Tuesday 16 September 2014

Dolar Turun Tajam Sejak Juni Terkait Spekulasi The Fed

BESTPROFIT FUTURES (17/9) - Dolar jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama dalam empat bulan terkahir terkait spekulasi Federal Reserve yang akan mempertahankan janji untuk mempertahankan suku bunga terendah untuk "waktu yang cukup" pada pernyataan kebijakannya besok.
Greenback telah menguat lebih dari 3% empat pekan terakhir karena investor mengantisipasi penguatan ekonomi yang akan mendorong para otoritas menurunkan tuntutan untuk menjaga suku bunga terendah. Dolar Kanada menguat setelah penjualan pabrik di Negara tersebut meningkat ke rekornya. Sementara mata uang real Brasil naik.
Indeks Spot Dollar Bloomberg turun 0,3% ke level 1,047.26 pada 03:22 sore di New York dan turun sebanyak 0,5%, merupakan yang terbesar secara intraday sejak 6 Mei lalu yang itu naik sebelumnya ke level 1,052.14, merupakan level tertinggi sejak Juli lalu.
Dolar turun 0,2% ke level $ 1,2962 per euro, dan yen turun 0,2% ke level 138,92 per euro. Mata uang AS staagnan pada level 107,18 ¥ setelah naik 0,1% ke level 107,33 ¥ dan jatuh sebanyak 0,4% ke level 106,81. Menyentuh level harga ¥ 107,39 pada 12 September kemarin, merupakan yang tertinggi sejak 22 September 2008 silam.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Berjangka Naik Terkait Laporan Stimulus China; Dolar Melemah

BESTPROFIT FUTURES (17/9) - Emas menguat untuk hari kedua secara beruntun karena penurunan dolar serta laporan bahwa bank sentral China menerapkan langkah-langkah stimulus baru yang mendorong permintaan untuk logam mulia sebagai alternatif investasi.
People™s Bank of China (PBOC) menyediakan 500 miliar yuan ($ 81.4 miliar) likuiditas ke lima bank terbesar di Cina, menurut Sina.com, mengutip dari Qiu Guanhua, seorang analis di Guotai Junan Securities Co. Dolar jatuh sebanyak 0,5% terhadap sekumpulan mata uang utama. Para otoritas Federal Reserve AS bertemu hari ini dan besok.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,1% untuk menetap di level $ 1,236.70 per ons pada pukul 1:44 siang di New York Comex. Sebelumnya, harga turun sebanyak 0,2%. Kemarin, logam mulia naik 0,3%..
Bullion adalah menuju penurunan kuartalan pertama tahun ini karena Indeks Spot Dollar Bloomberg menguat ke level tertinggi 14-bulan dan The Fed bergerak untuk mengakhiri program pembelian aset bulanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meningkatnya ekonomi Amerika dan ekuitas mendekati level tertinggi sepanjang masa juga turunnya minat investor emas, bahkan karena Amerika Serikat memperluas sanksi terhadap Rusia dan meningkatkan kampanye militernya di Irak. (yds)
Sumber: Bloomberg

Saham Energi Meningkat Angkat Bursa AS Ditutup Menguat

BESTPROFIT FUTURES (17/9) - Saham AS ditutup menguat, menghapus penurunan di sesi awal perdagangan, karena kenaikan harga minyak mendorong reli di saham energi dan bank sentral China dilaporkan mulai menyediakan senilai $ 81 miliar dalam bentuk pinjaman untuk bank-bank terbesar.
Indeks S&P 500 naik 0,8% ke level 1,998.99 pada 16:00 di New York, rebound dari penurunan di sesi perdagangan sebesar 0,3%. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 100,83 poin, atau 0,6%, ke level 17,131.97. Indeks Nasdaq Composite naik 0,8%. Perdagangan di perusahaan S&P 500 adalah 15% lebih tinggi dari rata-rata 30 hari karena investor menunggu pernyataan kebijakan Federal Reserve dan konferensi pers esok hari.
Indeks saham memperpanjang kenaikan karena Sina.com melaporkan bahwa bank sentral China mulai menyediakan sebesar 500 miliar yuan ($ 81.4 miliar) pinjaman terdiri dari lima bank terbesar di negara tersebut. Laporan tersebut mengutip analis perbankan Guotai Junan Qiu Guanhua di Guotai Junan Securities Co
Sementara Ketua The Fed Janet Yellen akan mengadakan konferensi pers setelah pengumuman kebijakan pada 17 September ini. Indeks S&P 500 telah turun 1,2% dari rekornya di awal bulan ini sampai kemarin.(yds)
Sumber: Bloomberg

