Showing posts with label Komoditi. Show all posts
Showing posts with label Komoditi. Show all posts

Thursday 12 June 2014

Harga Kopi Lanjut Rally Hari Ke-2

Harga kopi baik varian Arabika maupun Robusta terpantau kembali berhasil ditutup menguat pada perdagangan di Bursa ICE US dan LIFFE dini hari tadi (12/6). Penguatan harga kopi pada perdagangan Kamis 12 Juni 2014 di Bursa ICE US dan LIFFE dipicu oleh ketidakpastian output kopi Brazil jelang masa panen.
Ketidakpastian dampak kekeringan berkepanjangan di Brazil jelang masa panen masih memberikan efek volatilitas terhadap pergerakan harga kopi. Setelah sebelumnya dampak dari ketidakpastian output berdampak pada melemahnya harga kopi sejak Mei lalu, rendahnya harga kopi pasca kemerosotan justru beralih pada rally di dua hari terakhir. Penguatan harga kopi dalam dua perdagangan terakhir, diduga disebabkan oleh prediksi harga yang terlalu rendah disaat masih ada potensi pengurangan output akibat cuaca panas yang masih terus berlangsung di Brazil.
Selain faktor sentimen dari rendahnya harga kopi di bursa, kopi juga diprediksi masih akan tetap berada dalam kondisi output yang berkurang pada periode ini. Dampak kekeringan Brazil, menurut beberapa analis akan berdampak pada pengurangan output kopi Brazil periode 2014/2015 hingga di kisaran 10%. Safras E Mercado, analis tingkat panen Brazil, memprediksi kopi Brazil akan turun 9% dibandingkan data panen sebelumnya di kisaran 48,9 juta untuk kopi kantong 60kg. Dari analisis lainnya, Citigroup memprediksi output kopi Brazil akan berada di level yang lebih rendah yaitu hanya pada 44,25 juta kantong.
Pada perdagangan Kamis 12 Juni 2014 di Bursa ICE US, harga kopi Arabika ditutup menguat untuk hari kedua beruntun. Harga kopi Arabika berjangka ICE US untuk kontrak Juli 2014 naik 0,20% ke tingkat harga $171,95/ton atau menguat $0,35/ton.
Sedangkan dari Bursa LIFFE, harga kopi Robusta juga terpantau mengikuti jejak pergerakan harga kopi Arabika ICE dengan mengalami penguatan dua hari beruntun. Harga kopi Robusta berjangka LIFFE untuk kontrak Juli 2014 ditutup menguat 0,67% ke tingkat harga $1.957/ton atau naik $13/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga kopi berpotensi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini di Bursa LIFFE dan ICE US. Hal tersebut dilandasi oleh potensi profit taking yang cukup tinggi di perdagangan akhir pekan setelah harga kopi Arabika dan Robusta naik di kisaran 4% dalam dua perdagangan terakhir. Terkait pergerakan harga, kopi diprediksi akan berada di kisaran $166-$176 untuk Arabika dan $1.861,5-$1.887,5.

