Thursday 12 June 2014

Terpengaruh Karet Shanghai, Karet Tocom Bergerak Melemah

Harga karet di Bursa Tocom pada awal sesi perdagangan pagi ini (13/4) terpantau sedang mengalami pelemahan. Pelemahan harga karet di Bursa Tocom disebabkan oleh harga karet di Bursa Shanghai yang melemah pada perdagangan Kamis kemarin.
Pelemahan di Bursa Shanghai terpantau masih mempengaruhi pergerakan harga karet di Bursa Tocom pada perdagangan sesi pagi hari ini. Harga karet Shanghai yang anjlok hingga 1,47% pada perdagangan hari Kamis, membuat harga karet Tocom tidak mampu untuk kembali menguat setelah sejak awal pekan berhasil rally hingga 4 hari berturut-turut.
Selain faktor pelemahan harga karet Shanghai, karet Tocom juga mengalami tekanan imbas pelemahan bursa saham Jepang. Indeks Nikkei yang ditutup melemah pada Kamis lalu dan masih melanjutkan pelemahan pada pagi ini turut menjadi sentimen negatif pada pergerakan harga karet Tocom.
Pada awal sesi pagi ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau bergerak melemah. Harga karet berjangka Tocom untuk kontrak November 2014 turun 0,85% ke tingkat harga 197 Yen/kg atau melemah 1,7 Yen/kg.
Sedangkan dari pembukaan Bursa Shanghai Future Exchanges, harga karet juga terpantau melemah. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 dibuka melemah 0,88% ke tingkat harga 14.130 Yuan/ton atau turun 125 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet di Bursa Tocom masih akan cenderung bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh sentimen negatif dari melemahnya bursa Nikkei serta karet Shanghai  yang diperburuk oleh penguatan Yen pada saat ini. Terkait pergerakan harga pada hari ini, karet Tocom diprediksi akan bergerak di kisaran 194-201 Yen.

Sumber : Vibiznews

Harga Kopi Lanjut Rally Hari Ke-2

Harga kopi baik varian Arabika maupun Robusta terpantau kembali berhasil ditutup menguat pada perdagangan di Bursa ICE US dan LIFFE dini hari tadi (12/6). Penguatan harga kopi pada perdagangan Kamis 12 Juni 2014 di Bursa ICE US dan LIFFE dipicu oleh ketidakpastian output kopi Brazil jelang masa panen.
Ketidakpastian dampak kekeringan berkepanjangan di Brazil jelang masa panen masih memberikan efek volatilitas terhadap pergerakan harga kopi. Setelah sebelumnya dampak dari ketidakpastian output berdampak pada melemahnya harga kopi sejak Mei lalu, rendahnya harga kopi pasca kemerosotan justru beralih pada rally di dua hari terakhir. Penguatan harga kopi dalam dua perdagangan terakhir, diduga disebabkan oleh prediksi harga yang terlalu rendah disaat masih ada potensi pengurangan output akibat cuaca panas yang masih terus berlangsung di Brazil.
Selain faktor sentimen dari rendahnya harga kopi di bursa, kopi juga diprediksi masih akan tetap berada dalam kondisi output yang berkurang pada periode ini. Dampak kekeringan Brazil, menurut beberapa analis akan berdampak pada pengurangan output kopi Brazil periode 2014/2015 hingga di kisaran 10%. Safras E Mercado, analis tingkat panen Brazil, memprediksi kopi Brazil akan turun 9% dibandingkan data panen sebelumnya di kisaran 48,9 juta untuk kopi kantong 60kg. Dari analisis lainnya, Citigroup memprediksi output kopi Brazil akan berada di level yang lebih rendah yaitu hanya pada 44,25 juta kantong.
Pada perdagangan Kamis 12 Juni 2014 di Bursa ICE US, harga kopi Arabika ditutup menguat untuk hari kedua beruntun. Harga kopi Arabika berjangka ICE US untuk kontrak Juli 2014 naik 0,20% ke tingkat harga $171,95/ton atau menguat $0,35/ton.
Sedangkan dari Bursa LIFFE, harga kopi Robusta juga terpantau mengikuti jejak pergerakan harga kopi Arabika ICE dengan mengalami penguatan dua hari beruntun. Harga kopi Robusta berjangka LIFFE untuk kontrak Juli 2014 ditutup menguat 0,67% ke tingkat harga $1.957/ton atau naik $13/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga kopi berpotensi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini di Bursa LIFFE dan ICE US. Hal tersebut dilandasi oleh potensi profit taking yang cukup tinggi di perdagangan akhir pekan setelah harga kopi Arabika dan Robusta naik di kisaran 4% dalam dua perdagangan terakhir. Terkait pergerakan harga, kopi diprediksi akan berada di kisaran $166-$176 untuk Arabika dan $1.861,5-$1.887,5.

Sumber : Vibiznews

Bursa Saham Asia Turun untuk Hari Kedua ditengah Kekerasan di Iraq

BESTPROFIT FUTURES (13/06) - Saham Asia jatuh mengirim indeks acuan regional menuju penurunan untuk hari kedua pasca ekuitas AS merosot dan minyak melonjak di tengah kekerasan yang meningkat di Irak.
Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,3 persen ke level 143,92 pukul 09:01 pagi di Tokyo. Indeks bersiap untuk gain selama sepakan berturut-turut di tengah tanda-tanda mulai stabil ekonomi China dan pemulihan AS masih utuh. Gelombang kekerasan berlangsung di seluruh Irak dalam tiga tahun terakhir pasca tentara AS mundur, mengangkat prospek terjadinyanya kembali perang saudara sektarian di produsen minyak terbesar kedua OPEC tersebut.
Indeks Topix Jepang turun sebesar 0,7 persen karena yen menguat dalam tiga hari terakhir sebelum Bank of Japan mengakhiri pertemuan kebijakannya hari ini. Indeks Kospi Korea Selatan turun sebesar 0,3 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun sebesar 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir sebesar 0,4 persen. Pasar finansial di Hong Kong dan China belum dibuka ketika berita ini diturunkan.
Analis memproyeksikan BOJ tidak akan membuat perubahan kebijakannya hari ini untuk kebijakan perluasan basis moneternya dari 60 triliun yen menjadi  70 trliun yen per tahun. (izr)
Sumber: Bloomberg

Yen Bersiap Menuju Gain Mingguan Terkait Pertemuan BOJ

BESTPROFIT FUTURES (13/09) - Yen bersiap untuk gain mingguan terhadap sebagian besar dari 16 mata uang utama sebelum akhir pertemuan Bank of Japan di mana para ekonom memprediksi tidak ada perubahan kebijakan, mendukung penguatan mata uang.
Dolar Selandia Baru memimpin kenaikan di antara mata uang yang paling ditransaksikan pekan ini seiring asisten gubernur bank sentral mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News bahwa pihak otoritas bank sentral ingin mempertahankan tingkat suku bunga "lebih ke tingkat netral." Dolar Australia berada di dekat level tertingginya dalam dua bulan terakhir sebelum laporan yang diperkirakan akan menunjukkan penjualan ritel dan pertumbuhan produksi industri di China, mitra dagang terbesarnya, naik pada bulan Mei. Pound Inggris menguat terhadap euro ke level tertingginya sejak November 2012.
Yen ditransaksikan di level 101,71 per dolar pukul 08:51 di Tokyo, yen bergerak mendatar kemarin dan menguat sebesar 0,8 persen pekan ini. Yen tidak berubah pada level 137,83 per euro dari level 139,80 kemarin dan pada tanggal 6 Juni lalu. Euro dibeli dilevel $1,3550 dari $1,3552 kemarin, ditetapkan sebagai penurunan mingguan sebesar 0,7 persen. Mata uang Euro merosot tajam di level 79,94 pence, sejak November 2012 lalu.
BOJ, yang dipimpin oleh Gubernur Haruhiko Kuroda, telah membuat kebijakan membeli sekitar 7 triliun yen (US$ 68.8 miliar) obligasi pemerintah bulan sejak April 2013 lalu. Semua 33 analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan tidak berubah hari ini. Sekita Sembilan persen ekonom yang disurvei dari 03-06 Juni memprediksi stimulus moneter tambahan pada bulan Juli, turun dari 38 persen pada survei sebelumnya. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Dekati Level 3 Pekan Tertinggi; Platinum, Paladium Jatuh

BESTPROFIT FUTURES (13/06) - SAN FRANCISCO - Harga emas reli pada hari kamin, mencatat level penutupan tertinggi dalam hampir tiga minggu terakhir terkait gejolak di Irak dan melemahnya ekuitas AS yang mendorong permintaan.
Sementara itu platinum dan paladium merosot, paladium turun hampir 5% sehari ini setelah ditutup pada level tertinggi sejak 2001 silam.
Emas untuk pengiriman Agustus naik ke level $ 12,80, atau 1%, untuk menetap di level $ 1.274 per ons di Comex New York Mercantile Exchange. membukukan penutupan tertinggi sejak 23 Mei lalu, berdasarkan kontrak yang paling aktif.
Perak, naik 36 sen, atau sekitar 1,9%, berada di level harga $ 19,53 per ons, mencatat penutupan tertinggi untuk kontrak teraktif sejak pertengahan Mei.(yds)

Sumber: Bloomberg

Wednesday 11 June 2014

Defisit Perdagangan India Semakin Menyempit

Ekspor di India tumbuh dengan angka double-digit untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada bulan Mei, dan mempersempit defisit perdagangan dan pengaturan tanah untuk mengurangi pembatasan pada impor emas.
Ekspor bulan lalu naik 12,4 persen menjadi $ 28 miliar dari tahun sebelumnya, sementara impor turun 11,4 persen menjadi $ 39230000000 seperti yang dilaporkan Departemen Perdagangan & Perindustrian, Sehingga jika dihitung selisihnya maka perdagangan India masih mengalami defisit namun semakin menyempit. Defisit perdagangan menyempit menjadi $ 11230000000 dari $ 19370000000 tahun sebelumnya.
Defisit perdagangan yang meluas di India, didorong oleh impor emas besar-besaran, dan juga alasan utama defisit current account negara yang membengkak ke tingkat rekor pada 2013, menyeret mata uang India ke rekor rendah bebrapa waktu lalu.
Yang memaksa pemerintah dan bank sentral untuk memberlakukan pembatasan pada impor emas. Langkah-langkah ini membantu menurunkan impor emas dalam beberapa bulan terakhir, pemotongan kesenjangan transaksi berjalan untuk $ 32000000000 tahun fiskal terakhir dari $ 88000000000 tahun sebelumnya.

Sumber : Vibiznews

Wall Street Ditutup Anjlok Diganjal Kasus Bank of America

Bursa saham AS ditutup anjlok, indeks Dow Jones industrial average turun 102,04 poin atau 0,60 persen, ke 16,843.88. indeks S & P 500 turun 6,90 poin atau 0,35 persen, ke 1,943.89 dan  Nasdaq Composite jatuh 6,07 poin atau 0,14 persen, ke 4,331.93. Volume sekali lagi di bawah rata-rata. Dengan hanya 5,2 miliar saham berpindah tangan di bursa AS.
Proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah dari Bank Dunia memberikan kesempatan kepada investor untuk melepas beberapa saham. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2014 menjadi 2,8 persen dari 3,2 persen karena musim dingin yang keras di AS dan dampak dari krisis Ukraina.
Hambatan terbesar pada S & P 500 adalah Bank of America Corp, turun 2,1 persen pada $ 15,59. Bank telah mencapai jalan buntu dalam negosiasi penyelesaian bernilai miliaran dolar dengan Departemen Kehakiman AS terkait investasi mortgage bank.
Micron Technology Inc  naik 5 persen menjadi $ 30,99 sehari setelah Credit Suisse menaikkan target harga pada saham pembuat chip memori $ 30 menjadi $50.
Indeks Volatilitas CBOE naik 5,6 persen menjadi 11,60 tetapi tetap jauh di bawah rata-rata historisnya dari 20, terendah sejak Februari 2013.
Saham Orexigen Therapeutics Inc saham merosot 14,7 persen menjadi $ 5,81 setelah Food and Drug Administration AS menunda keputusan pada aplikasi pemasaran untuk obat obesitas sebesar tiga bulan.

Sumber : Vibiznews

Saham Asia Jatuh dari Level Enam Tahun Tertingginya Pasca Saham AS Melemah

BESTPROFIT FUTURES (12/06) - Saham Asia jatuh mengirim indeks acuan regional turun dari level penutupan tertingginya dalam enam tahun terakhir karena para investor menimbang tingkat valuasi pasca ekuitas AS melemah.
Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,3 persen ke level 144,09 pukul 09:02 pagi di Tokyo. Indeks rebound sebesar 11 persen hingga kemarin dari level terendahnya tahun ini pada bulan Februari lalu di tengah tanda-tanda mulai stabilnya ekonomi China dan pemulihan ekonomi AS. Saham di indeks tersebut ditransaksikan pada 13,3 kali estimasi laba kemarin, dibandingkan dengan kelipatan 16,4 untuk indeks Standard & Poor 500 dan 15,5 untuk Indeks Stoxx Europe 600.
Indeks Topix Jepang merosot sebesar 0,7 persen. Indeks Kospi Korea Selatan dan indeks S&P/ASX 200 Australia mendatar. Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah sebesar 0,1 persen setelah Reserve Bank Selandia Baru menaikkan tingkat suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini dan mengisyaratkan pengetatan kebijakan moneter.
Mata uang Yen Jepang menguat hari ketiga di tengah spekulasi Bank of Japan (BOJ) akan menahan diri dari memperluas stimulus pada pertemuannya yang dimulai hari ini, berbeda dengan Bank Sentral Eropa (BOE) yang meluncurkan pelonggaran kebijakan moneternya pekan lalu. Yen naik sebesar 0,1 persen menjadi 102 per dolar hari ini pasca menguat 0,3 persen kemarin. (izr)
Sumber: Bloomberg

Indeks Topix Jatuh dari Level Empat Bulan Tertinggi Akibat Penguatan Yen

BESTPROFIT FUTURES (12/06) - Saham Jepang jatuh mengirim indeks Topix turun dari level tertingginya dalam lebih dari empat bulan terakhir karena yen Jepang menguat dan saham AS mengalami koreksi.
Indeks Topix merosot sebesar 0,7 persen ke level 1,230.82 pukul 09:01 pagi di Tokyo pasca penutupan kemarin di level tertingginya sejak 29 Januari lalu. 31 saham kelompok sub industri melemah. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 0,8 persen ke level 14,951.92. Yen naik sebesar 0,1 persen ke level 102,01 per dolar setelah penguatan sebesar 0,5 persen dalam dua hari terakhir. Mata uang Jepang kemarin menyentuh level tertingginya dalam empat bulan terakhir terhadap euro.
Analis dari JPMorgan Chase & Co dan Pierpont Securities LLC kemarin mengatakan ekonomi AS kemungkinan mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama terkait penurunan pengeluaran kesehatan. Produk domestik bruto (PDB) turun sebesar 1,6 persen, JPMorgan mengatakan, lebih tajam daripada angka kontraksi yang direvisi sebesar 1 persen pada 29 Mei lalu.
Sementara indeks Topix naik sebesar 7,7 persen dari level terendahnya pada 21 Mei lalu. namun masih menjadi performa terburuk tahun ini di antara 24 pasar negara maju yang dilacak oleh Bloomberg. Indeks ditutup menghentikan reli tahun lalu karena Bank of Japan (BOJ) menekankan pelonggaran moneter ke rekornya. Bank sentral dijadwalkan mengadakan pertemuannya hari ini. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Catat Kenaikan dalam Sesi Ketiga, Bertahan di atas US$ 1.260

BESTPROFIT FUTURES (12/06) - SAN FRANCISCO - Emas berjangka berakhir lebih tinggi untuk sesi ketiga berturut-turut di hari Rabu, memperpanjang kenaikan moderat di atas US$ 1.260 per ons karena terpuruknya optimisme atas prospek pertumbuhan global dan ekuitas memberikan kembali beberapa keuntungan dari rekaman berjalan mereka.

Emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 1,10, atau 0,1%, untuk menetap di level US$ 1,261.20 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga, yang menandai dua minggu penutupan tertinggi, naik sekitar 0,6% selama dua sesi perdagangan terakhir.

Silver Juli berakhir stagnan di level US$ 19,17 per ons.(frk)

Sumber: MarketWatch

Tuesday 10 June 2014

Impor Nonmigas Dari Jerman Mengalami Peningkatan

Impor nonmigas dari Jerman berdasarkan kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal demikian ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai pada bulan April dilaporkan dapat mencapai angka sekitar 395 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 303.1 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang Januari – April mengalami penambahan sebesar + 91.9 juta Dollar AS, atau sekitar + 30.32 %.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 1379.2 juta Dollar AS. Perkembangan itu menunjukkan adanya penurunan sebesar -295.8 juta Dollar AS atau sekitar -17.65 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 1675 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Euro terpantau bergerak menguat sekitar 0.62 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Sempat Tembus $105 per Barrel, Minyak WTI Melemah Akibat Profit Taking

Harga minyak mentah di Bursa NYMEX pada penutupan perdagangan Selasa 10 Juni 2014 di Bursa NYMEX dini hari tadi terpantau ditutup melemah. Pelemahan harga minyak pada penutupan dini hari tadi dipicu oleh aksi profit taking sebagai kelanjutan rally harga minyak mentah sejak Jumat lalu.
Kenaikan harga minyak mentah di Bursa NYMEX secara signifikan dalam dua perdagangan terakhir mulai berdampak pada aksi profit taking pada perdagangan Selasa 10 Juni. Harga minyak Brent yang sejak Kamis telah menguat 1,1% dan WTI yang juga naik hingga 1,88% memicu investor untuk segera mencairkan keuntungan dari investasinya.
Walaupun ditutup melemah, posisi minyak mentah dari pergerakan harga sepanjang perdagangan Selasa terpantau masih cukup kuat. Berdasarkan pergerakan harga sepanjang perdagangan lalu, minyak WTI bahkan sempat menembus tingkat harga $105 dan $110 pada minyak Brent.
Sebelumnya, harga minyak mentah sedang berada dalam trend menguat akibat sentimen positif dari data pekerja AS dan juga neraca perdagangan Tiongkok. Berdasarkan rilis data tersebut yang berada di kondisi positif, memicu indikasi akan adanya potensi peningkatan demand minyak mentah dari kedua negara. Namun, Sentimen positif tersebut diduga sedikit berkurang akibat data inflasi Tiongkok yang meningkat sehingga berpotensi untuk melemahkan daya beli investor asal Tiongkok.
Pada penutupan perdagangan Selasa 10 Juni 2014 di Bursa NYMEX dini hari tadi, harga minyak WTI ditutup melemah. Harga minyak WTI berjangka untuk kontrak Juli 2014 turun 0,06% ke tingkat harga $104,35/barrel atau melemah $0,06/barrel.
Sedangkan untuk harga minyak jenis Brent, pada dini hari tadi terpantau juga ditutup melemah cukup signifikan. Harga minyak Brent berjangka NYMEX untuk kontrak Juli 2014 turun hingga 0,43% ke tingkat harga $109,5/barrel atau melemah $0,47/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi kembali menguat tipis pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh masih adanya sentimen positif dari data pekerja AS dan neraca perdagangan Tiongkok. Namun penguatan dari sentimen tersebut, diduga akan tertahan oleh posisi tunggu data persediaan minyak mentah AS oleh Departemen Energi AS dan keputusan pertemuan anggota OPEC pada Rabu ini. Terkait pergerakan harga, diprediksi minyak mentah di Bursa NYMEX akan berada di kisaran $108-$111 untuk Brent dan  $103,75-$105,5 untuk WTI.

Sumber : Vibiznews

Indeks Topix Rebound Dari Penurunan Tiga Pekan Terbesarnya

BESTPROFIT FUTURES (11/06) - Indeks Topix Jepang naik pasca turun tajam dalam tiga pekan kemarin seiring saham asuransi dan foodmakers pimpin penguatan.
Indeks Topix naik sebesar 0,2 persen ke level 1,231.13 pukul 09:02 pagi di Tokyo pasca jatuh sebesar 0,5 persen kemarin, terbesar sejak 19 Mei lalu. 24 saham dari 33 saham sub industri naik hari ini. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik sebesar 0,2 persen ke level 15,017.86. Yen Jepang mendatar pada level 102.31 per dolar.
Sementara indeks Topix naik sebesar 6,8 persen dari level terendahnya baru-baru ini pada tanggal 21 Mei lalu hingga kemarin, performa terburuk tahun ini di antara 24 pasar negara maju yang dilacak oleh Bloomberg. Indeks menghentikan relinya tahun lalu karena Bank of Japan (BOJ) ditekan untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Bank sentral dijadwalkan bertemu 12-13 Juni mendatang.
Pemerintah Jepang kemarin merilis sebuah rancangan untuk meringkas tema utama dari strategi pertumbuhan tanpa memberikan rincian tentang perubahan yang direncanakan. DPR Jepang akan mendorong "reformasi pajak perusahaan yang berorientasi pertumbuhan," menurut draft. Pemotongan pajak perusahaan akan mulai dari tahun fiskal yang dimulai pada April 2015, Menteri Ekonomi Akira Amari mengatakan kemarin, dengan keterangan masih dalam negosiasi.
Bank Dunia memangkas proyeksi ekspansi ekonomi global di tengah prospek pelemahan untuk pertumbuhan ekonomi AS, Rusia dan China, sementara Bank Dunia menyerukan pasar negara berkembang untuk memperkuat ekonomi mereka sebelum Federal Reserve menaikkan suku bunga. Ekonomi dunia akan memperluas sebesar 2,8 persen tahun ini, turun dari proyeksi Januari yang sebesae 3,2 persen, kata pejabat bank. Perkiraan untuk Jepang dipangkas menjadi sebesar 1,3 persen dari 1,4 persen.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,1 persen hari ini. Indeks ekuitas turun kurang dari 0,1 persen kemarin, menghentikan penguatan beruntun selama empat hari terakhir dari rekor penutupan tertingginya, karena para investor menimbang valuasi ekuitas. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Memperpanjang Penguatan ke Level Satu Tahun Tertingginya

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Saham Asia menguat mengirim indeks acuan regional ditransaksikan di level satu tahun tertingginya, seiring saham konsumen dan perawatan kesehatan naik.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,1 persen ke level 143,98 pukul 09:05 pagi di Tokyo. Indeks rally sebesar 11 persen hingga kemarin dari level terendahnya tahun ini pada bulan Februari lalu di tengah tanda-tanda stabilisasi ekonomi di China dan karena pemerintah China melonggarkan aturan agunan bagi sektor perbankan, sedangkan data AS mengisyaratkan pemulihan utuh.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,2 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan kehilangan sebesar 0,1 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir sebesar 0,1 persen. Pasar finansial di China dan Hong Kong belum dibuka.
Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global di tengah prospek pelemahan pertumbuhan ekonomi AS, Rusia dan China. Bank kreditur yang berbasis di Washington memprediksikan ekonomi dunia akan memperluas sebesar 2,8 persen tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan Januari sebesar 3,2 persen. Prediksi AS dikurangi menjadi sebesar 2,1 persen dari 2,8 persen, sedangkan perkiraan untuk ekonomi Brasil, Rusia, India dan China juga diturunkan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 pada level 3,4 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas bertahan di atas US$ 1.260 untuk pertama kalinya dalam 2 minggu

BESTPROFIT FUTURES (11/06) - San Francisco - Emas berjangka naik pada Selasa untuk menetap kembali di atas US$ 1.260 per ons untuk pertama kalinya dalam dua minggu, menemukan dukungan dari beberapa kelemahan dalam ekuitas AS karena para pedagang menunggu data ekonomi akhir pekan ini.

Emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 6,20, atau 0,5%, untuk menetap di US$ 1,260.10 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange, memperpanjang kenaikan moderat Senin. Harga emas, pelacakan kontrak paling aktif, ditutup pada level tertinggi sejak 27 Mei.

Silver Juli naik 10 sen, atau 0,5%, menjadi berakhir pada level US$ 19,17 per ons.

Angka penjualan ritel AS untuk bulan Mei yang dirilis pada hari Kamis dan indeks harga produsen AS Mei akan dirilis Jumat.

