BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/8) - Saham
AS melemah setelah menghentikan penguatan dalam 90 menit terakhir
perdagangan, sementara meredanya kekhawatiran atas devaluasi mata uang
China mengejutkan para investor untuk fokus terhadap data ekonomi dan
laju pertumbuhan terkait Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga.
Indeks
Standard & Poor 500 berayun antara keuntungan dan kerugian setelah
kemarin pulih pada intraday terbesarnya dalam 3 tahun terakhir, seiring
tingkat teknis meningkat ditengah gejolak China terhadap pasar global.
Saham yang diadakan pada hari Kamis berada di kisaran pengetatan
perdagangan sejak tahun 1927 silam diiringi data tenaga kerja dan
penjualan yang mendukung kasus kenaikkan suku bunga secepatnya pada
bulan depan.
Indeks
S&P 500 turun 0,1 % ke level 2,083.46 pada pukul 4 sore waktu New
York, setelah berayun antara kenaikan 0,3 % dan penurunan 0,4 %.
Indeks
S&P 500 kemarin menghapus penurunan sebesar 1,5 % yang dipicu oleh
kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi China yang goyah, membalikkan
kenaikan setelah jatuh di bawah level 2.050. Hal itu terjadi menjelang
akhir perdagangan di sepanjang tahun, dengan puncak menjadi rekornya
pada 21 Mei lalu di level 2.130. Indeks tersebut telah naik 1,2 % selama
tahun 2015, tidak pernah berakhir lebih dari 3,5 % di atas atau di
bawah pada tahun ini. (knc)
Sumber : Bloomberg