BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/8) - Bursa
saham Jepang dibuka turun, menyusul penurunan ekuitas global, setelah
China mendevaluasi mata uangnya yang meningkat kekhawatiran tentang
perlambatan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia serta meredam
prospek bagi eksportir.
Indeks Topix turun 0,3% ke level
1,682.55 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo, dengan semua tapi delapan dari
33 kelompok industri yang turun. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun
0,3% ke level 20,650.18. Yen menguat 0,3% ke level 19,54 per yuan dalam
perdagangan di luar negeri setelah kemarin mengalami penguatan terbesar
sejak bulan Desember setelah yuan mengalami devaluasi terbesar dalam dua
dekade terakhir. Langkah ini memicu kekhawatiran perang mata uang baru
dan memicu sell-off di bursa saham global.
Perubahan kebijakan China menyusul
laporan ekonomi bulan ini yang menunjukkan penurunan dalam pengiriman ke
luar negeri, data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan serta
melambatnya pertumbuhan kredit. Langkah untuk mendukung eksportir dan
meredam perlambatan ekonomi yang lebih dalam sejak tahun 1990
mempertinggi risiko devaluasi mata uang yang kompetitif setelah
permintaan global berkurang.
China akan melaporkan penjualan ritel
dan output pabrik pada hari Rabu, yang dapat memberikan petunjuk lebih
lanjut terkait tingkat perlambatan. Risalah dari pertemuan terbaru Bank
of Japan juga akan di rilis pada hari Rabu.
Kontrak pada indeks Standard & Poor
500 naik 0,2% setelah indeks yang mendasari merosot 1% pada hari Selasa
di New York. Produsen otomotif dan barang-barang mewah tergelincir,
dengan penurunan tertajam yuan dalam setidaknya 20 tahun terakhir
dipandang sebagai pengikisan daya beli konsumen China. Indeks Eropa
Stoxx 600 turun 1,6%. Saham-saham emerging-market memasuki bear
market.(frk)
Sumber: Bloomberg