Kamis pekan lalu, emas berjangka melihat gain sesi mereka tunggal terbesar sejak 14 Mei, emas melonjak US$ 9, atau 0,7% setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga dan mengumumkan pelonggaran lainnya.(frk)

Sumber: MarketWatch

Monday 9 June 2014

Diperkenalkan Bulan September, iWatch Hadir dengan Layar OLED Melengkung dan iOS 8?

Setelah batal hadir di ajang WWDC 2014, perangkat wearable besutan Apple yaitu iWatch memang diperkirakan baru akan diperkenalkan bulan September mendatang sebelum dilepas ke publik satu bulan kemudian. Hal tersebut jelas membuat beberapa pihak memanfaatkan untuk kembali membocorkan spesifikasi dari jam tangan pintar besutan Apple ini.
Dan benar saja, seperti yang dilansir dari Phone Arena, sebuah kabar terbaru menyebutkan bahwa iWatch besutan Apple ini akan hadir dengan layar OLED melengkung. Meskipun bukan kabar baru namun setidaknya itu bisa menjadi kemungkinan yang akan menjadi nyata mengingat banyaknya bocoran mengenai hal itu.
Selain itu juga, perangkat jam tangan pintar besutan Apple ini akan hadir dengan sistem operasi terbaaru Apple yaitu iOS 8 yang akan dilengkapi dengan fitur kesehatan seperti adanya sebuah sensor yang dapat mendeteksi tingkat gula darah, kadar oksigen dalam darah, konsumsi kalori, dan aktivitas tidur.
Dan seperti Samsung yang menghubungkan jam tangan pintarnya Galaxy Gear ke perangkat smartphone, Apple juga kabarnya akan menerapkan hal serupa dengan menghubungkan perangkat iWatch dengan iPhone yang nantinya dengan adanya hubungan tersebut iWatch dapat mengambil data biometrik dengan menggunakan fitur Touch ID yang ada di perangkat iPhone.

Sumber : Vibiznews

Saham HK Gain Pasca Rilis Data Inflasi China

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Saham-saham Hong Kong menguat mengirim indeks acuan Hong Kong menguat untuk hari kedua pasca saham AS naik ke level baru tertingginya dan laporan menunjukkan inflasi China lebih dipercepat pada bulan Mei melebihi perkiranaan ekonom.
Indeks Hang Seng naik sebesar 0,1 persen ke level 23,149.30 pukul 9:33 pagi di Hong Kong. Indeks Hang Seng China Enterprises yang juga dikenal sebagai indeks H-share, naik sebesar 0,4 persen ke level 10,444.60. Saham SJM Holdings Ltd turun sebesar 2,2 persen setelah operator kasino terbesar Macau tersebut mengatakan regulator yang mengawasi dengan ketat atas penggunaan kartu China UnionPay Co 's di lantai game.
Indeks Hang Seng rebound sebesar 9,1 persen dari level terendahnya tahun ini pada bulan Maret lalu hingga kemarin seiring otoritas China menambahkan stimulus untuk melawan perlambatan ekonomi. Indeks ekuitas ditransaksikan pada 10,7 kali estimasi laba kemarin, dibandingkan dengan 7,3 untuk indeks H-saham dan 16,5 untuk indeks Standard & Poor  500.
Indeks harga konsumen China naik sebesar 2,5 persen bulan lalu dari tahun sebelumnya, Biro Statistik Nasional mengatakan pagi ini, dibandingkan dengan proyeksi ekonom sebesar 2,4 persen dalam survei Bloomberg. Harga produsen tergelincir sebesar 1,4 persen. Ekonomi terbesar di Asia itu juga dijadwalkan untuk merilis laporan pinjaman baru, uang beredar, penjualan ritel dan produksi industri.pekan ini. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Menguat Jelang Rilis Data CPI China

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Saham Asia menguat mengirim indeks acuan regional naik untuk hari keempat pasca saham AS naik ke rekor baru tertingginya di tengah optimisme tentang prospek dua ekonomi terbesar di dunia.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,1 persen ke level 143,71 pukul 09:01 pagi di Tokyo, akibat saham produsen bahan naik tajam di antara 10 kelompok sub industri indeks tersebut. Indeks rally sebesar 10 persen pada perdagangan kemarin dari level terendahnya tahun ini pada bulan Februari lalu di tengah tanda-tanda menguatnya sektor manufaktur di China dan seiring pemerintah China melonggarkan aturan agunan perbankan, sedangkan data AS mengisyaratkan pemulihan pertumbuhan secara utuh. Inflasi di China dipercepat pada bulan Mei, menurut perkiraan ekonom menjelang rilis laporan hari ini.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,1 persen dan indeks Kospi Korea Selatan melonjak sebesar 0,5 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 0,3 persen, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru turun sebesar 0,2 persen. Pasar finansial China dan Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan.
Data yang akan dirilis hari ini akan menunjukkan harga konsumen naik sebesar 2,4 persen bulan lalu di China pasca meningkat sebesar 1,8 persen pada April lalu, terendah sejak Oktober 2012, menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Harga produsen kemungkinan turun sebesar 1,5 persen setelah terkoreksi sebesar 2 persen di bulan sebelumnya. (izr)
Sumber: Bloomberg

Tingkat Volatilitas Mendekati Rekor Terendahnya Jelang Rilis Data Pengeluaran AS, BOJ

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Sebuah indeks perubahan harga yang diharapkan dalam dolar terhadap yen tetap mendekati rekor terendahnya karena para pelaku pasar menunggu rilis data pekan ini terkait belanja konsumen AS dan keputusan kebijakan dari Bank of Japan (BOJ).
Indeks Dollar Spot Bloomberg, yang mengukur greenback terhadap 10 mata uang utama, naik untuk hari kedua kemarin pasca Presiden Federal Reserve Bank of Boston Eric Rosengren mengatakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada paruh kedua ditengah "cukup kuat" konsumsi. Dolar Aussie berada di dekat level tiga pekan tertingginya seiring langkah bank sentral China (PBOC) yang mengumumkan untuk mendukung perusahaan-perusahaan kecil dan pertanian, memperkuat prospek pertumbuhan mitra dagang terbesar Australia tersebut.
Dolar bergerak mendatar pada level 102,47 yen pada pukul 9:03 pagi di Tokyo. tingkat volatilitas pasangan mata uang tersebut berada di 5.36 persen setelah menyentuh rekor terendah di 5.25 persen kemarin
Euro dibeli di level $1,3592 dari level $1,3594, setelah menyentuh level $1,3503 pada tanggal 5 Juni, terendah sejak 6 Februari lalu dan berada di level 139,29 yen pasca melemah sebesar 0,3 persen menjadi 139,37 yen kemarin.
Penjualan ritel di AS meningkat sebesar 0,6 persen pada Mei lalu pasca sebelumnya naik sebesar 0,1 persen pada bulan sebelumnya, Departemen Perdagangan diperkirakan akan merilis pada 12 Juni mendatang, menurut perkiraan median ekonom yang disurvei Bloomberg News. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Naik Terkait Meningkatnya Permintaan Safe Heaven

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Emas berjangka naik untuk kedua kalinya dalam tiga sesi sejalan kepercayaan investor yang lebih rendah di eropa mendorong permintaan untuk logam mulia sebagai aset safe haven.
Optimisme investor Jerman untuk zona euro pada bulan Juni turun ke level 8,5, membuntuti 13,3 perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg dan bulan May 12,8 menurut Sentix di Limburg, Jerman. Mata uang bersama 18-negara di zona tersebut melemah terhadap 13 dari 16 mata uang utama.
Emas naik sebanyak 6,8% pada kuartal pertama tekait kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Logam mulia turun 28% tahun lalu pada ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan laju pembelian obligasi sejalan dengan melonjaknya ekuitas.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik 0,1% untuk menetap di level $ 1,253.90 per ons pada pukul 1:38 siang di New York Comex. Pada tanggal 3 Juni lalu, harga jatuh ke level terendah empat bulan di level $ 1,240.20.
Perdagangan adalah 64% di bawah rata-rata untuk 100 hari, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. 60 hari volatilitas historis Bullion jatuh ke level terendah sejak April tahun lalu.
Holdings pada produk yang diperdagangkan di bursa emas turun 2,1 metrik ton menjadi 1,715.7 ton pada tanggal 6 Juni, level  terendah sejak Oktober 2009 silam, data yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan.(yds)

Sumber: Bloomberg