Thursday, 10 April 2025

Bestprofit | Emas Tembus Rekor di Tengah Kecemasan Resesi

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (11/4) – Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di tengah kekhawatiran global, konflik perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan ekonomi yang mendorong investor menuju aset safe haven.

Lonjakan Harga Emas ke Atas $3.190 per Ons

Pada Jumat pagi (11 April), harga emas batangan naik tipis di awal sesi perdagangan Asia, menyentuh level di atas $3.190 per ons. Angka ini mencatatkan rekor tertinggi baru, melampaui capaian hari sebelumnya yang sudah menunjukkan lonjakan lebih dari 3% dalam dua hari berturut-turut.

Reli ini menandai momentum positif berkelanjutan untuk emas, yang sejak awal tahun telah menguat lebih dari 20%. Emas spot pun tercatat naik sebesar 0,3% menjadi $3.186,08 per ons pada pukul 06:55 pagi waktu Singapura, dengan kenaikan mingguan sekitar 5%.

Safe Haven: Ketika Ketidakpastian Jadi Pemicu

Kenaikan harga emas tidak bisa dilepaskan dari kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan perdagangan global, terutama menyusul pernyataan yang berubah-ubah dari Presiden AS saat itu, Donald Trump, terkait agenda tarifnya.

Aksi jual besar-besaran yang melanda pasar saham, obligasi, dan dolar AS dalam beberapa hari terakhir memperlihatkan bagaimana pelaku pasar semakin resah akan kemungkinan resesi global. Dalam situasi seperti ini, emas kembali memperkuat perannya sebagai aset lindung nilai (safe haven), tempat perlindungan bagi investor ketika pasar keuangan mengalami guncangan.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Perang Dagang yang Kian Membara

Isu tarif dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi pemicu utama kekacauan pasar. Meskipun ada pengumuman mengenai penundaan tarif selama 90 hari, keraguan tetap membayangi efektivitas pembicaraan antara kedua raksasa ekonomi ini.

Bahkan setelah jeda sementara itu, tarif atas semua impor dari Tiongkok telah meningkat drastis, dengan total bea masuk kini menyentuh angka setidaknya 145%. Ini berdampak langsung pada rantai pasok global, inflasi, serta kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi dunia.

Pasar pun merespons dengan sangat negatif. Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa eksodus besar-besaran dari aset AS terjadi akibat kekhawatiran yang makin mendalam tentang prospek pertumbuhan ekonomi global.

Skeptisisme atas Penyelesaian Konflik Dagang

Meskipun Gedung Putih, melalui Direktur Dewan Ekonomi Kevin Hassett, menyatakan bahwa AS “sangat maju” dalam negosiasi dengan mitra dagangnya, pelaku pasar tampaknya tidak seoptimistis itu.

Tingkat skeptisisme yang tinggi terhadap penyelesaian konflik dagang dalam waktu dekat menjadi salah satu alasan utama mengapa investor memilih untuk mengalihkan dana ke emas dan logam mulia lainnya. Ketidakpastian inilah yang menjadikan emas lebih menarik dibandingkan aset lain yang lebih rentan terhadap gejolak politik dan ekonomi.

Dukung oleh Ekspektasi Pelonggaran Kebijakan Moneter

Faktor lain yang turut menopang reli harga emas adalah harapan pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve. Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa inflasi inti melambat secara luas pada bulan Maret, memperbesar peluang terjadinya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Saat ini, para pedagang memperkirakan akan ada setidaknya tiga pemotongan suku bunga dari The Fed sepanjang sisa tahun ini, bahkan dengan kemungkinan keempat. Dalam kondisi suku bunga yang rendah, daya tarik emas meningkat karena tidak adanya bunga yang dibayarkan dari kepemilikan logam mulia ini menjadi tidak terlalu merugikan dibandingkan aset berbunga lainnya.

Bank Sentral Global Tambah Porsi Emas

Selain dari faktor eksternal seperti perang dagang dan kebijakan moneter, pembelian emas oleh bank sentral global juga menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.

Dalam beberapa tahun terakhir, bank sentral dari negara berkembang hingga negara maju telah meningkatkan cadangan emas mereka sebagai bagian dari diversifikasi dan perlindungan terhadap risiko geopolitik serta ketegangan perdagangan.

Langkah-langkah ini mencerminkan kecenderungan strategis yang lebih luas dalam dunia keuangan global untuk meningkatkan kepemilikan aset riil yang tahan terhadap fluktuasi nilai mata uang dan gejolak pasar.

Kinerja Positif Logam Mulia Lainnya

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mengalami kenaikan meskipun dalam skala yang lebih moderat. Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan pasar secara keseluruhan terhadap sektor komoditas logam mulia, yang kerap menjadi pelarian saat ketidakpastian ekonomi meningkat.

Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, juga mencatat penurunan selama empat hari berturut-turut. Melemahnya dolar memberikan keuntungan tambahan bagi harga emas, karena emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Kesimpulan: Emas Tetap Jadi Pilihan Utama di Tengah Ketidakpastian

Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian dan risiko, baik dari sisi kebijakan perdagangan, kondisi ekonomi, maupun arah suku bunga, emas telah menegaskan kembali perannya sebagai aset yang dapat diandalkan.

Dengan mencapai rekor tertinggi baru di atas $3.190 per ons, emas bukan hanya menjadi indikator ketidakpastian pasar, tetapi juga menjadi refleksi dari kepercayaan yang mulai luntur terhadap sistem keuangan konvensional dalam menghadapi guncangan global.

Jika tren saat ini berlanjut, emas berpotensi untuk terus mencetak rekor baru dalam beberapa bulan ke depan — menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari stabilitas di tengah ketidakstabilan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures