BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/4) - Menteri Energy Qatar, Mohammed Al Sada
mengatakan dalam konferensi pers bahwa kelompok negara produsen minyak
tersebut”membutuhkan lebih banyak waktu” untuk membangun garis besar
kesepakatan untuk membekukan produksi. Sebelum pertemuan berakhir dengan kegagalan, draft perjanjian yang
diusulkan adalah untuk menahan produksi pada tingkat Januari sampai
setidaknya Oktober.
Kegagalan ini kembali mengancam harga minyak mentah dunia yang menuju kemerosotan. Semua mata kini berfokus pada pertemuan dua tahunan OPEC berikutnya yang dijadwalkan berlangsun pada tanggal 2 Juni.
Harga
minyak mentah baru-baru ini telah merangkak naik dari posisi terendah
tahunan di bawah $ 30, untuk tingkat tepat di atas $ 40 di hari Jumat. Minyak mentah Brent, lebih jauh lagi di bawah titik tertinggi tahunan
diatas $ 100 set pada tahun 2014, dan turun hampir 40 persen dibanding
tahun lalu.
Sinyal
perkiraan hambatan pertemuan ini sebenarnya telah muncul setelah
Teheran sangat menolak gagasan pembekuan produksi, karena upaya negara
tersebut untuk meraih pangsa pasar yang hilang setelah dibebaskan dari
sanksi internasional pada Januari lalu. Dengan tidak berpartisipasinya Iran, delegasi pertemuan tampaknya
meragukan seberapa efektif pembekuan bisa terjadi jika tidak termasuk
Iran.
“Dengan
Iran, kami menghormati posisi mereka dan melalui konsultasi lebih
lanjut, kita tidak tahu bagaimana masa depan mereka akan membuka
gulungan,” kata Menteri Energy Qatar. “Itu adalah keputusan yang berdaulat oleh Iran. Pembekuan produksi
pasti akan lebih efektif jika OPEC dan non-OPEC” berpartisipasi
tambahnya.
Demikian
juga keraguan pertemuan produsen minyak dunia ini muncul setelah
beberapa waktu lalu Wakil Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin
Salman dalam sebuah wawancara 14 April dengan Bloomberg menyatakan jika
semua produsen utama tidak membekukan produksi, maka Arab Saudi juga
tidak akan membekukan produksi.
Eksportir
minyak terbesar di dunia tersebut bisa segera meningkatkan produksi
menjadi 11,5 juta barel per hari dan 12,5 juta dalam enam sampai
sembilan bulan “jika kita ingin,” kata Pangeran. Arab Saudi memproduksi 10,2 juta barel per hari bulan lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Dengan runtuhnya pembicaraan ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar harga minyak mentah global memperoleh tekanan baru. Namun,
penjualan minyak mungkin terbatas karena pemogokan di Kuwait yang telah
memproduksi lebih dari 1,5 juta barel per hari ini berhenti. Pekerja Kuwait memulai pemogokan pada akhir pekan ini karena pemotongan gaji dan benefit.
Sumber : Vibiznews