Wednesday 16 August 2023

Best Profit | Penurunan Harga Emas Menghadapi Rilis Risalah FOMC


Best Profit (17/8) – Dinamika kompleks antara harga emas dan kekuatan pasar kembali menjadi sorotan utama. Saat tirai ditutup pada sesi perdagangan Rabu, harga emas kembali merosot, menjadi tanda awal dari rilis yang dinantikan dengan banyak antusiasme, yaitu risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk bulan Juli. Pola penurunan ini telah berlanjut, menandai delapan sesi berturut-turut dengan pelemahan, mencatat rentetan kerugian terpanjang dalam lebih dari enam tahun.

Penurunan Nilai Logam Mulia
Di panggung sibuk perdagangan Bursa Komoditas New York (Comex), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember mengalami penurunan sebesar 6,90 dolar AS atau 0,36 persen, ditutup pada 1.928,30 dolar AS per ons. Gerakan ini mengikuti sesi di mana harga emas mencapai puncak sesi di 1.938,20 dolar AS dan titik terendah di 1.925,70 dolar AS. Angka yang sama pada hari Selasa juga tidak memberikan optimisme, dengan harga emas berjangka turun sebesar 8,80 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.935,20 dolar AS pada tanggal 15 Agustus. Trend serupa terjadi dalam beberapa hari sebelumnya, dengan penurunan sebesar 2,60 dolar AS atau 0,13 persen pada Senin dan 2,30 dolar AS atau 0,12 persen pada Jumat. best profit

Terungkapnya Risalah dan Dominasi Dolar
Rilis risalah pertemuan FOMC hanya menambah kekhawatiran yang ada. Risalah tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar pejabat Federal Reserve tetap khawatir tentang kemungkinan “risiko inflasi yang signifikan.” Setelah pengungkapan ini, indeks dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS terus naik.

Masa Depan yang Cenderung Bearish
Saluran penurunan harga emas tetap kuat, dengan level 1.900 dolar AS menjadi penghalang utama. Saat lanskap ekonomi berubah, demikian pula variabel-variabel yang memengaruhi harga emas. Data ekonomi terbaru menunjukkan hasil yang beragam. Para ekonom memperkirakan izin ini akan naik sebesar 2,1 persen dalam pengukuran bulan ke bulan. best profit.

Baca Juga : Penurunan Harga Emas Berlanjut karena Data Ekonomi AS Melampaui Ekspektasi

Baca Juga : Emas Merosot ke Level Terendah dalam Lebih dari Sebulan

Tuesday 15 August 2023

Best Profit | Penurunan Harga Emas Berlanjut karena Data Ekonomi AS Melampaui Ekspektasi

Best Profit (16/8) – Dalam dunia logam mulia, harga emas kembali mengalami penurunan, memperpanjang tren negatif selama tujuh hari berturut-turut. Harga emas ini ditutup pada level terendah dalam lebih dari sebulan, sebagai respons atas rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari yang diperkirakan. Fenomena ini menunjukkan keterkaitan kompleks antara faktor pasar dan indikator ekonomi yang membentuk pergerakan harga emas.

Terusnya Penurunan Harga Emas
Pada akhir sesi perdagangan Selasa, harga emas kembali menunjukkan pelemahan. Harga logam mulia ini mengalami penurunan akibat respons pasar terhadap serangkaian laporan ekonomi positif yang berasal dari Amerika Serikat. Tren penurunan ini, yang berlangsung selama tujuh hari berturut-turut, menyoroti dampak perubahan data ekonomi terhadap pasar logam mulia.

Indikator Ekonomi dan Dinamika Pasar
Penurunan harga emas memiliki hubungan kompleks dengan berbagai faktor. Salah satu faktor penting adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan penguatan dolar AS. Kedua faktor ini mendapatkan momentum akibat data ekonomi yang melebihi perkiraan. best profit

Di Bursa Komoditas New York Comex, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember mengalami penurunan sebesar $8,80 atau 0,45 persen, ditutup pada level $1,935,20 per ons. Pergerakan ini diperkuat oleh fluktuasi antara level tertinggi pada $1,944,00 dan level terendah pada $1,927,50. Kontrak berjangka emas, yang mengalami penurunan sebesar $2,60 atau 0,13 persen menjadi $1,944,00 pada Senin (14 Agustus), sebelumnya mengalami penurunan sebesar $2,30 atau 0,12 persen menjadi $1,946,60 pada Jumat (11 Agustus), dan penurunan sebesar $1,70 atau 0,09 persen menjadi $1,948,90 pada Kamis (10 Agustus).

Pandangan Analis Pasar dan Prospek Ekonomi
Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, dengan singkat menjelaskan situasi ini: “Harga emas terus menurun sejak pertengahan Juli, dan tren negatif ini sepertinya belum berakhir karena dominasi dolar kembali.” Ungkapannya mencerminkan pengaruh kenaikan dolar AS terhadap pergerakan harga logam mulia.

Turbulensi selama sebulan terakhir di pasar emas diperburuk oleh kenaikan nilai dolar, sementara imbal hasil obligasi global juga mengalami peningkatan. Secara khusus, imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun mencapai level tertinggi intraday sejak November, mencatat kenaikan empat basis poin menjadi 4,229 persen pada Selasa (15 Agustus). Sementara itu, Indeks Dolar AS, yang mengukur nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, mengalami penurunan sebesar 0,1 persen menjadi 103,13. best profit

Rilis Data dan Pertimbangan Masa Depan
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (15 Agustus) bahwa penjualan ritel yang disesuaikan secara musiman tumbuh sebesar 0,7 persen pada Juli dibandingkan dengan Juni. Angka ini melampaui kenaikan sebesar 0,3 persen yang direvisi pada Juni dan harapan ekonom untuk kenaikan sebesar 0,4 persen. Data ekonomi positif ini memiliki efek menahan permintaan emas, yang mengakibatkan penurunan harga.

Data ekonomi lainnya yang dirilis pada hari yang sama memberikan hasil yang beragam. Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa Indeks Harga Impor AS naik sebesar 0,4 persen pada Juli, mencatat kenaikan terbesar sejak Mei 2022 dan melampaui proyeksi ekonom untuk kenaikan sebesar 0,2 persen. Di sisi lain, Indeks Manufaktur Empire State New York mengalami penurunan menjadi -19 pada Agustus dari 1,1 pada Juli, jauh di bawah ekspektasi pasar. Penurunan ini menandakan penurunan pertama dalam aktivitas manufaktur di negara bagian New York dalam tiga bulan.

Saat pasar mengolah perkembangan ini, Neel Kashkari, Presiden Federal Reserve Minneapolis, menyoroti tantangan berkelanjutan dalam menghadapi inflasi tinggi. Kashkari mempertanyakan apakah sudah cukup dilakukan untuk membawa inflasi kembali ke target 2,0 persen Fed dan mengisyaratkan kemungkinan pengetatan lebih lanjut. Sorotan kini tertuju pada rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli, yang dijadwalkan akan diungkapkan pada Rabu. best profit

Di ranah logam mulia, perak untuk pengiriman September mengalami penurunan sebesar 0,23 persen, ditutup pada level $22,656 per ons. Demikian pula, platinum untuk pengiriman Oktober mengalami penurunan sebesar 1,61 persen, menetap pada level $892,20 per ons.

Sebagai kesimpulan, penurunan terkini di pasar emas menggarisbawahi hubungan rumit antara data ekonomi, sentimen pasar, dan nilai logam mulia. Dengan terus berkembangnya ekonomi global, para investor dan analis akan dengan cermat memantau dampak indikator ekonomi terhadap lanskap logam mulia. Pasar logam mulia, seperti pasar lainnya, terbentuk oleh arus dan pola informasi serta dinamika pasar.

Pemberitahuan: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh diartikan sebagai nasihat investasi. best profit

Baca Juga : Emas Merosot ke Level Terendah dalam Lebih dari Sebulan

Baca Juga : Mengamati Pergerakan Harga Emas Minggu Ini: Beli atau Jual?

Monday 14 August 2023

PT Bestprofit Malang | Emas Merosot ke Level Terendah dalam Lebih dari Sebulan



PT Bestprofit Malang (15/8) – Di ranah pasar global, gemerlap emas semakin redup saat ia tergelincir ke level terendah dalam lebih dari sebulan. Laju penurunan yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut telah melemparkan bayang-bayang pada nilai logam mulia ini. Pada pagi Selasa, 15 Agustus 2023, harga emas berjangka mencapai titik terendahnya, memperpanjang penurunan yang dimulai pertengahan Juli. Penyebab di balik hilangnya daya tarik ini? Kekuatan kembali munculnya dolar Amerika.

Namun, seiring dengan terhembusnya angin penguatan dolar, potret penurunan emas menjadi sebuah cerita yang memikat, menciptakan serangkaian peristiwa yang tak tertandingi di jagad finansial.

Laju Turun yang Berkelanjutan

Ketidakbahagiaan bagi emas dimulai pertengahan Juli dan tren bearish tampaknya belum berakhir, seiring dengan dolar yang kuat kembali menguasai panggung. Kota Chicago menjadi saksi akan drama finansial ini, ketika harga emas berjangka mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan, menandai penurunan sebesar 2,60 dolar AS atau 0,13 persen, dan ditutup pada 1.944,00 dolar AS per ons. Penurunan ini tidak berdiri sendiri, mengingat hal ini diikuti oleh satu minggu kerugian yang menyakitkan, yang merupakan yang terburuk dalam hampir dua bulan, semua dipicu oleh dominasi tak henti-hentinya dolar Amerika. bestprofit

Dominasi Dolar dan Sentimen Pasar

Keberlanjutan pemulihan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya telah menjadi beban berat bagi harga emas. Data ini, yang dilaporkan oleh FactSet, menggarisbawahi pengaruh tak terbantahkan dari supremasi dolar. bestprofit

Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, memberikan pandangannya, membenarkan bahwa tren penurunan emas yang berlangsung sejak pertengahan Juli masih jauh dari berakhir, terutama karena kembali mendominasinya dolar. Sentimen ini diulangi dalam komentar lewat email Moya pada Senin, 14 Agustus. Pelemahan yuan Tiongkok, yang mencapai level terlemah sejak November, semakin memperburuk situasi.

Menantikan FOMC dan Seterusnya

Saat pasar emas menavigasi perairan ekonomi global yang bergejolak, pertemuan Federal Reserve yang akan datang pada bulan September muncul di cakrawala, membayangi ketidakpastian. Bayangan potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September melayang berat di atas tren emas yang akan datang. bestprofit

Dalam panggung besar ekonomi global, drama penurunan emas terus memikat para pedagang, investor, dan analis. Hanya waktu yang akan mengungkapkan apakah emas dapat mengembalikan gemerlapnya dan naik dari kedalaman tren penurunannya yang sekarang.

Transisi yang Menghubungkan
Saat emas terus merangkak turun, mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan, pasar global terus mengamati pergeseran dinamika ekonomi yang memainkan peran utama dalam tren penurunan ini. Dominasi kembali dolar Amerika telah memimpin serangkaian peristiwa yang terus membentuk narasi finansial ini. bestprofit

Baca Juga : Mengamati Pergerakan Harga Emas Minggu Ini: Beli atau Jual?

Sunday 13 August 2023

PT Bestprofit Malang | Mengamati Pergerakan Harga Emas Minggu Ini: Beli atau Jual?


PT Bestprofit Malang (14-8-2023) – Pasar emas memasuki fase krusial dalam minggu ini, dengan sejumlah faktor ekonomi dan geopolitik yang mempengaruhi arah harga. Para analis telah bersuara, menyampaikan pandangan mereka tentang kemungkinan pergerakan harga emas dalam jangka pendek dan menengah. Apakah saatnya untuk membeli atau menjual? Mari kita telaah lebih dalam.

Pasar emas telah mengalami sejumlah fluktuasi dalam beberapa pekan terakhir. Posisi netral yang ada saat ini diyakini akan bertahan selama sisa musim panas, terutama dengan data ekonomi AS yang terus mendukung kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve. Namun, analis mencatat bahwa pelemahan harga emas dalam jangka pendek sebenarnya bisa menjadi peluang beli.

Para ahli mengamati bahwa harga emas berjangka bulan Desember telah berhasil mempertahankan support di sekitar USD 1.950 per ons. Namun, mereka juga mengakui bahwa logam mulia masih dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk imbal hasil obligasi jangka pendek yang terus mencapai sekitar 5%. Pelemahan yang terlihat pada pasar emas dalam beberapa minggu terakhir bisa diartikan sebagai peluang bagi para investor yang mencari kesempatan untuk masuk. bestprofit

Harga emas telah mencatat kerugian dalam minggu-minggu terakhir. Pada Jumat lalu, harga emas Desember terakhir diperdagangkan pada USD 1.946,50 per ons, turun sebesar 1,5%. Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, menyatakan bahwa emas menghadapi persaingan yang lebih ketat sebagai aset safe-haven. Namun, minat jangka panjang masih ada, meskipun tantangan tetap signifikan.

Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, mengamati bahwa harga emas dunia berpotensi terus berjuang. Biaya peluang untuk memegang emas semakin meningkat, dan banyak investor mulai mengalihkan perhatian mereka ke pasar ekuitas. Dalam kondisi ekonomi AS yang cukup stabil dan suku bunga yang cenderung meningkat, investor perlu mempertimbangkan keputusan mereka dengan cermat.

Para ahli setuju bahwa pasar emas masih menunggu pemicu yang tepat untuk memicu pergerakan yang lebih signifikan. Dalam lingkungan ini, data ekonomi tetap menjadi sorotan utama, karena Federal Reserve bergantung pada informasi ini dalam pengambilan kebijakan. Namun, data tersebut belum memberikan panduan yang jelas bagi para trader dan investor. bestprofit

Dalam mengamati pasar emas, penting untuk memperhatikan perbedaan antara kontrak berjangka dan harga spot. Dalam kondisi data ekonomi yang tangguh, beberapa analis percaya bahwa pasar berjangka cenderung mendekati harga spot. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa ekspektasi terhadap ekonomi AS yang kuat mempengaruhi harga emas.

Para analis telah menetapkan beberapa titik kritis yang perlu diamati dalam minggu ini. Support kritis pada emas berjangka bulan Desember terletak di antara kisaran USD 1.950 hingga USD 1.940. Namun, pergerakan yang signifikan di atas USD 1.955,30 per ons bisa membuka peluang bagi emas untuk menguat lebih lanjut. Pada pasar spot, analis memperkirakan emas akan menguji support di sekitar USD 1.900 per ons, yang juga mewakili rata-rata pergerakan 200 hari pasar.

Dalam mengevaluasi apakah harus membeli atau menjual emas dalam minggu ini, penting untuk mempertimbangkan faktor ekonomi, geopolitik, dan tren harga terkini. Meskipun tantangan tetap ada, analis melihat peluang dalam pelemahan jangka pendek harga emas. Namun, keputusan akhir tetap harus didasarkan pada analisis mendalam dan pemahaman yang baik terhadap kondisi pasar. bestprofit

Baca Juga : Penurunan Harga Emas: Menanti Rilis Data Inflasi AS

Thursday 10 August 2023

PT Bestprofit Malang | Wall Street Menguat Bersamaan dengan Laporan Inflasi yang Melebihi Ekspektasi


PT Bestprofit Malang (11-8-2023) – Dalam sebuah perubahan positif bagi para investor, saham-saham di Wall Street melonjak setelah data terbaru mengungkapkan bahwa tingkat inflasi AS untuk bulan Juli lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Pasar merespons dengan positif, dengan indeks-indeks utama menunjukkan kenaikan yang signifikan, mencerminkan optimisme pasar.

Wall Street mengalami kenaikan yang luar biasa dalam harga saham saat data baru menyoroti tren yang menguntungkan dalam hal inflasi. Dow Jones Industrial Average melonjak sebanyak 309 poin, setara dengan kenaikan 0,9%, sementara S&P 500 dan NASDAQ Composite mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,9% dan 1%.

Tingkat inflasi di AS untuk bulan Juli ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan, mengisyaratkan kemungkinan mereda tekanan harga. Indeks harga konsumen utama tetap stabil pada 0,2% secara bulanan, sesuai dengan perkiraan. Dalam basis tahunan, indeks ini mencatat kenaikan sebesar 3,2%, melampaui angka 3,0% pada bulan Juni. Para ekonom telah memproyeksikan kenaikan sebesar 3,3%, menyoroti unsur kejutan. bestprofit

Rapat Federal Reserve mendatang pada bulan September menjadi penting seiring para pejabat yang baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan jeda sementara dalam kenaikan suku bunga lebih lanjut, menandai potensi perubahan arah kebijakan.

Menambah semangat adalah kinerja positif Walt Disney. Saham raksasa hiburan ini melonjak 1%, memberikan kontribusi pada sentimen pasar secara keseluruhan. Pengumuman Disney mengenai rencana untuk menaikkan harga layanan streaming serta mengambil langkah tegas terhadap berbagi password memberikan dorongan. Langkah ini ditujukan untuk mengimbangi kinerja yang lambat dalam divisi film dan televisinya. bestprofit

Tidak kalah penting, unit streaming Disney, yang mencakup platform seperti Disney+ dan Hulu, berhasil mengurangi kerugian dalam kuartal fiskal ketiga berkat kenaikan harga langganan dan langkah pengurangan biaya. Selain itu, Disney juga membentuk kelompok tugas untuk menjajaki penerapan kecerdasan buatan di seluruh konglomerat hiburan, yang menarik perhatian.


Kenaikan serentak di Wall Street sebagai tanggapan terhadap data inflasi yang lebih baik dari yang diharapkan. Saat pertemuan Federal Reserve pada bulan September semakin mendekat, peserta pasar dengan cermat akan memperhatikan sinyal-sinyal tentang potensi penyesuaian kebijakan. Di tengah perubahan ini, kemampuan pasar untuk beradaptasi dengan dinamika baru akan memainkan peran penting dalam menentukan arah masa depannya. bestprofit


Baca Juga : Penurunan Harga Emas: Menanti Rilis Data Inflasi AS

Wednesday 9 August 2023

PT Bestprofit Malang | Penurunan Harga Emas: Menanti Rilis Data Inflasi AS


 PT Bestprofit Malang (10/8/2023) – Di dunia pasar keuangan, kilauan emas kembali memudar, menandai penurunan sesi ketiga secara beruntun ketika emas ditutup pada level terendah dalam hampir dua minggu. Trajectory penurunan ini terjadi di tengah antisipasi seputar rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan Juli. Penurunan ini mencerminkan sikap hati-hati yang diambil oleh para investor menghadapi indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi dinamika pasar di masa depan.

Seiring dengan berakhirnya sesi perdagangan hari Rabu, harga emas mengalami penurunan, mencatat kerugian selama tiga sesi beruntun. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange melemahkan diri sebesar $9,30, setara dengan penurunan 0,47%, ditutup pada $1.950,60 per ons. Sepanjang sesi, harga emas mencapai puncaknya pada $1.966,10 per ons dan titik terendahnya pada $1.948,80 per ons. Angka-angka ini menggarisbawahi penurunan yang konsisten dalam nilai logam mulia ini. bestprofit

Data Inflasi dan Reaksi Pasar

Sorotan beralih ke rilis data CPI AS untuk Juli yang akan datang, yang akan membentuk sentimen pasar. Selain itu, data Indeks Harga Produsen (PPI) direncanakan akan dirilis pada tanggal 11 Agustus 2023. Indikator-indikator ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan tentang apakah Federal Reserve akan memulai kenaikan suku bunga lagi pada bulan September.

Ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal memperkirakan kenaikan harga konsumen sebesar 0,2% untuk bulan Juli, mencerminkan peningkatan 0,2% yang terjadi pada bulan Juni. Data Juni yang lebih lambat dari perkiraan para ekonom memicu harapan bahwa Federal Reserve mungkin akan mempercepat kampanye penghentian kenaikan suku bunga. Hasil dari rilis data-data penting ini akan menjadi titik referensi penting bagi keputusan Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang. bestprofit

Dampak Faktor Global

Panggung ekonomi global juga memainkan peran dalam penurunan emas baru-baru ini. Penurunan 0,3% dalam harga konsumen China untuk bulan Juli, seperti yang diungkapkan oleh Biro Statistik Nasional, telah berkontribusi terhadap tekanan penurunan harga emas. Ini menandai penurunan harga pertama China dalam dua tahun, meningkatkan kekhawatiran tentang deflasi dan memperumit pemulihan negara dari dampak pandemi COVID-19.

Indeks dolar AS sedikit turun kurang dari 0,1% menjadi 102,47, tetapi tetap naik sebesar 0,4% selama minggu ini.

Lanskap logam mulia juga mengalami perubahan. Perak, dengan pengiriman untuk bulan September, mengalami penurunan sebesar 0,33% atau 7,60 sen menjadi ditutup pada $22,731 per ons. Platinum, yang dijadwalkan untuk pengiriman bulan Oktober, mengalami penurunan sebesar 1,27%, atau sekitar $11,50, dan menetap pada $892,70 per ons. bestprofit

Data-data ini memiliki pengaruh besar terhadap potensi tindakan Federal Reserve di masa depan, terutama terkait penyesuaian suku bunga. Dinamika ekonomi global, termasuk penurunan harga konsumen di China, juga telah berkontribusi terhadap kondisi pasar emas saat ini.

Sebagai kesimpulan, penurunan baru-baru ini dalam harga emas mencerminkan tarian rumit antara indikator ekonomi, sentimen investor, dan dinamika ekonomi global. Saat para peserta pasar menjelajahi lanskap yang kompleks ini, kilau sejati dari masa depan emas tetap menjadi tanda tanya. bestprofit

Baca juga : Harga Emas Dunia Turun ke Hampir Terendah Sebulan pada Hari Selasa

PT Bestprofit Malang | Harga Emas Dunia Turun ke Hampir Terendah Sebulan pada Hari Selasa


PT Bestprofit Futures Malang (9/8/2023) – Investor terlihat berbondong-bondong menuju keamanan dolar AS, dipicu oleh data perdagangan lemah dari China. Sementara itu, sentimen berhati-hati mendominasi menghadapi angka inflasi AS yang akan segera diumumkan akhir pekan ini.

Penurunan ini datang setelah mencapai titik terendahnya sejak 10 Juli. Kontrak emas AS juga menunjukkan penurunan sebanyak 0,5 persen, berada pada angka $1.959,9.

Sekarang, semua mata tertuju pada data indeks harga konsumen AS yang akan diumumkan pada hari Kamis. Inflasi di AS diperkirakan sedikit meningkat pada bulan Juli, mencapai 3,3 persen secara tahunan. Sementara itu, tingkat inflasi inti diperkirakan akan tetap stabil pada angka 4,8 persen, sesuai dengan survei Reuters terhadap para ekonom.

Perhatian beralih pada pernyataan para pejabat Federal Reserve. Sementara itu, John C. Williams, kepala New York Fed, memprediksi bahwa suku bunga bisa mulai menurun pada tahun depan. bestprofit

Emas tetap sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan hasil.

Sentimen Positif Jangka Pendek

Penguatan terbaru dalam harga emas dunia mengikuti pengumuman laporan pekerjaan AS bulan Juli 2023 yang di bawah ekspektasi.

Analis yang berpartisipasi dalam survei Kitco memperkirakan tren bullish untuk harga emas dunia dalam minggu mendatang. Optimisme ini tetap tinggi meskipun tekanan inflasi masih ada. Dalam survei tersebut, 15 analis Wall Street berpartisipasi, dengan delapan di antaranya (53%) memperkirakan harga emas akan naik minggu ini. bestprofit

Proyeksi Emas

Adam Button, Kepala Analis Mata Uang di Forexlive.com, menyoroti, “Pasar tenaga kerja AS secara perlahan menunjukkan penurunan, dan inilah yang diinginkan oleh Fed. Pasar semakin yakin bahwa kita berada pada tingkat suku bunga Fed yang tertinggi. Ketika hal ini dikonfirmasi, saya berpikir ada peluang suku bunga akan turun dan memberikan sentimen bullish untuk emas.”

Button juga menjelaskan bahwa meskipun emas berada pada harga yang relatif tinggi, tantangan yang dihadapi oleh tindakan Federal Reserve tetap kuat. Ia mempertanyakan, “Titik awal saat ini berada di sekitar $1.940, jadi seberapa tinggi emas dapat melaju dalam siklus penurunan suku bunga ini? Kami telah melihat tingkat suku bunga riil yang tinggi, dan ketika kita melihat kinerja emas selama siklus kenaikan suku bunga ini, hal ini cukup menggembirakan.” bestprofit

Harapan untuk Masa Depan

Seiring berjalannya tahun dan peralihan ke kuartal IV, diharapkan Federal Reserve akan menyelesaikan tindakannya, yang akan mengarah pada penurunan suku bunga pada tahun 2024. Inilah saatnya emas diharapkan akan terbang tinggi, menurut para analis.

Button mengungkapkan sentimen bullish jangka pendek untuk emas dan menyatakan, “Saya berharap laporan CPI minggu depan akan menekankan bahwa inflasi terkendali dan akan mereda secara perlahan, yang akan membantu mendorong harga emas.”

Sebagai kesimpulan, penurunan harga emas global dikaitkan dengan pergeseran investor ke dolar AS dan kekhawatiran tentang potensi pelemahan pertumbuhan global. bestprofit

*Untuk informasi yang akurat dan terkini, pembaca disarankan untuk melakukan penelitian dan berkonsultasi dengan para profesional keuangan.

Kunjungi Juga 

Sunday 29 May 2022

Bestprofit | Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Suku Bunga The Fed Membayangi

 

Bestprofit (30/5) - Analis melihat minggu ini sebagai ujian penting untuk harga emas, karena pasar memperdebatkan efek dari kenaikan suku bunga besar-besaran bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed).

Dikuitp dari Kitco.com, Senin (30/5/2022), harga emas mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu, karena logam mulia akhirnya melihat permintaan safe-haven baru di tengah kekhawatiran atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Harga emas berjangka Comex Juni terakhir diperdagangkan pada UD 1.841,40, naik 1,8 persen pada minggu lalu.

Memasuki minggu ini, aksi jual tajam di ruang ekuitas mungkin belum berakhir, karena S&P 500 sekarang 20 persen dibawah tertinggi sepanjang masa yang diposting pada Januari.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami melihat pasar saham menjual dan emas mengikutinya. Tapi kemudian kami mendapatkan puncak jangka pendek dalam imbal hasil Treasury, yang membuka pintu bagi emas untuk berperilaku sebagai tempat yang aman," kata senior OANDA analis pasar Edward Moya mengatakan kepada Kitco News.

Menurutnya, pasar saham AS masih dalam risiko. Dia melihat satu penurunan besar terakhir. Dan mungkin akan melihat sektor properti safe-haven emas diuji sekali lagi. Namun, kelelahan penjualan akan segera teratasi, ujar Moya.

Sementara itu, Kepala ekonom CIBC World Markets Avery Shenfeld, mengatakan pasar khawatir apakah inflasi dan pertumbuhan dapat bereaksi cukup cepat terhadap kenaikan suku bunga Fed. Jika bukan itu masalahnya, The Fed akan dipaksa untuk meningkatkan jadwal pengetatan yang sudah agresif, catat Shenfeld.

"Itulah pukulan satu-dua yang sekarang dicemaskan oleh pasar ekuitas, tingkat yang lebih tinggi yang menurunkan kelipatan ekuitas, ditambah dengan resesi yang menghancurkan pendapatan. Jika, sebaliknya, dosis obat The Fed yang lebih kecil, dan penolakan konsumen terhadap harga yang lebih tinggi, membawa pendinginan sebelumnya, risiko resesi akan berkurang secara signifikan," kata Shenfeld.


Sumber : Liputan6

Monday 23 May 2022

Bestprofit | Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Bakal Kinclong?

 

Bestprofit (23/5) - Harga emas ditutup dengan melonjak pada pekan lalu. Kenaikan harga emas ditopang permintaan akan safe-haven di tengah kekhawatiran atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Harga emas berjangka Comex Juni terakhir diperdagangkan pada USD 1.841,40, naik 1,8 persen pada minggu lalu.

Memasuki minggu ini, aksi jual tajam di ruang ekuitas mungkin belum berakhir karena S&P 500 sekarang 20 persen dibawah tertinggi sepanjang masa pada Januari.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami melihat pasar saham menjual dan emas mengikutinya. Tapi kemudian kami mendapatkan puncak jangka pendek dalam imbal hasil Treasury, yang membuka pintu bagi emas untuk berperilaku sebagai tempat yang aman," kata senior OANDA analis pasar Edward Moya, dikutip dari Kitco.com, Minggu  (21/5/2022).

Menurut Moya, pasar saham A.S. masih dalam risiko. Kita bisa melihat satu penurunan besar terakhir, dan mungkin safe-haven emas diuji sekali lagi. Pasar khawatir apakah inflasi dan pertumbuhan dapat bereaksi cukup cepat terhadap kenaikan suku bunga Fed, kata kepala ekonom CIBC World Markets Avery Shenfeld.

Jika bukan itu masalahnya, The Fed akan dipaksa untuk meningkatkan jadwal pengetatan yang sudah agresif, catat Shenfeld. Itulah pukulan satu-dua yang sekarang dicemaskan oleh pasar ekuitas: tingkat yang lebih tinggi yang menurunkan kelipatan ekuitas, ditambah dengan resesi yang menghancurkan pendapatan.

“Jika, sebaliknya, dosis obat The Fed yang lebih kecil, dan penolakan konsumen terhadap harga yang lebih tinggi, membawa pendinginan sebelumnya, risiko resesi akan berkurang secara signifikan," katanya.

Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih curam kembali meningkat, memperingatkan ahli strategi DailyFX Michael Boutros.

"Pasar harus menilai ulang prospek suku bunga Fed. Ada keraguan bahwa 50bps pada tingkat inflasi ini akan cukup. Jika kenaikan 75bps Fed disesuaikan lagi, itu akan menjadi angin sakal untuk emas. Emas terjebak sideways saat kita menunggu cerita itu akan muncul," kata Boutros kepada Kitco News.

Gagasan bahwa Fed membuat kesalahan kebijakan dengan bertindak terlalu lambat menjadi lebih umum, tambahnya. Kata Boutros, mereka perlu istirahat dan mempercepat kenaikan suku bunga lebih cepat. Pada titik ini, mereka sudah terlambat.

Inilah sebabnya mengapa emas berada di posisi yang sulit dan dapat berisiko mengalami aksi jual lebih lanjut di bawah level USD 1.800 per ounce, terutama jika ada penutupan di bawah level USD 1.791.

"Dengan apa yang kami lihat di pasar ekuitas, Anda akan mengharapkan emas untuk menangkap tawaran beli. Kami melakukannya minggu ini, tetapi reli tidak mengesankan. Dari sudut pandang teknis, kami berisiko menguji posisi terendah. Level USD 1.781 atau lebih dalam masih ada di atas meja," kata Boutros.

Artinya, investor harus bersiap untuk aksi harga sideways sampai emas dapat bergerak di atas level USD 1.895 per ons.

Sumber : Liputan6

Wednesday 18 May 2022

Bestprofit | Harga Emas Naik Tipis Pagi Ini Mengimbangi Penguatan Dolar AS

 

Bestprofit (19/5) - Harga emas berbalik arah dan melonjak pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Kenaikan harga emas seiring dengan penurunan imbal hasil Treasury AS membantu mengimbangi tekanan dari dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dan rencana Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk kenaikan suku bunga yang agresif.

Dikutip dari CNBC, Kamis (19/5/2022), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 1.816,49 per ounce pada 14:10 ET. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2 persen pada level USD 1.815,9.

Imbal hasil Treasury turun dalam perdagangan yang 'berombak', mengikuti penurunan di Wall Street, setelah data perumahan AS yang buruk menambah kekhawatiran yang berkembang dari perlambatan ekonomi.

