Wednesday 27 September 2023

Best Profit | Penurunan Emas yang Luar Biasa, Kenaikan Tidak Terbendung Dolar, dan Imbal Hasil Obligasi AS

Best Profit (28/9) – Dalam peristiwa yang mengejutkan, harga emas mengalami penurunan tajam, mencapai titik terendah dalam 6,5 bulan pada akhir sesi perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Ini menandai sesi ketiga berturut-turut dari kerugian, dengan emas jatuh di bawah batas psikologis $1.900. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan terus berlanjutnya aliran dana investasi dari logam mulia ke mata uang dolar, serta kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang tak kenal lelah.

Baca Juga : Penguatan Dolar AS di Tengah Imbal Hasil Obligasi Rekor Tertinggi

Baca Juga : Membuka Peluang di Tengah Pasar Asia yang Volatil dan Tingginya Suku Bunga

Penurunan Tiba-tiba Emas

Kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember di Bursa Efek New York Comex mengalami penurunan yang cukup besar sebesar $28,90 atau 1,51 persen, akhirnya ditutup pada $1.890,90 per ons. Penurunan ini mengikuti kenaikan sebelumnya pada sesi sebesar $1.921,70 per ons yang dicapai lebih awal pada hari tersebut. Terakhir kali emas untuk pengiriman Desember mencapai level rendah seperti ini adalah pada tanggal 13 Maret ketika mencapai $1.875,70 per ons.

Penurunan yang Multi-Dimensi

Penurunan kontrak emas berlanjut dengan kerugian sebesar $16,80 atau 0,87 persen, ditutup pada $1.919,80 per ons pada Selasa (26 September 2023). best profit

Kenaikan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi yang Tak Terbendung

Dolar AS telah mengalami kenaikan yang tak terbendung, mencapai level yang tidak pernah terlihat sejak November 2022. Dolar yang lebih kuat biasanya menghalangi pemegang mata uang lain untuk membeli komoditas yang dihargai dalam dolar, termasuk emas.

Ed Moya, seorang analis di platform perdagangan daring OANDA, mengomentari situasi ini, mengatakan, “Dolar AS akan sulit untuk digulingkan. best profit

Apa yang Menanti Emas ke Depan?

Akankah emas menemukan dukungan pada level yang lebih rendah ini, atau apakah penurunan lebih lanjut akan terjadi?

Situasi ini tetap dinamis, dengan berbagai indikator ekonomi dan faktor geopolitik yang memengaruhi arah harga emas. Seperti biasa, para investor harus tetap waspada dan tangkas dalam mengarungi perairan keuangan yang penuh gejolak ini. best profit

Best Profit | Penguatan Dolar AS di Tengah Imbal Hasil Obligasi Rekor Tertinggi

Best Profit (28/9) – Dolar AS terus menguat terhadap sejumlah mata uang utama, mencapai puncaknya dalam perdagangan baru-baru ini. Kenaikan tajam mata uang hijau ini terjadi seiring dengan terus meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS, di tengah kekhawatiran akan penutupan pemerintah federal. Hingga akhir sesi perdagangan hari Rabu, Indeks Dolar AS, yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen, mencapai 106,6639.

Baca Juga : Membuka Peluang di Tengah Pasar Asia yang Volatil dan Tingginya Suku Bunga

Baca Juga : Penguatan Dolar AS: Dampaknya pada Ekonomi Global

Kenaikan Mengejutkan Dolar

Kenaikan terbaru Dolar AS telah menarik perhatian para investor dan analis. Setelah naik selama sepuluh minggu berturut-turut, dolar nampak siap untuk mencatatkan kenaikan mingguan lainnya. Meskipun tidak ada berita besar yang mendorong kenaikan ini, tidak ada alasan makroekonomi yang signifikan untuk menghentikan reli dolar, meskipun ada kekhawatiran kelonggaran jangka pendek. best profit

Dampak Pasar Obligasi

Landasan dari penguatan Dolar AS ini adalah pasar obligasi, khususnya imbal hasil obligasi pemerintah AS yang terus meningkat. Imbal hasil obligasi sepuluh tahun sebagai patokan naik lima basis poin menjadi 4,607 persen, mencapai level tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Sementara itu, imbal hasil obligasi dua tahun naik sebesar 5,4 basis poin menjadi 5,131 persen, dan imbal hasil obligasi tiga puluh tahun naik sebesar 2,7 basis poin menjadi 4,723 persen.

Reaksi Pasar dan Nilai Tukar

Dampak penguatan Dolar AS terlihat pada nilai tukar mata uang utama lainnya. Dolar AS juga menguat terhadap yen Jepang, dengan nilai tukar mencapai 149,5950 yen, naik dari 149,0710 yen dalam sesi sebelumnya. Terakhir, Dolar AS juga menguat terhadap krona Swedia, mencapai 11,0471 krona dibandingkan dengan 11,0285 krona sebelumnya. best profit

Apa yang Menanti

Dolar AS terus menguat, sementara jalur ke depan masih penuh ketidakpastian. Pasar terus memantau perkembangan di pasar obligasi dan kebijakan pemerintah, terutama terkait dengan kemungkinan penutupan pemerintah. Pejabat Federal Reserve juga memperhatikan perkembangan ini dengan cermat. best profit

Tuesday 26 September 2023

Best Profit | Membuka Peluang di Tengah Pasar Asia yang Volatil dan Tingginya Suku Bunga

Best Profit (27/9) – Saham-saham Asia memulai perjalanan yang penuh gejolak pada awal sesi perdagangan Rabu, ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan suku bunga ini membuat investor berjuang dengan rasa kecewa, baik dalam saham maupun obligasi, di tengah kekhawatiran tentang dampak jangka panjang dari suku bunga yang lebih tinggi.

Indeks dolar AS terus menguat setelah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada Selasa, sementara yen Jepang mendekati level penting, memicu spekulasi tentang potensi intervensi Jepang untuk mendukung mata uang tersebut. Laba perusahaan industri China turun 11,7 persen dalam delapan bulan pertama dibandingkan tahun sebelumnya, data resmi yang diumumkan pada Rabu.

Baca Juga : Penguatan Dolar AS: Dampaknya pada Ekonomi Global

Baca Juga : Guncangan di Wall Street: Investor Berjuang dengan Kenaikan Suku Bunga

Di Australia, Agustus menyaksikan peningkatan inflasi, didorong oleh lonjakan harga bahan bakar, meskipun kenaikan ini sesuai dengan ekspektasi. Bank Sentral Thailand akan mengumumkan keputusan suku bunganya hari ini. best profit

Pada awal sesi perdagangan Asia, indeks MSCI, yang mencakup saham Asia Pasifik di luar Jepang, naik tipis 0,1 persen. Indeks MSCI telah merosot sebesar 3,7 persen sepanjang bulan ini. Kontrak berjangka AS, yang diwakili oleh e-mini S&P 500, naik 0,13 persen. Sementara itu, indeks saham S&P/ASX 200 Australia turun 0,25 persen, dan indeks saham Nikkei Jepang turun 0,47 persen. Indeks CSI300 China, yang mencakup saham-saham unggulan, mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen pada awal sesi perdagangan, dan indeks Hang Seng Hong Kong menguat sebesar 0,8 persen.

Dow turun sebesar 1,14 persen, S&P 500 kehilangan 1,47 persen, dan Komposit Nasdaq turun sebesar 1,57 persen.

Perkiraan Harga

Di pasar valuta asing, indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, menguat sebesar 0,085 persen menjadi 106,3, setelah mencapai 106,21 pada Selasa, level tertinggi sejak 30 November. Euro mengalami penurunan sebesar 0,1 persen pada Selasa dan saat ini berada pada 1,0564 dolar, setelah mengalami penurunan sebesar 2,56 persen dalam sebulan terakhir. Yen Jepang tetap lemah terhadap dolar AS, berada pada 149,06 per dolar. best profit

“Dolar/yen diperdagangkan dalam kisaran yang cukup sempit semalam dan saat ini diperdagangkan sedikit di atas 149. Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi dan komentar dovish baru-baru ini dari pejabat Bank Sentral Jepang (BoJ) telah membebani dolar/yen,” kata analis CBA dalam sebuah catatan yang dikutip dari Reuters. “Kami melihat risiko tinggi bahwa BoJ akan segera melakukan intervensi untuk menopang yen.”

Imbal hasil mencapai 4,5274 persen pada hari ini, dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,558 persen pada Selasa. Sementara itu, imbal hasil obligasi dua tahun, yang naik seiring dengan ekspektasi para pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, mencapai 5,0603 persen, dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 5,077 persen. best profit

Peluang di Tengah Ketidakpastian

Saat lanskap keuangan global tetap tidak pasti, investor mendapati diri mereka harus mengarungi perairan yang penuh gejolak. Dinamika yang terus berubah di pasar saham Asia dan lonjakan suku bunga di Amerika Serikat telah menciptakan lingkungan sentimen campuran dan kecemasan. Namun, di tengah kekacauan ini, ada peluang bagi mereka yang siap dan berada dalam posisi strategis yang tepat.

Menilai Volatilitas Pasar

Fluktuasi terkini di indeks saham Asia, ditambah dengan lonjakan imbal hasil obligasi AS, tentu saja membuat investor was-was. Kekacauan perubahan ini menjadi pengingat tegas akan pentingnya memantau perkembangan pasar dengan cermat dan tetap terinformasi tentang tren ekonomi global.

Diversifikasi Portofolio

Dalam situasi ketidakpastian, diversifikasi menjadi strategi yang sangat berharga. Investor harus mempertimbangkan untuk menyebarkan aset mereka ke berbagai kelas aset, termasuk saham, obligasi, dan investasi alternatif. Diversifikasi dapat membantu mengurangi risiko dan melindungi portofolio dari dampak volatilitas pasar. best profit

Mengidentifikasi Sektor yang Menjanjikan

Meskipun beberapa sektor mungkin menghadapi angin hambat akibat suku bunga yang naik dan ketidakpastian ekonomi, ada sektor lain yang mungkin menawarkan peluang menarik. Menganalisis data dan tren dapat membantu investor mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan, bahkan di masa sulit seperti sekarang.

Tetap Terinformasi dan Fleksibel

Kemampuan beradaptasi adalah kunci di dunia keuangan yang selalu berubah. Investor harus tetap terinformasi dengan baik, tetap fleksibel dalam strategi investasinya, dan siap untuk menyesuaikan portofolionya seiring dengan perkembangan kondisi pasar.

Sebagai kesimpulan, keadaan saat ini di pasar Asia, ditambah dengan lonjakan suku bunga AS, mungkin menimbulkan kegelisahan di kalangan investor. Namun, penting untuk diingat bahwa volatilitas juga dapat membawa peluang. best profit

Best Profit | Penguatan Dolar AS: Dampaknya pada Ekonomi Global

Best Profit (27/9) – Dolar AS telah melonjak ke level tertinggi dalam hampir 10 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, memicu kekhawatiran dan memicu perdebatan di pasar keuangan. Kenaikan luar biasa ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk proyeksi suku bunga hawkish Federal Reserve, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, dan potensi konsekuensi dari penutupan pemerintahan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi implikasi penguatan Dolar AS dan dampak potensialnya pada ekonomi global.

Baca Juga : Guncangan di Wall Street: Investor Berjuang dengan Kenaikan Suku Bunga

Baca Juga : Dampak Penguatan Dolar AS dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS terhadap Harga Emas

Kenaikan Tajam Dolar AS

Dolar AS, sering disebut greenback, menunjukkan kekuatan luar biasa dalam sesi perdagangan terbaru. Pada Selasa, mencapai level tertinggi dalam sekitar 10 bulan terhadap sekeranjang enam mata uang utama, dengan Indeks Dolar AS naik sebesar 0,22 persen menjadi 106,2270. Kenaikan ini dapat diatribusikan secara utama pada dua faktor kunci:

  1. Federal Reserve yang Hawkish
    Federal Reserve telah menggambarkan sikap hawkish terhadap suku bunga, menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan. Saat imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun mendekati 4,57 persen, level yang belum pernah terjadi sejak 2007, Dolar AS menguat. Harapan akan suku bunga yang lebih tinggi telah menarik modal asing ke aset-aset AS, meningkatkan permintaan terhadap Dolar AS. best profit
  2. Kekhawatiran Penutupan Pemerintahan
    Panggilan Presiden Joe Biden untuk pembiayaan kongres bersamaan dengan peringatan dari Moody’s dan Wells Fargo mengenai potensi konsekuensi negatif dari penutupan pemerintahan. Peristiwa seperti itu dapat merugikan peringkat kredit AS dan stabilitas Dolar AS. Ketakutan ini telah mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam Dolar AS, lebih memperkuat nilai tukarnya.

Dampak Global

Penguatan Dolar AS tidak ada dalam isolasi; implikasinya sangat luas dan melampaui batas Amerika.

  1. Perdagangan Internasional
    Dolar AS yang lebih kuat dapat berdampak negatif pada perdagangan internasional. Ini membuat ekspor AS menjadi lebih mahal bagi pembeli asing, potensial mengurangi permintaan akan barang dan jasa Amerika. Sebaliknya, dapat membuat impor menjadi lebih murah bagi konsumen AS, potensial meningkatkan defisit perdagangan. best profit
  2. Negara Berkembang
    Ekonomi negara berkembang sering mengalami kesulitan ketika Dolar AS menguat. Dolar yang lebih kuat dapat menyebabkan keluarnya modal dari ekonomi ini karena investor mencari pengembalian yang lebih tinggi di AS. Keluarnya modal ini dapat menekan nilai mata uang dan stabilitas keuangan negara berkembang.
  3. Harga Komoditas
    Harga komoditas, yang biasanya di denominasi dalam Dolar AS, cenderung menurun ketika greenback menguat. Hal ini dapat memengaruhi negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor komoditas, seperti negara produsen minyak, yang menghadapi tantangan pendapatan.

Menavigasi Lanskap yang Berubah

Di lingkungan penguatan Dolar AS ini, bisnis, investor, dan pemerintah harus mengadopsi strategi untuk menavigasi lanskap keuangan yang berubah dengan efektif:

  1. Diversifikasi Paparan Mata Uang
    Bisnis yang terlibat dalam perdagangan internasional harus mempertimbangkan diversifikasi paparan mata uang mereka untuk mengurangi risiko yang terkait dengan Dolar AS yang lebih kuat. Strategi lindung nilai dan opsi mata uang dapat menjadi alat berharga dalam hal ini. best profit
  2. Memantau Kebijakan Suku Bunga
    Pantau secara cermat keputusan suku bunga dan pernyataan Federal Reserve. Setiap indikasi sikap yang lebih dovish dapat potensial meredakan kekuatan Dolar AS.
  3. Analisis Pasar Komoditas
    Bagi negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas, tetap mengikuti tren pasar komoditas sangat penting. Diversifikasi ekonomi dan instrumen keuangan untuk melindungi diri dari fluktuasi harga komoditas dapat membantu mengurangi risiko.

Menyiapkan untuk Masa Depan

Saat Dolar AS terus menguat, sangat penting bagi individu dan entitas untuk tetap terinformasi, beradaptasi dengan perubahan keadaan, dan mempersiapkan diri untuk tantangan potensial. Dalam ekonomi global yang sangat terhubung, pergerakan Dolar AS memiliki dampak yang melampaui batas Amerika. best profit

Sebagai kesimpulan, lonjakan terbaru Dolar AS ke level tertinggi dalam hampir 10 bulan menggarisbawahi pentingnya memahami dinamikanya dan implikasinya. Sikap hawkish Federal Reserve, kekhawatiran penutupan pemerintahan, dan dampaknya pada perdagangan internasional, ekonomi negara berkembang, dan harga komoditas adalah faktor-faktor yang memerlukan perhatian kita. Dengan menerapkan langkah-langkah strategis dan tetap waspada, kita dapat lebih baik menavigasi lanskap keuangan yang terus berubah dalam hari-hari mendatang.

Best Profit | Guncangan di Wall Street: Investor Berjuang dengan Kenaikan Suku Bunga



Best Profit (27/9) – Dalam dunia keuangan, di mana kekayaan bisa diperoleh atau hilang dalam sekejap mata, perjalanan naik turun baru-baru ini di Wall Street telah membuat para investor, baik yang berpengalaman maupun yang baru, merasa was-was.

Terjun Bebas Selasa

Pada hari Selasa, indeks-indeks utama Wall Street mengalami penurunan tajam, dengan Dow Jones Industrial Average merosot sebesar 388,00 poin, menandai penurunan 1,14 persen, berakhir di 33.618,88 poin. Pada saat yang sama, S&P 500 kehilangan 63,91 poin, setara dengan penurunan 1,47 persen, menutup hari di 4.273,53 poin. Indeks Komposit Nasdaq juga mengalami penurunan tajam, turun sebesar 207,71 poin atau 1,57 persen, berakhir di 13.063,61 poin.

Baca Juga : Turunnya Harga Emas: Perlu Khawatirkah Anda?

Baca Juga : Dampak Penguatan Dolar AS dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS terhadap Harga Emas

Penurunan di Berbagai Sektor

Lautan warna merah menyapu seluruh 11 sektor utama S&P 500. Sektor teknologi yang berat turun 1,8 persen. Sementara itu, sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti utilitas dan real estat, mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,05 persen dan 1,8 persen. best profit

Apa yang Memicu Penurunan Ini

Imbal Hasil Obligasi yang Meningkat Tajam
Pemicu di balik guncangan Wall Street baru-baru ini adalah imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun, yang telah melonjak ke level tertinggi dalam 16 tahun.

Sikap Hawkish dari Federal Reserve
Kenaikan tajam ini dipicu oleh sikap hawkish Federal Reserve terhadap suku bunga jangka panjang minggu lalu.

Pandangan Para Ahli
Brad McMillan, Chief Investment Officer di Commonwealth Financial Network, berbagi pandangannya: “Kami terus menyesuaikan diri dengan suku bunga yang lebih tinggi. Apa yang sedang kita saksikan adalah meningkatnya sentimen bahwa pasar dievaluasi terlalu tinggi. Ada perasaan yang nyata bahwa ini tidak bisa berlangsung lama, dan para pembeli menjadi cemas.” best profit

Sentimen Pasar
Indeks Volatilitas CBOE, sering disebut sebagai “indeks ketakutan” Wall Street, ditutup pada level tertinggi sejak 25 Mei, menggarisbawahi kecemasan yang semakin meningkat di pasar.

Pasar Saham
Saham-saham mega-cap, yang sebelumnya telah mendorong kenaikan indeks, kini mengalami penurunan pada hari Selasa. Saham Amazon.com, khususnya, mengalami penurunan sebesar 4,0 persen setelah Komisi Perdagangan Federal AS mengajukan gugatan antitrust yang telah lama dinantikan terhadap raksasa ritel daring tersebut.

Fokus Investor

Perhatian investor kini beralih ke Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi, yang akan dirilis pada Jumat, 29 September 2023. Data ini akan memberikan wawasan baru mengenai tren inflasi. Minggu mendatang juga membawa data ekonomi penting lainnya, termasuk barang tahan lama dan data Produk Domestik Bruto kuartal kedua. Investor dengan penuh semangat menanti pernyataan dari para pembuat kebijakan Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell. best profit

Saham Melesatnya Immunovant
Dalam berita korporat, saham Immunovant melonjak tajam sebesar 97 persen setelah data tahap awal dari pengobatan antibodi eksperimental melebihi ekspektasi para analis.

Dinamika Pasar
Saat pasar menavigasi periode yang penuh ketidakpastian ini, para investor mencari kejelasan dan stabilitas. Ketidakpastian mengenai suku bunga dan dampaknya terhadap ekonomi secara umum telah memunculkan keinginan untuk memahami apa yang akan terjadi ke depan. Sebagai kesimpulan, penurunan baru-baru ini di Wall Street menjadi pengingat tegas akan keseimbangan yang rapuh dalam pasar keuangan. Pengaruh suku bunga terhadap keputusan investasi dan dinamika pasar tidak dapat diabaikan. Hari-hari mendatang pasti akan membawa lebih banyak perubahan dan tantangan, dan para investor harus siap menghadapi situasi yang sulit sambil tetap memperhatikan indikator ekonomi dan kebijakan bank sentral. best profit

Best Profit | Dampak Penguatan Dolar AS dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS terhadap Harga Emas

Best Profit (27/9) – Komoditas dunia tengah memperhatikan dengan cermat pergerakan harga emas, yang baru-baru ini mengalami gejolak yang cukup signifikan. Kontrak emas untuk pengiriman bulan Desember di bursa Comex New York Exchange merosot sebesar 16,80 dolar AS atau 0,87 persen, ditutup pada level 1.919,80 dolar AS per ons pada akhir perdagangan Selasa, menjadikan ini sesi kedua berturut-turut dengan catatan kerugian. Apa yang menyebabkan penurunan ini? Ada beberapa faktor, tetapi dua faktor utama dalam skenario ini adalah penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana kedua elemen ini memengaruhi pasar emas.

Penurunan Tajam Emas

Harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange turun sebesar 16,80 dolar AS atau 0,87 persen, ditutup pada level 1.919,80 dolar AS per ons. Ini merupakan sesi kedua berturut-turut dengan catatan penurunan, memperpanjang tren penurunan harga emas. Pada hari yang sama, harga emas mencapai level tertinggi sesi di 1.935,50 dolar AS dan terendah di 1.917,20 dolar AS. best profit

Baca Juga : Memahami Dinamika Penurunan Harga Emas Terkini

Baca Juga : Turunnya Harga Emas: Perlu Khawatirkah Anda?

Penguatan Dolar AS

Indeks dolar AS telah mencapai level tertinggi yang tidak pernah terlihat sejak November 2022. Secara bersamaan, imbal hasil obligasi pemerintah AS mencapai puncaknya dalam 16 tahun. Dolar AS yang kuat umumnya membuat investor yang memegang mata uang lain enggan untuk membeli emas.

Peringatan dari Federal Reserve

Dalam sebuah acara yang diadakan oleh Wharton School, University of Pennsylvania pada hari Senin, Neel Kashkari, Presiden Federal Reserve Minneapolis, menyatakan bahwa mengingat ketahanan ekonomi AS yang mengejutkan, The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga pinjaman lebih lanjut dan mempertahankannya tetap tinggi untuk beberapa waktu guna menurunkan inflasi kembali ke target 2,0 persen. Pernyataan ini menambah ketidakpastian seputar masa depan suku bunga, yang dapat berdampak signifikan pada harga emas. best profit

Data Ekonomi dan Tantangan ke Depan

Data ekonomi terbaru yang dirilis pada hari Selasa memberikan gambaran yang bercampur aduk. Indeks kepercayaan konsumen dari Conference Board turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 103 pada bulan September, di bawah konsensus para ekonom sebesar 105 dan revisi naik untuk Agustus menjadi 108,7. best profit

Best Profit | Turunnya Harga Emas: Perlu Khawatirkah Anda?

Best Profit (27) – Dalam peristiwa yang cukup mengejutkan, harga emas mengalami penurunan signifikan, menyebabkan kecemasan di kalangan investor di seluruh dunia. Logam mulia ini kini terhenti pada level yang mengkhawatirkan, yaitu $1.800 per ons troy. Menurut data terbaru dari Selasa, 26 September 2023, emas diperdagangkan seharga $1.900,49 per ons troy, menandai penurunan sebesar 0,79%.

Posisi terkini ini adalah yang terendah yang pernah dicapai emas sejak 22 Agustus 2023, yang hampir sebulan yang lalu. Tren penurunan terus berlanjut sejak hari Senin, dengan emas mengalami penurunan sebesar 1,27% hanya dalam dua hari. Ancaman yang mengintai sekarang adalah apakah emas akan mencapai angka $1.800.

Baca Juga : Membeberkan Harga Emas Dunia Minggu Ini: Beli atau Jual?

