Wednesday, 10 September 2025

Bestprofit | Safe Haven Dilirik, Emas kembali Naik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (11/9) – Harga emas melonjak pada hari Rabu, naik lebih dari 0,60%, didorong oleh data inflasi AS yang memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat. Ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia juga turut menjadi pendorong utama bagi investor untuk kembali melirik emas sebagai aset safe haven.

Lonjakan Harga Emas dan Faktor Pendorongnya

Pada saat penulisan artikel ini, harga emas (XAU/USD) tercatat diperdagangkan di level $3.646 per troy ounce, hanya sedikit di bawah rekor tertingginya di $3.674. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.

Peningkatan harga emas sebesar 0,60% ini terutama didorong oleh tiga faktor utama:

  1. Spekulasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed

  2. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah

  3. Insiden pesawat nirawak Rusia yang memasuki wilayah udara Polandia

Data Inflasi AS Memicu Harapan Pelonggaran Moneter

Indeks Harga Produsen (IHPB atau PPI) AS untuk bulan Agustus menunjukkan penurunan inflasi, yang mendukung pandangan bahwa tekanan harga sedang mereda. IHPB utama turun dari 3,1% menjadi 2,6% secara tahunan (YoY), sementara IHPB inti turun dari 3,4% menjadi 2,8% YoY.

Angka ini memperkuat narasi bahwa The Fed bisa melonggarkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat, mungkin secepat pertemuan bulan September mendatang. Sentimen pasar saat ini mencatat 90% kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut data dari Prime Market Terminal. Peluang untuk pemangkasan yang lebih agresif, yakni 50 basis poin, hanya sekitar 10%.

Revisi Data Penggajian Memperkuat Spekulasi

Selain data inflasi, revisi signifikan terhadap data penggajian AS turut memperkuat ekspektasi akan adanya pelonggaran moneter. Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) merevisi turun angka penggajian tahunannya menjadi -911 ribu untuk Maret 2025, jauh lebih buruk dari estimasi sebelumnya sebesar -682 ribu.

Revisi ini menjadi sinyal tambahan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan, membuka jalan bagi The Fed untuk lebih mudah memangkas suku bunga tanpa risiko memperburuk inflasi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Tensi Geopolitik: Timur Tengah dan Rusia-Polandia

Geopolitik kembali menjadi katalis kuat bagi pergerakan harga emas. Dua insiden besar terjadi secara berdekatan:

  1. Serangan udara Israel terhadap pemimpin Hamas di Qatar menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah, dan merusak inisiatif perdamaian AS di wilayah tersebut.

  2. Pelanggaran wilayah udara Polandia oleh pesawat nirawak Rusia dalam konteks serangan ke Ukraina memperburuk hubungan antara Rusia dan NATO. Polandia menanggapi pelanggaran ini sebagai “tindakan agresi yang disengaja,” meningkatkan risiko eskalasi konflik regional.

Situasi ini memicu lonjakan permintaan terhadap emas, yang secara historis menjadi tempat berlindung utama dalam masa-masa ketidakpastian global.

Pasar Obligasi dan Dolar AS: Tanda-Tanda Dovish

Pasar obligasi AS juga memberikan sinyal dovish. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat turun 4 basis poin menjadi 4,045%, sementara imbal hasil riil (disesuaikan dengan inflasi) juga turun menjadi 1,685%. Penurunan imbal hasil ini menandakan bahwa investor bersiap menghadapi suku bunga yang lebih rendah ke depan.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) stagnan di level 97,75, mencerminkan ketidakpastian pasar terkait arah kebijakan moneter The Fed dalam jangka pendek.

Bank Sentral Tiongkok Terus Menyerap Emas

Dalam perkembangan global lainnya, data resmi Tiongkok menunjukkan bahwa Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) telah memperpanjang rekor pembelian emas selama 10 bulan berturut-turut hingga Agustus. Pembelian ini mencerminkan strategi diversifikasi cadangan devisa dan kemungkinan kekhawatiran terhadap ketidakstabilan dolar AS sebagai aset cadangan utama.

Langkah PBoC ini menjadi sinyal tambahan bahwa permintaan global terhadap emas masih sangat kuat, tidak hanya dari investor ritel, tetapi juga dari institusi dan bank sentral besar.

Data Inflasi Konsumen Jadi Penentu Berikutnya

Investor kini mengalihkan perhatian mereka ke rilis Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI) AS yang dijadwalkan pada hari Kamis. Konsensus pasar memperkirakan IHK utama akan naik dari 2,7% menjadi 2,9% YoY, sedangkan IHK inti diprediksi tetap stabil di level 3,1% YoY.

Hasil dari rilis ini akan menjadi penentu utama arah kebijakan The Fed. Jika inflasi tetap rendah atau menurun, maka peluang untuk pemangkasan suku bunga akan semakin besar, dan harga emas bisa melanjutkan tren naiknya.

Penutupan: Harga Emas Bisa Mencetak Rekor Baru?

Dengan kondisi saat ini, ada kemungkinan besar harga emas akan menguji kembali — atau bahkan melampaui — rekor tertingginya di $3.674. Kombinasi antara pelemahan data ekonomi AS, ketidakpastian geopolitik, dan permintaan kuat dari bank sentral dunia menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi reli emas.

Namun, investor juga perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi jangka pendek, terutama jika data IHK AS di atas ekspektasi, yang dapat menahan langkah The Fed untuk menurunkan suku bunga secepat yang diharapkan pasar.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures