BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/10) Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Senin pekan ini. Hal itu akan didukung dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan data ekonomi relatif stabil.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG bergerak konsolidatif dan sedang mempertahankan support 4.484. Potensi kenaikan IHSG masih terlihat sedang berusaha menggapai level resistance 4.601.
"Untuk memperkuat pola kenaikan jangka menengah, rilis data ekonomi menunjukkan kondisi yang masih relatif stabil dari ekonomi dalam negeri, apresiasi nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu pendorong penguatan IHSG yang diikuti meluncurnya paket kebijakan yang beruntun," kata William dalam ulasan risetnya, Senin (19/10/2015).
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG masih akan bergerak variasi dengan kecenderungan kembali tertekan. IHSG akan bergerak di kisaran 4.420-4.580 pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan IHSG masih cenderung bervariasi di awal pekan. Sentimen rilis data pertumbuhan ekonomi China akan mempengaruhi laju IHSG.
Satrio memperkirakan, IHSG berada di kisaran 4.450-4.550 pada perdagangan saham awal pekan ini. Adapun yang akan menjadi pendukung IHSG yaitu kondisi bursa saham regional masih mengalami tren penguatan.
"Seharusnya data pertumbuhan ekonomi China tidak menjadi sentimen utama, tetapi sepertinya fokus pasar kepada sentimen itu. IHSG selama ini gagal tembus resistance 4.550. Bila level resistance itu ditembus maka IHSG akan reli hingga akhir bulan," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan IHSG akan berada di rentang support 4.485-4.496 dan resistance 4.550-4.565 pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Ia mengatakan, laju IHSG mampu bertahan di atas target support 4.476-4.489 dan mampu berada di target resistance 4.520-4.565 pada perdagangan saham pekan lalu. IHSG masih dapat mempertahankan di zona positif, tetapi penguatannya terbatas. Hal itu lantaran IHSG masih terkena tekanan jual.
"Laju IHSG akan kembali menguji kenaikan meski masih terbatas, tetap cermati sentimen yang ada," kata Reza.
Untuk rekomendasi saham, Reza memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan William memilih saham BBNI, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Pada perdagangan saham Jumat 16 Oktober 2015, IHSG naik tipis 14,68 poin ke level 4.521,88. Investor asing pun masih melakukan aksi jual sekitar Rp 86 miliar. (Ahm/Igw)\
Sumber : Liputan6
Sunday 18 October 2015
IHSG Berpotensi Menguat dalam Sepekan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/10) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan saham selama sepekan. Penguatan indeks saham dipengaruhi oleh ekspektasi pelaku pasar pada laba emiten yang lebih baik di kuartal III.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, indikasi dari perbaikan laba emiten didorong oleh mengucurnya belanja pemerintah. Hal tersebut diharapkan meningkatkan perekonomian nasional.
"Penjualan mobil dan motor mengalami kenaikan, beberapa data ada perbaikan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Dia bilang, belanja modal pemerintah masih jadi pendorong utama perekonomian. Lantaran, korporasi masih menghadapi tantangan di tengah perlambatan ekonomi nasional maupun global. "Pemerintah aktif berusaha membantu dengan paket pemerintah," kata Hans.
Selain itu, Hans menuturkan IHSG juga berpeluang koreksi secara teknikal karena pekan lalu terus menguat."Support berada di 4.489-4.371 dan resistance 4.551-4.639," tutur Hans.
Kepala Riset PT NH Korindo Securites Reza Priyambada menuturkan IHSG bakal tertekan pada sepekan ke depan. Lantaran IHSG telah melompat terlalu tinggi.Dia mengatakan, IHSG berada pada level support 4.460-4.472 dan resisten 4.550-4.600.
"Penguatan yang terlalu tajam membuat IHSG kehilangan amunisi dorong dan cenderung berpotensi berbalik arah melemah. Apalagi jika sentimen yang ada kurang mendukung maka dapat melanjutkan pelemahannya. Diharapkan sentimen yang akan dirilis dapat lebih positif sehingga mampu menahan pelemahan," kata dia.
Pada pekan ini, ada juga sejumlah data ekonomi yang akan dirilis. Data ekonomi itu antara lain dari China akan merilis data pertumbuhan ekonomi, penjualan ritel dan produksi industri. Jepang juga merilis neraca perdagangan dan indeks aktivitas industri. Sedangkan Amerika Serikat (AS) akan merilis klaim pengangguran, indeks pasar perumahan, dan kepercayaan konsumen.
Hans merokemendasikan akumulasi saham PT PT Astra Agro Lestari Tbk(AALI), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Kemudian jual ketika menguat untuk saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Selama sepekan, IHSG sudah susut 1,47 persen pada periode 12 Oktober 2015-16 Oktober 2015 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 4.589,34. Menutup akhir pekan, IHSG menguat 0,33 persen ke level 4.521,88 dibandingkan penutupan di hari sebelumnya. Investor asing masih melakukan aksi jual sekitar Rp 143,18 miliar selama sepekan. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, indikasi dari perbaikan laba emiten didorong oleh mengucurnya belanja pemerintah. Hal tersebut diharapkan meningkatkan perekonomian nasional.
"Penjualan mobil dan motor mengalami kenaikan, beberapa data ada perbaikan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Dia bilang, belanja modal pemerintah masih jadi pendorong utama perekonomian. Lantaran, korporasi masih menghadapi tantangan di tengah perlambatan ekonomi nasional maupun global. "Pemerintah aktif berusaha membantu dengan paket pemerintah," kata Hans.
Selain itu, Hans menuturkan IHSG juga berpeluang koreksi secara teknikal karena pekan lalu terus menguat."Support berada di 4.489-4.371 dan resistance 4.551-4.639," tutur Hans.
Kepala Riset PT NH Korindo Securites Reza Priyambada menuturkan IHSG bakal tertekan pada sepekan ke depan. Lantaran IHSG telah melompat terlalu tinggi.Dia mengatakan, IHSG berada pada level support 4.460-4.472 dan resisten 4.550-4.600.
"Penguatan yang terlalu tajam membuat IHSG kehilangan amunisi dorong dan cenderung berpotensi berbalik arah melemah. Apalagi jika sentimen yang ada kurang mendukung maka dapat melanjutkan pelemahannya. Diharapkan sentimen yang akan dirilis dapat lebih positif sehingga mampu menahan pelemahan," kata dia.
Pada pekan ini, ada juga sejumlah data ekonomi yang akan dirilis. Data ekonomi itu antara lain dari China akan merilis data pertumbuhan ekonomi, penjualan ritel dan produksi industri. Jepang juga merilis neraca perdagangan dan indeks aktivitas industri. Sedangkan Amerika Serikat (AS) akan merilis klaim pengangguran, indeks pasar perumahan, dan kepercayaan konsumen.
