Monday, 7 April 2025

Bestprofit | Harga Emas Anjlok, Investor Beralih ke Dolar

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (8/4) – Pada hari Senin, 8 April 2025, harga emas mengalami penurunan yang signifikan, dengan turun lebih dari 2% dalam satu hari perdagangan. Penurunan ini terjadi setelah investor beralih ke dolar AS sebagai tempat berlindung yang lebih aman di tengah kekhawatiran mengenai tarif AS yang meningkat. Kenaikan tarif yang lebih luas memunculkan ketakutan akan terjadinya resesi global, yang mendorong banyak pelaku pasar untuk mencari aset yang lebih aman dan stabil. Meskipun demikian, para analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang emas batangan, meskipun kondisi ekonomi global saat ini menantang.

Penurunan Harga Emas

Harga emas spot turun sebesar 2,4%, mencapai $2.963,19 per ons pada pukul 1:36 siang ET (1736 GMT). Penurunan ini terjadi setelah harga emas sempat menyentuh level terendah hampir empat minggu, yaitu $2.955,89 pada awal sesi perdagangan. Emas berjangka AS juga tidak luput dari penurunan, dengan harga ditutup 2% lebih rendah pada $2.973,60 per ons.

Penurunan harga emas ini dipicu oleh pengalihan preferensi investor terhadap dolar AS, yang dianggap lebih aman selama periode ketidakpastian global. Dengan dolar yang menguat terhadap mata uang utama lainnya, terutama setelah sempat melemah pada minggu sebelumnya, emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. Hal ini menambah tekanan bagi pasar emas, yang semakin rentan terhadap gejolak pasar yang dipicu oleh kekhawatiran akan resesi.

Alasan Dibalik Penurunan Harga Emas

Menurut Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com, penurunan harga emas disebabkan oleh keputusan investor untuk mengalihkan investasi mereka ke dalam bentuk uang tunai dan aset safe haven lainnya, seperti Franc Swiss dan Yen Jepang. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap gejolak pasar yang semakin intens, yang menciptakan risiko penurunan lebih lanjut dalam harga emas. Tzabouras mengingatkan bahwa dalam situasi seperti ini, pasar dapat mengalami koreksi yang lebih dalam, yang dapat mengurangi daya tarik emas.

Lebih lanjut, dolar AS yang menguat memberi dampak langsung pada harga emas. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga menurunkan permintaan terhadap logam mulia tersebut. Selain itu, tekanan pasar semakin meningkat akibat masalah likuiditas dan penutupan margin oleh spekulan, seperti yang dijelaskan oleh Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Tarif AS dan Kekhawatiran Resesi Global

Pada saat yang sama, pasar saham utama juga mengalami penurunan, dipicu oleh ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS. Presiden AS, Donald Trump, baru-baru ini memperingatkan bahwa AS akan memberlakukan tarif hingga 50% terhadap barang-barang asal Tiongkok jika negara tersebut tidak mencabut tarif balasannya. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia bisa memperburuk kondisi ekonomi global dan mendorong resesi.

Namun, Gedung Putih cepat merespons laporan yang menyebutkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk memberi jeda tarif selama 90 hari untuk semua negara kecuali Tiongkok, dengan menyebutnya sebagai “berita palsu”. Ketidakpastian ini menambah volatilitas pasar, memperburuk ketakutan akan dampak negatif yang lebih luas terhadap ekonomi global.

Peluang Pemotongan Suku Bunga AS

Salah satu faktor yang memberikan harapan terhadap harga emas adalah kemungkinan adanya pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Kontrak berjangka saat ini menunjukkan kemungkinan sekitar 120 basis poin pemotongan suku bunga pada bulan Desember, dan pasar memperkirakan peluang sekitar 37% untuk adanya pemotongan suku bunga pada bulan Mei.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas batangan sebagai investasi, karena logam mulia ini tidak menghasilkan bunga. Emas dikenal sebagai aset safe haven yang banyak dicari selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, dan dengan adanya kemungkinan pemotongan suku bunga, banyak investor yang akan mengalihkan portofolio mereka ke emas sebagai salah satu instrumen investasi yang lebih aman.

Sejarah Harga Emas yang Mencapai Rekor Tertinggi

Meski mengalami penurunan harga dalam beberapa hari terakhir, harga emas masih berada pada level yang tinggi jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Emas sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada minggu lalu, yaitu $3.167,57 per ons, didorong oleh arus masuk aset safe haven yang kuat, baik dari investor institusional maupun dari permintaan bank sentral.

Permintaan untuk emas meningkat tajam di tengah ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut, serta ketegangan perdagangan global yang mempengaruhi perekonomian dunia. Bank sentral di berbagai negara juga terus menambah cadangan emas mereka, mengingat pentingnya logam mulia tersebut sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan. Perak spot, misalnya, naik 0,5% menjadi $29,71 per ons, pulih dari level terendah yang tercatat hampir tujuh bulan sebelumnya. Meskipun demikian, platinum spot mengalami penurunan sebesar 1% menjadi $907,09, sementara paladium turun 0,9% menjadi $903,19. Pergerakan harga logam mulia ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar, di mana investor cenderung memilih untuk mengamankan investasi mereka pada logam yang dianggap lebih stabil, seperti emas dan perak, sementara logam lainnya mengalami tekanan lebih berat.

Optimisme Analis terhadap Emas Batangan

Meski harga emas mengalami penurunan yang tajam pada hari Senin, banyak analis pasar yang tetap optimis terhadap prospek jangka panjang emas. Menurut beberapa analis, meskipun pasar menghadapi tantangan berat saat ini, emas tetap dianggap sebagai salah satu instrumen investasi terbaik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang berlangsung. Dengan suku bunga yang rendah dan potensi resesi yang semakin nyata, permintaan untuk emas sebagai aset safe haven kemungkinan akan terus meningkat.

Bahkan, beberapa analis melihat penurunan harga emas saat ini sebagai peluang untuk membeli logam mulia tersebut dengan harga yang lebih terjangkau sebelum harga kembali melonjak di masa mendatang. Oleh karena itu, meskipun harga emas mengalami volatilitas yang cukup tinggi, prospek jangka panjangnya tetap terlihat positif.

Kesimpulan

Harga emas pada Senin, 8 April 2025, mengalami penurunan lebih dari 2% setelah investor beralih ke dolar AS sebagai tempat berlindung yang lebih aman. Faktor utama yang mendorong penurunan harga ini adalah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, serta kemungkinan resesi global yang semakin nyata. Meskipun demikian, analis tetap optimis terhadap prospek emas, mengingat daya tariknya sebagai investasi safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Para investor yang cermat mungkin akan memanfaatkan penurunan harga ini untuk mengakumulasi emas batangan, mengingat prospek positif dalam jangka panjang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures