BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/11) - Ekonomi
Jepang menyusut untuk kuartal kedua secara berturut-turut, dengan
kontraksi yang tak terduga meningkatkan kemungkinan Perdana Menteri
Shinzo Abe akan menunda kenaikan pajak penjualan.
Produk
domestik bruto (PDB) tahunan menyusut menjadi 1,6 persen dalam tiga
bulan hingga September lalu, Kantor Kabinet hari ini di Tokyo,
dibandingkan dengan perkiraan ekonom untuk pertumbuhan 2,2 persen dalam
survei Bloomberg News. Disesuaikan perubahan harga, perekonomian tahunan
mengalami kontraksi sebesar 3 persen.
Badan
administrasi Abe berusaha untuk menopang dukungan publik pasca pajak
retribusi naik pada April lalu yang memicu kontraksi tajam dalam lebih
dari lima tahun terakhir. Etsuro Honda, penasihat perdana menteri,
mengatakan pekan lalu kenaikan pajak adalah jalan keluar dari pertanyaan
jika pertumbuhan kurang dari 3,8 persen.
Peningkatan
angka 3 persen dalam pajak penjualan pada bulan April telah mendorong
biaya hidup, sektor rumah tangga cukup mendapat tekanan dari kenaikan
harga seiring ditingkatnya stimulus ke rekor terrtingginya oleh bank
sentral Jepang. Dengan laju inflasi melampaui pertumbuhan upah, kenaikan
lebih lanjut dalam pajak retribusi dijadwalkan pada Oktober tahun depan
dapat mendatang risiko rendahnya tingkat konsumsi dan mengurangi
dukungan terhadap Abe. (izr)
Sumber: Bloomberg