BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Seperti diketahui, Bank Sentral China
(PBOC) kembali memangkas suku bunga acuannya pekan lalu untuk pinjaman
sebesar 25 basis poin. Dengan pemangkasan tersebut suku bunga acuan
pinjaman yang ditetapkan oleh PBOC di level 5,1 persen. Pemangkasan suku
bungan yang dilakukan pada Mei 2015 ini adalah yang ke-3 kali nya
terhitung sejak November 2014 lalu.
Pemangkasan suku bunga acuan ini
dilakukan untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara
tersebut yang terkontraksi akibat perlambatan ekonomi global. Selama
ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok selalu berada di level 10 persen.
Namun akibat krisis global pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu
tersebut turun ke level 7 persen.
Dalam upayanya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negaranya, pemerintah Tiongkok tidak hanya memaksimalkan
kebijakan moneter saja, tetapi juga kebijakan fiskalnya. Pasalnya,
belanja fiskal Tiongkok periode April dilaporkan melonjak 33,2 persen
dari tahun sebelumnya, hal ini cukup mencerminkan upaya pemerintah untuk
mendukung perekonomian yang melambat.
Pemerintah telah menetapkan defisit
anggaran yang lebih besar untuk tahun 2015 dalam rangka meningkatkan
pengeluaran dan memacu pertumbuhan ekonomi. Keputusan fiskal yang
pro-aktif ini diambil pemerintah Tiongkok untuk mendukung kebijakan
moneter longgar yang telah diambil oleh PBOC selama ini.
Sebagai informasi, belanja pemerintah di
bulan April tercatat mencapai 1,25 triliun yuan ($
201.570.000.000). Selama empat bulan pertama tahun 2015 ini, belanja
fiskal tercatat naik 26,4 persen dari tahun sebelumnya. Dalam laporan
yang dirilis Departemen Tiongkok tercatat bahwa pengeluaran
fiskal untuk perlindungan lingkungan naik 30,5 persen dari tahun
sebelumnya, sementara belanja transportasi juga melonjak 57,8
persen. Selain itu, pengeluaran untuk jaminan sosial dan tenaga kerja
naik 16 persen dan pengeluaran untuk tunjangan perumahan naik 21,2
persen.
Sementara itu, pendapatan fiskal
tercatat naik 8,2 persen di bulan April dari tahun sebelumnya sedangkan
penerimaan pajak penghasilan dari produsen di bulan April turun 4,5
persen dari tahun sebelumnya, pendapatan dari perusahaan properti turun
11,9 persen, sedangkan penerimaan pajak pertambahan nilai domestik
justru naik 2,4 persen sementara pajak konsumsi naik 22,7 persen.
Tidak hanya belanja fiskal yang
dilaporkan meningkat, tingkat belanja investasi asing langsung (FDI) di
Tiongkok juga dilaporkan meningkat lebih cepat dari yang diharapkan pada
bulan April lalu. FDI Tiongkok dilaporkan meningkat 10,5 persen (yoy)
pada April lalu menjadi sebesar $ 9.600.000.000. Padahal sebelumnya para
ekonom memperkirakan tingkat pertumbuhan melambat 2 persen dari 2,2
persen yang dilaporkan pada bulan Maret. Sedangkan selama Januari-April,
investasi Tiongkok dilaporkan melonjak 36,1 persen dari periode yang
sama tahun lalu menjadi sebesar $ 34.970.000.000.
Dengan meningkatnya jumlah belanja fiskal dan FDI di Tiongkok maka diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan setiap budget dan
dana investasi yang tersedia untuk menjadi penggerak pertumbuhan
ekonomi Tiongkok yang cenderung stagnan bahkan melambat selama beberapa
tahun belakangan. Proyek-proyek infrastruktur yang dinilai dapat menjadi
kontributor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok harus segera
diselesaikan secepat mungkin.
Sumber : Vibiznews