.07. Indeks Nasdaq Composite stagnan, dan indeks Russell 2000 melemah sebesar 0,2 persen pasca merosot ke level terendahnya dalam 11 bulan terakhir kemarin.
Saham bergerak stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan tentang kebijakan pengetatan suku bunga Federal Reserve sementara kekhawatiran tetap membayangi bahwa perlambatan ekonomi di Asia akan menghambat permintaan untuk komoditas dan menghambat pertumbuhan global. Indeks S&P 500 bersiap catat kuartal terburuk sejak 2011, turun sebesar 8,6 persen. Indeks acuan turun 11 persen di bawah level tertingginya pada bulan Mei lalu.
Indeks Chicago Board Options Exchange Volatility telah ditutup di atas level 20 untuk 26 sesi terakhir, beruntun terpanjang sejak Januari 2012 lalu. Indeks gejolak pasar yang dikenal sebagai VIX turun 1,8 persen pada Selasa ke level 27,14 pasca mencapai level tertingginya dalam tiga pekan terakhir kemarin.
Sebuah laporan yang dirilis hari ini menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen secara tak terduga naik bulan ini seiring peningkatan lapangan pekerjaan membantu Amerika menyingkirkan efek dari penurunan harga saham. Laporan lainnya menunjukkan harga rumah di 20 kota AS naik sebesar 5 persen pada Juli dari bulan yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan permintaan dan persediaan terbatas. (izr)
Sumber: Bloomberg

Monday, 28 September 2015

Emas Menurun Tajam di Dua Pekan Terakhir; Platinum Anjlok

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Emas mencatat penurunan tertajamnya dalam lebih dari dua pekan terakhir dan platinum jatuh ke posisi terendah enam tahun pada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS bergerak mendekati keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember tergelincir 1,2% untuk menetap di level $ 1,131.70 per ons pada 1:57 di Comex New York. Penurunan terbesar sejak 9 September. Logam jatuh ini 0,7% pada hari Jumat.
Aset emas ETF naik 4,6 metrik ton pada hari Jumat untuk 1,526.9 ton, yang tertinggi sejak 31 Agustus, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg pada Jumat. Kepemilikan berada di enam tahun terendah bulan lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Bursa Asia Melemah Diiringi Penurunan Saham Material

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Saham Asia turun, dengan indeks acuan menuju penutupan terendah sejak November 2012, seiring aksi jual di pasar AS dan Eropa diperluas ke wilayah dan saham material memimpin penurunan.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,4 % ke level 122,96 pada pukul 09:10 pagi waktu Tokyo, merosot sebesar 16 % pada kuartal ini. Indeks Standard & Poor 500 melemah 2,6 % pada hari Senin di tengah kemerosotan harga komoditas dan saham bioteknologi, sementara ekuitas global turun ke level 2 tahun terendah. Saham Glencore Plc anjlok 29 %, menyeret Indeks World Mining Bloomberg ke level terendah dalam hampir 7 tahun terakhir.
Pasar telah whipsaw terkait ekonomi China mulai terhambat meskipun upaya stimulus. Laba indutri China merosot tajam dalam setidaknya 4 tahun terakhir, menurut laporan hari Senin, menjelang data manufaktur minggu ini guna memberikan petunjuk lebih lanjut tentang pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia. Dampak kenaikan suku bunga di AS juga dapat membebani sentimen, dengan para pejabat Federal Reserve mendukung dalam kenaikan suku bunga pada tahun 2015. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Gabung Selloff Global Seiring Topix Menuju Level Terendah Sejak Februari

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Aksi jual ekuitas global menyebar ke Jepang, mengirim indeks Topix menuju penutupan terendah sejak Februari.
Topix turun 2,4 persen ke level 1,404.83 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo, dengan kerugian perusahaan ekspedisi dan pembuat baja memimpin penurunan. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 2,1 persen ke level 17,270.23. Yen menguat 0,1 persen ke level 119,75 per dolar setelah penguatan 0,6 persen pada hari Senin seiring investor melarikan aset berisiko. Indeks Standard & Poor 500 jatuh 2,6 persen ke posisi terendah dalam satu bulan imbas jatuhnya saham komoditas setelah data ekonomi yang lemah dari China dan penurunan saham bioteknologi.
E-mini futures S & P 500 naik 0,2 persen. Indeks saham bioteknologi AS jatuh 6 persen pada Senin setelah tenggelam ke bear market pekan lalu. Saham Valeant Pharmaceuticals International Inc merosot ke level terendah dalam empat tahun setelah partai Demokrat di DPR AS meminta untuk memanggil perusahaan untuk dokumen yang berkaitan dengan kenaikan harga obat, langkah terbaru oleh politisi yang berusaha untuk mengekang kenaikan harga pada obat.
Glencore Plc anjlok 29 persen di London pada Senin di tengah kekhawatiran bahwa pedagang komoditas dan penambang tidak memotong beban utang mereka dengan cukup cepat. Saham perusahaan juga terdaftar di Hong Kong, di mana pasar ditutup kemarin karena hari libur. Keuntungan industri China jatuh 8,8 persen pada Agustus dari tahun sebelumnya, laporan menunjukkan hari Senin. Keuntungan di sektor pertambangan batubara anjlok 64,9 persen dalam delapan bulan pertama tahun ini dari bagian yang sama dari 2014. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Berjangka Mengindikasikan Melanjutkan Penurunannya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Aksi jual menyapu melalui pasar ekuitas global terlihat bersiap untuk melanjutkan di Asia, diikuti indeks berjangka mengindikasi melanjutkan penurunan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak dari perlambatan China. Obligasi Australia naik dan yen menguat karena peningkatan volatilitas memicu permintaan untuk aset haven.
Kontrak pada indeks pengukur dari Jepang hingga Australia merosot seiring indeks saham global jatuh ke level dua tahun terendah, menempatkan di jalur untuk kuartalan terburuk sejak 2011. Indeks berjangka AS rally di tengah tingginya perubahan harga yang diharapkan untuk ekuitas Amerika sejak awal September, pasca saham lapis kedua dan saham perusahaan bioteknologi pimpin aksi jual pada hari Senin. Dolar gelar penguatan terhadap mata uang seiring lebih pejabat Federal Reserve mendukung kenaikan suku bunga 2015, sementara tembaga berjangka memperpanjang kemerosotan.
Indeks Nikkei 225 Stock Average berjangka di transaksikan di level 17.400 di pre-market Osaka, pasca ditutup pada level 17.690 di Jepang, Senin. Kontrak pada indeks Australia S&P/ASX 200 turun 2 persen di tengah penurunan komoditas, sementara indeks berjangka pada FTSE China A50 merosot 1,4 persen di sebagian besar perdagangan baru-baru ini. Pasar financial di Hong Kong dan Taiwan melanjutkan perdagangannya pada hari ini pasca libur, sementara indeks Korea Selatan ditutup hingga Rabu.
Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru, indeks saham utama pertama untuk memulai trading setiap hari di kawasan Asia, turun sebessar 0,9 persen pukul 12:04 di Wellington. (izr)
Sumber: Bloomberg

Penurunan Saham Biotech Kirim Saham AS Terkoreksi untuk Hari Kelima

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Saham AS jatuh mingirim ekuitas acuan turun untuk sesi kelima berturut-turut, seiring penurunan saham bahan baku dan energi di tengah tanda-tanda lebih dari perlambatan di China sementara saham perusahaan bioteknologi memperpanjang aksi jual pekan lalu.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 2 persen ke level 1,893.76 pukul 12:24 di New York, terendah dalam sebulan terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 241,41 poin, atau sebesar 1,5 persen, ke 16,073.26. Indeks Nasdaq Composite anjlok sebesar 2,2 persen.
Pasar ekuitas telah bergejolak dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan atas kebijakan pengetatan Federal Reserve dan kekhawatiran atas perlambatan di Asia. Rilis data hari ini menunjukkan laba perusahaan industri China turun tajam sejak pemerintah Tiongkok memulai mengumpulkan data pada tahun 2011 lalu. saham Bioteknologi jatuh pada hari Jumat, diimbangi penguatan didorong oleh keyakinan Ketua The Fed Janet Yellen yang menjamin gejolok di pasar negara berkembang tidak akan merugikan pertumbuhan ekonomi AS.
Presiden Federal Reserve Bank of New York William C. Dudley mengatakan hari ini bank sentral AS akan "mungkin" menaikkan suku bunga tahun ini meskipun ketidakpastian atas pertumbuhan global. "Saya pikir bahwa ekonomi cukup baik," kata Dudley dalam sebuah acara di New York. Ia berharap pertumbuhan di semester kedua akan "sedikit lebih lemah" daripada semester pertama.
Rilis laporan hari ini menunjukkan pengeluaran rumah tangga naik lebih dari perkiraan pada bulan Agustus dan pendapatan juga meningkat seiring bagian terbesar dari ekonomi AS terus menunjukan penguatan melewati perlambatan global. Rilis data terpisah menunjukkan penandatanganan kontrak untuk membeli rumah AS yang sebelumnya dimiliki secara tak terduga turun pada bulan Agustus untuk kedua kalinya tahun ini, menandakan sektor perumahan real estate mungkin mengalami kesulitan membangun momentum baru-baru ini. (izr)
Sumber: Bloomberg

