BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Hari Jumat (15/5) Indonesia dilaporkan
mengalami penurunan surplus dagang sebesar 59,78 persen dari US$ 1,13
miliar yang tercatat di bulan Maret 2015 menjadi sebesar US$ 454,4 juta
di sepanjang April 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis angka
tersebut menjelaskan bahwa berkurangnya surplus terjadi akibat penurunan
ekspor minyak dan gas bumi (migas) akibat pelemahan harga komoditas
tersebut.
Ekspor nonmigas produk industri
pengolahan dilaporkan turun 5,69 persen. Jika dilihat dari kontribusinya
terhadap total ekspor keseluruhan periode Januari-April 2015, industri
pengolahan mengambil bagian terbesar yaitu sebesar 69,83 persen,
sedangkan ekspor produk pertanian hanya tercatat sebesar 3,41 persen,
dan ekspor tambang tercatat sebesar 13,03 persen.
Adapun beberapa komoditi yang termasuk
dalam produk industri pengolahan pada Maret lalu terlihat mix dimana
ekspor mesin/peralatan listrik yang sebelumnya mencatat kenaikan, pada
April lulu mencatat penurunan sebesar 3,72 persen, hingga ekspor
tercatat sebesar US$ 737,8 juta, lalu komponen karet dan barang dari
karet mencatat kenaikan sebesar 10,79 persen menjadi US$ 549,9 juta,
demikian juga dengan alas kaki mencatat kenaikan hingga 21,58 persen
menjadi US$ 416,4 juta dan yang terakhir berbagai produk kimia yang
mencatat kenaikan sebesar 20,91 persen menjadi sebesar US$ 252,8 juta.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat
bahwa ekspor industri pengolahan menunjukkan kenaikan di bulan
April. Bahkan pertumbuhan industri pengolahan non migas kuartal I-2015
juga dilaporkan jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan. Apabila dilihat sejak tahun 2011 hingga
kuartal I-2015 lalu, pertumbuhan industri non migas selalu di atas
pertumbuhan ekonomi. Hanya pada tahun 2013 saja pertumbuhan industri non
migas sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan industri pengolahan non
migas pada 2019 mendatang diprediksi akan mampu mencapai target 8,38
persen. Hal ini karena peningkatan pertumbuhan industri disertai dengan
meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan non migas terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional 2015 sebesar 21,22 persen dan pada
2019 mencapai 24,15 persen.
Adapun cabang industri yang tumbuh
tinggi pada kuartal I-2015 antara lain industri kimia, farmasi dan obat
tradisional sebesar 9,05 persen, industri logam dasar sebesar 8,66
persen, industri makanan dan minuman sebesar 8,16 persen, serta industri
barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik
sebesar 8,14 persen.
Analys Vibiz Research Center
mengemukakan bahwa kinerja saham untuk sektor terkait di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini yaitu sektor industri nampak
menunjukkan kinerja yang negatif dimana indeks saham untuk sektor
MISC-IND menunjukkan penurunan dalam 3 bulan terakhir sebesar 10,89
persen, demikian juga dengan indeks BASIC-IND masih bertahan dengan tren
penurunan dalam 3 bulan terakhir kemarin sebesar 16,91 persen.
Sumber : Vibiznews