“Putaran kelemahan lain di pasar ekuitas dalam kombinasi dengan penurunan hasil dan tawaran safe-haven mendorong harga emas lebih tinggi,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Selasa berjanji bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk membunuh lonjakan inflasi.

“Pertanyaan sebenarnya dan inti dari situasi ini adalah apakah yang dilakukan The Fed sudah cukup mengingat jumlah inflasi. Jika tidak cukup untuk meredam tekanan inflasi, emas akan mendukung di lingkungan itu,” kata Meger.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga menumpulkan minat pada emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Membatasi kenaikan harga emas, dolar safe-haven saingannya rebound setelah membukukan penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari dua bulan.

Analis pasar di Kinesis Money, Rupert Rowling mengatakan dalam sebuah catatan bahwa sementara harga emas sedikit meningkat minggu ini, memantul kembali di atas USD 1.800,

“Selama inflasi tetap menjadi perhatian utama bagi ekonomi utama, emas kemungkinan akan sulit untuk membuat kenaikan signifikan. keuntungan dengan momok kenaikan suku bunga sangat merusak daya tarik logam," kata dia.

Mencerminkan sentimen keseluruhan, aliran masuk ke SPDR Gold Trust GLD, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, terus menurun.

Di tempat lain, harga perak turun 0,9 persen menjadi USD 21,42 per ounce, harga platinum turun 1,6 persen menjadi USD 935,49 dan paladium turun 3,1 persen menjadi USD 1,990,06.

Sumber : Liputan6

Monday 16 May 2022

Bestprofit | Harga Emas Merangkak Naik karena Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

 

 
Bestprofit (17/5) - Harga emas naik sedikit pada penutupan perdagangan Senin karena turunnya imbal hasil surat utang AS yang mengimbangi penguatan dolar AS. Sebelumnya, harga emas dunia anjlok dalam hingga tembus ke level terendah dalam tiga bulan karena enaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (17/5/2022), harga emas di pasar spot naik naik 0,3 persen menjadi USD 1.817,12 per ounce pada pukul 17.52 GMT, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 31 Januari di USD 1.786,60 per ounce. Sementara itu harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen ke level USD 1.814 per ounce.

Harga emas dunia memantul dari level terendah disebabkan oleh penurunan imbal hasil surat utang AS dan sedikit kemunduran nilai tukar dolar AS. Hal tersebut diungkap oleh analis senior RJO Futures Bob Haberkorn.

Menurutnya, kenaikan ini bukan sunyal bullish karena tren kenaikan nilai tukar dolar AS belum berhenti di sini. "Masih tinggi, karena The Fed agresif dengan kenaikan suku bunganya," jelas dia.

Ia melanjutkan, harga emas mendapat dukungan sedikit di bawah USD 1.800 karena adanya permintaan yang kuat akan emas batangan atau emas fisik. Selain itu, beberapa pelaku pasar melakukan aksi beli karena melihat penurunan sudah terlalu dalam.

Nilai tukar dolar AS mengalami tekanan sehingag melemah. Tetapi dolar AS masih bertahan di dekat puncak dua dekade, membuat harga emas masih lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang di luar dolar AS.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi untuk meredam kenaikan inflasi menghapus selera investor untuk emas batangan. Hal ini karena emas tidak memberikan bunga.

“Banyak yang masih menganggap emas undervalued, dan akan lebih ingin membeli logam sekarang karena harga telah melemah,” jelas analis pasar City Index Fawad Razaqzada.

Sumber : Liputan6

Thursday 23 December 2021

Best Profit | Wall Street Melambung Setelah Kekhawatiran Omicron Mereda

 


Best Profit (24/12) – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 23 Desember 2021. Wall street naik dalam tiga hari seiring investor mengabaikan kekhawatiran sebelumnya terkait penyebaran varian COVID-19, omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 196,67 poin atau 0,55 persen menjadi 35.950,56. Indeks S&P 500 menguat 0,62 persen menjadi 4.725,79. Indeks Nasdaq bertambah 0,85 persen menjadi 15.653,37.

Rata-rata indeks acuan di wall street menguat pada perdagangan Kamis pekan ini meski volume ringan. Saham bank menguat diikuti saham teknologi Microsoft dan Nvidia. best profit

“Sebagian besar reli pasar saham minggu ini disebabkan oleh ketakutan yang berlebihan pekan lalu dan bernafas lega, aksi jual berhenti,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group, Jim Paulsen dilansir dari CNBC, Jumat (24/12/2021).

Ia menambahkan, begitu pasar saham berubah menguat, investor tak ingin ketinggalan reli santa telah mengambil alih.

Sentimen lain yang membantu dongkrak wall street yaitu studi baru yang menunjukkan Omicron memiliki risiko rawat inap yang lebih rendah dari varian COVID-19 lainnya. best profit

Food and Drug Administration memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil COVID-19 Pfizer, obat antivirus oral pertama yang melawan virus. FDA juga mengesahkan pil antivirus Merck untuk COVID-19 pada Kamis pekan ini.

Rata-rata indeks acuan menguat pada pekan ini. Sejak Senin, indeks Dow Jones naik 1,6 persen. Indeks S&P 500 melonjak 2,3 persen dan indeks Nasdaq menguat hampir 3,2 persen. Adapun bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup untuk liburan Natal. best profit

Di sisi lain, saham berkaitan dengan pembukaan kembali ekonomi antara lain maskapai dan jalur pelayaran mencatat kenaikan terbesar pada pekan ini. Saham Carnival Corp naik hampir 16 persen. Saham Hildon Worldwide menguat sekitar 9,8 persen pada pekan ini.

Kenaikan bursa saham AS yang dimulai Selasa diikuti penurunan dalam tiga hari yang didorong kekhawatiran tentang kecepatan penyebaran varian COVID-19, omicron. Itu adalah penurunan terburuk untuk S&P 500 sejak September. Sedang indeks Nasdaq alami penurunan terburuk sejak Mei.

Data ekonomi yang keluar pada Kamis pagi waktu setempat menunjukkan ekonomi yang kuat dengan kenaikan tenaga kerja dan tren pengeluaran. Namun, inflasi pada tingkat yang tidak nyaman. best profit

Sumber : Liputan6

Wednesday 22 December 2021

Best Profit | Wall Street Reli dalam Dua Hari, Investor Abaikan Ancaman Omicron

 


Best Profit (23/12) – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melanjutkan reli untuk hari kedua pada Kamis (23/12/2021). Wall street menguat setelah turun dalam tiga hari berturut-turut didorong kekhawatiran tentang varian omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 261,19 poin atau 0,7 persen menjadi 35.753,89. Kenaikan indeks Dow Jones di wall street tersebut membawa reli dalam dua hari sebanyak lebih dari 800 poin. Indeks S&P 500 menguat 1 persen menjadi 4.696,56. Indeks Nasdaq bertambah 1,2 persen menjadi 15.521,89.

Saham Caterpillar naik 1,9 persen setelah Bernstein dongkrak rekomendasi saham. Perseroan mengatakan akan mendapatkan manfaat dari kenaikan pertumbuhan global. best profit

Saham Tesla melonjak 7,4 persen. Saham Tesla menguat, setelah Elon Musk dalam podcast menyebutkan telah mencapai tujuan untuk menjual 10 persen sahamnya karena alasan pajak.

The Food and Drug Administration memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil COVID-19 dari Pfizer. Ini obat antivirus pertama melawan virus untuk penggunaan di rumah. Saham Pfizer naik sekitar 1 persen.

“Untuk pertama kalinya sejak Thanksgiving, pasar tampaknya akan menjadi tenang karena aktivitas perdagangan mereda menjelang liburan Natal,” ujar Direktur Pelaksana Goldman Sachs, Chris Hussey dilansir dari CNBC, Kamis (23/12/2021).

Ia mengatakan, tiga hambatan dari meningkatnya kasus COVID-19, bank sentral AS atau the Federal Reserve yang lebih hawkish, dan stimulus fiskal yang sulit dipahami diserap dalam harga aset berisiko. best profit

Berdasarkan Bespoke Investment Group, Desember menjadi bulan paling tenang untuk pasar, sejauh ini menjadi bulan paling bergejolak pada 2021. Perusahaan melihat rata-rata perubahan harian absolut rata-rata indeks S&P 500 sejak 1953.

Indeks volatilitas Cboe yang mengukur kekhawatiran pasar di wall street melonjak di atas 35 pada awal bulan ini. Indeks tersebut telah diperdagangkan di sekitar ambang batas 20.

Selain itu, investor telah bergulat dengan ketakutan varian Omicron COVID-19 yang menyebar cepat, melonjaknya inflasi dan hadapi akhir dari pelonggaran kebijakan moneter. best profit

Rata-rata tiga indeks acuan utama melonjak pada perdagangan Selasa, 21 Desember 2021 setelah berhari-hari turun karena ketakutan omicron.

Indeks Dow Jones naik 1,6 persen. Indeks S&P 500 menguat 1,8 persen dan indeks Nasdaq bertambah 2,4 persen.

Indeks S&P 500 menghentikan penurunan beruntun dalam tiga hari yang membuat indeks acuan melemah lebih dari tiga persen, penurunan terburuk sejak September. Indeks Nasdaq merosot hampir empat persen dalam tiga hari hingga Senin.

“Aliran berita negatif dalam waktu dekat karena gelombang omicron menyebabkan dislokasi pendapatan ekonomi dan perusahaan, tetapi investor semakin bullish melihat ke luar beberapa minggu ke depan,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli. best profit

Sumber : Liputan6

Tuesday 21 December 2021

Best Profit | Wall Street Perkasa, Indeks Dow Jones Melonjak 1,6 Persen

 


Best Profit (22/12) – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 21 Desember 2021 setelah penurunan tiga hari di tengah kekhawatiran varian COVID-19, omicron yang menyebar cepat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 560,54 poin atau 1,6 persen menjadi 35.492,70. Kenaikan indeks Dow Jones didorong saham Nike dan Boeing.

Indeks S&P 500 bertambah hampir 1,8 persen menjadi 4.649,23 didorong sembilan sektor saham yang melonjak. Indeks Nasdaq menguat 2,4 persen menjadi 15.341,09. Indeks Russell 2000 mendaki 2,9 persen, dan catat performa terbaik sejak 20 Juli 2021. best profit

Saham maskapai, pelayaran dan berkaitan dengan hiburan menguat. Saham Delta Air Lines naik 5,9 persen, saham United Airlines bertambah hampir 6,9 persen, dan Karnaval menanjak 8,7 persen. Saham Las Vegas Sands melonjak 8,4 persen dan saham Boeing terbang 5,8 persen.

Saat pidato pada Selasa, 21 Desember 2021, Presiden AS Joe Biden mengatakan, individu yang mendapatkan suntikan booster sangat terlindungi. Ia mendorong masyarakat AS untuk mendapatkan dosis ekstranya. Joe Biden menegaskan, AS tidak akan kembali ke Maret 2020 saat awal puncak wabah COVID-19 sehingge menerapkan lockdown.

Biden menuturkan, pihaknya akan mengerahkan 1.000 personel medis dari militer untuk mendukung rumah sakit jika menghadapi gelombang pasien Omicron pada Januari dan Februari.

Gedung Putih juga membeli 500 juta tes COVID-19 di rumah yang dapat dipesan masyarakat AS gratis melalui situs mulai 2022. best profit

Saham kembali menguat dari penurunan beruntun tiga hari yang didorong lonjakan omicron yang sumbang 73 persen dari infeksi baru di AS pekan lalu. Indeks S&P 500 mencatat penurunan selama tiga hari, terburuk sejak September 2021 yang terjadi pada Senin, 21 Desember 2021.

“Pasar tampaknya bereaksi terhadap posisi jenuh jual jangka pendek,” ujar Principal Granite Investment Advisors, Timothy Lesko, dilansir dari CNBC, Rabu (22/12/2021).

Ia menambahkan, omicron dan efeknya tidak diketahui menciptakan volatilitas yang signifikan. “Obligasi sudah jenuh beli, saham jenuh jual dan sekarang kami mencari jawaban,” kata dia.

Lesko menuturkan, jika penyakit yang disebabkan oleh omicron tetap ringan dan menjadi perdebatan, pasar dapat melihat reli. best profit

Lonjakan omicron telah membuat investor tetap waspada dengan varian yang sekarang ditemukan setidaknya di 43 negara bagian Amerika Serikat dan 90 negara. Pejabat WHO mengatakan, omicron lebih menular ketimbang varian COVID-19 sebelumnya.

Selain itu, investor juga menilai prospek agenda ekonomi Biden. Senat akan memberikan suara pada jarring pengaman sosial Biden dan RUU Kebijakan Iklim pada Januari meski Senator Demokrat Joe Manchin menentangnya.

“TIdak jelas apakah Demokrat akan mencoba meloloskan RUU lebih kecil yang hanya mencakup sebagian dari paket lengkap,” demikian mengutip CNBC. best profit

“Saat kita memasuki minggu liburan yang dipersingkat di tengah melonjaknya kasus omicron, tekanan rantai pasokan yang berkelanjutan dan kegagalan rencana Build Back Better, peningkatan volatilitas dan volume perdagangan yang lebih tipis dapat menyebabkan pasar bereaksi berlebihan yang bisa menjadi peluang beli dalam jangka waktu dekat hingga Natal,” ujar Nationwide’s Chief of Investment Research, Mark Hackett.

Di sisi lain, saham Micron melonjak lebih dari 10 persen setelah produsen chip memori itu membukukan pendapatan jauh lebih baik dari yang diharapkan untuk kuartal sebelumnya dan memberikan panduan bullish. Saham NXP Semiconductors naik 3 persen dan Advance Micro Devices bertambah 6,2 persen.

Saham Nike naik 6,1 persen setelah produsen sepatu tersebut melaporkan pendapatan dan penjualan kuartalan yang melebihi harapan meski ada tekanan rantai pasokan yang berkelanjutan. Saham GAP, Dick’s, Sporting Goods, dan Macy’s juga menguat.

Imbal hasil obligasi 10 tahun naik hampir 1,5 persen setelah kekhawatiran tentang omicron memperlambat pemulihan ekonomi. Imbal hasil obligasi sempat turun ke posisi 1,36 persen pada pekan lalu.

Sementara itu, harga minyak menguat ke posisi USD 71,12. Hal tersebut mendorong saham energi naik antara lain saham Devon Energy, ConocoPhilips, dan Chevron. best profit

Sumber : Liputan6

Monday 20 December 2021

Best Profit | Wall Street Anjlok Tersengat Kekhawatiran Dampak Omicron

 


Best Profit (21/12) – Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Senin, 20 Desember 2021 seiring investor bergulat dengan kebangkitan kasus COVID-19. Kenaikan kasus COVID-19 tersebut dipicu varian baru Omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 433,28 poin ke posisi 34.932,16. Indeks Dow Jones melemah didorong saham Boeing, Goldman Sachs, dan Amerika Express.

Indeks S&P 500 tergelincir 1,1 persen menjadi 4.568,02. Indeks Nasdaq tergelincir 1,2 persen menjadi 14.980,94. Indeks Russell 2000 tersungkur hampir 1,6 persen. best profit

Indeks S&P 500 turun 3,01 persen dalam tiga hari terakhir. Pada perdagangan 20 Desember merupakan penurunan terburuk dalam tiga hari sejak September 2021. Indeks Nasdaq anjlok 3,76 persen dalam tiga hari, dan alami penurunan terburuk sejak Mei 2021.

Varian omicron mengambuk di seluruh dunia saat musim liburan dan mendekati musim dingin. Kasus di AS melonjak dengan lebih dari 156.000 dilaporkan pada Jumat, 17 Desember 2021, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Strain telah ditemukan melalui pengujian di 43 dari 50 negara bagian AS dan sekitar 90 negara. WHO menyebutkan, dalam penularan komunitas, jumlah kasus berlipat ganda dalam 1,5 hingga 3 hari di daerah. best profit

Di sisi lain, saham Caterpillar, Boeing dan General Electric melemah pada awal pekan ini. Saham produsen Boeing susut 2,2 persen, saham Caterpillar dan General Electric masing-masing turun 2,9 persen dan 1,5 persen.

