Thursday 25 June 2015

Setelah Q1 Kontraksi, Proyeksi Ekonomi AS di Q2 Tetap Optimis

BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/6) - Seperti diketahui, kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) cukup mengecewakan pada kuartal pertama tahun ini. Dalam laporan yang dirilis semalam, tercatat bahwa kinerja ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini sebagai dampak dari cuaca buruk yang menimpa AS sejak akhir tahun 2014 hingga awal tahun ini, apresisasi dolar terhadap hampir semua mata uang mitra dagang utama AS, dan pemangkasan belanja investasi di sektor energi.

Meski mencatat kontraksi pada kuartal pertama tahun ini, namun angka penyusutan pada kinerja ekonomi AS tersebut masih lebih baik dari prediksi ekonom. Nampaknya laju pengeluaran konsumen dan akumulasi persediaan yang cukup kuat pada kuartal pertama lalu telah memberikan kontribusi positif terhadap PDB Q1/2015 AS. Seperti diketahui, laju belanja konsumen AS selama ini telah menyumbang hingga lebih dari dua pertiga terhadap ekonomi AS berhasil mencatat pertumbuhan 2,1 persen. Pulihnya belanja konsumen negara ini disokong oleh membaiknya pasar tenaga kerja AS sehingga memacu pertumbuhan upah yang lebih kuat.

Sebagai informasi juga, jumlah tabungan pribadi meningkat pada jumlah yang cukup kuat pada kuartal pertama lalu, menyentuh angka sebesar $ 720.200.000.000. Sementara itu, meski jumlah pertumbuhan ekspor AS direvisi membaik pada kuartal pertama lalu, namun defisit perdagangannya masih cukup besar. Pasca dirilisnya PDB AS untuk Q1/2015 ini, saham-saham AS yang diperdagangkan menjadi sedikit lebih rendah sebagai dampak dari kekhawatiran negosiasi utang antara Yunani dan kreditor asing tidak akan mencapai kesepakatan.

Meski kinerja ekonomi AS pada kuartal pertama lalu mencatat kontraksi, nampaknya hal itu tidak mengikis optimisme pemerintahann AS terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal kedua ini dengan target di kisaran 2,0 – 3,0 persen. Pemerintah AS melihat bahwa saat ini kinerja pasar tenaga kerja AS menunjukkan laju pemulihan dan pertumbuhan yang cukup solid, dimana jumlah pengangguran berhasil ditekan dan kenaikan upah terealisasi.

Berbeda lagi dengan The Fed yang menurunkan proyeksi PDB AS untuk tahun 2015 ini menjadi 1,8 – 2 persen, lebih rendah dari estimasi sebelumnya sebesar 2,3 – 2,7 persen. Sedangkan proyeksi pertumbuhan untuk 2016 juga sedikit mengalami revisi menjadi 2,4-2,7 persen, sementara untuk 2017 menjadi 2,1-2,5 persen.

Terkait kenaikan suku bunganya, The Fed masih konsisten dengan terus menanti perkembangan data ekonomi negaranya di kemudian hari, sementara itu CPI juga diprediksi masih akan di bawah target, dengan proyeksi 2015 tetap di kisaran 1,3-1,4 persen. Sedangkan tingkat pengangguran diprediksi akan berkisar 5,2-5,3 persen, lebih pesimistik dibanding estimasi sebelumnya sebesar 5-5,2 persen.


Sumber : Vibiznews