BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/5) - Paska tingkat inflasi Tiongkok periode
April yang ternyata masih belum sesuai harapan dirilis, bank sentral
Tiongkok (PBOC) segera memangkas suku bunga acuannya hari ini
(10/5/2015) untuk ketiga kalinya dalam kurun enam bulan terakhir untuk
mecegah terjadinya deflasi dan untuk menangkal perlambatan ekonomi
akibat kemerosotan di bidang properti yang masih berkepanjangan.
Adapun suku bunga tahunan lending
diturunkan 0,25 persen menjadi 5,1 persen, dan suku bunga deposito
tahunan dengan jumlah yang sama juga dipangkas menjadi 2,25 persen. PBOC
menyampaikan bahwa rate ini akan mulai efektif diberlakukan Senin (11/5/2015).
Para pembuat kebijakan di PBOC mengambil
langkah ini setelah inflasi masih menunjukkan pergerakan yang lambat
dan ekspor impor juga menunjukkan kemerosotan yang cukup tajam di bulan
April. Kondisi ini jelas sangat tidak mendukung target pertumbuhan
ekonomi Tiongkok di tahun ini di kisaran 7 persen. Para petinggi di
Tiongkok melihat pertumbuhan ekonomi di “menolong” perekonomian
Tiongkok.
Namun bukan hanya PBOC yang dituntut
untuk mengatas perlambatan ekonomi Tiongkok. Pasalnya, reformasi
struktural juga sangat dinantikan oleh para pelaku pasar di Tiongkok
terutama dalam hal meningkatkan peran perusahaan swasta, sektor jasa dan
belanja konsumen. Reformasi struktural bidang ekonomi dinilai sangat
perlu dilakukan mengingat sudah hampir sekitar 12 tahun lalu Tiongkok
kerap mempersulit investor asing untuk berinvestasi di negaranya melalui
berbagai regulasi yang berat sebelah dan cenderung merugikan investor
asing.
Selain itu perusahaan-perusahaan negara
juga dinilai membutuhkan reformasi. Negara harus mendefinisikan ulang
apa yang menjadi priorioritasnya. Tidak semua yang dianggap sebagai
“industri strategis” juga serta merta harus dikuasai negara. Perusahaan
pelat merah semacam itu menikmati keuntungan yang sangat besar, jika
dibandingkan pesaing lain di pasar atau bahkan membangun monopoli di
sektornya masing-masing. Kita tidak bisa menyebutnya sebagai ekonomi
pasar bebas. Reformasi di dalam struktur perusahaan negara juga menjadi
salah satu faktor penting.
Pada akhirnya dapat disimpulkan masih
banyak yang harus dikerjakan oleh para petinggi Tiongkok untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi di negaranya. Selain itu pemanfaatan lemahnya Yuan
saat ini juga dinilai bisa cukup membantu perekonomian Tiongkok dengan
harapan dapat menggenjot ekspornya di bulan mendatang.
Sumber : Vibiznews