Sunday, 20 September 2015

Bangun Kilang di RI, Investor Pasti Untung

BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/9) - Pemerintah sedang mengebut penyelesaian Peraturan Presiden (Perpres) tentang pembangunan kilang di Indonesia. Pemerintah menjanjikan pembangunan proyek strategis ini akan menguntungkan investor dengan berbagai insentif.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kemenko Perekonomian, Montty Giriana mengungkapkan, proses perampungan Perpres terus dilakukan, sehingga dijanjikan tuntas dalam pekan depan.

"Sebetulnya semua sudah setuju, tinggal legal draft-nya saja. Minggu depan mudah-mudahan selesai," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Dalam Perpres pembangunan kilang, Montty bilang, pemerintah akan memberikan ragam insentif atau jaminan bagi investor yang berkomitmen membangun kilang pengolahan minyak di Tanah Air.

"Di Perpres ini nanti akan diberikan insentif atau jaminan. Intinya siapapun yang investasi di kilang tidak akan rugi. Perpres juga akan mengatur skema pembangunan kilang," ucapnya.

Dia menambahkan, penerbitan Perpres pembangunan kilang baru dan pengembangan kilang eksisting akan diikuti dengan Peraturan Menteri yang mengatur tentang aturan pembelian produk kilang. Dalam hal ini, PT Pertamina (Persero) yang akan membeli produk kilang tersebut.

"Nanti sudah ditugaskan ke Pertamina untuk membeli produk kilang jika kilang dibangun badan usaha, skema kerjasama pemerintah dan swasta atau lainnya," tegas Montty.

Terpisah, Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pembangunan kilang sangat mendesak untuk Indonesia karena bisa memberikan nilai tambah di dalam negeri, apalagi jika kilang dibangun oleh perusahaan lokal.

"Kalau soal insentif, berpegangan pada internal rate of return (IRR) saja, berapa sih. Diberikan tax holiday yang sesuai, tapi jangan dikasih juga untung terlalu besar sampai 50 persen. Yang penting insentif bisa menarik buat investor," saran Purbaya.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Setyorini Tri Hutami sebelumnya menjelaskan, dalam perpres tersebut akan mengatur skema pembangunan kilang.

"Di Perpres itu nanti akan mengatur akan pembangunan kilang dengan berbagai mekanisme. Bisa kerjasama antara Badan Usaha (KPBU), bisa badan usaha swasta, bisa Pertamina, bisa dengan APBN," kata Setyorini.

Rini menambahkan, dalam Perpres tersebut juga mengatur insetif yang akan diberikan bagi pihak yang berminat membangun kilang. Insetif tersebut berupa tax holiday, pembebasan Pajak Penambahan Nilai (PPN) dan bea masuk.

"Kalau insentif dan lain-lainnya belum final. Kalau skemanya itu pembebasan PPN dan bea masuk itu umum," ungkapnya. (Fik/Ndw)

Sumber : Liputan6

Gerak IHSG Berpeluang Variasi di Awal Pekan

BESTPROFIT FUTURES MALANG ( 21/9) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bervariasi secara teknikal pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada menuturkan laju IHSG sempat di atas area target support 4.300-4.315 dan mampu melampaui target resistance 4.385-4.405 meski di tutup di bawah target itu pada perdagangan saham Jumat pekan lalu. Hal itu menunjukkan kalau laju IHSG terlihat masih konsolidasi sehingga IHSG rentan terjadi pembalikan arah jika tidak didukung sentimen positif.

"IHSG diharapkan dapat bertahan di zona positifnya saat ini agar tidak berubah menjadi tren melemah. IHSG akan berada di rentang support 4.348-4.365 dan resistance 4.408-4.428 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar Reza dalam ulasannya, Senin (21/9/2015).

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan IHSG rawan koreksi seiring indeks saham Dow Jones bergerak negatif pada akhir pekan lalu. Hal itu lantaran ketidakpastian bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang menunda kenaikan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 289,95 atau 1,74 persen ke 16.384,79, indeks S&P 500 kehilangan 32,12 poin atau 1,61 persen ke 1.958,08 dan indeks Nasdaq Composite turun 66,72 poin atau 1,36 persen menjadi 4.827,23 pada Jumat waktu setempat.

"Sentimen The Fed telah menekan indeks saham Dow Jones pada akhir pekan lalu. Sentimen ini akan memukul bursa saham Asia termasuk Indonesia," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, IHSG akan bergerak di kisaran support 4.343-4.360 dan resistance 4.398-4.407 pada awal pekan ini. "Bila IHSG berada di support 4.290 maka sentimennya kurang baik," kata Satrio.

Ia menambahkan, sentimen The Fed juga masih akan menekan laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ada kemungkinan rupiah bergerak di kisaran 14.400-14.600. "Masih sentimen global menekan IHSG dan rupiah. Saat ini memang situasinya terlambat untuk memperbaiki keadaan, tetapi diharapkan paket kebijakan ekonomi dapat membantu," ujar Satrio.

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memprediksikan IHSG masih bergerak variasi dengan kecenderungan tertekan. IHSG akan bergerak di kisaran 4.300-4.420 di awal pekan ini.

Untuk perdagangan saham di awal pekan ini, Reza memilih sejumlah saham yang dapat dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Sedangkan Satrio memilih merekomendasikan untuk melepas sejumlah saham terutama sektor saham bank dan konstruksi.

Pada perdagangan saham Jumat 18 September 2015, IHSG naik tipis 1,9 poin (0,04 persen) ke level 4.380,32. Indeks saham LQ45 melemah tipis 0,08 persen ke level 740,37. Berdasarkan data RTI, investor asing masih melakukan aksi jual. Tercatat investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 500 miliar. (Ahm/Gdn)


Sumber : Liputan6

Euro Memperpanjang Penurunan Pekan Lalu

BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/9) - Euro memperpanjang penurunan dari hari Jumat pekan lalu, terbesar dalam tiga minggu terakhir, karena para pedagang mengantisipasi Pejabat Bank Sentral Eropa akan terus menandai kesiapan untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter di tengah risiko pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat serta inflasi.
Euro pada hari Jumat turun karena Benoit Coeure, anggota Dewan Eksekutif ECB, menekankan bahwa lintasan kebijakan AS dan Eropa akan "tetap sangat berbeda," bahkan setelah Federal Reserve menahan diri untuk meningkatkan suku bunga pada pekan lalu. Koleganya Ewald Nowotny dan Peter Praet dijadwalkan untuk berbicara pada hari Senin. Penurunan Euro mungkin akan terbatas setelah Alexis Tsipras kembali berkuasa di Yunani menyusul kemenangan pemilu, mempertahankan jadwal reformasi negara tersebut berada di trek sebelum kajian internasional yang jatuh tempo pada akhir tahun ini.
Mata uang umum tersebut berada di level $ 1,1296 pada pukul 08:11 pagi di Singapura setelah pada Jumat turun 1,2% ke level $ 1,1298. Euro sedikit berubah terhadap yen di level 135,52 yen. Sementara dolar mmencapai 119,96 yen dari 119,98. Pasar saham Jepang ditutup untuk liburan nasional pada hari Senin sampai Rabu.
Sementara The Fed pada hari Kamis menahan diri, Ketua Janet Yellen mengatakan kebanyakan pejabat masih mengharapkan untuk mengetatkan biaya pinjaman pada tahun ini untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
Para pengamat mengatakan penundaan bisa menambah tekanan pada ECB untuk memperluas program pelonggaran kuantitatif untuk melawan penguatan euro dan lemahnya  permintaan global.
Euro telah Naik 3,4% dalam tiga bulan terakhir, menurut Bloomberg Correlation-Weighted Indexes. Sementara dolar telah Naik 4,1% dan yen naik 6,7% selama periode itu.
Hedge fund dan manajer keuangan lainnya meningkatkan taruhan bearish bersih terhadap euro untuk minggu ketiga pada periode yang berakhir pada tanggal 15 September menjadi 84,202 terontraksi dari 81,241, menurut data dari Komisi Perdagangan Komoditi Berjangka.(frk)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia di Zona Merah dalam Kekhawatiran Pertumbuhan Pasca Komentar Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/9) - Saham Asia turun menyusul jatuhnya saham AS dan pernyataan pejabat Federal Reserve bahwa kenaikan suku bunga masih diperlukan tahun ini. Sementara itu, pasar di Jepang ditutup karena hari libur nasional.
MSCI Asia Pacific, tidak termasuk Jepang Index kehilangan 0,6 persen ke level 410,10 pada pukul 10:01 pagi waktu Sydney, sebelum pasar di China dan Hong Kong dibuka. Indeks Australia S & P / ASX 200 turun 0,4 persen dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,1 persen. S & P / Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah 0,1 persen, sementara Indeks Standard & Poor 500 kehilangan 1,6 persen pada hari Jumat.
Tiga pembuat kebijakan AS pada akhir pekan secara terpisah menjelaskan alasan mereka untuk mendukung kenaikan suku bunga di salah satu dari dua pertemuan Fed yang tersisa di tahun 2015, mengutip penurunan pengangguran dan keuntungan lainnya dalam perekonomian AS yang harus lebih besar daripada headwinds dari lambatnya pertumbuhan luar negeri dan bergolaknya pasar keuangan.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Thursday, 17 September 2015