Hans merokemendasikan akumulasi saham PT PT Astra Agro Lestari Tbk(AALI), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Kemudian jual ketika menguat untuk saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Selama sepekan, IHSG sudah susut 1,47 persen pada periode 12 Oktober 2015-16 Oktober 2015 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 4.589,34. Menutup akhir pekan, IHSG menguat 0,33 persen ke level 4.521,88 dibandingkan penutupan di hari sebelumnya. Investor asing masih melakukan aksi jual sekitar Rp 143,18 miliar selama sepekan. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Pengembang Properti Pimpin Penurunan Saham Jepang
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/10) - Saham Jepang melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari, dipimpin oleh pengembang properti dan pembuat ban.
Indeks
Topix turun sebesar 0,2 persen menjadi 1,502.72 pada 09:02 pagi di
Tokyo, dengan delapan saham jatuh untuk setiap tujuh saham yang naik.
Indeks tersebut naik 6,5 persen pada Oktober ini, menuju kenaikan
bulanan terbesarnya sejak Februari lalu, di tengah rebound pada pasar
saham global jelang rilis data pertumbuhan ekonomi China hari Senin ini,
produksi industri dan data penjualan ritel. Yen diperdagangkan pada
119,30 per dolar.
Saham
di seluruh dunia telah menguat sepanjang Oktober, menguat lebih dari $ 4
triliun nilai pasar ekuitas global. Itu terjadi setelah volatilitas
kuartal lalu dipicu oleh keputusan mengejutkan China pada bulan Agustus
untuk mendevaluasi yuan.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Saham Asia Terlihat Lebih Menguat Dengan Data China Yang Mengarah Ke Pasar
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/10) - Saham
Asia terlihat mengatur untuk memperpanjang kenaikan dari tertinggi dua
bulannya, dengan data ekonomi China yang diharapkan dapat memberikan
katalis bagi investor yang masih cemas atas prospek global dan penarikan
akhir dari stimulus bank sentral.
Saham
Australia dibuka menguat untuk hari ketiga secara berturut-turut,
sementara indeks berjangka pada indeks ekuitas dari Hong Kong ke Jepang
mengisyaratkan kenaikan menyusul kemajuan mingguan ketiga pada saham
global. Dolar Australia dan Selandia Baru, bellwethers pada China
memberikan penghubung untuk perdagangan komoditas mereka, menahan
penurunan dari hari Jumat dengan ekonom yang memprediksi bahwa ekonomi
terbesar di Asia tersebut akan tumbuh dengan kecepatan yang paling
lambat sejak krisis keuangan global di kuartal terakhir, setelah China
secara mengejutkan mendevaluasi yuan sehingga memicu aksi jual dalam
ekuitas dan bahan baku. Minyak AS mempertahankan kenaikannya dan kembali
di atas $ 47 per barel.
Saham China mengalami penurunan tertajam di dunia pada 3Q, memacu penurunan antara ekuitas global serta komoditas.
Stabilisasi
saham China bersama dengan tumbuhnya harapan bahwa The Fed akan menunda
menaikkan suku bunga AS sampai tahun depan telah mendukung kenaikan,
bersama dengan pemulihan komoditas dari minyak mentah ke industri logam.
Produsen energi dan bahan mentah telah mendorong kenaikan di bulan
Oktober, diikuti oleh saham teknologi. Bank Sentral Eropa akan
mengeluarkan sebuah ulasan mengenai kebijakan moneternya pada akhir
pekan ini, dengan para investor yang masih fokus pada setiap komentar
pada prospek untuk program pelonggaran kuantitatif di kawasan itu.
Kontrak
pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,1 persen menjadi 2.024 pada
8:45 pagi waktu Tokyo, setelah indeks acuan AS berakhir naik 0,5 persen
di Jumat untuk delapan minggu tertingginya, catatkan kenaikan pada
minggu tersebut sebesar 0,9 persen. Indeks Australia S & P / ASX 200
naik 0,4 persen, sedangkan indeks S & P / NZX 50 naik untuk hari
ketujuh di Wellington, memperluas reli terpanjangnya sejak Juli.
Di
Jepang, indeks berjangka di Nikkei 225 Stock Average yang menawar
hingga 0,2 persen menjadi 18.330 di pre-market Osaka, sementara kontrak
mata uang yen yang diperdagangkan di Chicago turun 0,2 persen menjadi
18.325 pasca reli selama dua sesi sebelumnya. Saham-saham pada indeks
Kospi di Seoul naik 0,4 persen.
Di
tempat lain, kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,3 persen
pada Jumat dengan indeks berjangka pada indeks Hang Seng China
Enterprises, yang mengukur saham China daratan yang terdaftar di kota.
Indeks berjangka FTSE China A50 menguat 0,7 persen di Singapura.
Pembuat
kebijakan China optimis akan meningkatkan langkah-langkah untuk
meningkatkan pertumbuhan didorong oleh kenaikan di hari Jumat pada dana
terbesar bursa saham China yang diperdagangkan di AS. Deutsche
X-trackers Harvest CSI 300 China A-Shares ETF naik 1,2 persen ke level
tertingginya sejak data proyek pada 20 Agustus lalu. Para ekonom Senin
ini akan menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh sebesar 6,8 persen pada
kuartal terakhir dari tahun sebelumnya, tingkat yang paling lambat sejak
2009.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Friday 16 October 2015
ARAH HARGA EMAS DUNIA
Harga emas dunia dalam minggu terakhir mengalami kenaikan lumayan.
Secara historis, harga emas dan crude oil memiliki korelasi yang
kuat. Artinya saat harga minyak dunia (crude oil) naik, umumnya harga
emas juga naik. Demikian berlaku sebaliknya. Jika emas merupakan
driver utama harga komoditi sektor energi dunia, maka crude oil
merupakan driver utama sektor logam dunia. Dari agrikultur, kopi
merupakan salah satu driver utama.
Berdasarkan Bestprofit Gold Drivers (set internal driver direktorat
riset Bestprofit, determinan harga emas dunia), pasar dunia kini sedang
menggeliat bak berupaya keras naik ke tingkat ekuilibrium baru. Ini
berpotensi mengerak harga emas lebih tinggi daripada rentang harga di
minggu-minggu lalu. Walau kenaikannya belum signifikan, namun tren
harga emas cukup memberikan ruang bagi munculnya sentimen positif di
pasar emas dunia. Semoga tren ini terus berlanjut dalam short-term.
Secara umum apa yang menjadi determinan fluktuasi harga emas
dunia? Pergerakan harga emas sangat terkait dengan kondisi
perekonomian US secara historikal statistik. Korelasinya terkategori
kuat. Jika perekonomian US menguat, harga emas cenderung turun.
Demikian sebaliknya. Data yang paling sering dipantau investor saat
menilai perekonomian US adalah yield obligasi pemerintah US bertenor
10 tahun, suku bunga acuan The Fed dan kurs DXY (basket enam kurs
dunia melawan USD: Euro, SwissFranc, Pound, Krona, Yen,Canadian
Dollar). Umumnya jika yield obligasi Pemerintah US turun, maka harga
emas dunia naik. Ini disebabkan investor global memilih berburu emas
akibat yield yang diterima dari aset mereka yang berbasis USD.
Demikian halnya dengan suku bunga acuan. Jika suku bunga naik, maka
harga emas cenderung turun dengan logika yang sama.
Minggu ini harga emas dunia berada pada posisi support/resistance
USD1151/1190 per troy ounce (emas 1 troy ounce setara 31.10 gram).
Rentang sementara minggu lalu berada pada USD 1130/1151 per troy
ounce. Terjadi kenaikan sekitar USD 20-30 per troy ounce nya hanya
seminggu. Ini cukup signifikan, namun masih rentan. Pertanyaan paling
klise dari investor adalah “kapan waktu yang pas untuk beli/jual?”.
Ini cliché dan kurang efektif dalam ranah investasi, apalagi
dikaitkan dengan manajemen portofolio. Jika sudah berinvestasi dengan
format portfolio, maka driver fundamental yang menjadi determinan
arah harga emas dunia bisa lebih relevan bagi investor.
Apakah harga emas dunia akan naik atau turun ke depannya? Untuk
horizon jangka pendek, risiko harga masih tinggi dengan belum
stabilnya harga crude oil. Untuk horizon jangka menengah, harga pasar
emas dunia masih wait and see dengan fundamental perekonomian US.
Untuk horizon jangka panjang, arah harga emas dunia sangat ditentukan
oleh world sovereign risk (geopolitik).
Tumpal Sihombing
Chief Research Officer
Bestprofit Futures
Thursday 15 October 2015
Emas Kembali Menguat, Menghapus Kerugian 2015
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/10) - Logam
melonjak ke level tertinggi tiga bulan pada hari Kamis setelah adanya
bukti bahwa ekonomi sedang melambat dari China hingga Eropa meredam
harapan bahwa Federal Reserve akan
segera menaikkan suku bunga. Tanda-tanda stagnan inflasi AS dan
penjualan ritel menambahkan ke kasus bagi para pembuat kebijakan untuk
mempertahankan suku bunga rendah, yang menghidupkan daya tarik emas
sebagai penyimpan nilai.
Bullish emas
akan kembali setelah mengabaikan logam hampir sepanjang tahun.
Kepemilikan dalam ETP berbasis emas menuju kenaikan keempat dalam lima
minggu, dan pilihan yang menandakan bahwa pedagang mengharapkan rally
baru-baru ini akan terus berlanjut. Analis yang disurvei oleh Bloomberg
masih terbagi pada apakah logam akan menutup tahun 2015 dengan kenaikan,
setelah harga anjlok 29% dalam dua tahun sebelumnya di tengah
pertumbuhan ekonomi AS yang tangguh dan dolar yang lebih kuat.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,7% untuk menetap di $ 1,187.50 per ons pada pukul 1:43 sinag di Comex New York.
Logam ini telah naik selama lima sesi berturut-turut, dan naik 0,3%
untuk tahun ini. Harga emas telah menyentuh level $ 1,191.70 pada hari
Kamis, yang merupakan tertinggi sejak 22 Juni.
Bullion telah
jatuh selama lima kuartal beruntun sampai pada 30 September, beruntun
terpanjang sejak tahun 1997, karena pemulihan ekonomi AS mendapatkan
momentum serta membaiknya pasar tenaga kerja, memicu harapan bahwa The Fed akan
tetap dengan bimbingannya untuk tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
Gambar tersebut yang telah kacau selama bulan lalu. Harga pada hari Rabu
ditutup di atas 200-hari pergerakan rata-rata untuk pertama kalinya
sejak bulan Mei.(frk)
Sumber: Bloomberg
Saham Jepang Naik untuk Hari Kedua Dipimpin oleh Produsen Instrumen
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/10) - Saham
Jepang naik untuk hari kedua, menyusul reli di ekuitas AS di tengah
spekulasi meningkatnya Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunga
sampai 2016. Produsen instrument memimpin kenaikan.
Topix
naik 0,8 persen ke level 1,502.83 pada pukul 09:02 pagi waktu Tokyo,
menuju 0,8 persen penurunan mingguan dengan lima saham naik untuk setiap
satu yang jatuh. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1 persen ke level
18,278.73.
E-mini
futures pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen setelah
saham dasar ini melonjak 1,5 persen ke level delapan minggu tertinggi
kemarin, menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari.
Probabilitas
suku bunga Fed meningkat pada pertemuan kebijakan Desember telah turun
menjadi 30 persen, merosot dari 70 persen pada awal Agustus, menurut
data yang dikumpulkan oleh Bloomberg berjangka. Penurunan memburuk
bahkan setelah indeks harga konsumen inti AS naik lebih dari yang
diproyeksikan pada bulan September, sementara data perekrutan memberikan
bukti tentang daya tahanpasar tenaga kerja. Data pada hari Rabu
menunjukkan penjualan ritel yang lebih lebih buruk dari perkiraan
memperparah pesimisme dari data yang mengecewakan pada perekonomian
China. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Saham Asia Ikuti Gain Saham AS Imbas Kenaikan Saham Teknologi dan Keuangan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/10) - Saham
Asia mengikuti saham AS dengan berada di posisi yang lebih tinggi,
dengan indeks acuan regional menuju kemajuan mingguan ketiga
beturut-turut, dengan sektor teknologi dan perusahaan keuangan memimpin
kenaikan.
MSCI
Asia Pacific Index naik 0,4 persen ke level 134,53 pada pukul 09:01
pagi waktu Tokyo. Indeks ini menuju kenaikan 0,9 persen minggu ini.
Ekuitas global kembali lanjutkan rebound Oktober mereka, dengan saham AS
naik ke delapan minggu tertinggi di tengah pendapatan bank dan
spekulasi Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunga sampai 2016.
