Tuesday, 18 March 2025

Bestprofit | Emas Tembus $3.030 karena Ketegangan Geopolitik dan Ekspektasi Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (19/3) – Pada hari Selasa, harga emas mengalami lonjakan yang signifikan, melampaui angka $3.000 dan mencapai rekor tertinggi $3.038 per ons. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian mengenai kebijakan tarif timbal balik yang akan diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada tanggal 2 April mendatang, serta keputusan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed). XAU/USD diperdagangkan pada $3.037, naik 1,20% dibandingkan dengan hari sebelumnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketidakpastian Ekonomi Global Memicu Kenaikan Emas

Kenaikan harga emas ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor global yang menciptakan ketidakpastian di pasar. Salah satunya adalah kebijakan tarif timbal balik yang akan diberlakukan oleh AS terhadap negara-negara lain, yang memicu ketegangan di pasar global. Pada saat yang sama, pasar juga mengamati dengan seksama keputusan yang akan diambil oleh Federal Reserve, yang berpotensi mempengaruhi arah kebijakan moneter di AS.

Selain itu, situasi geopolitik juga turut berkontribusi terhadap reli harga emas. Salah satu peristiwa yang memengaruhi pasar adalah ketegangan antara AS dan Rusia. Meskipun pembicaraan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sempat meredakan sebagian ketegangan, tetapi ketidakpastian tetap ada. Rusia setuju untuk menghentikan serangan selama 30 hari terhadap fasilitas energi Ukraina, yang memberikan sedikit kelegaan bagi para pedagang.

Namun, meskipun ada upaya-upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, faktor-faktor geopolitik yang tidak pasti terus mendorong reli harga emas. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Hamas, semakin memperburuk sentimen pasar. Serangan-serangan yang dilakukan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 400 orang, memperburuk kondisi yang sudah rapuh di wilayah tersebut, dan mengancam gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.

Data Ekonomi AS yang Beragam

Di sisi ekonomi, data AS yang dirilis pada bulan Februari menunjukkan hasil yang beragam. Produksi Industri AS meningkat 0,7% MoM pada bulan Februari, mengungguli ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan kenaikan 0,2%. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat, terutama didorong oleh sektor otomotif, yang menunjukkan peningkatan yang solid dalam produksi kendaraan bermotor.

Namun, di sektor perumahan, data yang keluar menunjukkan tren yang campur aduk. Sementara Pembangunan Perumahan mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 11,2%, Izin Bangunan justru mengalami penurunan 1,2%. Penurunan Izin Bangunan ini dapat menandakan adanya penurunan minat atau hambatan dalam proyek konstruksi di masa mendatang, meskipun Pembangunan Perumahan yang meningkat menunjukkan adanya kekuatan dalam sektor konstruksi.

Perhatian Terhadap Kebijakan Moneter Federal Reserve

Salah satu faktor penting yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve. Berdasarkan data dari FedWatch Tool milik CME Group, para pedagang memperkirakan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan Rabu mendatang. Meskipun demikian, ada ekspektasi yang cukup tinggi bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni mendatang, dengan peluang penurunan suku bunga mencapai hampir 66%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar memandang ekonomi AS menghadapi tantangan, dan penurunan suku bunga dapat menjadi langkah yang diambil oleh Fed untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Penurunan Imbal Hasil Treasury dan Melemahnya Dolar AS

Selain kebijakan moneter, pergerakan pasar obligasi AS juga memberikan dampak signifikan terhadap harga emas. Pada saat yang sama harga emas melesat, imbal hasil Treasury AS terus menurun. Imbal hasil obligasi T-note 10 tahun AS turun satu basis poin menjadi 4,183%, memberikan tekanan pada Dolar AS. Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) yang melacak kinerja dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun sebesar 0,17% menjadi 103,23. Penurunan imbal hasil obligasi AS dan melemahnya Dolar AS menciptakan kondisi yang mendukung reli harga emas, karena emas dianggap sebagai aset yang lebih aman dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi.

Salah satu faktor yang turut mendukung kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil riil AS. Imbal hasil riil yang diukur melalui imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury AS 10 tahun turun satu setengah basis poin menjadi 1,985%. Penurunan imbal hasil riil ini berkorelasi terbalik dengan harga emas, artinya saat imbal hasil riil turun, harga emas cenderung naik.

Pengaruh Kenaikan Harga Emas terhadap Pasar dan Investor

Lonjakan harga emas yang signifikan ini memberikan dampak yang luas bagi pasar dan investor. Harga emas yang melampaui $3.000 menunjukkan bahwa investor semakin mengalihkan aset mereka ke logam mulia ini sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Harga emas sering kali meningkat saat terdapat ketegangan pasar, baik itu ketidakpastian politik, krisis keuangan, atau ketegangan perdagangan internasional.

Investor yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka dari potensi inflasi atau gejolak pasar cenderung beralih ke emas sebagai tempat perlindungan yang aman. Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi dan melemahnya Dolar AS memperkuat daya tarik emas, yang tidak bergantung pada suku bunga atau mata uang tertentu.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat perkembangan yang ada, reli harga emas diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu dekat. Faktor-faktor seperti kebijakan moneter Federal Reserve, ketegangan geopolitik, serta ketidakpastian ekonomi global akan terus mendorong permintaan terhadap emas. Dengan harga yang terus menanjak, para analis dan pedagang pasar akan terus memantau data ekonomi dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral untuk melihat bagaimana arah pasar ke depan.

Jika ketegangan global semakin meningkat dan kebijakan moneter tetap longgar, harga emas berpotensi untuk terus bergerak naik. Sebaliknya, jika terdapat stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik, harga emas bisa saja mengalami koreksi. Namun, dengan ketidakpastian yang ada, emas tetap menjadi aset yang menarik untuk diinvestasikan dalam menghadapi volatilitas pasar.

Kesimpulan

Harga emas yang meroket di atas $3.000 menunjukkan betapa besar dampak ketidakpastian ekonomi dan geopolitik terhadap pasar global. Meskipun ada pembicaraan diplomatik yang mencoba meredakan ketegangan internasional, reli harga emas terus berlanjut. Para pedagang dan investor akan terus memperhatikan data ekonomi, kebijakan moneter, serta ketegangan geopolitik yang dapat memengaruhi arah harga emas di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!