BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/8) - Dolar
kembali mengikis kerugian minggu ini seiring kekhawatiran akan
devaluasi China mereda dan rebound dalam penjualan ritel mengalihkan
fokus kembali kepada masalah untuk kenaikan suku bunga AS yang lebih
tinggi. Sementara itu, minyak mentah memperpanjang penurunan ke posisi
terendah enam tahun.
Greenback
stabil di level $ 1,1158 per euro pada pukul 08:56 pagi waktu Tokyo
setelah rally hari Kamis menghentikan reli terpanjang mata uang umum ini
sejak April. Dolar Selandia Baru turun setelah data penjualan ritel,
sementara yuan untuk penjualan diluar China naik. Sedangkan indeks
berjangka Asia bervariasi dalam perdagangan baru-baru ini, indeks
Standard & Poor 500 berjangka turun 0,1 persen setelah indeks ini
berfluktuasi. Minyak AS turun samai ke level $ 42 per barel, yang
merupakan penurunan mingguan ketujuh.
Janji
China untuk mengekang volatilitas dalam mata uang dan pertumbuhan
penjualan ritel AS meyakinkan investor di tengah kekhawatiran penurunan
tertajam yuan sejak tahun 1996 akan menggoncang pasar global dan dampak
timeline untuk kebijakan pengetatan Federal Reserve. kekhawatiran
devaluasi Yuan mengisyaratkan ekonomi Cina dalam kesulitan terus
membuntuti harga minya mentah, berhubungan dengan bukti meningkatnya
output ke bahan bakar menimbulkan kekhawatiran atas melimpahnya pasokan.
Taiwan melaporkan pertumbuhannya hari ini, sementara Korea Selatan
tidak dibuka.(sdm)
Sumber: Bloomberg