Saham yang berkaitan dengan pembukaan kembali ekonomi mencatatkan penurunan terbesar. Saham Las Vegas Sands turun 3,6 persen, Alaska Air Group tergelincir 1,4 persen dan Soutwest melemah 0,7 persen. Saham Darden Restaurants tersungkur 1,3 persen.

Saham energi juga melemah seiring harga minyak AS yang merosot. Saham Devon Energy turun 2,4 persen dan Exxon Mobil tergelincir 1,5 persen.

Sektor saham keuangan berada di zona merah. Saham Goldman Sachs susut 2,6 persen dan Wells Fargo merosot hampir 2,3 persen. Saham JP Morgan dan Bank of America juga turun masing-masing 1,8 persen dan 1,6 persen.

Pasar yang merosot mencerminkan meningkatnya ketidakpastian seputar apakah lonjakan omicron akan membawa penutupan ekonomi baru yang meluas. best profit

“Selain itu, ada hal tak terduga dari stimulus fiskal tambahan dari rencana Build Back Presiden AS Joe Biden, dan pergerakan indeks S&P 500 selama rata-rata 50 hari,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group dilansir dari CNBC, Selasa (21/12/2021).

Senator dari Partai Demokrat, Joe Manchin menuturkan pihaknya tidak akan mendukung rencana pemerintahan Biden “Build Back Better”. Keputusan Machin akan menjegal biaya pengeluaran sosial USD 1,75 triliun dan biaya kebijakan iklim.

Pada saat bersamaan Goldman Sachs memangkas perkiraan produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2022 menjadi dua persen dari tiga persen. Goldman Sachs juga memangkas perkiraan pertumbuhan kuartal II dan III. best profit

“Mengingat komentar Machin, peluangnya jelas menurun dan kami akan hapus asumsi dari perkiraan kami,” tulis ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius.

Ia prediksi, dengan indeks harga konsumen (IHK) utama mencapai tujuh persen dalam beberapa bulan ke depan. “Manchin dan lainnya kemungkinan akan bertahan membuat perjalanan lebih sulit,” kata dia.

Sementara itu, sejumlah saham teknologi melemah. Kecuali saham Netflix yang naik hampir 1,2 persen. Beberapa investor berharap reli sinterklas pada akhir tahun yang menyerukan kinerja pasar yang positif dalam lima hari perdagangan terakhir pada 2021, dan dua hari perdagangan pertama pada Januari.

“Di satu sisi, pasar oversold. Namun mentalitas beli saat penurunan yang agresif, terbukti sangat menguntungkan selama 1,5 tahun terakhir, terutama di berbagai sudut pasar yang tinggi ditanggung oleh gelombang pasang stimulus yang sekarang sedang surut,” kata Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli. best profit

Sumber : Liputan6

Sunday 19 December 2021

Best Profit | Harga Emas Diprediksi Tetap Perkasa, Tak Takut Kenaikan Bunga The Fed

 


Best Profit (20/12) – Harga emas diperkirakan masih melanjutkan penguatan pada pekan ini. Harga emas masih akan di atas level psikologis USD 1.800 per ounce pada perdagangan pekan ini.

Harga emas masih akan perkasa meskipun Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga di 2022. Bahkan isyarat yang diberikan kenaikan bunga akan dilakukan tiga kali.

Namun memang, beberapa analis melihat bahwa kenaikan harga emas akan sedikit terganjal. Hal ini karena beberapa pelaku pasar akan melakukan aksi ambil untung sebelum menghadapi tantangan kenaikan suku bunga riil di tahun depan. best profit

Analis senior DailyFX.com Chris Vecchio mengatakan, dolar AS yang lebih lemah dan imbal hasil obligasi riil yang sedikit lebih rendah membantu mendorong harga emas lebih tinggi.

Namun, dia menambahkan bahwa kecuali emas dapat menembus di atas USD 1.835 per ounce, dia melihat masih besar peluang aksi jual.

“Saat ini, karena The Fed bertindak untuk menekan inflasi, setidaknya berbicara seperti yang akan mereka lakukan. Itu berarti imbal hasil riil mungkin telah mencapai titik terendah dalam waktu dekat. istilah, dan itu adalah angin besar untuk emas,” katanya dikutip dari Kitco, Senin (20/12/2021). best profit

Analis lain Darin Newsom yang adalah presiden Darin Newsom Analysis mengatakan bahwa meskipun Federal Reserve lebih hawkish, dolar AS tidak akan lebih tinggi lagi.

“Harga mungkin akan naik, tetapi secara bertahap. Melihat grafik, dolar AS telah mencapai puncaknya untuk saat ini dan akan memberi emas ruang bernafas untuk bergerak lebih tinggi,” kata Newsom.

Minggu ini 16 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Di antara peserta, 11 analis, atau 69 persen menyerukan harga emas naik minggu ini. best profit

Pada saat yang sama, dua analis, atau 13 persen memperkirakan bearish pada emas dalam waktu dekat dan tiga analis atau 19 persen netral.

Sementara itu, total 1.027 suara diberikan dalam jajak pendapat Main Street online. Dari jumlah tersebut, 593 responden atau 58 persen berharap harga emas naik minggu ini. best profit

Sedangkan 263 lainnya atau 26 persen mengatakan lebih rendah sementara 171 pemilih atau 17 persen netral.

Sentimen bullish pada harga emas datang karena pada minggu lalu naik lebih dari 1 persen. Beberapa analis melihat bahwa harga emas akan mampu mempertahankan di level support di atas USD 1.750 per ounce menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve.

Kepala analsi SIA Wealth Management Colin Cieszynski mengatakan, emas diuntungkan dari meningkatnya sentimen penghindaran risiko di pasar keuangan dan meningkatnya ancaman inflasi. best profit

Sumber : Liputan6

Thursday 16 December 2021

Best Profit | Harga Emas Menguat Dipicu Kekecewaan Laporan Data PMI

 


Best Profit (17/12) – Pasar emas melihat beberapa momentum pembelian baru dipicu rilis laporan data ekonomi AS yang terus menunjukkan mengecewakan dan bisa mempengaruhi harga emas dunia. Seperti aktivitas yang melambat di sektor manufaktur dan jasa.

Melansir laman Kitco, Jumat (17/12/2021), harga emas dunia diperdagangkan mendekati sesi tertinggi menyusul data ekonomi terbaru. Emas berjangka Februari terakhir diperdagangkan pada posisi USD 1.793,10 per ounce, naik 1,61 persen.

IHS Markit melaporkan jika Indeks Manajer Pembelian manufaktur AS untuk Desember turun ke 57,8, dari November di 58,3. best profit

Ekonom sejatinya mengharapkan untuk melihat peningkatan aktivitas dengan indeks naik ke 58,6.

Laporan tersebut menyebutkan jika aktivitas di sektor manufaktur berada pada level terendah dalam satu tahun.

Kepala Ekonom Bisnis IHS Markit Chris Williamson, mengatakan jika meskipun angka utama mengecewakan, data masih menunjukkan ekonomi yang tangguh menghadapi ancaman baru dari pandemi COIVD-19.

“Pertumbuhan bisnis hanya sedikit tergelincir selama sebulan dan bertahan dengan baik di sektor jasa yang rentan,” jelas dia. best profit

Pertumbuhan output manufaktur dikatakan sedikit meningkat di tengah berkurangnya jumlah penundaan rantai pasokan, yang juga membantu mengurangi tekanan harga bahan mentah.

“Kecuali penurunan harga awal yang terlihat pada awal pandemi, Desember melihat penurunan paling tajam dalam inflasi harga input pabrik selama hampir satu dekade,”katanya.

Sementara itu, momentum di sektor jasa juga tampak melambat. Laporan tersebut mengatakan bahwa Flash PMI untuk sektor jasa turun ke pembacaan 57,5, turun dari pembacaan November di 58,0. Ekonom mengharapkan aktivitas meningkat ke 58,9. best profit

Laporan tersebut mengatakan bahwa sentimen di sektor jasa berada pada level terendah tiga bulan.

Meskipun tekanan harga di sektor manufaktur telah mereda, Williamson mengatakan bahwa sektor jasa masih menjadi perhatian yang berkembang.

“Kekhawatirannya adalah bahwa kenaikan pertumbuhan upah, biaya transportasi yang lebih besar, dan harga energi yang lebih tinggi telah mendorong inflasi biaya sektor jasa ke level tertinggi baru, dan bahwa setiap gangguan baru pada jalur pasokan global yang dihasilkan dari gelombang Omicron dapat menyebabkan tekanan kenaikan baru pada harga barang,” tambahnya. best profit

Sumber : Liputan6

Wednesday 15 December 2021

Best Profit | Harga Emas Anjlok, Imbas Pengurangan Stimulus The Fed Dipercepat

 


Best Profit (16/12) – Harga emas jatuh ke level terendah hari ini menyusul keputusan dari Federal Reserve, yang mengatakan akan mengurangi stimulus era pandemi lebih cepat dari yang diharapkan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/12/2021), harga emas berjangka AS turun 0,5 persen.

The Fed diperkirakan akan mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat akhir dari pembelian obligasinya dan memberi sinyal untuk beralih ke kenaikan suku bunga tahun depan sebagai penjagaan terhadap lonjakan inflasi.

Akan menarik untuk melihat apakah Ketua The Fed Jerome Powell memicu atau mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga, kata Commerzbank dalam sebuah catatan. best profit

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang emas batangan tanpa bunga.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang emas batangan tanpa bunga.

“Ke depan, emas akan turun selama 12-24 bulan ke depan, dengan harga kemungkinan akan pulih dan stabil setelah siklus kenaikan Fed dimulai dengan sungguh-sungguh,” kata pemimpin strategi UBS Joni Teves dalam sebuah catatan. best profit

Perak akan mengikuti emas yang lebih rendah tahun depan, tambah Teves. Perak turun 1,2 persen menjadi USD 21,66 per ounce, platinum turun 1,8 persen menjadi USD 903,11, dan paladium turun 5 persen menjadi USD 1.540,19.

Di antara autocatalysts, platinum siap untuk keuntungan pada tahun 2022 karena kondisi pasokan-permintaan mengetat, sementara paladium bisa mendapatkan dorongan dari pemulihan dalam produksi mobil global, UBS menambahkan. best profit

“Ke depan, emas akan turun selama 12-24 bulan ke depan, dengan harga kemungkinan akan pulih dan stabil setelah siklus kenaikan Fed dimulai dengan sungguh-sungguh,” kata pemimpin strategi UBS Joni Teves dalam sebuah catatan.

Perak akan mengikuti emas yang lebih rendah tahun depan, tambah Teves. Perak turun 1,2 persen menjadi USD 21,66 per ounce, platinum turun 1,8 persen menjadi USD 903,11, dan paladium turun 5 persen menjadi USD 1.540,19.

Di antara autocatalysts, platinum siap untuk keuntungan pada tahun 2022 karena kondisi pasokan-permintaan mengetat, sementara paladium bisa mendapatkan dorongan dari pemulihan dalam produksi mobil global, UBS menambahkan. best profit

Sumber : Liputan6

Tuesday 14 December 2021

Best Profit | Harga Emas Dunia Beringsut Turun

 


Best Profit (15/12) – Harga emas dunia beringsut lebih rendah imbas penguatan Dolar AS menjelang pertemuan Federal Reserve. Investor terus mengawasi kabar terbaru tentang rencana Bank Sentral AS berencana untuk mengurangi langkah-langkah stimulus pandemi.

Melansir laman nasdaq, harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1,782.60 per ounce. Adapun emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi USD 1.784,60.

“Dolar AS yang kuat dan kenaikan suku bunga riil AS mendorong ekspektasi inflasi yang menurun, sebagaimana diukur dengan tingkat inflasi impas, adalah faktor yang menjaga emas di bawah USD 1.800/oz,” kata analis UBS Giovanni Staunovo. best profit

Dikatakan jika para pelaku pasar akan melacak rapat Komite Pasar Terbuka Federal mendatang untuk melihat bagaimana bank sentral bereaksi terhadap peningkatan inflasi, yang akan menghasilkan kemungkinan pergerakan harga yang lebih besar.

Tercatat jika Dolar AS tetap menguat, membatasi permintaan emas batangan untuk pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS naik dari palung satu minggu yang disentuh di sesi sebelumnya, juga menekan emas. best profit

The Fed akan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari di kemudian hari. Diharapkan pada akhir pertemuan akan diumumkan bahwa mereka menyelesaikan stimulus pembelian obligasi lebih cepat dari yang dikomunikasikan sebelumnya. Hal ini berpotensi menyiapkan kenaikan suku bunga lebih awal tahun depan.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan, yang tidak dikenakan bunga. best profit

“Jika The Fed meningkatkan langkah untuk meruncing, ini kemungkinan akan menghukum harga emas karena dolar terapresiasi, imbal hasil naik dan ekspektasi kenaikan suku bunga melonjak. Sementara itu, support dapat ditemukan di USD 1.765 dan resistance di sekitar level psikologis USD 1.800,” tulis Analis FXTM Lukman Otunuga mengatakan dalam sebuah catatan.

Bank Sentral Eropa, Bank Inggris dan Bank Jepang juga dijadwalkan bertemu minggu ini.

Di sisi lain harga logam lainnya, perak diperdagangkan turun 0,4 persen menjadi USD 22,21 per ounce.

Sementara harga Platinum turun 0,2 persen menjadi USD 928,12, sedangkan paladium naik 0,3 persen menjadi USD 1.685,77. best profit

Sumber : Liputan6

Monday 13 December 2021

Best Profit | Harga Emas Naik Tipis, Investor Fokus ke Pertemuan The Fed

 


Best Profit (14/12) – Harga emas mulai merangkak naik pada perdagangan Senin karena investor mulai menyesuaikan posisi menjelang pertemuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed). Harga emas memang diperkirakan akan cerah pada pekan ini.

The Fed akan mengadakan pertemuan selama dua hari pada pekan ini yang dimulai para hari Rabu waktu setempat. Otoritas moneter ini diperkirakan akan memberikan sinyal mengenai percepatan tapering yang sebelumnya sempat disinggung oleh Ketua The Fed Jerome Powell di depan Senat AS.

Mengutip CNBC, Selasa (14/12/2021), harga emas di pasar Spot naik 0,2 persen ke level USD 1.786,19 per ons pada pukul 13.48 ET. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,2 persen ke level USD 1.788,30 per ons. best profit

“Perdagangan hari ini cukup tenang karena pelaku pasar menunggu pertemuan FOMC untuk melihat apa yang bank sentral katakan tentang inflasi dan suku bunga,” kata analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn.

“Fakta bahwa tidak ada yang mengharapkan pengumuman kenaikan suku bunga minggu ini oleh bank sentral memberikan dukungan untuk emas,” tambah dia. best profit

Haberkorn melihat, jika the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga segera pada kuartal berikutnya, maka harga emas bisa naik lebih dari USD 1.800 per ons pada akhir tahun.

kepala analis pasar CMC Markets UK Michael Hewson mengatakan, dalam jangka pendek hingga menengah, harga emas tidak akan kemana-mana sampai mendapatkan gambaran utuh seberapa besar the Fed mempercepat tapering. best profit

“Dan apakah mereka sangat hawkish dalam pernyataan mereka,” kata Michael Hewson.

Selain The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank of England, dan Bank of Japan dijadwalkan bertemu akhir pekan ini.

Commerzbank dalam sebuah catatan menuliskan bahwa harga emas mungkin melemah pada paruh pertama 2022 saat siklus kenaikan suku bunga dimulai. Commerzbank memperkirakan harga emas akan menembus USD 1.900 pada akhir 2022, sekitar USD 200 lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Prospek permintaan yang positif akan mengangkat perak menjadi USD 26 tahun depan, Commerzbank menambahkan. best profit

Sumber : Liputan6