Baca Juga : Memahami Dinamika Penurunan Harga Emas Terkini

Namun, ada sedikit harapan bagi para penggemar emas karena harga menunjukkan sedikit peningkatan hari ini. Pada hari Rabu, 27 September 2023, pukul 06.26 WIB, harga emas mencapai $1.900,93 per ons troy, mengalami kenaikan kecil sebesar 0,02%. best profit

Mengapa Logam Mulia Ini Kehilangan Kilauannya

Penurunan harga emas dapat diatributkan pada keyakinan yang semakin tumbuh di kalangan peserta pasar bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) tetap hawkish dalam pendekatannya. Alat FedWatch menunjukkan bahwa sekitar 14,4% dari peserta pasar memprediksi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada bulan November mendatang.

Beberapa pejabat dari The Fed juga telah mengungkapkan sentimen hawkish mereka. Neel Kashkari, Presiden The Fed Minneapolis, percaya bahwa ada peluang 50-50 bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan. Hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa inflasi Amerika Serikat belum sesuai dengan harapan The Fed. Antisipasi kenaikan suku bunga acuan The Fed telah menyebabkan lonjakan dolar Amerika Serikat dan imbal hasil surat berharga Amerika Serikat (U.S. Treasury).

Lonjakan Imbal Hasil U.S. Treasury

Imbal hasil pada obligasi U.S. Treasury melonjak hingga sekitar 4,56% dalam sesi perdagangan sebelumnya. Ini merupakan imbal hasil tertinggi yang pernah tercatat sejak 16 Oktober 2007, mencapai puncak tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Secara bersamaan, indeks dolar Amerika Serikat mencapai 106,3, titik tertingginya sejak November 2022. best profit

Penguatan dolar AS telah membuat emas semakin mahal untuk dibeli, sehingga mengurangi daya tariknya sebagai pilihan investasi. Selain itu, emas tidak lagi menawarkan imbal hasil yang kompetitif, sehingga membuatnya kurang menarik saat imbal hasil U.S. Treasury naik.

Edward Moya, seorang analis di OANDA, mengatakan bahwa saat ini emas tidak dianggap sebagai aset perlindungan. Para investor kini lebih berfokus pada kenaikan suku bunga. “Saat ini emas tidak dianggap sebagai aset perlindungan. Harga emas akan pulih hanya jika The Fed memberikan sinyal mengenai akhir kenaikan suku bunga atau jika ekonomi mengalami kesulitan,” ungkap Moya, seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Para peserta pasar saat ini dengan cermat menunggu data pengeluaran konsumen AS (personal consumption expenditures atau PCE) untuk mengukur kesehatan ekonomi AS.

Jalannya ke Depan bagi Emas

Masa depan emas masih penuh ketidakpastian ketika menghadapi tantangan ganda dari Federal Reserve yang teguh dan lonjakan imbal hasil U.S. Treasury. Logam mulia ini secara tradisional digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, dalam lanskap ekonomi saat ini, tampaknya para investor lebih memprioritaskan suku bunga yang lebih tinggi daripada daya tarik emas. best profit

Saat situasi terus berkembang, penentu kunci untuk kebangkitan emas akan menjadi tindakan dan komunikasi dari Federal Reserve. Apakah emas dapat kembali bersinar tergantung pada pendekatan The Fed terhadap suku bunga dan penilaian mereka terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat.

Sebagai kesimpulan, penurunan baru-baru ini dalam harga emas, yang dipicu oleh Federal Reserve yang hawkish dan lonjakan imbal hasil U.S. Treasury, telah menimbulkan pertanyaan tentang statusnya sebagai aset lindung nilai. Meskipun emas telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang ringan, nasibnya erat terkait dengan tindakan dan pernyataan dari Federal Reserve. Para investor saat ini dengan cermat menantikan data ekonomi untuk mengukur arah harga emas di masa depan. Saat situasi terus berkembang, akan terlihat apakah emas dapat sekali lagi bersinar sebagai investasi yang handal di tengah ketidakpastian ekonomi. best profit

Monday 25 September 2023

Best Profit | Memahami Dinamika Penurunan Harga Emas Terkini

Best Profit (26/9) – Dalam dunia keuangan, sedikit komoditas yang memiliki daya tarik dan misteri sebesar emas. Ia telah menjadi simbol kekayaan dan stabilitas selama berabad-abad, tetapi peristiwa terkini telah membuat para investor bertanya-tanya apakah kemilauannya mulai memudar. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kompleksitas penurunan harga emas terbaru dan apa artinya untuk masa depan.

Terguncangnya Harga Emas

Pasar emas global mengalami penurunan tajam dalam harga pada hari Senin yang bersejarah, mengirimkan gelombang kekhawatiran melalui lingkaran keuangan. Harga emas di pasar spot turun sebesar 0,5%, menghentikan pada $1.915,61 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas di Amerika Serikat merosot sebesar persentase yang sama, ditutup pada $1.936,6.

Baca Juga : Membeberkan Harga Emas Dunia Minggu Ini: Beli atau Jual?

Baca Juga : Dampak Penguatan Dolar AS Terhadap Harga Emas

Penurunan signifikan ini dalam harga emas dapat diatributkan pada penguatan dolar Amerika Serikat dan kenaikan imbal hasil obligasi AS. best profit

Faktor-faktor di Balik Penurunan Harga Emas

Lebih mendalam, mari kita memahami faktor-faktor yang telah berkontribusi pada penurunan harga emas ini:

  1. Sikap Hawkish dari The Fed
    Federal Reserve, yang dipimpin oleh Chairman Jerome Powell, mempertahankan sikap hawkish-nya dalam satu pekan terakhir, menekankan perlunya suku bunga tetap berada dalam kisaran yang membatasi dalam waktu yang akan datang. Sikap ini telah mengirimkan sinyal bercampur ke pasar, menyebabkan sikap netral terhadap emas.
  2. Inflasi dan Ketidakpastian Ekonomi
    Beberapa analis berpendapat bahwa emas telah mampu mengatasi tantangan yang dibuat oleh sikap The Fed, berkat meningkatnya risiko dalam ekonomi global. Konsumen telah menghabiskan tabungan mereka, dan suku bunga yang lebih tinggi cenderung berdampak buruk. Situasi ini tidak menguntungkan bagi dolar Amerika Serikat, menambah ketidakpastian.
  3. Ancaman Penutupan Pemerintah AS
    Variabel lain dalam persamaan emas adalah potensi penutupan pemerintah di Amerika Serikat, ketika Kongres berjuang untuk sepakat tentang pendanaan untuk tahun fiskal yang dimulai pada 1 Oktober. Meskipun penutupan ini tidak akan berdampak pada utang negara, hal itu akan mengganggu fungsi berbagai lembaga pemerintah, memengaruhi cara bisnis beroperasi di dalam negeri.

Apa yang Menanti Emas ke Depan?

Pertanyaan sejuta dolar adalah, ke mana arah emas dari sini? Everett Millman, Kepala Analis Pasar di Gainesville Coins, memprediksi bahwa emas akan diperdagangkan dalam kisaran $1.910 hingga $1.950 untuk sisa kuartal ini. Namun, ia percaya bahwa emas bisa mencapai rekor tertinggi baru pada tahun 2024 jika terjadi resesi ekonomi global yang ringan. Dalam skenario seperti itu, The Fed mungkin terpaksa menurunkan suku bunga lebih cepat. best profit

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Bagi para investor, fluktuasi dalam pasar emas ini memberikan tantangan dan peluang. Meskipun kinerja emas baru-baru ini kurang memuaskan, penting untuk diingat bahwa secara historis, emas telah menjadi lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.

Sebagai kesimpulan, penurunan harga emas baru-baru ini mencerminkan permainan kompleks antara kebijakan bank sentral, faktor ekonomi, dan ketidakpastian global. Meskipun jalan ke depan bagi emas mungkin tidak pasti, peran abadi sebagai aset perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi menunjukkan bahwa emas akan terus menarik perhatian investor di seluruh dunia. Seperti biasa, kebijaksanaan dan kewaspadaan adalah kata kunci bagi mereka yang ingin mengarungi perairan berombak di pasar emas. best profit

Sunday 24 September 2023

Best Profit | Membeberkan Harga Emas Dunia Minggu Ini: Beli atau Jual?

Best Profit (25/9) – Dalam dunia keuangan yang selalu berubah, salah satu aset yang secara konsisten mendapat perhatian adalah emas. Daya tariknya yang abadi sebagai tempat perlindungan di tengah gelombang ketidakpastian telah membuat para investor dan analis terpaku pada layar mereka, melacak setiap pergerakannya. Saat dunia berjuang dengan ketidakpastian ekonomi, pertanyaan yang ada di benak semua orang adalah apakah saat yang tepat untuk membeli atau menjual emas.

Wilayah Netral

Dalam perkembangan terbaru, Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mempertahankan sikap hawkish-nya dalam pekan lalu. Powell menekankan perlunya tingkat suku bunga tetap berada dalam rentang yang membatasi dalam waktu yang dapat diprediksi. Namun, meskipun demikian, harga emas dunia tetap berada di wilayah netral karena ketidakpastian yang melanda lanskap keuangan.

Baca Juga : Dampak Penguatan Dolar AS Terhadap Harga Emas

Baca Juga : Wall Street Menghadapi Turbulensi saat Fed Menjaga Suku Bunga Tetap

Ed Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, menyoroti kekhawatiran atas dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh suku bunga yang lebih tinggi, dengan mengatakan, “Konsumen tengah menghabiskan tabungan mereka, dan suku bunga yang lebih tinggi akan mulai berdampak buruk. Kami percaya ini hanya masalah waktu sebelum kita melihat pelemahan ekonomi, dan itu bukan berita baik bagi dolar AS.” best profit

Meskipun terjebak dalam kisaran perdagangan yang sempit, emas terus bertahan terhadap hambatan besar. Imbal hasil obligasi 10 tahun telah melonjak ke level tertinggi dalam 16 tahun pada 4,5%, sementara pada saat yang sama, dolar AS mencapai level tertingginya sejak November 2022.

Namun, para analis memperingatkan bahwa kenaikan harga emas mungkin akan sulit terjadi mengingat kondisi ekonomi saat ini. best profit

Sentimen Sekitar Harga Emas

Meskipun penutupan pemerintah tidak akan berdampak pada utang nasional, hal ini akan memengaruhi cara perusahaan beroperasi di dalam negeri, dengan pegawai pemerintah akan dirumahkan. Dampaknya akan terasa di pasar, karena Komisi Sekuritas dan Bursa serta Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas harus merumahkan sebagian besar karyawannya. Taman nasional dan museum juga akan ditutup selama penutupan.

“Kekhawatiran tentang kemampuan pemerintah untuk mengelola defisit yang semakin meningkat merupakan hal yang positif bagi emas,” katanya. best profit

Poin Keputusan

Sebagai kesimpulan, ketika dunia mengamati tarian ketat harga emas, keputusan untuk membeli atau menjual tetap menjadi hal yang kompleks. Namun, jalan ke depan tidaklah tanpa tantangan.

Apakah saat yang tepat untuk membeli atau menjual emas pada akhirnya mungkin bergantung pada tujuan keuangan Anda sendiri, toleransi risiko, dan pandangan jangka panjang Anda. Di dunia keuangan yang terus berkembang, emas tanpa ragu akan tetap menjadi pemain kunci dalam jaringan ekonomi global yang rumit. best profit

Thursday 21 September 2023

Best Profit | Dampak Penguatan Dolar AS Terhadap Harga Emas

Best Profit (22/9) – Di dunia keuangan dan logam mulia, harga emas seringkali menjadi pusat perhatian. Para investor dan penggemar logam berharga sama-sama mengawasi pergerakannya dengan cermat, karena emas dapat menjadi barometer sentimen dan stabilitas ekonomi. Peristiwa terbaru telah membuat harga emas mengalami penurunan tiba-tiba, mengakhiri rangkaian lima hari kenaikan. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, yang keduanya dipengaruhi oleh komitmen Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga hingga inflasi kembali ke targetnya sebesar 2,0 persen.

