Showing posts with label Rusia. Show all posts
Showing posts with label Rusia. Show all posts

Tuesday 11 July 2017

Ada Dugaan Rusia Terlibat di Pemilu AS Bikin Wall Street Tertekan | Best Profit

Best Profit (12/7) - Wall Street hanya sedikit berubah pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Sentimen politik menjadi penggerak Wall Street pada perdagangan kali ini.
Mengutip Reuters, Rabu (12/7/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,55 poin menjadi 21,409.07. S&P 500 kehilangan 1,9 poin atau 0,08 persen, menjadi 2.425,53. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 16,91 poin atau 0,27 persen menjadi 6,193.31.
Wall Street tertekan di awal perdagangan Selasa usai adanya berita yang menyatakan bahwa putera laki-laki tertua dari Presiden AS Donald Trump mendapat surat elektronik (email) dukungan dari Rusia untuk memenangkan ayahnya dalam pemilihan Presiden AS melawan Hillary Clinton.
Email tersebut merujuk kepada seorang jaksa dari Pemerintahan Rusia yang menawarkan informasi yang dapat digunakan oleh Tump dalam kampanye melawan Hillary Clinton.
Namun pada perdagangan saham di siang hari, tekanan terhadap Wall Street pulih setelah Pemimpin Senat AS Mitch McConnell menyatakan bahwa ada penundaan masa reses selama dua pekan pada Agustus nanti.
Dengan adanya penundaan masa reses tersebut maka akan memberikan lebih banyak waktu bagi senat untuk menyelesaikan pembahasan beberapa undang-undang yang saat ini sedang berjalan.
"Semula semua berjalan dengan sentimen negatif. Dengan adanya penundaan masa reses ini menjadi sesuatu yang mungkin bisa menggerakkan ke arah positif," jelas chief investment officer Commonwealth Financial, Waltham, Massachusetts, AS, Brad McMillan.
Sebenarnya adanya sentimen politik dari email Trump Jr tersebut masih ada di dalam Wall Street. Namun kekuatannya tidak terlalu besar lagi. "Komitmen dari Senat AS untuk mengubah beberapa kebijakan lebih dilihat oleh pelaku pasar," tambah Brad McMillan. Best Profit
Sumber : Liputan6

Monday 5 September 2016

Minyak Pangkas Gain Terkait Pembicaraan Arab Saudi dan Rusia

BESTPROFIT FUTURES (6/9) - Minyak memangkas keuntungan terkait pembicaraan antara Rusia dan Arab Saudi untuk menstabilkan pasar minyak mentah yang turun tipis karena pengurangan produksi
Minyak berjangka naik 1,6 persen di New York, setelah naik sebanyak 4,7 persen sebelum apa yang ditandai sebagai pengumuman yang "signifikan" oleh Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih di KTT G-20 di China. Meskipun tidak dibutuhkan adanya pengurangan produksi sekarang, Al-Falih mengatakan ia optimis bahwa pertemuan akhir bulan ini antara produsen di Aljir akan membawa kesepakatan. Presiden Rusia, Alexander Novak, mengatakan kedua negara sedang mencari cara untuk mengurangi volatilitas pasar minyak.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober naik 73 sen ke $ 45,17 per barel di New York Mercantile Exchange sebelum perdagangan dihentikan pada 13:00 siang. Tidak ada penutupan pada hari Senin ini terkait libur hari buruh. Kontrak naik $ 1,28 ke $ 44,44 pada hari Jumat, kenaikan terbesar sejak 18 Agustus.
Brent untuk pengiriman November naik 80 sen untuk berakhir di $ 47,63 per barel di London-based ICE Futures Europe exchange. Kontrak tersebut naik 3 persen ke $ 46,83 per barel pada hari Jumat. Minyak mentah acuan global diperdagangkan pada premi sebesar $ 1,84 untuk WTI November.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Monday 22 August 2016

Iran hentikan penggunaan pangkalan udaranya oleh Rusia

BESTPROFIT FUTURES (23/8) - Iran menyatakan Rusia telah menghentikan penggunaan salah satu pangkalan udaranya untuk membom sasaran di Suriah untuk sementara waktu .
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Bahram Qasemi, mengatakan operasi "telah berakhir untuk saat ini" dan pesawat telah "keluar" dari pangkalan.
Sebelumnya Menteri Pertahanan, Hossein Deghan, mengecam Rusia karena menyebarkan informasi terkait operasi pengeboman yang dilakukan paka pekan lalu, dengan mengatakan tindakan itu untuk memperlihatkan sikap "pamer".
Teheran juga menganggap Moskow sebagai sekutu utama Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Tetapi sejauh ini belum ada komentar dari Rusia terkait penghentian penggunaan pangkalan udara Iran.
Selasa lalu (16/08) kementerian pertahanan Rusia mengumumkan operasi pembom jarak jauh Tupolev-22M3 dan pesawat penyerang Sukhoi-34 yang menggunakan markas udara Shahid Nojeh di dekat kota Hamedan di Iran timur untuk melakukan penyerangan udara terhadap "para teroris" di Suriah.
Operasi tersebut adalah yang pertama kali dilakukan Rusia dari negara ke tiga sejak dimulainya serangan udara terhadap lawan Assad hampir setahun lalu, dan juga untuk pertama kalinya diluncurkan dari wilayah Iran oleh militer asing sejak Perang Dunia Kedua.
Sumber: BBC News

Tuesday 16 August 2016

Kyiv Perkirakan Rusia Rencanakan

36E64E16-BF04-4053-B200-CFA606D8185E_w987_r1_s BESTPROFIT FUTURES (17/8) – Apa yang direncanakan Presiden Rusia Vladimir Putin bagi Ukraina? Para pejabat di ibukota Ukraina mengemukakan argumentasi bahwa pemimpin Rusia itu sedang mengumpul dalih untuk membenarkan serangan besar dengan tujuan untuk merebut rute darat melalui daerah-daerah bagian tenggara Ukraina ke Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok oleh Moskow beberapa minggu setelah tergulingnya tahun 2014 pemimpin Ukraina Viktor Yanukovich, sekutu Putin.

Mereka memperkirakan peningkatan pertempuran di daerah yang mayoritas berbahasa Rusia, Donbas, dimana lebih dari dua tahun yang lalu militant pro-Moskow dan pasukan Rusia bertempur dalam yang disebut œkonflik yang dibekukan dengan militer Ukraina, sebagai babak awal untuk serangan besar. 

Penumpukan pasukan dan persenjataan Rusia, termasuk misil Triumph S-400, di Krimea dan klaim pekan lalu oleh Moskow bahwa Ukraina menyusupkan para penyabot ke semenanjung itu dengan rencana untuk melakukan œtindak terorisme, hal yang telah dibantah keras oleh Kiev, dipandang sebagai tanda ancaman.

Para pejabat intelijen militer Ukraina mengatakan mereka memperkirakan akan ada klaim sabotase lagi oleh Kremlin, dan berkeras œmusuh sedang merencanakan tindakan provokatif besar-besaran dalam usaha untuk memburuk-burukan Ukraina di mata Barat.

Mereka memperkirakan bahwa Moskow merencanakan serangan dimulai tidak lama sebelum pemilu parlemen Rusia, yang dijadwalkan tanggal 18 September. Para pejabat Rusia, yang mengatakan provokasi akan datang dari Ukraina, bukan dari Rusia, untuk membantah perkiraan Ukraina tersebut. 

Sumber VOA

Thursday 11 August 2016

Ukraina-Rusia Saling Tuduh soal Krimea

BESTPROFIT FUTURES (12/8) - Ukraina dan Rusia terlibat perang kata-kata hari Kamis (11/8) terkait klaim Kremlin bahwa Kiev menyusupkan para penyabot terlatih ke Krimea dengan tugas menyerang prasarana penting. Tuduhan mengenai misi ini disebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai alasannya untuk menarik keikutsertaannya dalam pembicaraan perdamaian yang dijadwalkan berlangsung di Normandi.
Para pejabat Ukraina menyatakan misi sabotase itu benar-benar khayalan, dengan mengatakan Kremlin kemungkinan besar menggunakannya sebagai alasan yang dibuat-buat untuk meningkatkan konflik yang telah berlangsung dua tahun di Ukraina Timur, di mana pasukan dukungan Moskow menduduki sebagian besar kawasan Donbas, termasuk kota Donetsk dan Luhansk.
Moskow sejauh ini gagal mengetengahkan kelompok penyabot yang katanya ditahan akhir pekan lalu di dekat kota Armyansk setelah misi sabotase itu digagalkan.
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) telah mengidentifikasi seorang tersangka, yakni Yevhen Panov, mantan tentara Ukraina. Kerabat Panov menyatakan ia hilang pada 6 Agustus lalu sewaktu mengunjungi rumah temannya di kawasan Zaporizhya yang berbatasan dengan Krimea, Semenanjung di Laut Hitam yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Televisi pemerintah Rusia menayangkan foto-foto dari FSB, yang memperlihatkan ransel-ransel penuh berisi bahan peledak. Sebuah foto yang memperlihatkan Panov yang memar dan berdarah juga ditayangkan.
Berbicara kepada VOA, ipar Panov, Ihor Kotelianets, mengesampingkan klaim Rusia bhawa Panov adalah penyabot terlait atau bekerja untuk dinas rahasia Ukraina. Ia mengatakan sejak meninggalkan militer, Panov bekerja sebagai supir dan montir listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhya, meskipun ia juga menjadi sukarelawan di sebuah pasukan bela diri setempat. Ia baru-baru ini mendirikan sebuah LSM kecil di kampung halamannya, Enerhodar, untuk membantu para veteran militer Ukraina.
Sumber : VOA

Wednesday 10 August 2016

Putin Ingin Pulihkan Sepenuhnya Hubungan dengan Turki

BESTPROFIT FUTURES (11/8) - Presiden Rusia Vladimir Putin telah setuju untuk mengupayakan pemulihan hubungan dengan Turki secara penuh, tapi ia mengatakan membangun kembali hubungan perdagangan akan memakan waktu.
œDi hadapan kita membentang pekerjaan sulit untuk menghidupkan kembali kerjasama perdagangan dan ekonomi. Proses ini sudah dimulai tapi akan membutuhkan waktu," kata Putin hari Selasa (9/8) setelah pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Saint Petersburg.
Erdogan mengatakan kedua negara akan memulihkan target perdagangan tahunan sebesar US$100 miliar dan mempercepat pemulihan hubungan penerbangan carter.
Pemimpin Turki itu juga mengatakan siap untuk membangun jalur pipa gas dengan Rusia dan merundingkan perjanjian untuk membangun PLTN pertama Turki.
Kedua presiden sepakat untuk bertemu lagi untuk mencari persamaan pandangan mengenai bagaimana menyelesaikan krisis di Suriah. Turki dan Rusia mendukung pihak yang berlawanan dalam perang saudara Suriah.
Marc Pierini, peneliti tamu pada lembaga kajian Carnegie Europe dan mantan duta besar Uni Eropa untuk Turki mengatakan kepada VOA tidak ada jaminan Rusia dan Turki bisa mengatasi perbedaan mereka terkait konflik Suriah.
Sumber : VOA

Wednesday 22 June 2016

Rusia Tuduh NATO Bersikap Agresif

BESTPROFIT FUTURES (23/6) - Berbicara di hadapan majelis rendah parlemen Rusia, Rabu (22/6), Presiden Rusia Vladimir Putin menambahkan bahwa Rusia siap berdialog namun tidak mendapat tanggapan positif, seolah seperti menjelang Perang Dunia Kedua.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh NATO meningkatkan retorika, serta memperluas dan memajukan infrastruktur militernya yang terletak dekat perbatasan negaranya.
Putin menuduh NATO mengabaikan seruan Rusia untuk menjalin kerjasama yang lebih erat, dan mengatakan perlunya sebuah sistem keamanan kolektif modern di luar NATO yang setara bagi semua negara.
Berbicara di hadapan majelis rendah parlemen Rusia, Rabu, ia menambahkan bahwa Rusia siap berdialog namun tidak mendapat tanggapan positif, seolah seperti menjelang Perang Dunia Kedua.
Putin mendesak para legislator untuk mendukung tanggapan Rusia terhadap aksi NATO, termasuk memperkokoh kapasitas pertahanan Rusia. Dalam kesempatan yang sama, sewaktu menegaskan sikap Moskow dalam aneksasi Krimea, Putin memuji lembaga legislatif itu.
AS dan pemerintah-pemerintah lain di Eropa barat dan timur semakin mengkhawatirkan tindakan militer Rusia sejak 2014 ketika Kremlin menganeksasi wilayah Krimea dari Ukraina, yang kemudian diikuti dukungan Moskow atas pergolakan separatis di Ukraina timur.
Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia khususnya was-was atas apa yang mereka anggap sebagai langkah-langkah agresif Rusia, dan meminta NATO memperluas keberadaannya di negara mereka untuk mencegah kemungkinan Rusia mengambil tindakan yang tidak mereka inginkan.
NATO mengumumkan sebelumnya akan mengerahkan empat batalion ke Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia untuk mengonter Rusia yang semakin agresif, menjelang KTT Warsawa bulan depan.
Pada bulan Mei, Rusia mengatakan akan mengerahkan tiga divisi pasukannya di sepanjang perbatasan tenggaranya untuk mengonter keberadaan militer NATO yang meningkat di Eropa timur.
Sumber : VOA

Sunday 21 February 2016

Rusia dan Arab Saudi Capai Kesepakatan Ekspor Minyak Mentah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/2) - Konsultasi pada kesepakatan awal antara produsen minyak terkemuka untuk membekukan produksi harus disimpulkan 1 Maret setelah sebuah kelompok yang dipimpin oleh Rusia dan Arab Saudi mencapai kesepakatan bersama minggu ini di Doha, kata Menteri Energi Rusia.
“Kami sepakat bahwa semua konsultasi harus diselesaikan pada 1 Maret” kata Menteri Energi Rusia Alexander Novak kepada TV negara, Sabtu. Negara-negara secara terbuka mendukung kesepakatan ekspor sekitar tiga-perempat dari minyak mentah dunia, sehingga “akan menjadi sinyal positif” bagi pasar, kata Novak.
Arab Saudi, Rusia, Venezuela dan Qatar mencapai kesepakatan awal di Doha pada Selasa untuk menahan produksi pada tingkat Januari jika negara-negara lain bergabung dengan mereka. Keberhasilan kesepakatan ini bergantung terutama pada sikap Iran, yang telah bersumpah untuk meningkatkan produksi sebesar 1 juta barel per hari setelah sanksi pada ekspor nasional terangkat bulan lalu.
Novak mengatakan pembicaraan antara Venezuela dan Iran masih berlangsung, dan mengatakan konsultasi juga akan diadakan dengan negara-negara non-OPEC, termasuk Meksiko dan Norwegia. “Saya percaya bahwa mereka (Meksiko dan Norwegia) akan mengambil sikap yang konstruktif,” katanya.
Iran adalah “konstruktif” pada hasil Doha, meskipun negara belum membuat pernyataan apakah mungkin bergabung pakta tersebut, kata Novak.
Deputi Menteri Perminyakan negara Rokneddin Javadi seperti dikutip pada hari Sabtu menyatakan bahwa Teheran bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak 700.000 barel per hari dalam waktu dekat.
Iran sebelumnya mengatakan tidak akan menyerah pada pangsa pasar, karena baru saja kembali memasuki pasar minyak pada bulan Januari setelah sanksi internasional yang dipimpin AS dicabut.
Alexey Texler, Wakil Menteri Energi Utama Rusia, mengatakan awal pekan ini bahwa bahkan tanpa Iran akan ada efek dari kesepakatan.
Menurut Texler, Rusia berbicara tentang pembekuan tingkat produksi Januari. Produksi Januari adalah sekitar 1,5 persen lebih tinggi dari rata-rata tahunan untuk tahun 2015.
Novak juga mengatakan akan “dibahas dengan rekan-rekan” bahwa harga minyak $ 50 per barel akan sesuai konsumen dan eksportir dalam jangka panjang. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Menteri percaya bahwa jika kesepakatan Doha mulai berlaku maka pangsa pasar Rusia akan tetap tidak berubah.
Pembicaraan dengan OPEC bisa tidak berjalan juga tidak dikesampingkan jika pasar memburuk, Interfax melaporkan Sabtu, mengutip Vladimir Voronkov, utusan Rusia untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina.
Pakta Doha merupakan tindakan koordinasi pertama untuk melawan kemerosotan minyak mentah dalam lebih dari satu dekade oleh dua produsen terbesar, Arab Saudi dan Rusia dimana keduanya memproduksi hampir mencapai rekor minyak mentah bulan lalu. Pembekuan produksi awal dari proses yang dapat menyebabkan langkah-langkah lain dalam beberapa bulan mendatang, Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi mengatakan setelah pembicaraan.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali Al-Naimi minggu ini akan meminta produsen minyak serpih AS yang terkena kebijakan OPEC untuk mempertahankan tingkat pasokan dalam menghadapi kelebihan produksi dalam rangka menekan harga minyak dan memaksa keluar biaya tinggi produsen.
Banyak komentator menyalahkan kebijakan yang dipimpin Arab Saudi untuk penurunan 70 persen harga minyak, meskipun fakta bahwa melonjaknya produksi shale AS dibawa berkontribusi terhadap kelebihan pasokan.
Naimi akan menyampaikan pidato kunci pada hari Selasa pada konferensi IHS CERAWeek tahunan di Houston. Ini akan menjadi penampilan publik pertama Naimi di AS sejak keputusan mengejutkan OPEC pada bulan November 2014 untuk menjaga produksi besar minyak meskipun kelebihan pasokan sudah membuat harga jatuh bebas.
Naimi mengatakan sebelumnya ini bukan upaya untuk menargetkan negara atau perusahaan tertentu, hanya upaya untuk melindungi pangsa pasar kerajaan terhadap pertumbuhan cepat, biaya produsen yang lebih tinggi.

Sumber : Vibiznews

Tuesday 24 November 2015

Yen Menguat Pasca Turki Hantam Pesawat Rusia, Mendorong Aset Haven

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/11) - Yen menguat setelah laporan bahwa Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah sehingga mendorong permintaan untuk aset haven.
Mata uang Jepang menguat terhadap sebagian besar rekan-rekan utama setelah laporan dari militer Turki, sementara mata uang lira membukukan penurunan tajamnya. Reaksi di pasar mata uang mereda dibandingkan dengan reli pada safe obligasi pemerintah, meskipun euro menyentuh sepekan tertinggi dalam waktu yang singkat terhadap dolar AS sebelum memangkas gainnya karena investor menunggu rincian lebih lanjut mengenai insiden tersebut.
Mata uang Jepang dihargai 0,3% menjadi 122,43 per dolar pada 12:28 siang waktu New York, setelah menyentuh 122,36, level terkuat sejak 16 November. Mata uang bersama Eropa naik 0,2% menjadi $ 1,0655.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Berfluktuasi Pasca Jatuhnya Pesawat Rusia, Kecemasan Memudar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/11) - Saham AS Berfluktuasi setelah menghapus penurunan di sesi sebelumnya, kecemasan memudar atas jatuhnya sebuah pesawat perang Rusia oleh pasukan Turki serta saham energi melanjutkan penguatannya.
Indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0,1% menjadi 2.085 pada 12:08 siang di New York, setelah jatuh sebanyak 0,8%. Indeks tersebut meninggalkan tanpa gain back-to-back selama tiga pekan. Dow Jones Industrial Average mengghapus penurunan 109 poin, naik 5,78 poin ke 17,798.46. Indeks Nasdaq Composite turun 0,3%.(yds)
Sumber: Bloomberg

Sunday 1 November 2015

Duka Rusia di Semenanjung Sinai

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/11) - Dunia penerbangan kembali berduka. Kali ini kepiluan itu menyelimuti Negeri Beruang Merah, Rusia. Pesawat maskapainya bernama Kolavia jatuh di Semanjung Sinai, Mesir.

Burung besi bernomor penerbangan 7K9268 itu hilang beberapa saat usai lepas landas dari Bandara Sharm el-Sheikh dalam perjalanan menuju St Petersburg, Sabtu 31 Oktober 2015. Ada 224 penumpang, termasuk 17 anak-anak, berada dalam lambung kapal terbang Airbus A-321 tersebut.

Usai kabar tragedi diterima, Mesir menerbangkan pesawat militernya mencari burung besi nahas tersebut. Hasilnya, pesawat ditemukan di Hasna, Semenanjung Sinai dalam kondisi hancur. Puing-puingnya, termasuk black box, ditemukan di wilayah pegunungan terpencil di sisi utara.

"Pesawat militer telah menemukan puing-puing pesawat di wilayah pegunungan. Petugas penyelamat menyebut Airbus KGL-9268 nyaris seluruhnya hancur," demikian dilaporkan Telegraph, Sabtu 31 Oktober 2015.

Pejabat pemerintah Mesir menyatakan, 224 penumpang dan kru pesawat Rusia yang jatuh di Sinai, tewas dalam peristiwa nahas tersebut.

"Sebanyak 45 ambulans telah diarahkan ke lokasi untuk mengevakuasi mereka yang meninggal dunia dan terluka."

Kepada Reuters, seorang petugas keamanan Mesir mengaku mendengar suara misterius, yang diduga berasal dari penumpang yang terjebak di dalam puing pesawat -- yang dilaporkan terbelah dua.

"Ada bagian lain dari pesawat di mana masih ada penumpang yang terjebak di dalamnya. Tim penyelamat masih mencoba masuk ke dalamnya dan kami berharap menemukan korban selamat, apalagi kami mendengar suara manusia dari dalamnya," kata petugas yang tak tak mau disebutkan namanya itu.

Sementara keluarga dan kerabat penumpang mendatangi Bandara St Petersburg untuk memperoleh informasi jelas tentang insiden di Mesir. Mereka kemudian dinaikkan ke bus dan dibawa ke crisis centre.

"Kami sangat terkejut. Ia masih sangat muda," kata Olga Ofitserova, yang temannya Nadya Laisheva berada dalam pesawat tersebut kepada Gazeta.ru, seperti dikutip dari Guardian, Sabtu 31 Oktober 2015.

Sumber : Liputan6

Sunday 6 September 2015

Mengerikan, Sosok `Mayat Alien` Ditemukan di Rusia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/9) - Leningrad Oblast - Setelah sempat dihebohkan dengan penampakan Unidentified Flying Object (UFO) berwujud reptil di wilayah Rusia, kali ini masyarakat setempat kembali dibuat geger oleh sesosok mayat makhluk yang diduga alien di dekat wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Sonosvy Bor.

Mayat tersebut memiliki fisik yang sangat `mengerikan`, yakni dengan bentuk potongan kepala lonjong seperti alien dengan tulang yang sudah busuk dan berwarna kegelapan. Diungkap, mayat misterius tersebut ditemukan di lokasi sungai Kovashi oleh 2 (dua) warga setempat pada Minggu lalu.

Dua warga tersebut mengatakan bahwa ketika mereka menemukan mayat ini, awalnya mereka mengira itu adalah embrio ayam mutasi yang gagal lahir.

Namun, mayat itu langsung diperiksa oleh tim ilmuwan dari Institut Biophysics di Krasnoyarsk, dan mereka menegaskan bahwa mayat tersebut bukanlah sebuah alien.


"Ini jelas-jelas bukan alien. Jangan heboh dulu. Setelah kami teliti, badan mayat ini merupakan seekor hewan yang kami duga ikan atau unggas. Memang, makhluk ini memiliki struktur tulang yang aneh, tidak ada leher dan sayap," terang Yegor Zadereev, ilmuwan yang meneliti makhluk tersebut sebagaimana dikutip laman Mirror, Senin (7/9/2015).

Lebih lanjut disebutkan, tim ilmuwan akan terus memeriksa mayat ini secara ekstensif. "Kami perlu mengetahui jenis organisme atau makhluk apakah ini karena strukturnya sangatlah aneh," pungkas Yegor.

Untuk saat ini, mayat tersebut akan dikirim ke Moskow untuk diperiksa lebih lanjut. Beredarnya kabar ini rupanya sampai terdengar ke kelompok investigator Alien. Berbeda dengan pandangan para ilmuwan, tim investigator ini justru berpendapat bahwa temuan makhluk tersebut jelas-jelas merupakan makhluk ekstraterestrial.

Scott C Waring, salah satu investigator dari UFO Sightings Daily mengatakan bahwa potongan mayat tersebut tidak ada hubungannya dengan hewan yang hidup di Bumi.

"Ini jelas tidak ada hubungannya dengan makhluk hidup Bumi. Lihat saja dari struktur tulangnya, kami sangat yakin bahwa potongan tubuh mayat ini merupakan alien," tutur Scott.

(jek/isk)


Sumber : Liputan6

Monday 29 December 2014

Ekonomi Rusia Menunjukkan Isyarat Pertama Resesi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/12) - Ekonomi Rusia mengalami kontraksi sebesar 0,5% pada bulan November, penurunan pertama Produk Domestik Bruto sejak bulan Oktober 2009.
Pemerintah Rusia memperkirakan penurunan 0,8% PDB tahun depan, dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 0,6% di tahun 2014 secara keseluruhan.
Mata uang rubel turun ke tingkat 57 terhadap dolar Amerika pada hari Senin, penurunan lebih 6% setelah sempat mengalami kenaikan minggu lalu.
Ekonomi Rusia yang sangat tergantung pada ekspor energi dilanda anjloknya harga minyak dan sejumlah sanksi negara-negara Barat.
Sanksi yang diterapkan karena dukungan Rusia terhadap kelompok separatis di Ukraina timur, menargetkan industri minyak dan gas disamping sejumlah bank, pembuat senjata dan kelompok elit kaya raya yang dekat dengat Presiden Vladimir Putin.
Rusia memblokir sebagian besar makanan impor dari Barat untuk membalas kebijakan ini. Rubel kehilangan setengah nilainya terhadap dolar tahun ini.
Kementerian pembangunan ekonomi Rusia menyatakan sektor manufaktur, konstruksi, pertanian dan pelayanan mengalami kontraksi pada bulan November. Sementara pertambangan, energi dan perdagangan eceran tetap menunjukkan pertumbuhan.
Sumber : BBC

Monday 15 December 2014

Nilai mata uang Rusia turun ke titik terendah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/12) - Nilai mata uang Rusia, rubel, mencapai titik terendah, 60 rubel per US$1 dalam perdagangan Senin (15/12) meskipun Bank Sentral berusaha menjaga stabilitas mata uang itu.

Sejak awal tahun ini nilai mata uang negara itu mencatat penurunan lebih dari 45%.

Di antara penyebab utamanya, lapor wartawan BBC di Moskow, Steven Rosenberg, adalah penurunan harga minyak, salah satu ekspor terbesar Rusia, dan sanksi-sanksi yang diterapkan Barat.

Hal tersebut mendorong kenaikan harga barang-barang sehingga inflasi tahun ini diperkirakan akan mencapai 10%.

Atas perkembangan ini, Bank Sentral telah menempuh sejumlah langkah, termasuk menaikkan suku bunga pinjaman 1% menjadi 10,5% sebagai upaya menekan laju inflasi.

Namun langkah itu tidak mampu menekan penurunan rubel. Pasar juga khawatir Rusia kemungkinan masih menghadapi risiko dikenai sanksi-sanksi lain terkait peran Rusia dalam konflik di Ukraina.

Awal bulan ini pemerintah memperingatkan perekonomian akan jatuh ke resesi tahun 2015. Pemerintah mengatakan perekonomian akan menyusut 0,8% pada tahun 2015, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh 1,2%

Sumber: BBC

Monday 8 December 2014

Rusia: Perundingan Perdamaian Dengan Ukraina Pekan Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/12) - Penasihat kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin, Yuri Ushakov mengatakan Rusia siap mengadakan pertemuan lain yang disebut “pertemuan kelompok kontak” tentang Ukraina timur pekan ini.
Anggota-anggota “kelompok kontak” yaitu Rusia, Ukraina, kelompok separatis yang didukung Rusia dan Organisasi Kerjasama Keamanan Eropa OSCE telah menandatangani perjanjian gencatan senjata di Ukraina Timur tanggal 5 September lalu di Minsk, Belarus.
Kantor berita Rusia RIA Novosti melaporkan wakil Republik Rakyat Donetsk yang mengumumkan sendiri kemerdekaannya – Denis Pushilin – hari Senin (8/12) mengatakan agenda pertemuan itu seharusnya mencakup soal gencatan senjata, upaya mengakhiri apa yang disebutnya sebagai “blokade” di daerah-daerah yang dikuasai kelompok pemberontak di Ukraina Timur, dan memungkinkan pelaksanaan “status khusus” di daerah-daerah itu.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko hari Sabtu (6/12) mengatakan “perjanjian pendahuluan” untuk pertemuan kelompok kontak itu di Minsk hari Selasa (9/10) telah tercapai.
Sumber: VOA

Tuesday 2 December 2014

Ekonomi Rusia Diperkirakan akan Tergelincir dalam Resesi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (3/12) - Ekonomi Rusia diperkirakan menyusut 0,8 persen pada tahun 2015, akibat merosotnya pendapatan dari ekspor minyak dan sanksi-sanksi Barat.

Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia Selasa (2/12) menyatakan memprediksi ekonomi Rusia akan menyusut 0,8 persen pada tahun 2015, turun dari proyeksi terdahulu, 1,2 persen.

Kemajuan ekonomi Rusia terhambat oleh merosotnya pendapatan dari ekspor minyak, tulang punggung anggaran negara, dan sanksi-sanksi negara Barat terkait intervensi Rusia di Ukraina.

Sanksi-sanksi tersebut merugikan bank-bank Rusia dan investasi di negara tersebut berkurang, sementara itu nilai mata uang Rusia, rubel, terhadap dolar Amerika merosot lebih dari 40 persen tahun ini.

Kementerian ekonomi menyatakan sebelumnya, prediksi yang lebih baik memperkirakan sanksi-sanksi yang diterapkan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa akan dicabut tahun depan, tetapi proyeksi baru memperkirakan “berlanjutnya risiko-risiko geopolitik yang kuat.

Menurut perkiraan tersebut, akan terjadi lebih banyak lagi pelarian modal dari Rusia, suatu kemerosotan 125 miliar dolar investasi, lebih banyak daripada 100 miliar dolar perkiraan sebelumnya

Ekonomi Rusia sangat terpukul terutama oleh merosotnya pendapatan dari minyak. Harga minyak mentah di pasar dunia turun hingga sepertiga sejak Juni menjadi 70 dolar atau lebih rendah lagi per barel.

Dengan jatuhnya nilai rubel, inflasi di Rusia meningkat, dan dapat mencapai 9 persen dalam beberapa pekan mendatang. Kementerian ekonomi memperkirakan bahwa penghasilan riil warga Rusia akan berkurang 2,8 persen tahun depan, bukannya pertambahan 0,4 persen yang diprediksi sebelumnya.

Kemunduran dalam ekonomi Rusia sejalan dengan prospek suram di berbagai penjuru dunia, kecuali di Amerika Serikat, di mana ekonomi terbesar dunia itu menunjukkan perbaikan yang berarti. Blok mata uang euro yang beranggotakan 18 negara, yang secara kolektik merupakan ekonomi terbesar dunia, di ambang resesi, sedangkan ekonomi Tiongkok melamban dan ekonomi Jepang kini telah mengalami resesi.

Sumber : VOA