Wednesday, 10 September 2014

Data BPS September, Ekspor Nonmigas Ke Thailand Melemah

Perkembangan ekspor nonmigas ke negara tujuan Thailand menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan pelemahan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya penurunan pada nilai ekspor nonmigas ke negara tersebut dimana nilai pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai nilai 416.1 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 439.9 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar -23.8 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -5.41 %.
Data terkini dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai angka 2955.3 juta Dollar AS. Nilai tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -259.2 juta Dollar AS atau sekitar -8.06 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 3214.5 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Dolar Menguat Hari Ke-3 Secara Beruntun Versus Yen

BESTPROFIT FUTURES (11/9) - NEW YORK -- Dolar AS mencapai level enam tahun tertinggi terhadap yen pada perdagangan hari ketiga di Rabu ini, terkait spekulasi suku bunga The Fed.
Treasury yields AS dengan tenor 10-tahun mencapai level terkuatnya sejak akhir Juli, yang juga didukung dolar.
Dolar diperdagangkan di level ¥ 106,84 Rabu ini, di bawah level ¥ 106,90, yang merupakan level tertinggi enam tahun dan menguat dari level ¥ 106,17 pada Selasa malam.
Para analis berspekulasi apakah dolar akan terus mencatat reli dan naik ke level ¥ 110 dalam waktu dekat.
Sementara pound memperbaiki performanya terhadap dolar diperdagangkan di level $ 1,62024 pada Rabu sore, dibandingkan dengan level $ 1,6115 Selasa malam, dikarenakan aksi jual selama perdagangan di asia terkait hasil jajak pendapat yang baru menunjukkan bahwa mayoritas warga Skotlandia akan lebih memilih untuk tetap menjadi bagian dari wilayah Inggris.
Indeks WSJ Dollar yang menelusuri dolar terhadap sekumpulan mata uang utama, menguat sebanyak 0,15% berada pada level 76,11.(yds)
Sumber: MarketWatch

Emas Perpanjang Penurunan Pada Sesi Ketiga

BESTPROFIT FUTURES (11/9) - (San Francisco) “ Emas Diperdagangkan turun untuk sesi ketiga pada Rabu ini, karena investor masih mengkaji petunjuk mengenai kebijakan moneter Federal Reserve .
Emas untuk pengiriman Desember turun sebanyak $ 3,20, atau 0,3%, ke level $ 1,245.30 per ons. Sementara perak Desember naik tipis satu sen ke level $ 18,86 per ons.
Emas rebound di awal sesi, namun pemulihan kehilangan momentumnya seiring menguatnya pasar saham. Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average berada di wilayah positif seiringberakhirnya perdagangan logam mulia.
Sementara itu di tempat lain dalam perdagangan logam mulia, seperti paladium untuk Desember turun sebanyak $ 11,25, atau 1,3%, ke level $ 848,85 per ons, platinum untuk Oktober turun ke level $ 4,80 ke level $ 1.381 per ons. Tembaga kualitas tinggi untuk pengiriman Desember naik satu sen ke level $ 3,11 per pon. (yds)
Sumber: MarketWatch

Indeks Nasdaq 100 Naik Terkait Saham Apple Rebound

BESTPROFIT FUTURES (11/9) - Saham AS naik, mengirim Indeks Nasdaq 100 naik kemarin, terkait saham Apple Inc reli sehingga meningkatkan perusahaan teknologi sementara para investor terus berspekulasi tentang kapan waktu kenaikan suku bunga di AS.
Saham Apple naik sebesar 3,1 persen, merupakan kenaikan tertingginya sejak April lalu, saham apple rebound dari penurunannya pasca meluncurkan produk terbaru mereka kemarin.
Indeks Nasdaq 100 naik sebesar 0,8 persen pukul 16:00 sore di New York. Indeks S&P 500 naik sebesar 0,4 persen ke level 1,995.75, pasca turun sebesar 1 persen selama dua sesi sebelumnya.
Indeks ekuitas turun sebesar 0,7 persen kemarin, pasca mencapai rekornya pekan lalu, karena para investor fokus pada waktu kenaikan suku bunga dari The Fed, sementara itu saham teknologi turun pasca Apple terkena unjuk rasa dari masyarakat.
The Fed mengukur kekuatan ekonomi setelah penurunan program pembelian obligasi atau bond-buying dan mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Para pembuat kebijakan selanjutnya akan bertemu pada 16-17 September mendatang. (vck)
Sumber: Bloomberg

Tuesday, 9 September 2014

Pasca Reshuffle Kabinet, Optimisme Dan Dukungan Terhadap Abe Mulai Berdatangan

Dukungan terhadap Perdana Menteri Shinzo Abe dari jajaran kabinet yang telah Ia reshuffle kembali berdatangan. Dukungan yang diberikan kepada Abe ini menunjukkan optimisme masyarakat dan para pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi dibawah masa pemerintahan Abe jika dibandingkan pendahulunya.
Dampak positif perombakan kabinet Jepang ini  juga terlihat akibat menteri kesehatan dan tenaga kerja baru terpilih Yasuhisa Shiozaki (63) tampaknya diterima pasar Jepang. Menteri ini diketahui akan berusaha meningkatkan dana pensiun sehingga kesejahteraan masyarakat Jepang akan lebih baik lagi.
Di lain pihak dengan adanya peningkatan dana pensiun berarti peningkatan aliran dana akan semakin banyak ke pasar modal dan pasar uang untuk diputarkan agar berkembang lebih banyak lagi.
Dalam jajaran kabinetnya yang baru ini, Abe menunjuk lima wanita di antara para anggota kabinet, hal ini dilakukan Abe dalam rangka mempromosikan peran wanita di masyarakat, dimana hal ini merupakan tantangan yang cukup besar bagi kabinetnya. Abe menyiratkan ia akan secara aktif mempromosikan pemberdayaan wanita yang menjadi pilar bagi strategi pertumbuhan ekonominya.
Sekilas jika kita kembali ke belakang, selama masa pemerintahan Abe, biaya untuk melindungi default utang pemerintah tercatat merosot 34 basis poin, dimana ini adalah posisi terendahnya sejak Oktober 2008 lalu. Selama masa kepemimpinan Abe juga risiko obligasi turun 46 basis poin, penurunan ini merupakan dua kali lipat dari penurunan pendahulunya, Yoshihiko Noda.
Saat ini Abe dipandang perlu mempertahankan pelemahan yen untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini, ditengah terhadap kebijakan apa yang selanjutnya diterapkan ke depannya apakah pelonggaran fiskal atau pelonggaran moneter dengan deregulasi. Saat ini perekonomian Jepang diprediksi dapat kembali menuju ke arah deflasi, ditambah lagi karena populasi Jepang yang menua cukup tinggi sehingga hasil akhir apakah Abenomics akan sukses atau justru berakhir stagflasi masih belum dapat dipastikan.
Dukungan untuk Abe naik dalam tiga jajak pendapat media di Jepang yang diterbitkan. Saham Jepang juga mengalami kenaikan sehigga dalam 3 hari berturut-turut ini Jepang telah meraup keuntungan. Setelah sempat menelan kekecewaan dalam perekonomiannya paska dinaikkannya pajak penjualan April lalu, maka diharapkan kabinet yang baru saja terbentuk minggu lalu ini dapat menopang pemulihan ekonomi Jepang.
Tadashi Matsukawa, salah seorang kepala investasi pendapatan tetap di PineBridge Investasi Jepang Co, mengatakan bahwa keberhasilan Abe akan tergantung pada kemampuannya dalam melakukan reformasi struktural. Dan masih terlalu dini untuk menilai kinerja kabinet baru Abe ini. Harus dipahami bahwa saat ini Jepang tengah menghadapi masalah yang cukup mendesak yaitu melejitnya jumlah penduduk tua (penduduk non produktif), sehingga reformasi struktural untuk merevitalisasi perekonomian menjadi sangat penting.
Populasi penduduk produktif di Jepang kembali menyusut memasuki tahun ke-7 berturut-turut. Salah satu kebijakan kontroversial yang diambil Abe beberapa bulan lalu untuk mengatasi hal ini adalah dengan menaikkan pajak penjualan hingga 8 persen dari 5 persen pada April lalu untuk membantu meningkatnya biaya kesejahteraan dan mengantisipasi memburuknya beban utang yang sudah dua kali ukuran ekonomi Jepang.
Namun demikian saat ini para investor dan masyarakat di Jepang sendiri masih dihadapkan dengan ketidakpastian kebijakan moneter kedepannya apakah pajak penjualan kembali akan dinaikkan lagi atau tidak di akhir tahun ini.