Minyak Tertahan di dekat $ 47 Pasca Tingkat Suku Bunga Fed Tidak Berubah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/9) - Minyak diperdagangkan mendekati level $ 47 per barel setelah Federal Reserve meninggalkan suku bunga tidak berubah.
Berjangka berada di level lebih rendaht di New York setelah naik 5,7 persen pada Rabu dalam penurunan tak terdugastok minyak mentah AS. Dolar turun menyusul bank sentral AS menolak untuk meningkatkan target suku bunga jangka pendek pada pertemuan kebijakan pengaturan di Washington. Melemahnya mata uang AS menggulingkan daya tarik komoditas dalam greenback sebagai penyimpan nilai.
Minyak turun 23 persen dari puncaknya tahun ini pada bulan Juni di tengah berlimpahnya pasokan global terus-menerus. Persediaan minyak mentah AS tetap sekitar 100 juta barel di atas lima tahun rata musiman setelah data pemerintah hari Rabu menunjukkan penurunan tak terduga pekan lalu.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober tergelincir 25 sen, atau 0,5 persen, untuk menetap di level $ 46,90 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI berada di level $ 46,75 sebelum keputusan Fed diumumkan pada 02:00 di Washington.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Emas Naik Pasca The Fed Pertahankan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/9) - Emas berjangka naik di perdagangan elektronik Kamis ini, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga utamanya.
Sebelum pengumuman The Fed, Harga logam mulia tersebut mengalami penurunan, yang merupakan salah satu yang paling diantisipasi belakangan ini.
Dalam pengumumannya, bank sentral mengisyaratkan kemungkinan kenaikan masih akan terjadi sebelum akhir tahun.
Setelah pengumuman The Fed, emas untuk pengiriman Desember diperdagangkan pada level $ 1,127.20 per ons di perdagangan elektronik di Globex. Emas mengalami kenaikan dari sebelumnya di Comex, di mana harga emas turun sebesar $ 2 atau 0,2 %, untuk menetap di level $ 1,117 Kamis.
Indeks dolar AS diperdagangkan melemah tajam setelah berita Fed, memberikan dukungan untuk emas dalam mata uang dolar di sesi elektronik.
Pada hari Rabu, harga yang terdaftar di sesi tunggal mengalami gain terbesar mereka dalam hampir satu bulan terakhir seiring The Fed enggan untuk menaikan suku bunga di tengah melemahnya tingkat inflasi di AS.
Pada hari Kamis, data menunjukkan klaim pengangguran mingguan mengalami penurunan, menunjukan bahwa penguatan dalam pasar tenaga kerja, tetapi pembangunan perumahan menurun pada bulan Agustus dan indeks manufaktur Philadelphia Fed bulan September memacu kekhawatiran ekonomi potensial.
Logam lainnya pada Kamis ini beragam menjelang keputusan The Fed. Perak untuk pengiriman Desember naik 9,9 sen atau 0,7%, ke level $ 14,984 per ons dan tembaga untuk pengiriman Desember berakhir datar pada level $ 2,452 per pon. Sementara itu, Platinum untuk pengiriman Oktober turun $ 7,30 atau 0,8%, ke level $ 968,40 per ons dan paladium untuk bulan Desember merosot $ 12,75 atau 2,1%, ke level $ 599,20 per ons. (knc)
Sumber : MarketWatch