Monday 15 September 2014

Perusahaan AS-India Sepakat Produksi Obat Generik Hepatitis C

BESTPROFIT FUTURES (16/9) - Pembuat obat AS Gilead telah mengumumkan perjanjian dengan tujuh produsen obat generik di India untuk menjual obat Hepatitis C Sovaldi versi generik di 91 negara berkembang.
Hepatitis C, yang dapat menyebabkan gagal hati dan kanker hati, menginfeksi hampir 180 juta orang di negara-negara miskin, menewaskan 350.000 orang setahun.
Sovaldi dijual dengan harga $ 1.000 satu pil, dan setelah satu tahun di pasar, menjadi salah satu obat yang paling laris di dunia. Menanggapi kritikan terkait mahalnya obat itu, eksekutif Gilead mengatakan itu masih lebih murah daripada biaya mengobati penyakit hati yang dapat dicegahnya.
Pembuat obat generik akan menetapkan harga sendiri untuk obat itu dan membayar royalti kepada Gilead. Diharapkan versi generik tersebut akan tersedia tahun depan.
Sumber : VOA

Impor India Menguat, Emas Rebound Dari Level 8 Bulan Terendah

BESTPROFIT FUTURES (16/9) - Emas berjangka rebound dari level delapan bulan terendah karena tanda-tanda meningkatnya permintaan untuk emas bar dan perhiasan di India, yang merupakan konsumen emas terbesar kedua di dunia.
Impor emas naik lebih dari dua kali lipat untuk pengiriman senilai $ 2 miliar sebesar level $ 739 juta di tahun sebelumnya, menurut data pemerintah India hari ini. Permintaan menguat setelah pemerintah mengizinkan lebih banyak bank dan pedagang untuk membeli logam mulia di luar negeri. China merupakan konsumen emas teratas di dunia.
Dalam empat dari lima minggu terakhir, emas jatuh akibat kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS, memangkas permintaan untuk logam mulia sebagai nilai lindung terhadap inflasi. Para otoritas bank sentral memulai pertemuan dua hari besok.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,3% untuk menetap di level $ 1,235.10 per ons pada pukul 1:38 saiang di New York Comex. Yang sebelumnya, menyentuh level $ 1,226.30, merupakan level terendah untuk kontrak teraktif sejak 9 Januari lalu. Perdagangan adalah 25% di bawah rata-rata 100-hari untuk saat ini, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.
Perak berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,1% ke level $ 18,62 per ons. Pada 12 September lalu, harga menyentuh level $ 18,455, merupakan yang terendah sejak 28 Juni tahun lalu.
Sementara itu di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Oktober turun sebanyak 0,5% menjadi $ 1,363.50 per ons. Harga turun untuk sesi keenamnya. Pekan lalu jatuh sebanyak 2,9% merupakan penurunan tertajam sejak 31 Januari tahun lalu.
Palladium berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,1% ke level $ 836,90 per ons. (yds)
Sumber: Bloomberg

Dolar Melemah Setelah Data Produksi AS Turun Jelang Keputusan The Fed

BESTPROFIT FUTURES (16/9) - Dolar melemah dari level tertinggi 14-bulan terhadap mata uang utama setelah data menunjukkan produksi industri AS secara tak terduga turun pada bulan Agustus.

Inde
ks Bloomberg Dollar Spot sebelumnya naik di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan mengubah sikapnya dalam pekan iniuntuk menjaga tingkat suku bunga tetap rendah untuk waktu yang "cukup" setelah mengakhiri pembelian obligasi. Yield Treasury AS turun untuk pertama kalinya dalam delapan hari, meredam daya tarik aset berdenominasi dolar. Indeks mata uang untuk emerging-market turun untuk hari keenam.