Investor tidak melihat hal yang lebih baik bahkan untuk sekedar
kemungkinan tingkat suku bunga meningkat sampai Maret tahun depan,
dengan peluang 30 persen lepas landas pada Desember.
Indeks
Topix Jepang naik 0,8 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2
persen. S & P / Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,6 persen. Indeks
Australia S & P / ASX 200 naik 1,1 persen. Pasar di Cina dan Hong
Kong belum memulai perdagangan.
Shanghai
Composite Index naik 2,3 persen ke penutupan tertinggi sejak 21 Agustus
kemarin seiring langkah pemerintah untuk membenahi industri
telekomunikasi mengangkat spekulasi pembuat kebijakan akan mempercepat
reformasi perusahaan milik negara untuk membendung perlambatan
pertumbuhan ekonomi. Indeks FTSE Cina A50 berjangka naik 1,2 persen di
perdagangan terakhir, sementara kontrak pada Hang Seng China Enterprises
Index tergelincir 0,1 persen di Hong Kong. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Bursa AS Reli Setelah Perbankan Memimpin S&P 500 ke 8-Minggu Tertinggi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/10) - Bursa saham AS menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari akibat saham-saham perbankan mengalami rebound di
tengah laba Citigroup Inc. yang lebih baik dari perkiraan, menyentuh
reli yang menghantarkan Indeks Standard & Poor 500 ke delapan minggu
tertinggi.
Mood
terhadap saham-saham perbankan telah berputar balik sejak kemarin,
mengangkat sentimen pasar ekuitas setelah Citigroup naik 4,5% untuk laju
keuntungan terbaik sektor perbankan dalam sebulan. Saham-saham
bioteknologi melanjutkan rebound dari
aksi jual pada hari Selasa, sementara sektor energi melonjak tanpa
bantuan dari harga minyak. Saham Netflix Inc. merosot setelah
pertumbuhan pelanggan di AS meleset dari perkiraan analis, sementara
saham Wal-Mart Stores Inc. turun lagi setelah penurunan terburuknya
sejak tahun 1988.
Indeks
S&P 500 naik 1,5% ke level 2,023.92 pada pukul 04:00 sore di New
York, dengan indeks tersebut ditutup pada level tertingginya sejak 20
Agustus.
Ekuitas telah rebound dari
kuartal terburuknya dalam empat tahun, dengan sentimen investor
terbentuk dari kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi di China akan
menyebar, sebagai jaminan bahwa Federal Reserve akan
memperlambat kenaikkan suku bunga sampai para pembuat kebijakan lebih
percaya diri bahwa turbulensi di luar negeri tidak akan menggelincirkan
pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi akan mencapai target 2% mereka.
Indeks S&P 500 naik 5,4% dalam bulan ini, dan telah reli 8,4% dari
level terendahnya selama aksi jual yang terjadi di bulan Agustus.(frk)
Sumber: Bloomberg
Bursa AS Menguat Akibat Laba Citigroup Pimpin Rebound Sektor Perbankan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/10) - Bursa saham AS mengguat untukk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir akibat saham perbankan mengalami rebound di
tengah laba Citigroup Inc. yang lebih baik dari perkiraan, sementara
investor meninjau ulang penguatan ekonomi setelah harga sewa yang tinggi
meningkatkan biaya sewa hidup dan pasar tenaga kerja menunjukkan
tanda-tanda pertumbuhhan yang berkelanjutan.
Mood
terhadap saham-saham perbankan telah berputar balik sejak kemarin untuk
membantu mengangkat sentimen pasar ekuitas. Saham Citigroup naik 3,6%
untuk memacu gain atas kreditur setelah pemotongan biaya membantu laba
kuartalannya melebihi perkiraan. Saham KeyCorp menambahkan 4,2% setelah
laba perusahaan sesuai perkiraan. Sementara saham Netflix Inc. merosot
8% setelah pertumbuhan pelanggan AS meleset dari perkiraan analis.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,6% ke level 2,005.91 pada pukul 12:51 siang di New York, menyusul penurunan pertama back-to-back dalam dua minggu. Indeks Dow Jones Industrial Average menambahkan 78,53 poin, atau 0,5%, ke level 17,003.28. Indeks Nasdaq Composite naik 0,7%.
Ekuitas telah rebound dari
kuartal terburuknya dalam empat tahun, dengan sentimen investor
terbentuk dari kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi di China akan
menyebar, sebagai jaminan bahwa Federal Reserve akan
memperlambat kenaikkan suku bunga sampai para pembuat kebijakan lebih
percaya diri bahwa turbulensi di luar negeri tidak akan menggelincirkan
pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi akan mencapai target 2%.
Laporan
hari ini menunjukkan harga konsumen tidak termasuk makanan dan bahan
bakar naik melebihi perkiraan pada bulan September, didorong oleh
meningkatnya harga sewa. Penurunan biaya energi yang disebabkan biaya
total untuk pengurangan terbesar sejak Januari. Sebuah laporan terpisah
menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk
tunjangan pengangguran tiba-tiba menurun pekan lalu untuk dicocokkan
dengan yang paling sedikit dalam empat dekade terakhir, membawa
rata-rata bulanan ke level terendah sejak Desember 1973.(frk)
Sumber: Bloomberg
Wednesday 14 October 2015
IHSG Diprediksi Lanjutkan Pelemahan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/10) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Indeks saham secara teknikal berbalik arah setelah pekan lalu naik cukup tinggi.
"Potensi IHSG cenderung tertekan usai menguji level psikologis 4.600," kata Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (14/10/2015).
Kemudian, tekanan IHSG juga dipengaruhi indeks Dow Jones yang juga melemah. Dow Jones menguji level 17.000 pada penutupan terakhir.
Dari dalam negeri sentimen IHSG cenderung positif. Di mana, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat menguji level 13.400 hingga 13.200 per dolar AS.
"Pelaku pasar menantikan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur dengan harapan BI bersedia menurunkan suku bunga dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen," jelasnya.
Lucky memperkirakan IHSG berada pada level support 4.315 dan resistance pada level 4.500.
Senada, Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan IHSG cenderung tertekan. Menurutnya, pelaku pasar masih mengantisipasi keputusan Federal Open Market Committee (FOMC). "Penentunya FOMC,"ujarnya.
Sementara, dari dalam negeri sentimen untuk IHSG cenderung positif. Pasalnya, pemerintah segera merilis paket kebijakan ekonomi jilid IV. Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan yang diperkirakan positif.
Kiswoyo memprediksi IHSG ada pada level support 4.400 dan resistance di level 4.700.
PT Sinarmas Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak variatif pada perdagangan saham Kamis. Indeks saham akan bergerak pada level support 4.436 kemudian resistance pada level 4.529.
Dari dalam negeri, dipengaruhi oleh data neraca perdagangan yang diperkirakan masih surplus sekitar US$ 0,25 miliar. Meskipun turun dari bulan sebelumnya US$ 0,43 miliar.
Bank Indonesia juga akan merilis suku bunga acuan yang diperkirakan tetap pada level 7,5 persen.
"Dari AS akan merilis data retail sales yang diperkirakan stagnan ke level 0,2 persen MoM," tulis riset Sinarmas Sekuritas.
Kiswoyo merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Lalu, Sinarmas Sekuritas merekomendasikan akumulasi saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Kemudian jual untuk saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Astra International Tbk (ASII).
Penutupan perdagangan saham Selasa (13/10/2015) IHSG melemah 147,63 poin atau 3,19 persen ke level 4.483,07. Indeks saham LQ45 susut 4,24 persen ke level 763,11. (Amd/Ndw)
Sumber : Liputan6
"Potensi IHSG cenderung tertekan usai menguji level psikologis 4.600," kata Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (14/10/2015).
Kemudian, tekanan IHSG juga dipengaruhi indeks Dow Jones yang juga melemah. Dow Jones menguji level 17.000 pada penutupan terakhir.
Dari dalam negeri sentimen IHSG cenderung positif. Di mana, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat menguji level 13.400 hingga 13.200 per dolar AS.
"Pelaku pasar menantikan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur dengan harapan BI bersedia menurunkan suku bunga dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen," jelasnya.
Lucky memperkirakan IHSG berada pada level support 4.315 dan resistance pada level 4.500.
Senada, Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan IHSG cenderung tertekan. Menurutnya, pelaku pasar masih mengantisipasi keputusan Federal Open Market Committee (FOMC). "Penentunya FOMC,"ujarnya.
Sementara, dari dalam negeri sentimen untuk IHSG cenderung positif. Pasalnya, pemerintah segera merilis paket kebijakan ekonomi jilid IV. Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan yang diperkirakan positif.
Kiswoyo memprediksi IHSG ada pada level support 4.400 dan resistance di level 4.700.
PT Sinarmas Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak variatif pada perdagangan saham Kamis. Indeks saham akan bergerak pada level support 4.436 kemudian resistance pada level 4.529.
Dari dalam negeri, dipengaruhi oleh data neraca perdagangan yang diperkirakan masih surplus sekitar US$ 0,25 miliar. Meskipun turun dari bulan sebelumnya US$ 0,43 miliar.
Bank Indonesia juga akan merilis suku bunga acuan yang diperkirakan tetap pada level 7,5 persen.
"Dari AS akan merilis data retail sales yang diperkirakan stagnan ke level 0,2 persen MoM," tulis riset Sinarmas Sekuritas.
Kiswoyo merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Lalu, Sinarmas Sekuritas merekomendasikan akumulasi saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Kemudian jual untuk saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Astra International Tbk (ASII).
Penutupan perdagangan saham Selasa (13/10/2015) IHSG melemah 147,63 poin atau 3,19 persen ke level 4.483,07. Indeks saham LQ45 susut 4,24 persen ke level 763,11. (Amd/Ndw)
Sumber : Liputan6
Saham Wal-Mart dan Boeing Tekan Wall Street
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/10) - Bursa Amerika Serikat (Wall Street) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) karena investor memberikan apresiasi negatif kepada perkiraan bisnis beberapa emiten untuk periode tahun nanti.
Mengutip CNBC, Kamis (15/10/2015), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 157,14 poin atau 0,92 persen ke angka 16.924,75. S&P 500 melemah 9,45 poin atau 0,47 persen ke level 1.994,24. Sedangkan Nasdaq turun 15,76 poin atau 0,29 persen ke angka 4.782,85.
Indeks Dow Jones tertekan karena pelemahan yang terjadi pada saham Wal-Mart dan Boeing. Indeks Dow Jones berakhir di bawah level psikologis yaitu 17.000 untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober lalu.
"Sebelumnya, pasar saham bergerak cukup tinggi dan dengan laporan keuangan ini menjadi seperti hempasan angin yang cukup besar," jelas Kepala Analis RW Baird, Bruce Bittles.
Saham Wal-Mart mengalami pelemahan 10 persen, merupakan penurunan terbesar dalam dua dekade terakhir. Pelemahan saham ini menjadi beban berat bagi Indeks Dow Jones. Manajemen Wal-Mart mengumumkan bahwa pada 2016 nanti kinerja perusahaan diperkirakan akan mendatar.
"Ini semua karena Wal-Mart, jarang saya melihat saham seperti Wal-Mart turun hingga 10 persen," jelas Head of Equity Trading RBC Global Asset Management, Ryan Larson. Ia melanjutkan, Wal-Mart telah tertekan sejak awal perdagangan karena adanya sentimen pertumbuhan di 2016 nanti.
Saham perusahaan ritel lain pun bergerak dalam teritorial yang sama dengan Wal-Mart.
Saham Boeing juga mengalami hal yang sama dengan Wal-Mart. Saham perusahaan penerbangan tersebut turun 4,3 persen. Kontribusi penurunan Boeing hampir sama dengan konstribusi penurunan Wal-Mart di dalam Indeks acuan Dow Jones.
"Saham pesawat jatuh di tengah adanya kekhawatiran terjadi penurunan permintaan pesawat di masa yang akan datang," menurut riset dari StreetAccount. (Gdn/Ahm)
Sumber : Liputan6
Mengutip CNBC, Kamis (15/10/2015), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 157,14 poin atau 0,92 persen ke angka 16.924,75. S&P 500 melemah 9,45 poin atau 0,47 persen ke level 1.994,24. Sedangkan Nasdaq turun 15,76 poin atau 0,29 persen ke angka 4.782,85.
Indeks Dow Jones tertekan karena pelemahan yang terjadi pada saham Wal-Mart dan Boeing. Indeks Dow Jones berakhir di bawah level psikologis yaitu 17.000 untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober lalu.
"Sebelumnya, pasar saham bergerak cukup tinggi dan dengan laporan keuangan ini menjadi seperti hempasan angin yang cukup besar," jelas Kepala Analis RW Baird, Bruce Bittles.
Saham Wal-Mart mengalami pelemahan 10 persen, merupakan penurunan terbesar dalam dua dekade terakhir. Pelemahan saham ini menjadi beban berat bagi Indeks Dow Jones. Manajemen Wal-Mart mengumumkan bahwa pada 2016 nanti kinerja perusahaan diperkirakan akan mendatar.
"Ini semua karena Wal-Mart, jarang saya melihat saham seperti Wal-Mart turun hingga 10 persen," jelas Head of Equity Trading RBC Global Asset Management, Ryan Larson. Ia melanjutkan, Wal-Mart telah tertekan sejak awal perdagangan karena adanya sentimen pertumbuhan di 2016 nanti.
Saham perusahaan ritel lain pun bergerak dalam teritorial yang sama dengan Wal-Mart.
Saham Boeing juga mengalami hal yang sama dengan Wal-Mart. Saham perusahaan penerbangan tersebut turun 4,3 persen. Kontribusi penurunan Boeing hampir sama dengan konstribusi penurunan Wal-Mart di dalam Indeks acuan Dow Jones.
"Saham pesawat jatuh di tengah adanya kekhawatiran terjadi penurunan permintaan pesawat di masa yang akan datang," menurut riset dari StreetAccount. (Gdn/Ahm)
Sumber : Liputan6
Saham Jepang Jatuh untuk Hari Ketiga seiring Penguatan Yen Versus Dolar
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/10) - Saham
Jepang jatuh untuk hari ketiga setelah dolar terus jatuh terhadap yen
seiring investor menjadi lebih yakin Federal Reserve akan menunda waktu
kenaikan suku bunga AS. Pembuat alat listrik dan perusahaan pengiriman
memimpin kerugian.
Indeks
Topix turun dengan 0,4 persen ke level 1,465.28 pada pukul 09:01 pagi
waktu Tokyo, dengan tiga saham jatuh untuk setiap dua yang naik. Indeks
Nikkei 225 Stock Average turun 0,6 persen ke level 17,783.02. Yen
diperdagangkan mendekati level tertinggi tujuh minggu di level 118,72
per dolar setelah penguatan selama tiga hari terakhir, mengurangi
prospek untuk penghasilan di luar negeri oleh eksportir Jepang.
E-mini
futures pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,2 persen setelah
indeks turun 0,5 persen pada hari Rabu, menandai penurunan dua hari
berturut pertama dalam lebih dari dua minggu. Investor khawatir mengenai
laba perusahaan seiring Wal-Mart Stores Inc memprediksi laba akan turun
tahun depan dan hasil kuartalan dari JPMorgan Chase & Co
mengecewakan.
Kemungkinan
bahwa kenaikan tarif US akan ditunda sampai setidaknya 2016 naik ke
persentase tertinggi tahun ini. Spekulasi pedagang bahwa Fed akan
mengangkat acuan akhir tahun telah turun menjadi kurang dari kesempatan
30 persen, dan tidak jauh lebih tinggi untuk Januari. Untuk Maret,
probabilitas telah jatuh sekitar 49 persen, dari 66 persen pada awal
bulan. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Harga Emas Terus Melambung
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/10) - Harga emas kembali melonjak pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan harga emas karena tertundanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan langkah investor China yang mencari instrumen lindung nilai di saat pasar saham mereka sedang bergejolak.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (15/10/2015), harga emas naik menjadi US$ 1.174,73 per ounce saat pembukaan perdagangan. Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 1 Juli lalu. Namun kemudian harga emas kembali turun ke level US$ 1.172,48 per ounce.
Angin segar yang mendorong harga emas mencapai level tinggi tersebut karena kemungkinan penundaan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kekhawatiran akan rencana kenaikan tersebut mereda sejak awal bulan ini setelah The Fed mengeluarkan laporan hasil rapat yang dilakukan pada pertengahan September 2015 lalu.
Semula banyak pihak memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini. Namun dari hasil rangkuman isi pertemuan tersebut disimpulkan bahwa The Fed akan menunggu tanda-tanda yang lebih nyata mengenai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Sejak keluarnya laporan tersebut indeks dolar AS melemah sehingga menggerakkan harga emas ke posisi yang lebih tinggi. "Kami memperkirakan dolar AS akan melemah lebih dalam lagi," jelas Analis Phillip Futures Ltd, Howie Lee.
Ia melanjutkan, kenaikan harga emas juga disebabkan karena meningkatnya permintaan dari China karena kekhawatiran investor akan penurunan harga saham di negara tersebut.
Banyak orang mencari instrumen investasi alternatif sejak musim panas lalu karena tak ingin terombang-ambing pergerakan harga saham di China. Emas menjadi pilihan paling mudah karena komoditas tersebut merupakan instumen save haven.
Sumber : Liputan6
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (15/10/2015), harga emas naik menjadi US$ 1.174,73 per ounce saat pembukaan perdagangan. Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 1 Juli lalu. Namun kemudian harga emas kembali turun ke level US$ 1.172,48 per ounce.
Angin segar yang mendorong harga emas mencapai level tinggi tersebut karena kemungkinan penundaan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kekhawatiran akan rencana kenaikan tersebut mereda sejak awal bulan ini setelah The Fed mengeluarkan laporan hasil rapat yang dilakukan pada pertengahan September 2015 lalu.
Semula banyak pihak memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini. Namun dari hasil rangkuman isi pertemuan tersebut disimpulkan bahwa The Fed akan menunggu tanda-tanda yang lebih nyata mengenai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Sejak keluarnya laporan tersebut indeks dolar AS melemah sehingga menggerakkan harga emas ke posisi yang lebih tinggi. "Kami memperkirakan dolar AS akan melemah lebih dalam lagi," jelas Analis Phillip Futures Ltd, Howie Lee.
Ia melanjutkan, kenaikan harga emas juga disebabkan karena meningkatnya permintaan dari China karena kekhawatiran investor akan penurunan harga saham di negara tersebut.
Banyak orang mencari instrumen investasi alternatif sejak musim panas lalu karena tak ingin terombang-ambing pergerakan harga saham di China. Emas menjadi pilihan paling mudah karena komoditas tersebut merupakan instumen save haven.
Sumber : Liputan6
Harga Minyak Kembali Melemah ke US$ 46,64 per Barel
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/10) - Harga minyak kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) karena kekhawatiran pelaku pasar akan tingginya pasokan minyak mentah.
Mengutip CNBC, Kamis (15/10/2015), di Amerika Serikat(AS), harga minyak mentah ditutup turun 2 sen ke level US$ 46,64 per barel. Sedangkan minyak Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia ditutup di angka US$ 49,10 per barel.
Sejak awal pekan, harga minyak mentah telah mengalami penurunan kurang lebih 6 persen. Penurunan harga minyak mentah pada pekan ini bukan tanpa sebab. Penurunan tersebut terjadi setelah keluarnya khabar dari kelompok negara-negara pengeskpor minyak (OPEC) mengenai jumlah produksi.
Berita yang beredar mengungkapkan bahwa OPEC telah memompa produksi cukup tinggi Sejak Agustus hingga September kemarin. Produksi minyak OPEC di 110 ribu barel per hari, lebih tinggi dibanding permintaan pada 2015 ini. Selain itu, pendorong tertekannya harga minyak juga karena stok minyak mentah di AS naik hampir 3 juta barel pada pekan lalu.
Selain itu, OPEC juga memperkirakan kalau permintaan minyak belum tentu jauh lebih tinggi pada 2016 dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu juga sebagai strategi untuk membuat harga minyak kembali tertekan sehingga memukul persediaan minyak AS.
Menteri perminyakan Kuwait Ali al-Omair mengatakan, pihaknya tidak ada niat untuk mengubah kebijakan produksi lebih rendah untuk mendukung harga pada 2016. Hal itu membuat sinyal kalau negara produsen minyak ingin tetap menjaga pangsa pasar.
"Lepasnya sanksi yang diberikan kepada Iran juga memberikan tekanan kepada harga minyak," jelas Broker Minyak dari PVM, David Hufton.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga minyak juga tertekan seiring pelaku pasar mempertimbangkan prospek persediaan dan permintaan minyak dari laporan terbaru negara produsen minyak. Ditambah data perdagangan China merosot. (Gdn/Ahm)
Sumber : Liputan6
Mengutip CNBC, Kamis (15/10/2015), di Amerika Serikat(AS), harga minyak mentah ditutup turun 2 sen ke level US$ 46,64 per barel. Sedangkan minyak Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia ditutup di angka US$ 49,10 per barel.
Sejak awal pekan, harga minyak mentah telah mengalami penurunan kurang lebih 6 persen. Penurunan harga minyak mentah pada pekan ini bukan tanpa sebab. Penurunan tersebut terjadi setelah keluarnya khabar dari kelompok negara-negara pengeskpor minyak (OPEC) mengenai jumlah produksi.
Berita yang beredar mengungkapkan bahwa OPEC telah memompa produksi cukup tinggi Sejak Agustus hingga September kemarin. Produksi minyak OPEC di 110 ribu barel per hari, lebih tinggi dibanding permintaan pada 2015 ini. Selain itu, pendorong tertekannya harga minyak juga karena stok minyak mentah di AS naik hampir 3 juta barel pada pekan lalu.
Selain itu, OPEC juga memperkirakan kalau permintaan minyak belum tentu jauh lebih tinggi pada 2016 dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu juga sebagai strategi untuk membuat harga minyak kembali tertekan sehingga memukul persediaan minyak AS.
Menteri perminyakan Kuwait Ali al-Omair mengatakan, pihaknya tidak ada niat untuk mengubah kebijakan produksi lebih rendah untuk mendukung harga pada 2016. Hal itu membuat sinyal kalau negara produsen minyak ingin tetap menjaga pangsa pasar.
"Lepasnya sanksi yang diberikan kepada Iran juga memberikan tekanan kepada harga minyak," jelas Broker Minyak dari PVM, David Hufton.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga minyak juga tertekan seiring pelaku pasar mempertimbangkan prospek persediaan dan permintaan minyak dari laporan terbaru negara produsen minyak. Ditambah data perdagangan China merosot. (Gdn/Ahm)
Sumber : Liputan6
Tuesday 13 October 2015
Stok Minyak Mentah AS Terlihat Meningkat, Minyak Turun Ke 1 Minggu Terendah
BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Minyak
turun ke terendahnya satu minggu di tengah spekulasi bahwa pasokan AS
tumbuh terkait dilakukannya pemeliharaan musiman atas kilang-kilangnya.
Minyak
West Texas Intermediate turun 0,9 persen. Administrasi Informasi Energi
mungkin akan melaporkannya pada Kamis ini bahwa stok minyak mentah AS
naik pada pekan ketiga setelah kilang-kilangnya mengurangi tingkat
operasi, menurut survei Bloomberg. Penyulingan biasanya merencanakan
pemeliharaan pada saat ini dalam tahun ini karena permintaan yang
berkurang pada akhir musim mengemudi di musim panas. Pasar global akan
tetap kelebihan pasokan pada 2016 karena melambatnya pertumbuhan
permintaan, Badan Energi Internasional mengatakan dalam sebuah laporan
Selasa.
Minyak
menguat di atas $ 50 per barel pada pekan lalu untuk pertama kalinya
sejak Juli, namun telah gagal untuk mempertahankan keuntungan di tengah
spekulasi bahwa pasar dapat tetap kelebihan pasokan. Perlambatan ekonomi
China mempengaruhi pertumbuhan global di tengah penurunan harga
komoditas pada tahun ini. OPEC telah memproduksi lebih dari 30 juta
barel kuota harian selama 16 bulan berturut-turut.
WTI
untuk pengiriman November turun 44 sen untuk menetap di $ 46,66 per
barel di New York Mercantile Exchange. Ini adalah penutupan terendahnya
sejak 5 Oktober lalu. Minyak berjangka naik sebesar 2,8 persen menjadi $
48,43 sepanjang sesi perdagangan. Volume semua minyak berjangka yang
diperdagangkan adalah 36 persen di atas rata-rata 100-harinya pada 02:50
siang.
Brent
untuk pengiriman November turun 62 sen, atau 1,2 persen, ke $ 49,24 per
barel di the London-based ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah
acuan Eropa ditutup dengan premi $ 2,58 untuk WTI.
Pasokan
minyak mentah AS kemungkinan naik 2,58 juta barel pada pekan lalu,
menurut estimasi rata-rata dari 10 analis yang disurvei Bloomberg.
Persediaan sekitar 100 juta di atas rata-rata musiman lima tahunnya
dalam laporan pekan lalu.
Sumber: Bloomberg
Aussie Turun Di Bawah US73c
BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Dolar Australia melemah pasca dirilisnya angka perdagangan internasional China yang lemah.
Pada 06:30 pagi (AEDT), mata uang Australia diperdagangkan pada US72.64c, turun dari US73.11c Selasa kemarin.
Pada Selasa sore, data ekonomi terbaru
menunjukkan bahwa impor China turun sebesar 20,4 persen dalam 12 bulan
sampai September terkait sektor properti negara tersebut yang tersendat,
sehingga mengarah ke efek knock-on untuk industri konstruksi penting.
S&P 500 Tergelincir Dari Tujuh Minggu Tertinggi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Saham-saham
AS turun, dengan ekuitas tergelincir dari level tertinggi tujuh minggu,
karena pelemahan saham-saham industri di tengah lemahnya data impor
China dan meningkatnya penjualan dalam saham bioteknologi.
Ekuitas telah bertahan untuk bagian yang
lebih baik dari penutupan tiga hari ke level yang dicapai pada pekan
lalu, setelah menit pertemuan Federal Reserve menunjukkan pembuat
kebijakan berhati-hati tentang menaikkan suku bunga di tengah
kekhawatiran bahwa pelemahan ekonomi China bisa meluap. Perusahaan
transportasi menjadi hambatan dalam sektor industrial pada hari Selasa,
sementara Indeks Bioteknologi Nasdaq menuju dua minggu terendah.
Indeks Standard & Poor 500
tergelincir 0,7% ke level 2,003.77 pada pukul 04:00 sore di New York,
turun untuk pertama kalinya dalam lima sesi perdagangan.
Ekuitas meluncur pada awal perdagangan
setelah impor China turun untuk bulan sebelas, penurunan beruntun
terpanjang dalam enam tahun terakhir. Kekhawatiran tentang laju
pertumbuhan di China, bersama dengan ketidakpastian atas niat kebijakan The Fed, memicu penurunan musim panas yang menyapu sebanyak $ 14 triliun dari nilai ekuitas global.
Saham AS telah pulih sejak, menguat
sembilan dari 10 sesi sebelumnya dan naik 4,3% pada bulan Oktober,
sementara volatilitas merosot ke level terendah di bulan Agustus. Indeks
S&P 500 telah naik 7,3% dari titik terendahnya akibat aksi jual di
bulan Agustus yang mengirim indeks acuan ke koreksi pertama dalam empat
tahun
Sumber: Bloomberg
Indeks Berjangka Asia Turun Terkait Kecemasan Baru Atas Ekonomi China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Kecemasan
baru yang muncul terhadap ekonomi China terus dirasakan di pasar
keuangan Rabu, dengan indeks saham berjangka AS dan Jepang melemah
begitu juga dengan tembaga dan mata uang Australia jelang rilisnya data
harga dari ekonomi terbesar di Asia.
Ekuitas
global memangkas reli terpanjangnya sejak Februari pada hari Selasa
karena saham Asia melemah dan indeks Standard & Poor 500 turun dari
level tertingginya tujuh minggu di tengah melemahnya impor di China.
Kontrak berjangka memprediksi penurunan saham lebih lanjut di Tokyo, dan
Seoul terkait ekuitas Australia yang memperpanjang penurunannya,
sementara yen berada di dekat level tertingginya 1 1/2-minggu. Aussie,
dengan China sebagai penentu arah ekonomi yang memberikan negara-negara
tersebut 'hubungan perdagangan, penurunan pada hari kedua setelah
menghentikan reli terpanjangnya sejak 2009. Tembaga berjangka turun
minyak diadakan di bawah $ 47 per barel.
Kekhawatiran atas China memicu kemerosotan terburuk pada kuartal lalu untuk ekuitas global sejak 2011.
Di
Jepang, indeks berjangka Nikkie 225 Stock Average ditawar turun sebesar
0,5 persen di pra-pasar Osaka ke 18.120, dengan yen pada 119,76 per
dolar setelah dua hari sebelumnya mengalami kenaikan. Kontrak pada
indeks yang berdenominasi yen sedikit berubah di 18.100 di Chicago,
setelah turun dari 1,4 persen pada sesi sebelumnya. Kontrak pada indeks
Kospi Korea Selatan turun 0,3 persen di sebagian besar perdagangan
baru-baru ini.
Indeks
Australia S & P / ASX 200 melemah 0,5 persen dalam beberapa menit
pertama perdagangan, jatuh untuk hari ketiga, terkait bank terbesar
kedua di negara itu mendorong suku bunga pinjaman- rumah, memicu
spekulasi pelonggaran. Selandia Baru melawan tren global, dengan Index S
& P / NZX 50 naik 0,4 persen kenaikan pada hari keempat secara
berturut-turut.
Di
Hong Kong, indeks berjangka pada Hang Seng dan Hang Seng China
Enterprises mengisyaratkan penguatan, naik setidaknya 0,1 persen
menyusul penurunannya pada sesi Selasa kemarin. Indeks berjangka FTSE
Cina A50 juga naik, naik 0,4 persen di sebagian besar perdagangan
baru-baru ini mengikuti penurunan pada dana yang diperdagangkan di bursa
terbesar AS yang menelusuri saham Cina Deutsche X-trackers Harvest CSI
300 China A-Shares ETF turun 0,5 persen sesi terakhir, setelah naik 3,7
persen di hari Senin lalu.
Sumber: Bloomberg
Bursa AS Berfluktuasi Setelah Investor Mengkaji Ulang Pelemahan Data China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Bursa
saham AS berfluktuasi, dengan ekuitas menunjukkan ketahanan di dekat
tertinggi tujuh minggu, karena investor melihat pelemahan data ekonomi
China di masa lalu.
Saham-saham telah bertahan di level yang dicapai pada pekan lalu setelah menit pertemuan Federal Reserve,
yang menunjukkan para pembuat kebijakan berhati-hati tentang menaikkan
suku bunga di tengah kekhawatiran bahwa pelemahan ekonomi China bisa
meluap sampai ke saham komoditi AS, yang telah mendukung rebound bulan ini, naik pada hari Selasa untuk pertama kalinya dalam tiga sesi.
Indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0,1% ke level 2,016.02 pada pukul 12:21 siang di New York, setelah sebelumnya turun sebanyak 0,6%. IndeksDow Jones Industrial Average menambahkan 2,81 poin menjadi 17,134.67. Indeks Dow sedang mencoba untuk melebarkan kemenangan beruntun ke terpanjangnya dalam lebih dari dua tahun. Nasdaq Composite Index sedikit berubah.
Impor
China turun untuk bulan ke-11, penurunan beruntun terpanjang dalam enam
tahun. Kekhawatiran tentang laju pertumbuhan ekonomi di China, bersama
dengan ketidakpastian atas niat kebijakan The Fed, memicu penurunan musim panas yang menyapu sebanyak $ 14 triliun dari nilai ekuitas global.
Saham-saham
AS telah pulih sejak, menguat di 9 dari 10 sesi sebelumnya dan naik 5%
pada bulan Oktober, sementara volatilitas merosot ke level terendah di
bulan Agustus. Indeks S&P 500 telah
naik 8% dari titik terendah aksi jual pada bulan Agustus yang mengirim
indeks acuan menuju koreksi pertama dalam empat tahun.(frk)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)