Sumber : Vibiznews

Apa Yang Terjadi Apabila Skotlandia Meninggalkan Inggris?

Jika Skotlandia memungut suara untuk keluar dari Inggris pada tanggal 18 September yang akan datang, efeknya yang bercabang-cabang bagi GBP akan mendalam dan akan membuat matauang ini menjadi rentan terhadap volatilitas yang meninggi karena ketidakpastian selanjutnya.
Skotlandia hanya menyumbang kira-kira 10% dari GDP Inggris, menurut studi dari parlemen Inggris menunjukkan bahwa perginya Skotlandia dari persatuan hanya akan punya pengaruh yang sedikit terhasap ekonomi Inggris dan matauang GBP.
Tetapi tidak seperti itu persoalannya sebagaimana yang telah disignalkan oleh pasar forex dimana GBP/USD telah jatuh dari level 1.7192 yang terlihat di pertengahan Juli ke bawah 1.6100 pada permulaan dari minggu ini.
Kenyataannya GBP/USD bisa jatuh ke 1.5000 dan mungkin bahkan sejauh terendah dari 2010 disekitar 1.4400-4500 disebabkan karena faktor ketidak pastian, khususnya apabila terjadi perpecahan yang sengit.
Ketidak pastiannya akan terjadi pada bagaimana kedua jurisdiksi mencoba membagi assets dan hutang dan realitas ekonomi yang baru yang akan dihadapi oleh keduanya. GBP akan terombang-ambing tergantung pada perputaran dan argument-argumen terhadap pertanyaan-pertanyaan ekonomis yang kunci.

Sumber : Vibiznews

Dolar Menyentuh Level Terkuat VS Yen Hampir Di 6 Thn Terakhir

BESTPROFIT FUTURES (10/9) - Dolar menyentuh level terkuat hampir dalam enam tahun terakhir terhadap yen karena Treasuri yield naik dan pedagang meningkatkan spekulasi Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun depan.
Euro rebound setelah jatuh sebelumnya ke level terendah terhadap dolar sejak Juli 2013, Dolar memangkas gain nya terhadap yen. Emerging market dan komoditas mata uang turun, dipimpin oleh mata uang lira Turki dan rand Afrika Selatan, setelah laporan Fed Bank of San Francisco yang mengatakan kemarin mungkin para investor meremehkan laju perekonomian AS yang mengalami peningkatan.
Mata uang AS naik sebanyak 0,4% ke level 106,47 ¥,merupakan level terkuat sejak 1 Oktober 2008 silam, sebelum diperdagangkan di level ¥ 106,15 pada 04:20 sore waktu New York, naik 0,1%. Euro naik 0,5% ke level137,42 ¥.
Euro melonjaksebanyak 0,4% ke level $ 1,2945 setelah jatuh ke level $ 1,2860, merupakan yang terendah sejak Juli 2013. Mata uang telah mendekati level $ 1,2788, 38,2 %.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Berjangka Turun Ke Level Tiga Bulan Terendah

BESTPROFIT FUTURES (10/9) - Emas dan perak jatuh ke level terendah tiga bulan karena dolar menguat ke level tertinggi dalam lebih dari setahun terakhir, membatasi permintaan untuk logam mulia sebagai investasi alternatif.
Bullion menuju penurunan kuartalan pertama tahun ini karena meredanya konflik di Ukraina dan perekonomian AS mendapatkan daya tariknya kembali. Money mangers memangkas spekulasi bullish pada logam mulia selama tiga pekan terakhir secara beruntun, sementara kontrak berjangka terbuka di New York dan opsi mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,5% untuk menetap di leve $ 1,248.50 per ons pada pukul 1:43 di New York Comex, setelah menyentuh level $ 1,248.10, merupakan yang terendah sejak 6 Juni lalu.
Logam mulia turun sebanyak 5,6% kuartal ini. Para otoritas The Fed akan melakukan pertemuan pada 16-17 September mendatang. Riset kemarin dari Fed Bank of San Francisco menyarankan investor mungkin meremehkan seberapa cepat para otoritas bisa menaikkan tingkat suku bunga.
Perak berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% ke level $ 18,92 per ons di Comex, setelah menyentuh level $ 18,89, pengiriman Oktober turun 0,8% ke level $ 1,385.80 per ons, setelah menyentuh level $ 1,383.20, merupakan level terendah sejak 11 Februari lalu.
Palladium berjangka untuk pengiriman Desember tergelincir 2,9% ke level $ 860,45 per ons, ini merupakan penurunan tertajam pada sejak 12 Juni.(yds)
Source: Bloomberg