Inde
ks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak greenback terhadap 10 mata uang utama, turun sebanyak 0,1% menjadi 1,049.31 setelah sebelumnya naik di level 1,052.14, level tertinggi sejak Juli 2013.Dolar diperdagangkan sedikit berubah pada 1,050.11 pada 02:15 siang waktu New York.

Dolar menguat 0,2
% menjadi $ 1,2943 per euro dan terhadap yen turun 0,2% menjadi 107,16 yen. Euro melemah 0,3% menjadi 138,69 yen. Pasar keuangan Jepang ditutup hari ini untuk hari libur nasional.(frk)

Sumber
: Bloomberg

Saham Teknologi & Small Cap Jatuh Tekan Bursa AS Ditutup Melemah

BESTPROFIT FUTURES (16/9) - Mayoritas saham AS ditutup turun, dengan saham small-cap dan saham teknologi jatuh, sementara obligasi ditutup turun dari level tujuh harinya karena investor menilai penurunan tak terduga dalam produksi jelang keputusan suku bunga dalam dua hari mendatang. Sementara tembaga catat pelemahan
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,1% ke level 04:00 di New York, memangkas penurunan sebelumnya 0,4% setelah saham energi menguat. Indeks Nasdaq 100 saham teknologi dan indeks Russell 2000 dari perusahaan kecil turun setidaknya 1%. Imbal hasil dengan tenor 10-tahun turun tiga basis poin menjadi 2,59%. Saham emerging market turun untuk hari kedelapan. Tembaga turun 0,6%, sementara dolar menghapus gain dan minyak rebound.
Output pabrik AS seperti tambang dan utilitas turun 0,1% bulan lalu, sementara Indeks manufaktur regional melampaui estimasi, data dari Federal Reserve menunjukkan hari ini. Bank sentral memulai pertemuan dua hari besok. Saham Alibaba Group Holding Ltd berencana untuk meningkatkan harga penawarannya ditengah permintaan investor yang kuat, The Organization for Economic Cooperation and Development memangkas proyeksi pertumbuhan untuk negara maju terbesar dalam menghadapi peningkatan risiko geopolitik dan terkendalinya inflasi Eropa. (yds)
Sumber: Bloomberg

Produksi Industri Melemah Tekan Bursa AS Pada Sesi 1

BESTPROFIT FUTURES (16/9) - Mayoritas saham AS jatuh, memperpanjang penurunan pekan lalu, setelah data menunjukkan melemahnya produksi industri di Amerika dan China karena investor menunggu pertemuan Federal Reserve untuk menilai prospek suku bunga.
Saham Molson Coors Brewing Co melonjak 7,5% karena investor berspekulasi itu bisa menjadi target pengambilalihan saham SABMiller PLC. Microsoft Corp, perusahaan video game konsol Xbox, tergelincir setelah pihaknya setuju untuk membeli saham Mojang AB, perusahaan perangkat lunak di balik permainan Minecraft.
Indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0,3% ke level 1,979.94 pada 12:22 siang di New York seiring lebih dari tiga saham AS jatuh untuk setiap satu saham yang naik. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 5,42 poin, atau kurang dari 0,1%, ke level 16,992.93. Indeks Nasdaq Composite dan Indeks Russell 2000 turun lebih dari 1%. (yds)
Sumber: Bloomberg

Sunday 14 September 2014

Harga Emas LLG Anjlok ke Level Terendah 9 Bulan, The Fed Khawatirkan Investor

Harga emas LLG pada penutupan perdagangan pekan lalu, 8-12 September 2014, terpantau ditutup melemah signifikan secara agregat sepekan. Pelemahan harga emas LLG secara fundamental pada pekan lalu lebih didasari oleh kuatnya nilai Dollar Amerika Serikat dan kekhawatiran akan kebijakan lanjutan oleh The Fed.
Pergerakan harga emas LLG sepanjang pekan lalu terpantau berada dalam trend bearish kuat. Sepanjang 5 hari perdagangan pekan lalu, pergerakan harga emas LLG diwarnai dengan 4 kali pelemahan dan 1 hari perdagangan yang dapat ditutup flat. Dampak dari pergerakan tersebut, harga emas LLG ditutup ke level terendah sejak Januari 2014 atau terendah dalam 9 bulan terakhir.
Pelemahan harga emas pada pekan lalu, telah dimulai sejak perdagangan hari pertama pekan lalu. Meski masih mendapatkan dorongan dari data pekerja Amerika Serikat yang negatif pada akhir pekan sebelumnya, nilai Dollar Amerika Serikat masih menjadi momok pergerakan harga emas. Imbas tingginya nilai Dollar AS, aksi beli terhadap emas tergolong lemah sementara aksi jual untuk likuidasi investasi justru marak terjadi sehingga harga pun tergerus.
Namun, pola pelemahan kuat akibat nilai Dollar Amerika Serikat dapat  tertahan pada perdagangan hari kedua pekan lalu. Minimnya arah fundamental disaat harga telah cukup jatuh, membuat investor cenderung wait and see. Dampak dari posisi tersebut, harga emas pun dapat ditutup flat pada perdagangan hari kedua meskipun nilai Dollar AS masih cukup tinggi.
Walaupun demikian, dapat tertahannya pola pelemahan harga emas hanya dapat bertahan di hari perdagangan kedua. Pasca pergerakan flat harga emas di perdagangan hari kedua tersebut, harga emas terus tergerus hingga perdagangan akhir pekan. Adapun penyebab runtuhnya harga emas dilandasi oleh kekhawatiran akan pemercepatan peningkatan suku bunga Amerika Serikat oleh The Fed. Terpantau sentimen negatif tersebut kokoh menjadi landasan utama pelemahan hingga perdagangan Kamis pekan lalu, bahkan data initial jobless claims yang negatif dengan peningkatan dari 304.000 ke 315.000 tidak mampu menahan trend bearish emas.
Pergerakan melemah pada harga emas LLG, selanjutnya berada dalam posisi semakin tertekan seiring data Amerika Serikat yang positif di akhir pekan lalu. Data penjualan ritel Amerika Serikat yang melonjak dari lelvel 4,2% ke 5,0% dan melebihi ekspektasi di 4,5% semakin memicu pelemahan harga emas yang dilandasi lesunya minat safe haven. Dampak dari data tersebut, harga emas pun lanjut turun hingga level terendah 9 bulan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, harga emas LLG terpantau ditutup melemah secara agregat sepekan. Harga emas LLG sepanjang pekan lalu ditutup dengan mengalami pelemahan hingga 3,0% ke tingkat harga $1.230,70/t oz atau melemah $38,10/t oz.
Sementara pada penutupan perdagangan emas berjangka di Comex, harga emas juga terpantau ditutup melemah signifikan secara agregat sepekan. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun 2,83% ke tingkat harga $1.231,5/t oz atau melemah $35,8/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas masih akan cukup tertekan untuk melemah akibat kekhawatiran akan kebijakan The Fed pada perdagangan pekan ini. Adapun terkait faktor fundamental pekan ini, investor akan sangat fokus terhadap hasil rapat The Fed hari Rabu pekan ini selain data sentimen ekonomi Jerman, tingkat pengangguran Inggris, dan Inflasi AS. Terkait pergerakan harga emas pada pekan ini, range normal diprediksi akan berada di kisaran $1.180-$1.298.

Sumber : Vibiznews

Dolar Aussie Melemah Terkait Data China

BESTPROFIT FUTURES (15/9) - Dolar Australia jatuh ke level 90 sen AS untuk pertama kalinya sejak Maret lalu dan krona Swedia meluncur pasca pemilu, sekaligus memperkuat prospek Federal Reserve untuk meningkatkan tingkat suku bunga tahun depan sehingga mendorong daya tarik greenback.

Aussie dan krona Swedia mengalami penurunan terburuk di antara Kelompok 10 mata uang hari ini, sementara nilai tukar dolar terhadap mata uang utama berada di dekat level tertingginya dalam 14-bulan terakhir. Mata uang Australia memperpanjang penurunan bulan ini menjadi 3,6 persen pasca data menunjukkan pertumbuhan produksi industri China terlemah sejak krisis keuangan global. Krona tergelincir seiring hasil pemilu mendorong prospek Swedia akan menghadapi parlemen yang menggantung. Pound Inggris berada di dekat level terendahnya dalam 10 bulan terakhir jelang jejak pendapat Skotlandia terkait kemerdekaan pekan ini.