Dolar Melemah Setelah The Fed Menahan Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/9) - Dolar turun ke level 3 pekan terendah pasca Federal Reserve menahan kenaikan suku bunga utamanya.
Bank sentral AS menolak untuk meningkatkan target kenaikan suku bunga dalam jangka pendek pada penetapan pertemuan kebijakan di Washington, The Fed memilih untuk menunda kenaikan di tengah penurunan tingkat inflasi, ketidakpastian prospek pertumbuhan global dan gejolak pasar keuangan saat ini.
Indeks Spot Dollar Bloomberg turun 0,4 % ke level 1,196.46 pada pukul 02:10 siang waktu New York, mencapai level terendahnya sejak 26 Agustus lalu. Mata uang AS melemah 0,8 % ke level $ 1,1378 per euro. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham AS Berfluktuasi Sebelum Keputusan Tingkat Suku Bunga Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/9) - Saham AS berfluktuasi mendekati level tertinggi dalam empat minggu, sementara Treasuries dan dolar sedikit berubah seiring investor berhatu-hati dalam mengambil langkah sebelum Federal Reserve membuat keputusan tingkat suku bunga.
Pedagang berjangka hanya melihat kesempatan 30 persen bahwa pembuat kebijakan akan menaikkan suku bunga pada hari Kamis, pada saat yang sama 54 dari 113 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi beberapa jenis kenaikan. Investor mendapatkan kembali harapan untuk tingkat suku bunga yang lebih tinggi seiring Cina mendevaluasi mata uangnya bulan lalu, memicu sell-off di pasar global.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen pada pukul 00:27 waktu New York dan Eropa Stoxx 600 Index tergelincir 0,2 persen. Kedua indeks ini ditutup di level yang lebih tinggi masing-masing dalam dua hari terakhir.
The S & P 500 naik 2,7 persen dalam lima hari sampai Rabu yang merupakan reli terbesar menjelang keputusan suku bunga sejak Agustus 2012.
Laporan pada hari Kamis menunjukkan bahwa ketika pembangunan rumah baru di AS turun pada bulan Agustus, dan klaim pengangguran turun ke level terendah dalam dua bulan minggu lalu menggambarkan menguatnya pasar tenaga kerja.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Fed Tahan Suku Bunga Tidak Berubah di Kisaran 0-0,25%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/9) - Pejabat Federal Reserve menahan tingkat suku bunga tetap di level yang sama, memilih untuk menunda kenaikan di tengah inflasi yang rendah, ketidakpastian prospek pertumbuhan global dan gejolak pasar keuangan baru-baru ini.
"Perkembangan ekonomi dan keuangan global saat ini mungkin agak menahan kegiatan ekonomi dan cenderung memberikan tekanan penurunan lebih lanjut pada inflasi dalam waktu dekat," kata Komite Pasar Terbuka Federal dalam sebuah pernyataan hari Kamis di Washington.
Dengan menahan level dana acuan mereka  di kisaran nol hingga 0,25 persen, pembuat kebijakan menunjukkan mereka masih belum yakin inflasi akan bergerak secara bertahap dan kembali ke target 2 persen mereka, meskipun laporan menunjukkan keuntungan lanjutan di pasar tenaga kerja. Pengangguran di bulan Agustus turun menjadi 5,1 persen, yang merupakan level terendah sejak April 2008.
"Pada keseimbangan, indikator pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya tenaga kerja berkurang sejak awal tahun ini," kata pihak otoritas.
Presiden Fed Richmond, Jeffrey Lacker memiliki perbedaan pendapat, ia mengatakan bahwa ia lebih suka untuk menaikkan target suku bunga sebesar 0,25 persentase poin.
Banyak ekonom khawatir bahwa kerugian di pasar ekuitas China baru-baru ini merefleksikan kekhawatiran yang lebih signifikan atas prospek pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Melambatnya permintaan dari China juga telah membantu memicu kemerosotan global dalam biaya komoditas, menambah tekanan penurunan untuk harga di AS
Inflasi, yang diukur dengan alat ukur dari Fed, yakni 0,3 persen dalam 12 bulan hingga Juli dan cukup lama berada di bawah 2 persen selama lebih dari tiga tahun.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Wednesday, 16 September 2015