Saham AS Ditutup Melemah Terkait Spekulasi Suku Bunga The Fed

BESTPROFIT FUTURES (10/9) - Indeks Standard & Poor 500 turun dan treasuri dengan tenor 10 tahun menuju penurunan terpanjangnya dalam tiga bulan terakhir terkait meningkatnya prospek suku bunga. Saham Apple Inc menghentikan reli terpanjangnya, sementara dolar menguat.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,7 persen pukul 4 sore di New York,. Saham Apple Inc. memangkas gain sebesar 4,8 persen pasca memperkenalkan iPhone keluaran terbarunya. Hasil pada Treasuri dengan tenor10-tahun naik tiga basis poin sebesar 2,50 persen. Dolar menyentuh level enam tahun terhadap yen, sementara itu Indeks Bloomberg Commodity turun sebesar 0,3 persen .
Treasuri turun pasca BlackRock Inc mengatakan pasar tenaga kerja mulai membaik dan tanda-tanda inflasi mendesak Federal Reserve untuk meningkatkan biaya pinjaman. Penelitian kemarin dari Fed Bank of San Francisco menyarankan investor mungkin akan meremehkan seberapa cepat para pembuat kebijakan bisa menaikkan suku bunga. Saham Bank memimpin penurunan di antara kelompok-kelompok saham di S&P 500 karena The Fed berencana melakukan pengetatan untuk para kreditur di AS. Data minggu ini menunjukkan klaim pengangguran menurun dan penjualan ritel meningkat. (vck)
Sumber: Bloomberg

Monday, 8 September 2014

Rilis BPS September, Impor Nonmigas Dari ASEAN Turun

Perkembangan impor nonmigas dari ASEAN mengacu kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan pelemahan. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya penurunan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai impor nonmigas pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai angka sekitar 2274.1 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait dapat mencapai nilai 2743.7 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang waktu Juni – Juli mengalami pelemahan sebesar -469.6 juta Dollar AS, atau sekitar-17.11 %.
Laporan terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai nilai 17504.9 juta Dollar AS. Data ini menunjukkan adanya penurunan sebesar -1034.7 juta Dollar AS atau sekitar -5.58 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu dapat mencapai nilai 18539.6 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga ini. Sementara itu data terkini kurs BI (jual) Dollar Amerika Serikat dengan rate Bank Indonesia berada pada kisaran Rp. 11781/USD dan kurs BI (beli) sekitar Rp. 11663/USD.

Sumber : Vibiznews

Tiongkok Tingkatkan Investasi Luar Negerinya

Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengeluarkan kebijakan yang dipandang dapat mempermudah para perusahaan domestik dalam mendukung melonjaknya investasi di luar negeri. Terkait hal ini maka hanya investasi luar negeri di negara-negara yang sensitif atau dalam industri sensitif yang akan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kementerian terkait.
Negara-negara yang tergolong sensitif dalam hal investasi asing ini adalah negara-negara yang belum menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok dan dikenakan sanksi PBB. Langkah-langkah kebijakan ini akan diberlakukan sebulan lagi yaitu pada tanggal 6 Oktober 2014 mendatang.
Sebelumnya, pada bulan April lalu, perusahaan-perusahaan di Tiongkok yang berencana akan melakukan investasi di luar negeri dengan nilai investasi dengan nilai lebih besar dari $ 1.000.000.000 hanya perlu mendapatkan persetujuan, sedangkan jika nilai investasi di bawah $ 1 miliar perlu mendaftar terlebih dahulu.
Kebijakan baru ini akan segera diterapkan oleh Tiongkok dalam rangka meningkatkan nilai investasinya di luar negeri. Jika kita perhatikan saat ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok cenderung melambat, ditambah lagi dengan penggelembungan di sektor properti. Oleh karena itu pihak pemerintah dan jajaran terkait harus mampu memikirkan paket kebijakan lain yang dapat mendongkrak sektor investasi dan bisnis di negara ini.