Sumber : Vibiznews

Tuesday 10 June 2014

Sempat Tembus $105 per Barrel, Minyak WTI Melemah Akibat Profit Taking

Harga minyak mentah di Bursa NYMEX pada penutupan perdagangan Selasa 10 Juni 2014 di Bursa NYMEX dini hari tadi terpantau ditutup melemah. Pelemahan harga minyak pada penutupan dini hari tadi dipicu oleh aksi profit taking sebagai kelanjutan rally harga minyak mentah sejak Jumat lalu.
Kenaikan harga minyak mentah di Bursa NYMEX secara signifikan dalam dua perdagangan terakhir mulai berdampak pada aksi profit taking pada perdagangan Selasa 10 Juni. Harga minyak Brent yang sejak Kamis telah menguat 1,1% dan WTI yang juga naik hingga 1,88% memicu investor untuk segera mencairkan keuntungan dari investasinya.
Walaupun ditutup melemah, posisi minyak mentah dari pergerakan harga sepanjang perdagangan Selasa terpantau masih cukup kuat. Berdasarkan pergerakan harga sepanjang perdagangan lalu, minyak WTI bahkan sempat menembus tingkat harga $105 dan $110 pada minyak Brent.
Sebelumnya, harga minyak mentah sedang berada dalam trend menguat akibat sentimen positif dari data pekerja AS dan juga neraca perdagangan Tiongkok. Berdasarkan rilis data tersebut yang berada di kondisi positif, memicu indikasi akan adanya potensi peningkatan demand minyak mentah dari kedua negara. Namun, Sentimen positif tersebut diduga sedikit berkurang akibat data inflasi Tiongkok yang meningkat sehingga berpotensi untuk melemahkan daya beli investor asal Tiongkok.
Pada penutupan perdagangan Selasa 10 Juni 2014 di Bursa NYMEX dini hari tadi, harga minyak WTI ditutup melemah. Harga minyak WTI berjangka untuk kontrak Juli 2014 turun 0,06% ke tingkat harga $104,35/barrel atau melemah $0,06/barrel.
Sedangkan untuk harga minyak jenis Brent, pada dini hari tadi terpantau juga ditutup melemah cukup signifikan. Harga minyak Brent berjangka NYMEX untuk kontrak Juli 2014 turun hingga 0,43% ke tingkat harga $109,5/barrel atau melemah $0,47/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi kembali menguat tipis pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh masih adanya sentimen positif dari data pekerja AS dan neraca perdagangan Tiongkok. Namun penguatan dari sentimen tersebut, diduga akan tertahan oleh posisi tunggu data persediaan minyak mentah AS oleh Departemen Energi AS dan keputusan pertemuan anggota OPEC pada Rabu ini. Terkait pergerakan harga, diprediksi minyak mentah di Bursa NYMEX akan berada di kisaran $108-$111 untuk Brent dan  $103,75-$105,5 untuk WTI.

Sumber : Vibiznews

Sunday 8 June 2014

Persediaan Karet Tiongkok Angkat Harga Karet Tocom

Harga karet di Bursa Tocom pada awal sesi perdagangan pagi hari ini terpantau kembali sedang bergerak menguat. Penguatan harga karet Tocom pada perdagangan pagi ini diduga dipicu oleh penguatan harga minyak mentah dan data persediaan karet Tiongkok.
Pergerakan harga minyak yang mulai menguat pada akhir pekan lalu akibat data pekerja AS yang positif, turut berdampak pada penguatan harga karet Tocom. Karet Tocom terpantau juga bergerak menguat mengikuti pergerakan harga minyak mentah karena lemahnya sentimen pasar.
Namun sejak akhir pekan lalu, beberapa faktor fundamental juga turut berpengaruh pada pergerakan harga karet Tocom. Persediaan karet Tiongkok yang menurun hingga level 160.000 ton dalam beberapa pekan terakhir dan penangguhan rencana peningkatan penjualan karet oleh Pemerintah Thailand turut mendukung penguatan harga karet di Bursa Tocom.
Pada awal sesi pagi hari ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau sedang mengalami pergerakan menguat. Harga karet Tocom berjangka untuk kontrak November 2014 naik 0,88% ke tingkat harga 194,7 Yen/kg atau menguat 1,7 Yen/kg.
Sedangka dari Bursa SHFE, harga karet juga terpantau sedang bergerak menguat. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 naik 0,53% ke tingkat harga 14.275 Yuan/ton atau menguat 75 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet akan cenderung bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh dorongan fundamental positif dari pergerakan harga minyak mentah dan data persediaan Tiongkok yang diikuti oleh kondisi menguat pada neraca perdagangan Tiongkok. Terkait pergerakan harga, karet Tocom diprediksi akan bergerak di kisaran 191-195 Yen.

Sumber : Vibiznews

Thursday 5 June 2014

Harga Karet TOCOM Terangkat Karet Shanghai

Harga karet pada awal sesi perdagangan pagi ini terpantau sedang bergerak menguat. Pergerakan menguat pada harga karet di Bursa Tocom sesi pagi ini diduga dipicu oleh kenaikan harga karet pada penutupan di Bursa SHFE kemarin.
Penguatan harga karet yang terjadi di Bursa SHFE pada perdagangan Kamis 5 Juni 2014, diduga menjadi penyebab naiknya harga karet Tocom pada awal sesi perdagangan pagi hari ini. Posisi karet Tocom yang masih lemah dalam beberapa hari terakhir akibat potensi over supply karet global, terpantau mengalami penguatan meskipun belum ada sentimen yang terlalu kuat.
Sebelumnya, pada perdagangan Kamis kemarin, harga karet Tocom akhirnya ditutup melemah cukup signifikan meskipun Pemerintah Militer Thailand menangguhkan wacana peningkatan penjualan karet. Namun, karet Shanghai yang ditutup naik pada perdagangan Kamis berpotensi menjadi indikasi adanya penguatan permintaan karet di Tiongkok.
Pada awal perdagangan sesi pagi ini, harga karet di Bursa Tocom terpantau sedang bergerak menguat. Hingga berita ini dibuat, karet berjangka Tocom untuk kontrak November 2014 sedang bergerak naik sebesar 0,68% ke tingkat harga 192,7 Yen/kg atau menguat 1,3 Yen/kg.
Sedangkan dari Bursa SHFE, pada awal pembukaan pagi ini harga karet SHFE juga terpantau sedang mengalami penguatan. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 sedang bergerak menguat 0,78% ke tingkat harga 14.200 Yuan/ton atau naik 110 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet masih akan berada dalam trend lemah. Hal tersebut dilandasi oleh masih lemahnya permintaan karet dan potensi over supply karet global. Terkait pergerakan harga hari ini, karet Tocom diperkirakan akan bergerak di kisaran 189,5-195,5.

Sumber : Vibiznews

WTI Menuju Penurunan Mingguan Ke-2 Jelang Rilis Data Payroll AS

BESTPROFIT FUTURES (06/06) - Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) berayun diantara gain dan loss akibat para investor menunggu rilis data yang diperkirakan akan memberikan sinyal ekonomi AS sedang mengalami pemulihan.

Kontrak berjangka flat di New York, menuju penurunan 0.2% dalam sepekan terakhir. Payroll (daftar gaji) Mei lalu diperkirakan naik 215,000, menurut survei Bloomberg News menjelang rilis data dari Departemen Tenaga Kerja AS hari ini. Hal itu dibandingkan dengan kenaikan April lalu sebesar 288,000. Kemarin minyak acuan Brent lebih tinggi dibanding WTI setelah sebelumnya selisih acuan kedua minyak tersebut mencatat penurunan pada 4 Juni lalu.

WTI untuk pengiriman bulan Juli berada pada level $102.46 per barel, turun 2 sen pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 9:41 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak turun 16 sen ke level $102.48. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 83% dibawah 100 hari rata-rata.

Kemarin Brent untuk penyelesaian Juli naik 39 sen atau 0.45 ke level $108.79 per barel di ICE Futures Europe exchange, London. Acuan minyak mentah Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $6.31 dibanding WTI. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Wednesday 4 June 2014