Saham AS Naik Menyusul Reli di Saham Energi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/9) - Saham AS ditutup di level tertinggi dalam hampir empat minggu, dengan ekuitas terdorong oleh reli di saham energi dan aktivitas kesepakatan di antara produsen sementara pembuat kebijakan Federal Reserve saat ini berdebat apakah akan menaikkan suku bunga.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,9 persen ke level 1,995.12 pada pukul 04:00 pagi waktu New York, atau yang tertinggi sejak 20 Agustus, setelah saham ini rally 1,3 persen kemarin.
Data hari ini menunjukkan harga konsumen di Amerika menurun pada bulan Agustus terkait merosotnya harga energy yang dapat membantu untuk menjaga tingkat inflasi di bawah target pembuat kebijakan The Fed. Indeks harga konsumen turun 0,1 %, penurunan pertama sejak Januari lalu. Yang disebut ukuran inti, potongan di luar biaya bahan bakar dan makanan biasanya volatile, naik 0,1 % untuk bulan kedua.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Di Tengah Ketegangan, Obama akan Sambut Kunjungan Presiden China

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/9) - Presiden China Xi Jinping akan melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Amerika Serikat pekan depan.
Sebuah pernyataan Gedung Putih, Selasa, mengukuhkan kunjungan itu, yang berlangsung pada saat ada ketidaksepahaman yang meningkat antara Washington dan Beijing.
Pernyataan itu mengatakan, Presiden Barack Obama akan menerima kunjungan resmi kenegaraan Presiden China Xi Jinping di Gedung Putih pada tanggal 25 September 2015.
Masih menurut pernyataan tersebut, kunjungan bergengsi yang berlangsung setelah kunjungan Obama ke Beijing November lalu itu akan mencakup acara makan malam di Gedung Putih yang juga akan dihadiri istri masing-masing pemimpin kedua negara itu.
Pernyataan Gedung Putih juga menyebutkan, kunjungan itu menawarkan peluang bagi perluasan kerjasama Amerika-China dalam isu-isu global, regional, dan bilateral yang menyangkut kepentingan bersama kedua negara. Kunjungan itu juga, menurut pernyataan tersebut, memungkinkan Presiden Obama dan Presiden Xi secara konstruktif membicarakan hal-hal yang tidak mereka sepakati.
Sumber : VOA

Minyak Raih Kenaikan Tertinggi dalam Dua Minggu Pasca Turunnya Persediaan AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/9) - Minyak mendapatkan kenaikan tertinggi bulan ini setelah laporan pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun seiring kilang meningkatkan tingkat operasi.
Stok tergelincir 2,1 juta barel pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi. Kilang meningkatkan tingkat operasi untuk pertama kalinya sejak Juli, dan persediaan bahan bakar bensin dan distilat naik. Saham perusahaan eksplorasi dan produksi minyak mengalami rally, sedangkan perusahaan penyuling justru jatuh.
Minyak telah berfluktuasi sejak merosot di bawah $ 40 per barel bulan lalu seiring kekhawatiran bahwa pertumbuhan China akan melambatkan volatilitas bahan bakar di pasar.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober naik $ 2,56, atau 5,7 persen, untuk menetap di  level $ 47,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Level itu merupakan penutupan tertinggi dan keuntungan satu hari terbesar sejak Agustus 31. Volume 42 persen di atas rata-rata 100-hari di pukul 02:55 siang waktu New York.
Brent untuk pengiriman November naik US $ 2, atau 4,2 persen, untuk mengakhiri sesi di level $ 49,75 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Emas Berjangka Naik Seiring Turunnya Harga Konsumen AS Hapus Kekhawatiran

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/9) - Emas berjangka meraih kenaikan tertinggi naik dalam lebih dari tiga minggu seiring tanda-tanda pelemahan inflasi AS meredakan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga minggu ini.
Harga yang dibayarkan oleh rumah tangga di Amerika menurun pada bulan Agustus menyusul murahnya harga bensin membantu menjaga kenaikan di bawah target pembuat kebijakan Fed, laporan pemerintah menunjukkan Rabu. Emas, secara historis dianggap sebagai penyimpan nilai menyusul naiknya harga konsumen, malah memberi manfaat dari keraguan tentang seberapa cepat inflasi akan kembali ke target Fed yakni 2 persen.
Bank sentral menyimpulkan pertemuan dua hari pada hari Kamis, dan Fed fund berjangka menunjukkan kemungkinan 30% dari kenaikan 25 basis poin, turun dari 32% sebelum rilis data harga konsumen. Probabilitas adalah 62% pada Desember, berdasarkan data yang dihimpun oleh Bloomberg. Level yang lebih tinggi mengekang daya tarik emas dengan membuatnya kurang kompetitif untuk aset yang membayar imbal hasil, seperti obligasi.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 1,5 persen untuk menetap di level $ 1.119 per ounce pada pukul 1:42 siang waktu New York di Comex. Yang ditandai sebagai kenaikan terbesar sejak 20 Agustus. Perdagangan berada 14 persen di bawah rata-rata 100 hari, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Perak untuk pengiriman Desember melonjak 3,9 persen ke level $ 14,885 per ounce di Comex, kenaikan terbesar dalam empat bulan. Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Oktober naik 1,8 persen ke level $ 975,70 per ounce, sedangkan paladium untuk pengiriman Desember naik 1,9 persen ke level $ 611,95.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Dollar dan Euro Melemah Pasca Laporan Inflasi Mandek

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/9) - Dolar dan euro melemah terhadap sebagian besar mata uang pasangan utama mereka dalam lambannya data baik dari AS maupun zona euro. Harga yang dibayarkan oleh rumah tangga di Amerika turun 0,1 persen pada Agustus, penurunan pertama sejak Januari, sementara di blok mata uang Eropa melambat hampir terhenti.
Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan bulan ini bahwa para pejabat siap untuk memperluas program pembelian aset mereka jika diperlukan, bahkan saat Federal Reserve memasuki pertemuan dua hari pada hari Rabu untuk membahas apakah akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006.
The Bloomberg Indeks Dollar Spot turun 0,4 persen ke level 1,201.13 pada pukul 10:09 pagi waktu New York. Jatuh 0,3 persen ke level $ 1,1297 terhadap euro dan sedikit berubah pada 120,45 ¥.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Tuesday, 15 September 2015

Komoditi Perkebunan Laku Keras Tapi Ekspor Timah Nyaris Anjlok Hingga 100%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan kemarin  (15/9) bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar US$ 433,8 juta pada Agustus 2015 lalu atau turun jika dibandingkan dengan perolehan yang tercatat di bulan sebelumnya yaitu sebesar US$ 1,33 miliar. Angka tersebut merupakan selisih lebih antara ekspor dan impor, yang masing-masing membukukan nilai masing-masing sebesar US$ 12,7 miliar dan US$ 12,27 miliar. Secara rinci kinerja ekspor pada bulan lalu tercatat meningkat 10,79 persen (mom), sementara impor tumbuh lebih tinggi, yakni mencapai 21,69 persen (mom).
Ekspor nonmigas Agustus 2015 mencapai US$11,17 miliar, naik 11,23 persen dibanding Juli 2015, sedangkan dibanding ekspor Agustus 2014 turun 5,99 persen. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2015 terhadap Juli 2015 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$237,1 juta (121,75 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada timah sebesar US$103,8 juta (99,96 persen). Sedangkan jika menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Agustus 2015 turun 7,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 9,15 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian naik 1,77 persen.
Jika kriteria ekspor non migas dipersempit dalam kriteria HS 2 digit maka nilai ekspor komoditi lainnya yang juga bukukan peningkatan antara lain kendaraan dan bagiannya meningkat US$ 147,8 juta atau naik 41,04 persen, mesin dan pesawat mekanik meningkat US$ 146,3 juta atau naik 37,26 persen. Lalu kopi, teh, dan rempah-rempah juga meningkat US$ 49 juta atau naik 49,06 persen, serta karet dan barang dari karet bukukan peningkatan terkecil hanya sebesar US$ 81,7 juta atau naik 16,75 persen. Sedangkan komoditi HS 2 digit yang mencatat penurunan terbesar adalah ekspor timah yang pada bulan lalu mencatat penurunan sebesar -US$ 103,8 juta atau turun -99,96 persen.
Tajamnya penurunan ekspor timah pada bulan lalu tidak lepas dari intervensi yang dilakukan pemerintah. Pasca penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 33 Tahun 2015 tentang perubahan Permendag No. 44/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah, volume perdagangan ekspor timah batangan Indonesia naik pesat. Dengan revisi Permendag tersebut, maka para eksportir timah diwajibkan memiliki sertifikat CnC yang bertujuan untuk menjamin ketelusuran asal barang. Maksudnya ialah asal usul bijih timah yang digunakan untuk bahan baku timah murni batangan harus CnC, sedangkan untuk timah solder dan barang lainnya dari timah harus dilengkapi bukti pembelian bahan baku tumah murni batangan dari bursa timah.
Perlu diketahui, sebelum peraturan ini resmi diberlakukan, volume ekspor timah pada Mei 2015 lalu misalnya menunjukkan bahwa volume transaksi perdagangan timah di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) berhasil mencapai 6.395 ton, atau melonjak 35,3% ketimbang April 2015 sebesar 4.725 ton. Lonjakan ekspor timah pada bulan-bulan lalu disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang memanfaatkan waktu tersisa sebelum efektifnya Permendag Nomor 33/2015.