Sumber : Vibiznews

Spekulasi The Fed Angkat Dolar Ke Level 14 Bulan Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES (9/9) - Dolar menguat ke level tertinggi 14-bulan karena spekulasi pasar keuangan yang meremehkan laju kenaikan suku bunga dan para investor mencari perlindungan sebelum pemungutan suara terkait kemerdekaan Skotlandia bulan ini.
Pound merosot tajam 14 bulan terhadap dolar terkait jajak pendapat mengenai kemerdekaan Skotlandia. Euro turun selama delapan pekan terakhir memeperpanjang penurunan dalam  15-tahun terakhir, dan rand Afrika Selatan jatuh ke level terendah satu bulan. Yen menyentuh level terlemah sejak 2008 silam karena data menambahkan tanda-tanda goyahnya ekonomi Jepang.
Mata uang AS menguat 0,4% ke level $ 1,2897 per euro pada pukul 4:31 sore waktu New York. Ini menyentuh level $ 1,2882, level terkuat sejak 10 Juli 2013. Yen turun sebanyak 1% berada pada level 106,09 per dolar, yang terlemah sejak Oktober 2008, sebelum diperdagangkan pada level 106,03. Yen melemah 0,5% ke level 136,73 per euro.
Indeks Spot Dollar Bloomberg naik sebanyak 0,7% ke level 1,045.79, merupakan level tertinggi sejak Juli 2013, sebelum diperdagangkan pada level 1,045.43. (yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Diperdagangankan Lebih Rendah Terkait Meredanya Konflik Global

BESTPROFIT FUTURES (9/9) - Harga emas ditutup lebih rendah pada senin ini terkait meredanya konflik global.
Emas untuk pengiriman Desember ditutup pada level $ 1,254.30 per ounce, turun 1% dari level $ 1,267.30 pada hari Jumat. Perak Desember turun 20 sen, atau 1%, untuk menetap di level $ 18,96 per ounce.
Emas telah mengakhiri sesi hari Jumat dengan catatan positif, meskipun gagal untuk bertahan pada gain nya yang dipicu dari data pekerjaan pada hari sebelumnya.
Barclays juga mengkaji data hari Senin. Suki Cooper dan para analis lain mengatakan bahwa logam mulia "terus terlihat rentan" level yang mengejutkan mengingat pekan lalu Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga dan juga mengumumkan program pembelian aset. Meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan penguatan dolar juga akan membebani emas, Cooper mengatakan dalam sebuah catatannya.
Di tempat lain dalam perdagangan logam paladium Desember turun US $ 5,30 berada pada level  $ 886,15 per ons, sementara platinum Oktober turun $ 13,50 ke level $ 1,397.5 per ons. Tembaga dengan kualitas tinggi untuk pengiriman Desember  flat di level $ 3,17 per pon.(yds)

Sumber: Marketwatch

Perusahaan Energi Melemah, Bursa Saham AS Ditutup Turun

BESTPROFIT FUTURES (9/9) - Indeks Standard & Poor 500 turun, pasca reli lima pekan terakhir mengirim Indeks Standard & Poor 500 ke rekornya, karena perusahaan energi mencatat penurunan diikuti dengan harga minyak dibayangi reli saham Yahoo! Inc
Saham Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp turun lebih dari 1 persen pada laju penurunan di Dow Jones Industrial Average karena harga minyak turun. Saham Yahoo naik sebesar 5,6 persen pasca Alibaba Group Holding Ltd pihaknya mengatakan akan menaikkan senilai $ 21.1 miliar dalam penawaran umum perdana.
Indeks S&P 500 turun sebesar 0,3 persen ke level 2,001.47 pukul 16:00 sore di New York. Indeks Dow kehilangan 27,55 poin, atau 0,2 persen, ke level 17,109.81. Indeks Nasdaq 100 naik sebesar 0,1 persen, yang dipimpin oleh Yahoo.
Indeks S&P 500 naik sebesar 0,2 persen pada pekan lalu, melengkapi kenaikan mingguan terpanjang secara beruntun di tahun ini, karena investor berspekulasi pertumbuhan pekerjaan melemah yang akan menjaga Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga. Spekulasi The Fed terus mendapat dorongan, karena data pada 5 September kemarin menunjukkan perekonomian menambahkan pekerjaan lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan Agustus dan tingkat pengangguran turun menjadi 6,1 persen. (vck)
Sumber: Bloomberg