Dolar Australia jatuh sebesar 0,4 persen ke level 90 sen AS pukul 08:22 pagi di Singapura, level terendah sejak 20 Maret lalu. Aussie melemah sebesar 0,4 persen ke level 96,62 yen. Krona Swedia terkoreksi sebesar 0,4 persen ke level 7,1513 terhadap dolar, terendah sejak Juni 2012 lalu. Krona jatuh ke level 9,2795 per euro, terlemah sejak 9 Juli silam, sebelum ditransaksikan 0,4 persen lebih rendah pada level 9,2621.

Pasar finansial Jepang ditutup hari ini untuk liburan.

Output industri China naik 6,9 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Agustus, dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang sebesar 8,8 persen, badan biro statistik melaporkan pada jumat lalu. Output industri China turun dari 9 persen pada bulan Juli kemarin dan merupakan laju pertumbuhan paling lambat di luar masa liburan Tahun Baru Imlek dari Januari dan Februari sejak Desember 2008 lalu, berdasarkan dilaporkan sebelumnya data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (izr)

Melemahnya Pertumbuhan Output Industri China Tekan Saham Asia

BESTPROFIT FUTURES (15/9) - Saham Asia jatuh, menyeret ekuitas regional melemah untuk hari ketujuh, pasca pertumbuhan melemahnya output industri China sejak tahun 2008 lalu. menambah bukti bahwa ekonomi dunia terbesar kedua tersebut sedang kehilangan momentum.
Indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang Index turun sebesar 0,2 persen ke level 499,72 pukul 10:01 pagi di Sydney. Pasar finansial Jepang ditutup untuk liburan, sedangkan pasar finansial di China dan Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan. Indeks regional, berada jalur penurunan beruntun terpanjangnya sejak Juni 2011 silam, turun sebesar 2,5 persen pekan lalu, penurunan mingguan terbesar sejak Maret lalu.
produksi pabrik China naik sebesar 6,9 persen pada Agustus lalu dari tahun sebelumnya, Badan Biro Statistik Nasional mengatakan pada jumat kemarin di Beijing, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 9 persen pada bulan Juli lalu dan 8,8 persen estimasi ekonom yang survei oleh Bloomberg News. Penjualan ritel naik sebesar 11,9 persen dan investasi aset tetap pada periode Januari-Agustus naik sebesar 16,5 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Impor Nonmigas Dari ASEAN Lainnya Dilaporkan Turun, Data BPS September

Perkembangan impor nonmigas dari ASEAN Lainnya mengacu kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan pelemahan. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya penurunan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai impor nonmigas pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai angka sekitar 263 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait dapat mencapai nilai 376.7 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang waktu Juni – Juli mengalami pelemahan sebesar -113.7 juta Dollar AS, atau sekitar-30.18 %.
Laporan terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai nilai 2403.7 juta Dollar AS. Data ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 292.7 juta Dollar AS atau sekitar 13.86 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 2111 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Rilis BPS September, Ekspor Nonmigas Tujuan ASEAN Lainnya Turun

Ekspor nonmigas tujuan ASEAN Lainnya menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini , menunjukkan perkembangan melemah. Hal tersebut ditunjukkan dengan berkurangnya nilai ekspor ke kawasan ini , dimana nilai pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai nilai 567.9 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 598.3 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami pelemahan sebesar -30.4 juta Dollar AS, atau berkurang sebesar -5.08 %.
Laporan terbaru dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai nilai 4030.6 juta Dollar AS. Perkembangan tersebut menunjukkan adanya pelemahan sebesar -127.2 juta Dollar AS atau sekitar -3.05 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 4157.8 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Thursday 11 September 2014