Sumber : Vibiznews

Saham AS Berakhir Menguat Jelang Pertemuan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Saham AS rally, dengan Indeks Standard & Poor 500 ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari 2 minggu terakhir, seiring data penjualan ritel menunjukkan mengalami peningkatan menjelang Federal Reserve memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga acuan pada Kamis mendatang.
Indeks S&P 500 naik 1,3 % ke level 1,978.11 pada pukul 04:00 sore waktu New York, yang merupakan level tertingginya sejak 28 Agustus lalu.
Sebuah laporan hari ini menunjukkan penjualan ritel naik untuk bulan kedua secara berturut-turut, tanda-tanda bahwa konsumen kemungkinan melihat keadaan volatilitas saat ini di pasar keuangan. Meskipun telah meningkatnya kepercayaan terhadap gejolak pasar saham dan kekhawatiran pertumbuhan global, data menunjukkan rumah tangga masih menaruhkan tabungan mereka dari energi murah untuk bekerja.
Data lain menunjukkan bahwa sementara meningkatnya tingkat konsumen, manufaktur yang sedang pulih. Produksi pabrik AS mengalami penurunan pada bulan Agustus, yang terbesar sejak Januari 2014 terkait melemahnya penjualan mobil setelah melonjak pada sebulan sebelumnya dan penguatan dolar menekan permintaan dari pelanggan luar negeri.
Sementara itu, survei dalam triwulanan kata pejabat ketua eksekutif perusahaan besar di AS menjadi kurang optimis tentang prospek untuk ekonomi terbesar di dunia, dengan lebih banyak pemimpin yang berencana untuk mengurangi pengeluaran modal dan tenaga kerja dalam 6 bulan ke depan. Indeks Outlook Ekonomi The Business Roundtable CEO turun ke level terendahnya sejak 2012, menurut hasil yang dihimpun oleh Bloomberg. (knc)
Sumber : Bloomberg

Minyak naik seiring WTI-Brent Mempersempit Selisih dalam Delapan Bulan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Minyak naik menyusul perbedaan antara harga patokan AS dan global menyempit ke level terkecil dalam delapan bulan di tengah meningkatnya pengiriman ke Laut Utara dan jatuhnya stok di pusat penyimpanan terbesar AS.
Selisih antara West Texas Intermediate dan Brent ditutup di level $ 2.04, setidaknya yang terendah sejak Januari. Sinyal penyempitan selisih memberi tanda bahwa melimpahnya pasokan global sedang bertumbuh, sementara mungkin ada pengetatan relatif di bagian Stok AS di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI diperdagangkan di New York, turun 1 juta barel pekan lalu di perkiraan Bloomberg.
WTI untuk pengiriman Oktober naik 59 sen, atau 1,3 persen, untuk menetap di level $ 44,59 per barel di New York Mercantile Exchange. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah 20 persen di atas rata-rata 100-hari pada pukul 04:44 sore waktu New York.
Berjangka memperpanjang kenaikan setelah American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak mentah AS turun sebanyak 3,13 juta pekan lalu. Kontrak diperdagangkan pada level $ 45,15 pada pukul 04:44 sore waktu New York.
Brent untuk pengiriman Oktober, yang berakhir Selasa, naik 26 sen, atau 0,6 persen, ke level $ 46,63 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange.
Sumber: Bloomberg

Emas Stabil Sebelum Keputusan Fed Dengan Volume Perdagangan Terendah dalam 2015

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Pasar emas stabil sebelum pertemuan Federal Reserve.
Volume perdagangan adalah sekitar 47 persen di bawah rata-rata 100-hari untuk kali ini hari, dan Selasa mencatat perdagangan terendah sepanjang tahun, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg Comex. Emas berjangka untuk pengiriman Desember tergelincir 0,5 persen untuk menetap di level $ 1,102.60 per ounce pada pukul 1:44 siang waktu New York di Comex.
Sementara pelaku pasar memprediksi sekitar 28 persen Fed akan menaikkan suku bunga pasca pertemuan dua hari yang dimulai pada hari Rabu, investor bisa mendapatkan indikasi jadwal kenaikan di masa mendatang. Probabilitas peningkatan naik hingga 59 persen pada bulan Desember, berdasarkan data yang dihimpun oleh Bloomberg berjangka. Suku bunga yang lebih tinggi mengekang daya tarik emas dengan membuatnya kurang kompetitif untuk aset yang membayar yield yang, seperti obligasi.
Ayunan pasar juga berkurang jelang pertemuan the Fed, indeks volatilitas 15-hari jatuh ke level terendah dalam hampir sebulan terakhir hari ini. Pada hari Senin, harga spot emasm ditransaksikan pada kisaran $6,90, yang terkecil sejak 14 Juli lalu. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Mark Zuckerberg: Facebook Sedang Membuat Tombol "tidak suka"

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Facebook akhirnya akan memberikan Anda kemampuan untuk "tidak suka" untuk posting-posting yang ada disana.
Mark Zuckerberg mengumumkan pada hari Selasa di sebuah acara di markas Facebook di Menlo Park, California., Bahwa perusahaannya sedang membuat tombol tidak suka untuk diuji di Facebook segera, menurut laporan dari VentureBeat.
"Tidak setiap saat adalah saat yang baik," kata Zuckerberg. "Jika Anda berbagi sesuatu yang menyedihkan, seperti krisis pengungsi yang menyentuh Anda atau anggota keluarga meninggal, hal itu mungkin tidak nyaman untul Å“suka pada pos itu. ... Saya pikir sangat penting untuk memberi orang lebih banyak pilihan daripada menekan tombol Å“suka. "
Keputusan ini merupakan perubahan hati untuk perusahaan, yang sebelumnya tak pernah menyatakan niat untuk menambahkan opsi Å“tidak suka.
"Beberapa orang telah meminta tombol Å“tidak suka karena mereka ingin mengatakan, 'Hal itu tidak baik," kata Zuckerberg dalam sebuah wawancara 2014. "Dan itu bukan sesuatu yang kita anggap baik bagi dunia. Jadi kita tidak akan membangun hal itu. " (sdm)
Sumber: MarketWatch

Monday, 14 September 2015

Pertemuan The Fed Jadi Fokus Investor, Harga Minyak Susut 3%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/9) - Harga minyak mentah turun lebih dari tiga persen di awal pekan terseret sentimen harga bensih merosot ditambah kekhawatiran kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) oleh bank sentral AS untuk pertama kalinya sejak 2006.

Harga minyak mentah acuan AS turun 75 sen menjadi US$ 43,88 per barel. Harga minyak mentah Brent melemah US$ 1,58 menjadi US$ 46,56 dibandingkan sesi sebelumnya US$ 46,36.

Pelaku pasar tengah menanti apakah bank sentral AS menaikkan suku bunga pada pertemuan Kamis pekan ini untuk pertama  kalinya sejak krisis keuangan. Analis memperkirakan bila kenaikan suku bunga terjadi maka harga minyak akan jatuh seiring penguatan dolar AS.

Hal itu lantaran penguatan dolar AS membuat permintaan dari negara pengimpor melambat.Selain itu, harga bensin yang reli tajam pada kuartal II telah menyeret harga minyak. Sejumlah pelaku pasar melihat pelemahan yang terjadi pada kontrak terdekat karena musim mengemudi pada musim panas segera berakhir. "

Saya rasa ini mengejutkan banyak orang, dan mereka lengah," ujar Scott Shelton, Analis Komoditas di ICAP, mengutip dari laman Reuters, Selasa (15/9/2015).

Sebelumnya harga minyak mentah berjangka sempat pulih setelah perusahaan intelijen Genscape melaporkan penarikan sekitar 1,8 juta barel pada pekan lalu.Akan tetapi, harga minyak terutama Brent telah turun tajam. Harga minyak Brent dari di atas US$ 117 pada Juni 2014 menjadi di bawah US$ 47 seiring pasokan minyak global berlebih dan kekhawatiran ekonomi China melambat.

"Kami pikir harga minyak cenderung rendah, dan tidak ada sentimen kuat untuk mengangkat harga minyak," kata Kepala Riset BNP Paribas, Harry Tchilinguirian. (Ahm/Gdn)


Sumber : Liputan6