Sunday, 7 September 2014

Indeks Saham Asia Stagnan Jelang Rilis Laporan Perdagangan China

BESTPROFIT FUTURES (8/9) - Indeks saham Asia bergerak mendatar pasca mengalami reli pekan lalu di tengah liburan di seluruh wilayah, karena investor menunggu data perdagangan China. Saham perusahaan telekomunikasi meningkat, sementara saham kesehatan tergelincir.
Indeks MSCI Asia Pacific turun kurang dari 0,1 persen ke level 148,41 pukul 09:13 di Tokyo. Indeks naik sebesar 0,4 persen pekan lalu, menyentuh level tertingginya dalam satu bulan terakhir pada 3 September kemarin, terkait dengan laporan yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat di sektor industri jasa China dan manufaktur AS. Indeks Standard & Poor 500 ditutup menguat di level tertinggi sepanjang masanya pekan lalu bahkan setelah laporan yang menunjukkan pertumbuhan payrolls paling lambat tahun ini.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,4 persen. Ekonomi Jepang menyusut sebesar 1,8 persen pada kuartal kedua, menurut pembacaan akhir hari ini. Sesuai dengan perkiraan ekonom dan dibandingkan dengan perkiraan awal sebesar 1,7 persen penurunan.
Indeks Australia S&P/ASX 200 mendatar dan Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir sebesar 0,1 persen. Pasar finansial Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan, sedangkan Pasar finansial di China, Korea Selatan dan Taiwan ditutup untuk liburan.  
Ekspor China meningkat sebesar 9 persen pada bulan Agustus dari tahun sebelumnya, sementara impor naik sebesar 3 persen, menurut survei Bloomberg terhadap para ekonom sebelum data dirilis hari ini. (izr)
Sumber: Bloomberg

Indeks Topix Jepang Menguat Seiring Investor Menimbang Laporan GDP

BESTPROFIT FUTURES (8/9) - Indeks Topix Jepang naik, menuju kenaikan pertamanya dalam tiga hari terakhir, karena yen melemah dan investor mempertimbangkan laporan GDP dan data pekerjaan AS.
Indeks Topix naik sebesar 0,4 persen ke level 1,297.99 pukul 09:01 pagi di Tokyo, dengan 29 saham dari 33 saham sub industri menguat. Indeks turun sebesar 0,6 persen dalam dua hari terakhir, mengupas keuntungan pekan lalu menjadi 1,2 persen. Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat sebesar 0,4 persen hari ini ke level 15,728.99. Yen tergelincir sebesar 0,1 persen ke level 105,14 per dolar. Ekonomi Jepang mengalami kontraksi lebih dari perkiraan awal pemerintah dalam tiga bulan terakhir hingga Juni.
Produk domestik bruto (PDB) tahunan mengalami kontraksi sebesar 7,1 persen dalam tiga bulan terakhir hingga Juni, melebihi dari pembacaan awal sebesar 6,8 persen penurunan, Kantor Kabinet hari ini di Tokyo. Perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News penurunan sebesar 7 persen.  (izr)
Sumber: Bloomberg

Raihan Kontrak 2014 Mendekati Target, Penguatan Saham PTPP Menipis

Hingga akhir Agustus 2014, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 10,95 triliun atau sekitar 46% dari target kontrak baru perseroan hingga akhir tahun di angka Rp 24 triliun. Kontrak baru tersebut terdiri dari proyek swasta 70%, pemerintah dan BUMN 30%. Dengan raihan kontrak baru hingga akhir Juli sebesar Rp 9,35 triliun maka total kontrak dihadapi perseroan mencapai Rp 31,28 triliun. Hal ini ditopang dari kontrak bawaan (carry over) dari tahun lalu sebesar Rp 21,93 triliun. Untuk diketahui, perseroan menargetkan kontrak dihadapi sebesar Rp 46,12 triliun atau naik 30% dari tahun lalu di angka Rp 35,45 triliun.
Melihat kinerja perseoran, Pada semester I tahun ini, PTPP mencatat kenaikan laba bersih sebesar Rp146,7 miliar atau tumbuh 2,09% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp143,7 miliar. Naiknya laba bersih perusahaan dikontribusi dari seluruh pilar bisnis perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peraltan dan investasi. Sementara pendapatan usaha perseroan semester I sebesar Rp4,6 triliun atau naik 10,3% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp4,17 triliun.
Laba usaha PTPP saat ini mencapai Rp372,48 miliar, tumbuh 20,6% dibanding semester I tahun lalu sebesar Rp308,86 miliar. Persreoan optimistis bisa mencapai target kinerja tahun ini didukung capaian kontrak perusahaan. Pencapain prder book hingga semester I sebesar Rp30,7 triliun, termauk kontrak baru hingga Juni sebesar Rp8,34 triliun.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham PTPP dibuka pada level 2,500 dan ditutup di 2460 dalam kisaran 2,465 – 2,510 dan volume perdagangan saham PTPP mencapai 8,53  juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham PTPP sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini telah terlihat bergerak terkoreksi dan konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan PTPP dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju PTPP masih akan terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan PTPP. Saat ini level support berada pada Rp 2300 hingga resistance Rp 2550.

Sumber : Vibiznews

Serap Separuh Anggaran Belanja, Saham UNVR Dalam Konsolidasi Lanjutan

Sepanjang semester I 2014, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah menyerap 43% sampai 50% capital expenditure (capex) yang terserap dengan membelanjakan sekitar Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar. Semula, capex yang UNVR anggarkan adalah Rp 1 triliun. Lalu nilai tersebut ditingkatkan menjadi Rp 1,4 triliun. Kenaikan capex ini disebabkan adanya tambahan kebutuhan untuk memperluas kapasitas produksi dan kabinet es krim. UNVR juga menyatakan bahwa capex tersebut terserap secara merata atau teralokasi hampir ke sektor.
Secara kinerja tengah tahun , emiten konsumer berkapitalisasi besar ini masih melambat. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, laba bersih UNVR terlihat stagnan. Laba bersih UNVR tumbuh sangat tipis sebesar 0,7% menjadi Rp 2,84 triliun, dibandingkan sebelumnya yang sebesar Rp 2,82 triliun. Laba per sahamnya tercatat sebesar Rp 373 dibandingkan sebelumnya Rp 370.
Padahal, penjualan UNVR masih naik 13,93% menjadi Rp 17,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,43 triliun. Melambatnya laba bersih juga disebabkan harga pokok penjualan yang naik cukup tinggi sebesar 19,95% menjadi Rp 8,95 triliun. Sehingga, laba bruto cuma tumbuh 8,3% menjadi Rp 8,6 triliun.
Beban pemasaran dan dan beban umum serta administrasi juga turut mencekik margin laba. Apalagi, UNVR juga tersandera rugi selisih kurs dan kerugian pelepasan aset tetap. UNVR juga terbeban dari beban royalti yang naik dua kali lipat menjadi Rp 500,5 miliar, dari sebelumnya Rp 255,2 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham UNVR dibuka pada level 31,600 dan ditutup naik ke 31.825 dalam kisaran 31,600 – 31,925 dan volume perdagangan saham UNVR mencapai 1,08 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham UNVR sejak awal bulan Juni terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini telah terlihat bergerak konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak naiki menuju bolinger band atas.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan UNVR dalam potensi penguatan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju UNVR masih akan menguat terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan UNVR. Saat ini level support berada pada Rp 30200 hingga resistance Rp 32200.

Sumber : Vibiznews

Bersiap Tambah 150 Armada Bus Pariwisata, Saham TAXI Tengah Dalam Tekanan

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) kembali melebarkan sayap bisnis nya di bidang transportasi. Kali ini TAXI memutuskan untuk berekspansi pada  bisnis penyewaan bus. Dengan merek dagang Eagle High. Setelah membeli bus baru Juli lalu, anak usaha Rajawali Corpora ini siap mengoperasikan Eagle High.
TAXI menyatakan pihak akan menambah sekitar 150 unit armada. Namun tak semua bus baru ini langsung dialokasikan di daerah wisata. Rencananya Express akan menambah pasokan bus yang sudah beroperasi di Jakarta. Saat ini, jumlah armada Eagle High ada 30 bus dan siap ditambah 137 unit lagi sehingga total armada Eagle High di ibukota sebanyak 167 bus. Sisa armada sebanyak 13 bus baru inilah yang akan dioperasikan di daerah wisata. Incarannya adalah Bali, Bukit Tinggi dan Bandung.
Tak hanya itu TAXI juga berencana menambah armada taksi reguler dan taksi premium di semester II tahun ini. Namun tambahan armada ini rencananya sebagai pengganti armada yang sudah ada. Untuk menunjang ekspansi usaha tersebut, Express Group saat ini sedang mempersiapkan infrastruktur dan sarana pendukungnya, antara lain penambahan minimal 2 pool lagi dalam waktu dekat. Hingga saat ini, Express Group telah memiliki total 30 pool. Penambahan jumlah armada dan pool ini merupakan jawaban terhadap peningkatan permintaan atas layanan jasa transportasi yang disediakan oleh Express Group.
Melihat kinerja perseroan, TAXI memperoleh peningkatan laba bersih sebesar Rp 79,10 miliar pada 2014. Ini berarti terjadi peningkatan 30,54% atau sekitar Rp 18,55 miliar dari pencapaian laba bersih emiten dengan kode TAXI ini di semester 1 tahun 2013 yakni senilai Rp 60,59 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan pendapatan Express Group di semester I tahun 2014 ini yang juga mengalami peningkatan cukup menggembirakan yaitu senilai Rp 408,98 miliar atau meningkat 23,41% dari periode yang sama tahun lalu.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham TAXI dibuka pada level 1,355 dan ditutup di 1.340  dalam kisaran 1,345 – 1,370 dan volume perdagangan saham TAXI mencapai 9,85 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham TAXI sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini telah terlihat bergerak terkoreksi dan konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan TAXI dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju TAXI masih akan terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan TAXI. Saat ini level support berada pada Rp 1240 hingga resistance Rp 1430.

Sumber : Vibiznews

Thursday, 4 September 2014

Pengaruh Divergen Kebijakan, Yen Turun Ke Level 6 Thn Terendahnya

BESTPROFIT FUTURES (5/9) - Yen tergelincir ke level terendahnya sejak 2008 lalu terhadap dollar dan euro dekati level 14 bulan terendahnya, terkait spekulasi bahwa ekonomi AS sedang mengarah ke kenaikan suku bunga pinjaman, sementara Jepang dan Eropa berupaya memicu pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak emas turun seiring saham-saham Jepang menguat.

Yen turun sebesar 0.4% ke level 105.71 per dollar pukul 9:23 pagi waktu Tokyo, level intraday terendah sejak Oktober 2008 lalu. Euro ditutup ke level terendahnya sejak Juli tahun lalu, seiring dollar Selandia Baru dan mata uang di emerging-market melemah terhadap dollar AS. Sementara emas turun ke level harga terendahnya sejak 10 Juni lalu. Indeks MSCI Asia Pacific melemah sebesar 0.2%, setelah Bursa Saham Australia melemah dan Indeks Topix Jepang catat gain 0.2%. Indeks Berjangka Standard & Poor 500 stagnan sejalan dengan obligasi Treasury AS dengan tenor 10 tahun perpanjang penurunan.

Kemarin European Central Bank secara mengejutkan menurunkan acuan suku bunga dan mengumumkan rencana untuk membeli sekuritas yang dimiliki swasta, sementara Bank of Japan made mempertahankan program stimulusnya. Pada AS sendiri, dimana Federal Reserve telah memangkas kembali rekor stimulusnya, sedangkan rilis data menunjukkan industri jasa Amerika bulan lalu tumbuh pada laju tertingginya dalam 9 bulan terakhir, dengan rilis hari ini terkait data payroll dipekirakan akan mempertegas pemulihan pada pasar tenaga kerja.


Sumber : Bloomberg