Pemogokan Buruh Tambang Di Afsel Perlu Intervensi Kuat Dari Pemerintah

Produsen platinum yang lumpuh oleh pemogokan selama empat bulan di Afrika Selatan meminta waktu untuk mempertimbangkan usulan upah dari serikat buruh sebelum pembicaraan lanjutan yang ditengahi pemerintah hari ini.
Menteri Sumber Daya Mineral Ngoako Ramatlhodi bertemu dengan chief executive officer dari produsen platinum di Pretoria kemarin,”di mana usulan dari Asosiasi penambang dan Konstruksi Union dipaparkan,” demikian pernyataan dari kementrian tesebut.
Pemogokan oleh lebih dari 70.000 anggota AMCU di Anglo American Platinum Ltd (AMS), Impala Platinum Holdings Ltd (IMP) dan Lonmin Plc (LMI), tiga produsen terkemuka di dunia, telah mengganggu tambang mereka sejak 23 Januari. Menteri mendorong upaya untuk mengatasi penyumbatan dan membatasi kerusakan lebih lanjut bagi perekonomian terbesar kedua di Afrika.
Ekonomi Afrika Selatan mengalami kontraksi pada kuartal pertama untuk pertama kalinya sejak resesi 2009 akibat pemogokan buruh tambang yang menyebabkan produksi tambang terjun paling dalam 47 tahun. Perusahaan-perusahaan mengatakan pemogokan tersebut telah menimbulkan kerugian sebesar 21 miliar rand ($ 2 miliar), sementara jumlah upah pekerja telah dikorbankan  lebih dari 9 miliar rand.
Pemogokan “mungkin akan berakhir dalam waktu 10 hari,” Mark Rosenberg, direktur Eurasia Group di New York, mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien kemarin. Sebuah intervensi oleh Ramatlhodi  sangat diharapkan.
Sebuah pengadilan tenaga kerja di Afrika Selatan minggu ini menolak aplikasi yang diajukan oleh AMCU dan melarang perusahaan berkomunikasi langsung dengan para pekerja tentang tawaran gaji terbaru mereka.
Serikat mogok menuntut pembayaran bulanan dasar tidak termasuk keuntungan bagi karyawan yang bekerja di bawah tanah menjadi lebih dari dua kali lipat menjadi 12.500 rand pada 2017. Inflasi Afrika Selatan 6,1 persen pada April. Tawaran terakhir yang dipublikasikan oleh produsen sebesar kenaikan sebanyak 10 persen per tahun.

Sumber : Vibiznews

WTI Merosot Pada Hari Ke-2 Pasca Gap Dengan Brent Turun

BESTPROFIT FUTURES (05/06) - Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) turun pada hari ke-2. Selisih WTI terhadap Brent di London berkurang ke gap teredah dalam 7 pekan terakhir.

Kontrak berjangka turun sebesar 0.4% di New York. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS turun sebesar 3.43 juta barel setelah pasokan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, yang merupakan titik pengiriman bagi WTI, turun sebesar 17 kali dalam 18 pekan, menurut EIA (Energy Information Administration) kemarin. Kemarin minyak mentah Brent ditutup pada level terendahnya dalam hampir sebulan terakhir akibat produksi Libya kembali naik setelah unjuk rasa berakhir pada lading minyak di wilayah utara.

WTI untuk pengiriman bulan Juli turun sebesar 45 sen ke level $102.19 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $102.30 pukul 9:24 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak turun sebesar 2 sen ke level $102.64. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 22% dibawah 100 hari rata-rata. Sepanjang tahun 2014 ini harga telah alami kenaikan sebesar 3.9%.

Kemarin Brent untuk penyelesaian bulan Juli turun sebesar 42 sen atau 0.4% ke level $108.40 per barel di ICE Futures Europe exchange, London. Acuan minyak mentah Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $5.76 dibanding WTI, gap terendah sejak 15 April lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 3 June 2014