Baca Juga : Wall Street Menghadapi Turbulensi saat Fed Menjaga Suku Bunga Tetap

Baca Juga : Dampak Pengambilan Keuntungan terhadap Harga Minyak setelah Mencapai Puncak 10 Bulan

Perjalanan Emas yang Berisiko

Pada hari Kamis, pasar emas menyaksikan penurunan yang signifikan ketika hari perdagangan berakhir, menandakan berakhirnya tren kenaikan. Kontrak emas yang diperdagangkan paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange merosot sebesar $27,50 atau 1,40 persen, ditutup pada $1.939,60 per ons. Penurunan signifikan ini menyusul sesi di mana harga emas mencapai tertinggi sebesar $1.952,20 per ons dan terendah sebesar $1.933,10 per ons. best profit

Emas Batangan di Dolar AS

Emas telah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan baru-baru ini, dengan peningkatan sebesar $13,40 atau 0,69 persen, mencapai $1.967,10 per ons pada Rabu, 20 September 2023. Sebelumnya, emas mencatat kenaikan kecil sebesar $0,30 atau 0,02 persen, menjadi $1.953,70 per ons pada Selasa, 19 September 2023, dan kenaikan yang lebih signifikan sebesar $7,20 atau 0,37 persen, ditutup pada $1.953,40 per ons pada Senin, 18 September 2023. Namun, nasib emas berbalik tajam ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun mencapai puncak intraday sebesar 4,495 persen, tertinggi sejak tahun 2007, yang menunjukkan aksi jual besar-besaran di pasar obligasi.

Penguatan Dolar AS dan Dampaknya

Emas sempat naik ke $1.950 sebelum pengumuman, sejalan dengan nilai tertingginya awal bulan ini. Namun, akhirnya mengalami penurunan sebelum pengumuman dan berakhir dalam zona merah.”

Data Ekonomi yang Beragam

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Kamis, 21 September 2023, memberikan gambaran yang beragam. Federal Reserve Philadelphia melaporkan penurunan indeks difusi untuk aktivitas saat ini menjadi -13,5 pada September dari +12,0 pada Agustus. Para ekonom memperkirakan indeks akan turun menjadi -0,7. Penjualan turun sebesar 15,3 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. best profit

Di tengah penurunan harga emas, logam mulia lainnya juga menghadapi tantangan. Perak untuk pengiriman Desember turun sebesar 14,90 sen atau 0,63 persen, ditutup pada $23,687 per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober juga mengalami penurunan sebesar $17,70 atau 1,88 persen, ditutup pada $924,60 per ons.

Meskipun emas menunjukkan tanda-tanda positif menjelang keputusan Federal Reserve, akhirnya emas menyerah pada tekanan ini dan berakhir di zona negatif. Data ekonomi, meskipun bervariasi, terus mencerminkan tantangan dan ketidakpastian yang dihadapi ekonomi AS. best profit

Wednesday 20 September 2023

Best Profit | Wall Street Menghadapi Turbulensi saat Fed Menjaga Suku Bunga Tetap

Best Profit (21/9) – Wall Street mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan pada hari Rabu, 21 September 2023, setelah Federal Reserve Amerika Serikat memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah, bertentangan dengan harapan yang luas. Fed juga merevisi proyeksi ekonominya ke atas tetapi mengeluarkan peringatan bahwa pertempuran melawan inflasi masih jauh dari selesai.

Dalam peristiwa yang mengejutkan, Wall Street menghadapi turbulensi saat para investor berjuang dengan keputusan terbaru Federal Reserve. Pasar keuangan telah mengantisipasi hasil yang berbeda, tetapi pengumuman Fed mengirimkan gelombang kejut melalui lantai perdagangan.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot sebesar 76,85 poin, mewakili penurunan sebesar 0,22 persen, ditutup pada 34.440,88 poin. S&P 500 juga mengalami kerugian sebesar 41,75 poin, setara dengan penurunan sebesar 0,94 persen, ditutup pada 4.402,20 poin. Namun, penurunan paling signifikan terlihat pada Indeks Komposit Nasdaq, yang merosot sebesar 209,06 poin atau 1,53 persen, berakhir pada 13.469,13 poin. best profit

Baca Juga : Dampak Pengambilan Keuntungan terhadap Harga Minyak setelah Mencapai Puncak 10 Bulan

Baca Juga : Peningkatan Harga Emas Global Saat Menantikan Keputusan Suku Bunga Fed

Diantara 11 sektor utama S&P 500, sektor komunikasi dan teknologi, yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, mengalami kerugian persentase terbesar. Ketiga indeks saham utama Amerika Serikat melemah setelah pengumuman Fed, dengan saham-saham mega-cap yang sensitif terhadap suku bunga, seperti Microsoft Corp, Apple Inc, dan Nvidia Corp, menyebabkan Nasdaq mengalami penurunan terbesar.

Pengumuman Fed

Pengumuman Federal Reserve disertai dengan Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) dan dot plot, yang memproyeksikan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin tambahan tahun ini, mencapai kisaran 5,50 hingga 5,75 persen. Proyeksi SEP juga mengamanatkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada tahun depan.

Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska, mengomentari situasi ini, mengatakan, “Ini adalah volatilitas standar pada hari Fed. Namun, ini bukan peristiwa yang tidak terduga, karena pasar telah meresponsnya dengan tenang.” best profit

Detrick melanjutkan, “Hari ini telah menjadi fokus utama sepanjang bulan ini, dan sekarang kita dapat melanjutkan dari situ.” Proyeksi yang diperbarui mengindikasikan penurunan tipis suku bunga Dana Federal menjadi 5,1 persen pada akhir tahun depan dan penurunan lebih lanjut menjadi 3,9 persen pada akhir tahun 2025.

Inflasi dan Pemulihan Ekonomi

Sejak Federal Reserve mulai menerapkan langkah-langkah ketatnya pada Maret, inflasi inti telah melandai. Namun, kemajuan yang lambat dan tidak merata menuju target 2,0 persen bank sentral telah menjadi alasan kekhawatiran. SEP memprediksi inflasi akan turun menjadi 3,3 persen pada akhir tahun, mendekati target rata-rata tahunan 2,0 persen bank sentral.

Dalam konferensi pers berikutnya, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, memperkuat proyeksi ekonomi yang lebih baik sambil memperingatkan bahwa perjalanan menuju mencapai target inflasi masih jauh dari selesai. Detrick menyatakan, “Federal Reserve tidak terlalu khawatir. Mereka mengakui kekuatan ekonomi, yang juga mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga tahun depan, mengisyaratkan bahwa pemotongan yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih lama kemungkinan akan terus mereka lakukan.” best profit

Kinerja Saham

Di tengah turbulensi keuangan ini, perusahaan otomasi pemasaran Klaviyo mengalami lonjakan yang luar biasa sebesar 9,2 persen selama debutnya di Bursa Efek New York. Ini menandai penawaran umum perdana ketiga dalam beberapa hari terakhir, setelah Arm Holdings dan Maplebear Inc. Detrick mencatat, “Ini menunjukkan kepercayaan diri yang kembali untuk memiliki IPO yang signifikan. Ini adalah tanda bahwa segala sesuatu secara bertahap kembali normal dan sangat dibutuhkan dalam siklus bisnis saat ini.” Namun, Maplebear mengalami penurunan sebesar 10,7 persen, sementara Arm Holdings, yang baru-baru ini melakukan debutnya, turun 4,1 persen.

Pinterest berhasil mendapatkan 3,1 persen setelah perusahaan berbagi gambar tersebut mengumumkan program pembelian kembali saham hingga $1 miliar AS. Coty juga melihat kenaikan sebesar 4,4 persen setelah perusahaan induk dari CoverGirl meningkatkan perkiraan penjualan inti tahunannya.

Saat kita menghadapi masa-masa yang penuh ketidakpastian ini, jelas bahwa pasar keuangan tetap sangat sensitif terhadap keputusan Federal Reserve. Investor akan terus memantau indikator ekonomi secara cermat sambil menyesuaikan strategi mereka untuk beradaptasi dengan kondisi yang berubah. best profit

Tuesday 19 September 2023

Best Profit | Dampak Pengambilan Keuntungan terhadap Harga Minyak setelah Mencapai Puncak 10 Bulan


Best Profit (20/9) – Dalam dunia pasar minyak yang selalu berfluktuasi, perjalanan baru-baru ini dalam harga minyak telah sangat mengesankan. Setelah mencapai puncak 10 bulan, harga minyak mengalami penurunan tajam, membuat banyak investor dan analis bingung untuk memahami dinamika yang terjadi.

Kenaikan dan Penurunan Tiba-tiba

Seperti yang dilaporkan pada Rabu, 20 September 2023, pukul 05:57 WIB, kontrak berjangka minyak mengalami penurunan yang mencolok. Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman November ditutup pada harga $94,34 per barel, mengalami penurunan sebesar 9 sen. Penurunan ini datang setelah minyak mencapai puncak selama 10 bulan, sebuah pencapaian yang mengesankan mengingat lanskap energi global yang penuh gejolak.

Lalu, apa yang mendorong penurunan tiba-tiba ini dalam harga minyak? Semuanya berkaitan dengan pengambilan keuntungan. Para investor memutuskan bahwa saatnya untuk merealisasikan keuntungan mereka setelah melihat reli selama tiga sesi. Reli ini dipicu oleh pemotongan produksi yang berkepanjangan dari Arab Saudi dan Rusia, anggota aliansi OPEC+. best profit

Baca Juga : Peningkatan Harga Emas Global Saat Menantikan Keputusan Suku Bunga Fed

Baca Juga : Apakah Emas Akan Merosot Bebas atau Meningkat Harga?

Memahami Faktor-faktor yang Berperan

Meskipun menggoda untuk berpikir bahwa penurunan ini mengancam harga minyak, penting untuk memahami dinamika yang mendasarinya. Patokan global, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman November memang mencapai level tertinggi pada $95,96 per barel, suatu level yang tidak pernah tercapai sejak November. Lonjakan ini mendorong UBS, sebuah bank investasi terkemuka, untuk mulai mengambil keuntungan dari kepemilikan mereka.

Namun, para ahli di dalam bank tersebut meyakini bahwa kontrak berjangka minyak Brent akan diperdagangkan dalam kisaran $90 hingga $100 per barel dalam beberapa bulan mendatang, dengan target akhir tahun sebesar $95 per barel. Proyeksi ini mengimplikasikan bahwa, meskipun ada pengambilan keuntungan, pasar masih relatif optimis.

Menambah kekhawatiran pasokan, anggota OPEC+ seperti Arab Saudi dan Rusia baru-baru ini memperpanjang pemotongan pasokan gabungan mereka sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun. best profit

Variabel-variabel yang Tidak Terduga

Pasar minyak tidak asing dengan ketidakpastian, dan beberapa faktor berkontribusi pada volatilitasnya. Rusia, misalnya, sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan bea ekspor sebesar $250 per metrik ton pada semua produk minyak, kenaikan yang signifikan dari tarif saat ini. Langkah ini dijadwalkan akan berlaku mulai 1 Oktober 2023, hingga Juni 2024, dengan tujuan untuk mengatasi kekurangan bahan bakar.

Selain itu, produksi minyak serpih AS dari wilayah penghasil terbesar sedang mengalami penurunan, mencapai 9,393 juta barel per hari pada bulan Oktober, level terendah sejak Mei 2023. Ini merupakan penurunan bulanan ketiga berturut-turut, yang menimbulkan kekhawatiran terkait produksi minyak dalam negeri.

Para analis, di sisi lain, memperkirakan penurunan yang lebih moderat sekitar 2,7 juta barel. Data persediaan pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu, waktu setempat. best profit

Ada juga ketidakpastian terkait permintaan yang dapat mempengaruhi pasar. Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, membela pemotongan pasokan oleh OPEC+, menekankan perlunya regulasi yang ringan untuk mengurangi volatilitas. Dia juga mengungkapkan keprihatinan terkait permintaan dari China, pertumbuhan di Eropa, dan langkah-langkah bank sentral dalam mengatasi inflasi.

Implikasi pada Pasar dan Sorotan Masa Depan

Pada Selasa, 19 September 2023, indeks-indeks utama di Wall Street mengalami penurunan, dengan Nasdaq dan S&P 500 mencapai titik terendah dalam lebih dari tiga minggu. Pemicu penurunan ini adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, yang terjadi menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS. best profit

Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran saat ini, yaitu 5,25% hingga 5,50%, pada hari Rabu, karena inflasi inti mendekati target The Fed sebesar 2,0%.

Sebagai kesimpulan, pasar minyak tetap menjadi arena yang dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik, ekonomi, dan lingkungan. best profit