Indeks Berjangka Asia Mixed Sementara Pound Catat gain

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Indeks berjangka Asia mixed ditengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah, sementara minyak mentah memperpanjang kenaikan. Sementara pound menguat karena meredanya kekhawatiran bahwa Skotlandia akan memilih merdeka, sementara yen diperdagangkan mendekati level terendah hampir dalam enam tahun terakhir.
Kontrak pada Nikkei Jepang 225 Stock Average turun di Osaka dan Chicago, sementara kontrak pada indeks Australia dan Korea Selatan meningkat. Indeks berjangka Standard & Poor 500 stabil di level 1,989.60 oleh 07:20 di Tokyo, setelah Indeks saham membalikan penurunan sebanyak 0,5% menjadi ditutup naik sebanyak 0,1% hari ini di AS. Minyak di New York naik hari kedua. Pound diperdagangkan pada level $ 1,6260 setelah naik sebanyak 0,3% di sesi terakhir perdagangan, sementara yen menuju penurunan mingguan beruntun kelima.(yds)
Sumber: Bloomberg

Ekspor Nonmigas Ke Malaysia Melemah, Rilis BPS September

Ekspor nonmigas ke negara tujuan Malaysia menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang melemah. Perkembangan itu ditunjukkan dengan memburuknya nilai ekspor ke negara tersebut, dimana nilai pada bulan Juli hanya mencapai nilai 435.6 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 574.2 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami kinerja yang melemah sebesar -138.6 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -24.13 %.
Data paling akhir dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai angka 3675.8 juta Dollar AS. Laporan tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -722.5 juta Dollar AS atau turun sekitar -16.42 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 4398.3 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Dolar Naik Hari-4 Terkait Spekulasi The Fed; Pound Menguat

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Acuan mata uang dolar naik untuk hari keempat, merupakan kenaikan tertingginya sejak Juli lalu, di tengah spekulasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun depan.
Mata uang Pound menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pasca jajak pendapat yang menunjukkan dukungan terhadap kemerdekaan Skotlandia seminggu menjelang pemungutan suara sehingga dapat menyebabkan Skotlandia berpisah dari Inggris. Sementara dolar Kanada turun karena ekspor minyak terbesar negara itu, menyentuh level terendahnya sejak 16-bulan terakhir. Dolar melemah terhadap euro pasca data yang menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik jelang pertemuan The Fed pekan depan.
Indeks Bloomberg Dollar Spot naik sebesar 0,1 persen ke level 1,048.59 dan mencapai level1,049.44 pada pukul 14:19 siang waktu New York. Kemarin Indeks Bloomberg Dollar Spot menyentuh level 1,049.73, merupakan level tertingginya sejak Juli 2013 lalu. Indeks itu turun sementara pada hari ini pasca rilis data tenaga kerja AS.
Mata uang dolar turun sebesar 0,1 persen ke leve $ 1,2931 per euro. Mata uang AS tersebut naik sebesar $ 1,2860 pada 9 September kemarin, merupakan level tertingginya sejak Juli 2013 lalu. Mata uang dolar stagnan pada level 106,92 yen pasca naik ke level 107,20 dibandingkan pada bulan September 2008 silam yang naik sebesar 0,2 persen ke level138,27 yen. (vck)
Sumber: Bloomberg

Outlook Suku Bunga AS Tekan Emas Ke Level 7 Bln Terendah

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Emas berjangka jatuh ke level terendah sejak Januari terkait spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS lebih cepat dari perkiraan, memangkas permintaan untuk nilai lindung terhadap inflasi. Sementara perak merosot ke level terendah 14 bulan.
Lebih dari $ 5.1 miliar telah dihapus dari nilai produk yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas sejak 30 Juni lalu. Money Managers memangkas spekulasi bullish pada logam mulia selama tiga minggu berturut-turut, sementara animo di New York berjangka dan opsi mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir.
Emas telah turun sebanyak 11% dari level tertinggi tahun ini setelah ekonomi AS memperoleh daya tarik dan dolar menguat, memangkas permintaan untuk logam mulia sebagai aset alternatif. Aset safe heaven menurun pasca meredanya konflik di Ukraina dan Timur Tengah. Global ETP holdings turun dari empat dalam lima bulan terakhir.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,5% untuk menetap di level $ 1.239 per ons pada 1:38 di New York Comex. Sebelumnya, harga menyentuh level $ 1,235.30, merupakan yang terendah untuk kontrak teraktif sejak 23 Januari lalu.
Pada tanggal 17 Maret, logam mulia menyetuh level $ 1,392.60, ini merupakan yang tertinggi sejak 9 September tahun lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Hentikan Penurunan, Minyak Mentah Rebound