Kondisi Gandum Musim Dingin Relatif Buruk, Trend Bearish Tetap Berlanjut

Harga gandum di Bursa CBOT pada perdagangan Selasa 3 Juni 2014 terpantau kembali ditutup melemah. Pelemahan harga gandum dipicu oleh potensi lonjakan output global meskipun terdapat dorongan penguatan dari data USDA.
Data USDA yang melaporkan bahwa perbaikan tanaman gandum musim dingin pasca curah masih berada di bawah ekspektasi, belum mampu untuk menguatkan harga gandum. Perbaikan tanaman gandum musim dingin AS berdasarkan data masih berada di 30% atau lebih rendah 2% dari ekspektasi untuk gandum kualitas baik.
Sentimen positif dari tingkat perbaikan tanaman gandum yang masih berada di bawah ekspektasi tersebut, tertahan oleh potensi lonjakan output global.  Potensi lonjakan output global pada komoditas gandum diduga akan terjadi imbas kondisi cuaca yang kondusif di wilayah Australia, Ukraina, dan Rusia.
Pada perdagangan Selasa 3 Juni 2014 harga gandum di Bursa CBOT ditutup melemah. Gandum CBOT berjangka untuk kontrak Juli 2014 turun 1,35% ke tingkat harga $6,124/bushel atau melemah $0,084/bushel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga gandum masih akan bergerak cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi output global yang berpotensi kuat melemahkan harga jagung dari sisi supply. Terkait pergerakan harga pada perdagangan hari ini, diprediksi gandum CBOT akan bergerak di kisaran $6,02-$6,25.

Sumber : Vibiznews

Thursday 29 May 2014

Impor Nonmigas Dari AS Naik

Perkembangan impor nonmigas dari negara asal Amerika Serikat mengacu kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan meningkat. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai pada bulan Maret dilaporkan dapat mencapai angka sekitar 676.2 juta Dollar AS (CIF).
Sementara itu kinerja impor nonmigas pada bulan sebelumnya hanya mencapai nilai 672 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang waktu Januari – Maret mengalami peningkatan sebesar + 4.20 juta Dollar AS, atau sekitar + 0.62 %.
Laporan terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Maret secara total mencapai nilai 1983.9 juta Dollar AS. Data ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar + 63.80 juta Dollar AS atau sekitar + 3.32 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 1920.1 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak naik sekitar 0.14 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal Maret hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Persediaan Bahan Bakar Turun, Harga Minyak NYMEX Rebound

Harga minyak mentah di Bursa NYMEX pada perdagangan Kamis 29 Mei 2014 terpantau ditutup di zona hijau untuk pertama kali pada pekan ini. Penguatan harga minyak mentah dipicu oleh rilis data persediaan bahan bakar AS yang mengalami penurunan.
Permintaan bahan bakar di AS yang terpantau berada diatas ekspektasi hingga level 1,8 juta barrel membuat harga minyak NYMEX mengalami penguatan pertama dalam pekan ini. Rilis data tersebut, berhasil meningkatkan harga minyak mentah dunia yang sempat melemah akibat peningkatan persediaan minyak AS hingga 1,7 juga barrel pada pekan lalu. Dengan tingkat permintaan yang terpantau lebih tinggi dibandingkan peningkatan, maka pergerakan harga minyak mulai kembali mendapat pijakan untuk bergerak menguat.
Selain rilis data permintaan bahan bakar di AS, minyak mentah dunia juga masih mendapat sentimen positif dari perkembangan permasalahan global. Kondisi Libia serta Rusia yang sedang berada dalam konflik, berpotensi kuat memberikan permasalahan pada aliran supply minyak mentah global.
Pada perdagangan Kamis 29 Mei 2014, harga minyak WTI COMEX ditutup menguat. Harga minyak WTI berjangka NYMEX untuk kontrak Juli 2014 naik 0,82% ke tingkat harga $103,57/barrel atau menguat $0,84/barrel.
Sedangkan untuk minyak jenis Brent di Bursa NYMEX juga mengalami penguatan. Harga minyak Brent berjangka NYMEX untuk kontrak Juli 2014 naik 0,10% ke tingkat harga $105,04/ barrel atau menguat $0,11/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak akan kembali menguat tipis pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh dorongan sentimen positif yang menguat pasca rilis data permintaan bahan bakar AS. Pada perdagangan hari ini diprediksi harga minyak akan bergerak WTI akan bergerak pada kisaran $102-$104,7 sedangkan minyak brent pada $104,5-$105,8.

Sumber : Vibiznews

Wednesday 21 May 2014

Melemah Pada Penutupan Sesi Malam, Karet Tocom Naik Tipis di Sesi Pagi

Harga karet di Bursa Tocom pada awal sesi perdagangan pagi hari ini terpantau sedang bergerak sedikit menguat. Fluktuasi harga karet diduga dipicu oleh posisi konsolidasi pada komoditas karet imbas belum adanya sentimen positif yang cukup kuat untuk mendongkrak harga karet.
Trend lemah pada Bursa Tocom masih berlangsung hingga awal perdagangan sesi pagi ini. Sentimen positif dari pertumbuhan perekonomian serta industri otomotif Jepang masih belum terlalu kuat untuk mengatasi tekanan pelemahan demand Tiongkok dan penambahan expor Thailand. Imbas dari cukup berimbangnya sentimen positif dan negatif pada komoditas karet, terpantau karet tidak mampu untuk bergerak menjauh dari kisaran harga 200 yen/kg yang dipatok sebagai nilai psikologis saat ini.
Pada awal sesi perdagangan pagi ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau mengalami penguatan tipis setelah pada sesi malam melemah. Harga karet berjangka Tocom untuk kontrak Oktober 2014 naik 0,1% ke tingkat harga 203,6 Yen/kg atau menguat 0,2 Yen/kg.
Sedangkan pada awal perdagangan karet hari ini di Bursa SHFE, harga karet juga bergerak melemah. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak paling laku September 2014 turun 0,77% ke tingkat harga 14.140 Yuan/ton atau melemah 110 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi karet masih akan berada dalam trend lemah. Hal tersebut dilandasi posisi masih kurang kuat dari sentimen positif dan harga yang relatif agak jauh dari prediksi harga psikologis pasar. Harga karet Tocom untuk perdagangan hari ini diprediksi akan bergerak pada kisaran harga 200,5-203,65.

Sumber : Vibiznews

Wednesday 14 May 2014

Emas Ditransaksikan Mendekati Level Sepekan Tertingginya

BESTPROFIT FUTURES (15/05) - Emas ditransaksikan mendekati level satu pekan tertingginya karena investor meninmbang konflik di Ukraina terhadap proyeksi perekonomian AS dan pemangkasan stimulus lebih lanjut. Paladium turun dari level tertingginya sejak Agustus 2011 lalu.
Bullion untuk pengiriman segera ditransaksikan pada level $ 1,306.43 per ons pukul 9:07 pagi di Singapura dari level $1,305.97 kemarin, ketika harga emas naik ke level $1,309.09, tertinggi sejak 7 Mei lalu, menurut harga generik dari Bloomberg. Palladium turun sebesar 0,3 persen ke level $825,35 pasca mencapai level $829,25 kemarin akibat adanya kekhawatiran dapat terganggu pasokan dari Rusia dan Afrika Selatan, sebagai produsen palladium terbesar.
Emas telah naik sebesar 8,7 persen tahun ini akibat ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Ukraina terjun ke dalam perang saudara yang dapat membatalkan pemilu, sebagai pemimpin Ukraina dan sekutu internasional, mereka menyalahkan Rusia atas kekerasan yang terjadi. Bullion rebound dari penurunan sebesar 28 persen tahun lalu pasca Federal Reserve mulai memangkas stimulus seiring pulihnya ekonomi AS.
Emas untuk pengiriman Juni ditransaksikan pada level $1,306.70 per ons di Comex New York dari level $1,305.90 kemarin. Ketua the Fed Janet Yellen akan berbicara di forum the U.S. Chamber of Commerce hari ini pasca mengatakan pekan lalu bahwa perekonomi masih membutuhkan dukungan. (izr)
Sumber : Bloomberg