BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/8) - Juru
bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara Ri Tong Il dalam sebuah
konferensi pers di sela-sela pertemuan menteri luar negeri ASEAN di
Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, 6 Agustus 2015.
Juru
bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara membela program nuklir
negara tersebut hari Kamis (6/8) dan mengatakan keputusan Pyongyang
tentang apakah akan melakukan uji coba nuklir tergantung pada Amerika
Serikat.
"
Tergantung pada sikap Amerika Serikat, dan AS melakukan provokasi
militer yang semakin meningkat terhadap Korea Utara, kata juru bicara
Ri Tong Il di Kuala Lumpur.
Juru
bicara tersebut merangkum pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Luar
Negeri Korea Utara Ri Su Yong sebelumnya pada Forum Regional ASEAN di
ibukota Malaysia tersebut, konferensi keamanan tahunan yang
diselenggarakan oleh ASEAN.
Berbicara
kepada para wartawan di sela-sela konferensi, juru bicara Kementerian
Luar Negeri menekankan tawaran negara tersebut untuk menangguhkan
program nuklirnya bila Amerika Serikat berhenti melakukan latihan
militer gabungan dengan Korea Selatan.
œ
Bila AS membuat perubahan kebijakan drastis untuk menangguhkan latihan
gabungan militer skala besar yang provokatif dan agresif, semua masalah
terkait AS dan kawasan tersebut, kemungkian Korea Utara akan mengubah
program nuklirnya," ujarnya.
Perundingan enam pihak
Konferensi
tersebut juga dihadiri oleh menteri luar negeri dari Korea Selatan, AS,
China, Jepang dan Rusia, negara-negara yang terlibat perundingan
internasional dengan Korea Utara untuk mengakhiri program nuklir negara
tersebut dan sebagai gantinya menghapuskan sanksi dan menyediakan
bantuan. Pada tahun 2009, Pyongyang meninggalkan perundingan ini.
Juru
bicara Korea Utara juga mengecam keras AS dan menyebut negara tersebut
sebagai kekuatan militer yang tidak bersahabat dan provokatif di kawasan
Asia, dan bertekad mengubah rezim Korea Utara.
œYang
sebenarnya diinginkan AS bukan tidak adanya program nuklir di
Semenanjung Korea tapi Amerikanisasi seluruh Semenanjung Korea,"
ujarnya.
Menurut
juru bicara itu, program senjata nuklir Korea Utara dibutuhkan untuk
menangkal kekuatan nuklir AS dan kehadirannya di perbatasan Korea.
Juru
bicara Korea Utara itu juga membela program antariksa negaranya, yang
dikatakannya sebagai pembangunan ekonomi dan eksplorasi. AS dan
sekutunya mengatakan program tersebut ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan rudal balistik jarak jauh milik Korea Utara.
Ia
juga menuduh AS melancarkan perang ekonomi dengan sanksi yang tidak
hanya menargetkan program nuklir dan militer negara tersebut tapi juga
kegiatan ekonomi warga sipil.
Source: voaindonesia