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Saham AS hentikan penurunannya, mengirim indeks Standard & Poor 500 ditutup naik pada hari kedua, sementara itu minyak mentah rebound dari level terendahnya dalam delapan bulan terakhir di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik. Saham komoditas turun ke level terendahnya dalam empat tahun terakhir.
Indeks S&P 500 naik sebesar 0,1 persen pukul16:00 sore di New York, membalikkan penurunan sebelumnya sebesar 0,5 persen. Produsen energi naik pasca minyak AS naik sebesar 1,3 persen. Treasuri dengan tenor 10 tahun stagnan pasca membalikkan keuntungannya. Indeks MSCI Emerging Markets turun pada hari keenam, karena mata uang rubel melemah ke rekor terendahnya. Index Bloomberg Commodity turun ke level terendahnya dalam empat tahun terakhir terkait sektor perkebunan berjangka melemah.
Presiden Barack Obama berjanji akan melakukan serangan udara lebih lanjut terhadap ekstremis Negara Islam (ISIS) dan menyatakan AS bergabung dengan Uni Eropa dalam memberikan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas dukungannya terhadap separatis di Ukraina. Klaim awal untuk asuransi pengangguran di AS naik secara tak terduga pada pekan lalu. Sementara Badan Energi Internasional memangkas proyeksi permintaan minyak global dalam sehari pasca OPEC menurunkan prospek pasokannya. (vck)
Sumber: Bloomberg

Wednesday 10 September 2014

Pengaruh Referendum Skotlandia Terhadap GBP

Spekulasi mengenai referendum kemerdekaan Skotlandia terus mendominasi headlines berita-berita di Inggris dan juga judul-judul utama di forex.
Pemimpin dari partai ketiga terbesar di Britain mengcancel skedul mereka dan pergi ke Skotlandia untuk mendesak agar keluarga-keluarga disana tetap tinggal bersama-sama. Ini adalah tanda kepanikan dari David Cameron, Ed Miliband dan Nick Clegg yang membuat poundsterling bereaksi.
Poundsterling menyentuh kerendahan terbaru dalam 10 bulan terhadap dolar AS dan 3 bulan terhadap euro, dengan para trader forex mengutip survey online mengenai kemerdekaan Skotlandia yang memberikan kubu “Yes” kepemimpinan yang kuat.
Menambah kepanikan adalah polling dari suatu web yang belum bisa diverifikasi kebenarannya dari sebuah blogger independent yang menunjukkan kubu pro kemerdekaan memimpin dengan 53.9 persen dibandingkan dengan 46.1 persen yang memilih “No”.
Sebagai akibatnya Sterling tergelincir ke $1.6052, jatuh sekitar 100 pips dari ketinggian yang terlihat beberapa jam sebelumnya. 1.60 sekarang sudah didepan mata.
Ian Stannard, kepala ahli strategi matauang Eropa di Morgan Stanley berkata,” Hal ini cocok dengan trend baru-baru ini yang terlihat di dalam poll yang condong mengarah ke pemungutan suara bagi “Yes”.
Kemungkinan akan ada banyak polling yang tidak bisa diverifikasi lainnya dalam proses referendum pada 18 September nanti, yang bisa membuat Sterling jatuh lebih jauh, kata Stannard kepada Reuters.
“Beberapa polling lainnya yang muncul dan memberikan pesan seperti itu akan memberikan pengaruh lanjutan terhadap pasar.”
Biaya hedging terhadap melemahnya Sterling terhadap dolar AS naik 11.05 persen, tertinggi sejak November 2011.

Sumber : Vibiznews

Data BPS September, Ekspor Nonmigas Ke Thailand Melemah

Perkembangan ekspor nonmigas ke negara tujuan Thailand menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan pelemahan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya penurunan pada nilai ekspor nonmigas ke negara tersebut dimana nilai pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai nilai 416.1 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 439.9 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar -23.8 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -5.41 %.
Data terkini dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai angka 2955.3 juta Dollar AS. Nilai tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -259.2 juta Dollar AS atau sekitar -8.06 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 3214.5 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews