Thursday 6 August 2015

Saham Jepang Jatuh Seiring Investor Mengkaji Laba ; Keputusan BOJ

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/8) - Bursa saham Jepang jatuh, ikuti penurunan ekuitas AS dan memangkas kenaikan mingguan keduanya, seiring pengkajian laba oleh investor dan menunggu keputusan kebijakan moneter bank sentral.
Indeks Topix turun 0,2 persen menjadi 1,669.72 pada 09:01 pagi di Tokyo, menuju kenaikan mingguan 0,6 persen. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,3 persen menjadi 20,609.44. Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Jumat sore ini.
Lebih dari 250 perusahaan di indeks Topix melaporkan labanya pada hari ini. yang telah melaporkan hasil kuartalan musim ini dan yang untuk perkiraan labanya sudah tersedia, 64 persennya diharapkan memperoleh keuntungan, peningkatan dari 48 persen yang mengalahkan perkiraan pada kuartal sebelumnya, menurut data yang dilansir oleh Bloomberg.
Indeks berjangka E-mini pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah setelah indeks tersebut turun 0,8 persen pada hari Kamis kemarin di New York terkait turunnya saham bioteknologi sementara perusahaan media dijual dengan hasil mengecewakan dari Viacom Inc dan Twenty-First Century Fox Inc. indeks Stoxx Europe 600  juga mengalami penurunan sebesar 0,8 persen
Seiring dengan pendapatan perusahaan, investor memperhatikan laporan ekonomi AS sebagai ukuran saat The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga. Pedagang harga dalam probabilitas 48 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya pada bulan September nanti.
Sebuah laporan Kamis menunjukkan klaim pengangguran naik dari 3.000 menjadi 270.000, berada dekat dengan posisi terendahnya dalam empat dekade seiring pengusaha berpegang pada lebih banyak pekerja dalam menanggapi peningkatan permintaan menyusul kemerosotan pada awal 2015. Laporan penggajian pemerintah pada hari Jumat diproyeksikan untuk menunjukkan bahwa pengusaha  mengambil 225.000 pekerja bulan lalu, sementara tingkat pengangguran berada di level terendahnya tujuh tahun sebesar 5,3 persen.(mrv)
Sumber: Bloomberg