Sunday, 27 September 2015

Dolar Tahan Gain Seiring Fokus Kembali Pada Tanda-tanda Pertumbuhan Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (28/9) - Dolar mempertahankan keuntungan dari minggu terbaik sejak Juli menyusul investor mencari tanda-tanda lebih lanjut bahwa ekonomi AS cukup kuat bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.
Greenback menguat terhadap 16 mata uang utama pasangannya pekan lalu setelah sebuah laporan pada hari Jumat menunjukkan meningkatnya perekonmian AS yang melebihi perkiraan sebelumnya pada kuartal kedua dan Ketua Fed Janet Yellen mengatakan bank sentral berada di trek untuk menaikkan tingkat suku bunga pada Desember. Pemerintah AS akan merilis angka Agustus untuk pengeluaran pribadi dan harga pada hari Senin sebelum mengumumkan payrolls untuk bulan ini pada 2 Oktober
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, sedikit berubah pada level 1,214.29 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, setelah menyelesaikan kenaikan 1 persen mingguan pada hari Jumat, terbesar sejak 17 Juli. Indeks itu telah naik 2,9 persen kuartal ini.
Pejabat bank sentral dijadwalkan untuk berbicara pada minggu ini, termasuk Presiden Fed New York William C. Dudley, Presiden Fed San Francisco John Williams dan Yellen. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Fluktuatif Sebelum Data Cina; Saham Jepang di Zona Merah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (28/9) - Saham Asia berfluktuasi, dengan indeks acuan regional berada di jalur untuk kuartal terburuk dalam empat tahun, seiring investor menunggu data pada laba industri Cina. Sementara itu, saham Jepang turun.
Indeks MSCI Asia Pacific menguata kurang dari 0,1 persen ke level 125,08 pada pukul 09:04 pagi waktu Tokyo setelah tergelincir sebanyak 0,1 persen. Indeks regional ini merosot sekitar 15 persen sejak akhir Juni, menuju kuartal terburuk mereka sejak 2011, seiring Federal Reserve bersiap untuk menaikkan suku bunga dengan pasar keuangan yang masih terguncang oleh kekhawatiran atas semakin dalamnya perlambatan ekonomi China. Pasar di Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan ditutup untuk liburan hari Senin, sementara Cina daratan akan ditutup dari Kamis untuk istirahat selama seminggu.
E-mini futures pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,4 persen. Merosot 2,7 persen pada saham kesehatan meninggalkan indeks acuan AS ini turun 0,1 persen pada hari Jumat.
John Boehner akan mengundurkan diri dari Kongres pada akhir Oktober, menyusul bentrokan dengan anggota konservatif dalam konferensi partai Republik. Untuk beberapa pedagang, pergerakan mengurangi kemungkinan shutdown sesegera pemerintah pada Oktober, ketika meningkatkan momok akan kebuntuan nanti pada tahun 2015. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Turun Seiring Lebih dari 1.000 Anggota Indeks Topix Diperdagangkan Ex-Dividen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (28/9) - Saham Jepang turun, setelah Indeks Topix ditutup pada penurunan mingguan keenam dalam 7 minggu terakhir, seiring dengan lebih dari setengah perusahaan di saham yang diperdagangkan tanpa hak untuk menerima dividen berikutnya.
Indeks Topix turun 0,5 % ke level 1,446.97 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, sementara Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,4 % ke level 17,808.47. Lebih dari 1.000 anggota di Indeks Topix yang diperdagangkan ex-dividend hari ini, sama dengan penurunan pada indeks sebesar 10,8 poin, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.
Sementara itu, Yen menguat 0,1 % ke level 120,41 per dolar, setelah Jumat lalu melemah 0,4 % seiring Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bank sentral tetap berada di jalurnya untuk menaikkan suku bunga pada tahun 2015, memicu penguatan greenback.
Kontrak E-mini pada Indeks Standard & Poor 500 turun 0,5 %, setelah saham yang mendasari mengalami penurunan tipis kurang dari 0,1 % pada hari Jumat. Saham bioteknologi merosot di tengah kekhawatiran atas harga obat, sedangkan saham Nike Inc melonjak setelah laba perusahaan melampaui perkiraan analis.
Ketua DPR John Boehner mengatakan ia akan mengundurkan diri dari Kongres pada akhir Oktober mendatang, menyusul bentrokan dengan anggota konservatif konferensi partai Republik. Sementara yang membebaskan dia untuk menjadwalkan pemungutan suara cepat pada tagihan dana yang akan mendapatkan dukungan yang cukup dari Demokrat untuk menghindari penutupan pemerintah pada 1 Oktober, itu mengurangi risiko sampai bulan Desember, ketika pendanaan jangka pendek berakhir. (knc)
Sumber : Bloomberg

Gerak IHSG Sepekan Menanti Laporan Keuangan Emiten

BESTPROFIT FUTURES MALANG (28/9) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung variatif pada perdagangan saham sepekan. Saat ini, sentimen penggerak indeks saham masih sepi.

Analis PT Waterfront Securities, Oktavianus Marbun mengatakan, gerak IHSG hanya menunggu data laporan keuangan emiten kuartal III 2015."Saya pikir variatif, Senin dan Selasa turun. Baru Rabu sampai Jumat, secara teknikal harapannya variatif naik," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Dia bilang, laporan keuangan sektor perbankan menjadi acuan utama penggerak IHSG. Namun begitu, sektor perbankan tak luput dari risiko nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah."Tapi September-Oktober ada kontrak-kotrak (infrastruktur) akhir tahun," tambahnya.

Dia menuturkan, pada pekan ini indeks saham akan  bergerak pada level support 4.161-4.111. Sedangkan resistance berada level 4.340.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, selama sepekan IHSG bergerak pada level support  4.158-4.178 dan resistance pada 4.245-4.344.

Reza menuturkan, kenaikan IHSG selama sepekan masih sulit naik lantaran dihadang sentimen pelemahan nilai tukar rupiah."Peluang kenaikan IHSG di pekan depan masih tipis karena adanya awan negatif tersebut. Kecuali di akhir pekan rilis inflasi cukup baik maka minimal pelemahan dapat tereduksi," kata dia dalam ulasannya.

Oktavianus merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Sawit Sumbermas Saran Tbk (SSMS).

Berdasarkan data BEI, secara mingguan, IHSG masih ditutup melemah 3,9 persen dibandingkan penutupan pada pekan sebelumnya yang berada di level 4.380,32. Selama periode 21 September 2015-25 September 2015, investor asing mencatatkan aksi jual Rp 2,04 triliun. Sepanjang 2015, investor asing mencatatkan aksi jual senilai Rp 12,63 triliun. (Amd/Ahm)


Sumber : Liputan6

Gerak Rupiah Masih Bayangi IHSG

BESTPROFIT FUTURES MALANG (28/9) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu akan dipengaruhi sentimen nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG bergerak menjebol support. Hal itu membuat pola kenaikan IHSG sedikit tertunda. Pergerakan IHSG sementara akan menguji support berikutnya di level 4.161 sedangkan level resistance di 4.302.

"Level resistance terdekat yang wajib digapai untuk mengembalikan pola kenaikan IHSG," ujar William dalam ulasannya, Senin (28/9/2015).

Sementara itu, Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan IHSG masih berpeluang melanjutkan pelemahan dengan support 4.163-4.076 dan resistance 4.251-4.308. Laju IHSG akan dipengaruhi dari sentimen rupiah. Posisi kurs tengah Bank Indonesia (BI) tercatat 14.690 per dolar AS pada Jumat 25 September 2015 dari posisi Kamis 24 September 2015 di kisaran 14.623 per dolar AS.

"Dari dalam negeri sentimen mempengaruhi IHSG dari nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Bila rupiah masih melemah IHSG akan negatif," ujar Hans.

Sedangkan dari sentimen positif datang dari data pertumbuhan ekonomi AS dan bursa saham global pada pekan lalu. Pelaku pasar akan cenderung fokus memperhatikan pernyataan para pejabat bank sentral Amerika Serikat.

Untuk rekomendasi saham, Hans menuturkan spekulasi beli saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).Sedangkan William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), WIKA, dan PT Astra International Tbk (ASII) untuk dicermati pelaku pasar.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 25 September 2015, IHSG melemah 34,98 poin (0,82 persen) ke level 4.209,43. Indeks saham LQ45 turun 1,2 persen ke level 699,37. (Ahm/Igw)


Sumber : Liputan6

Thursday, 24 September 2015

Emas Naik ke 4-Minggu Tertinggi Setelah Data Pesanan AS Picu Spekulasi The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/9) - Emas menguat ke empat pekan tertinggi setelah laporan menunjukkan pesanan untuk peralatan usaha di AS terhenti, memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunga sampai tahun depan.
Pemesanan untuk barang modal non-militer tidak termasuk pesawat turun 0,2% pada bulan lalu, menurut laporan pemerintah pada hari Kamis. Emas telah naik lebih dari 3% sejak 17 September lalu, ketika The Fed mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga di tengah gejolak pasar keuangan dan ketidakpastian atas apa yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan global untuk outlook AS.
Investor mencari petunjuk lebih lanjut tentang rencana bank sentral ketika Ketua The Fed Janet Yellen memberikan pidato hari Kamis di Amherst, Massachusetts. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengekang daya tarik logam, yang tidak membayar bunga atau memberikan pengembalian misalnya aset bersaing seperti obligasi dan ekuitas.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 2% untuk menetap di level $ 1,153.80 per ons di Comex New York, setelah menyentuh level $ 1,156.40, tertinggi untuk kontrak sejak 24 Agustus yang lalu.(frk)
Sumber: Bloomberg