Bestprofit (9/9) – Harga emas bertahan dekat level tertingginya sepanjang sejarah pada Senin (9/9), didorong oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga hingga tiga kali tahun ini. Reli emas yang sudah berlangsung selama tiga tahun tampaknya belum akan berakhir, ditopang oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik global.
Lonjakan Harga Emas: Hanya $10 dari Rekor Puncak
Pada awal perdagangan Asia hari Selasa, harga emas spot tercatat di $3.635,07 per ons, hanya sekitar $10 di bawah level puncaknya yaitu $3.646,46 per ons. Kenaikan ini mencerminkan lonjakan sebesar 2,5% hanya dalam dua sesi terakhir, menandai momentum kuat bagi logam mulia ini.
Lonjakan harga tersebut terjadi setelah data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan, memicu ekspektasi bahwa The Fed akan melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini, termasuk satu pemangkasan sebesar 25 basis poin yang diperkirakan akan diumumkan dalam pertemuan pekan depan.
Emas dan Suku Bunga: Hubungan yang Erat
Salah satu alasan utama mengapa harga emas melonjak saat ekspektasi pemangkasan suku bunga meningkat adalah karena emas tidak memberikan bunga atau imbal hasil tetap. Oleh karena itu, ketika suku bunga acuan turun, daya tarik emas sebagai aset investasi meningkat, karena opportunity cost dari memegang emas menjadi lebih rendah.
Emas juga sering dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, yang membuatnya menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian pasar dan kebijakan moneter yang longgar.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Data Ekonomi Jadi Penentu Arah Selanjutnya
Keberlanjutan reli harga emas dalam jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis dalam pekan ini. Di antaranya adalah:
-
Revisi data tenaga kerja AS yang dijadwalkan keluar pada Selasa
-
Data inflasi produsen (PPI) yang akan dirilis pada Rabu
-
Data inflasi konsumen (CPI) yang menjadi sorotan utama pada Kamis
Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati hasil lelang obligasi jangka pendek dan panjang AS, yang bisa memberikan sinyal tambahan mengenai persepsi risiko dan arah kebijakan moneter.
Kenaikan 40% Sepanjang Tahun: Apa Pendorongnya?
Hingga awal September 2025, harga emas telah mencatat kenaikan hampir 40% sejak awal tahun, menjadikannya salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar global. Beberapa faktor yang menjadi pendorong utama reli ini antara lain:
-
Pembelian besar-besaran oleh bank sentral, terutama dari negara-negara berkembang seperti China dan India.
-
Spekulasi kuat terhadap pelonggaran moneter global, bukan hanya dari The Fed, tetapi juga bank sentral lainnya.
-
Permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik, termasuk konflik di Timur Tengah dan ketidakpastian seputar kebijakan tarif AS.
-
Ketidakpastian politik dan ekonomi AS, termasuk meningkatnya kritik Presiden Donald Trump terhadap independensi The Fed.
Campur Tangan Politik dan Ketidakpastian AS
Komentar-komentar Presiden Donald Trump yang secara terbuka mengkritik kebijakan suku bunga Federal Reserve menambah ketidakpastian di pasar keuangan. Banyak investor melihat intervensi semacam ini sebagai ancaman terhadap independensi bank sentral, yang selama ini menjadi pilar utama stabilitas moneter.
Ketidakpastian politik ini membuat investor global semakin cenderung memindahkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman seperti emas, terutama ketika pasar obligasi menjadi semakin volatile akibat tekanan politik.
Potensi Kenaikan Lebih Lanjut: Menuju $5.000?
Menurut laporan Goldman Sachs, harga emas berpotensi mencapai level $5.000 per ons dalam jangka menengah hingga panjang. Proyeksi ini berdasarkan pada asumsi bahwa sebagian kecil dana dari pasar obligasi global akan dialihkan ke pasar emas.
Dengan total pasar obligasi global yang bernilai triliunan dolar, bahkan pergeseran modal sebesar 1–2% saja ke emas bisa menciptakan lonjakan permintaan yang besar, yang secara signifikan dapat mendorong harga lebih tinggi.
ETF Emas dan Dukungan Pasar Institusional
Minat investor terhadap produk keuangan berbasis emas seperti Exchange-Traded Funds (ETF) juga meningkat pesat. Pada hari Senin, ETF emas mencatat arus masuk tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir, menandakan kembalinya minat institusional terhadap logam mulia ini.
Meski demikian, total kepemilikan ETF emas saat ini masih lebih rendah dibandingkan puncaknya saat pandemi Covid-19 dan masa awal invasi Rusia ke Ukraina. Artinya, masih ada ruang besar bagi kenaikan lebih lanjut, jika tren akumulasi ETF kembali ke tingkat tertingginya.
Dolar Stabil, Logam Lain Bergerak Variatif
Pada saat harga emas spot stabil di $3.635,07 per ons, Indeks Dolar Bloomberg tercatat datar, menunjukkan tidak adanya penguatan signifikan pada dolar AS. Stabilnya dolar memberikan dukungan tambahan bagi emas karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Sementara itu, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan bervariasi:
-
Perak melemah tipis
-
Paladium dan platinum justru menguat, mengikuti tren emas sebagai alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global
Kesimpulan: Apakah Ini Awal dari Super Cycle Baru?
Harga emas yang mendekati rekor tertinggi menunjukkan bahwa pasar global semakin bersandar pada logam mulia sebagai bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. Dengan kombinasi faktor-faktor seperti:
-
Potensi pelonggaran kebijakan moneter
-
Meningkatnya permintaan dari bank sentral
-
Ketegangan geopolitik global
-
Ketidakpastian politik dalam negeri AS
…maka wajar jika para analis memperkirakan bahwa kita sedang memasuki fase baru dari super cycle emas.
Namun demikian, arah selanjutnya tetap akan sangat bergantung pada data ekonomi AS dalam beberapa hari ke depan, serta sikap Federal Reserve dalam pertemuan mendatang. Jika ekspektasi pemangkasan suku bunga benar-benar terealisasi, maka emas bisa saja menembus rekor baru dan menuju level psikologis $4.000, bahkan $5.000 per ons dalam jangka menengah.
Penutup
Dalam dunia yang dipenuhi ketidakpastian, emas kembali membuktikan dirinya sebagai “safe haven” yang tidak pernah kehilangan daya tarik. Bagi investor, memahami dinamika pasar emas saat ini bukan hanya soal memantau grafik harga, tetapi juga membaca arah kebijakan global, gejolak geopolitik, dan psikologi pasar secara keseluruhan.
Dengan momentum yang sangat kuat saat ini, emas tampaknya masih punya ruang untuk terus bersinar.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!