Tuesday, 15 April 2025

Bestprofit | Harga Emas Naik, Imbal Hasil Turun

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (16/4) – Harga emas mengakhiri sesi perdagangan Selasa dengan lonjakan signifikan karena para pedagang beralih ke logam mulia sebagai aset aman di tengah kekhawatiran global yang meningkat. Ketidakpastian atas rencana tarif Presiden AS Donald Trump, penurunan imbal hasil obligasi, serta ketegangan geopolitik semakin memperkuat daya tarik emas.

Emas Ditutup Lebih Tinggi: Naik Lebih dari 6,5%

Pada akhir sesi New York, emas (XAU/USD) diperdagangkan di kisaran $3.240 per troy ounce, mencatat kenaikan lebih dari 6,5%. Peningkatan ini terjadi setelah penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS selama dua hari berturut-turut, yang menjadi salah satu pendorong utama permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Para investor global semakin mencari perlindungan terhadap ketidakpastian kebijakan perdagangan AS, khususnya rencana tarif baru Presiden Trump yang menyasar sektor farmasi, yang membuat pasar global gelisah.

Imbal Hasil Obligasi AS Terus Turun

Salah satu pendorong utama lonjakan harga emas adalah penurunan signifikan pada imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil Treasury 10-tahun turun sebesar 4,5 basis poin ke level 4,339%. Sementara itu, imbal hasil riil—yang dihitung melalui obligasi Treasury yang dilindungi inflasi (TIPS)—turun sebesar 3,5 bps ke 2,149%.

Penurunan imbal hasil ini membuat emas yang tidak memberikan bunga menjadi lebih menarik. Ketika imbal hasil riil turun, biaya peluang memegang emas juga berkurang, sehingga mendorong peningkatan permintaan.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan Perdagangan: Tiongkok dan Boeing

Konflik dagang AS-Tiongkok kembali memanas setelah Tiongkok memerintahkan maskapai domestiknya untuk menghentikan pengiriman pesawat Boeing. Langkah ini dilihat sebagai pembalasan terhadap kebijakan tarif AS yang baru, dan memperburuk suasana hati pelaku pasar global.

Ketegangan ini menambah tekanan pada pasar saham dan mendukung arus modal ke aset-aset aman seperti emas, yang sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap gejolak geopolitik.

Data Ekonomi AS yang Beragam

Di sisi data ekonomi, laporan dari AS menunjukkan hasil yang beragam. Harga impor tetap tidak berubah, sementara laporan Indeks Manufaktur Empire State dari New York membaik menjadi -8,1 pada April 2025 dari -20 pada Maret. Meskipun ini menunjukkan perbaikan, angka tersebut masih berada di wilayah kontraksi dan menunjukkan bahwa aktivitas bisnis tetap lemah.

Selain itu, data menunjukkan adanya kenaikan harga input, yang menambah kekhawatiran inflasi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Sementara prospek bisnis enam bulan ke depan memburuk, menunjukkan sentimen yang masih pesimis dari pelaku industri.

Fokus Pasar Minggu Ini: Penjualan Ritel dan Pidato Powell

Para pelaku pasar kini mengalihkan perhatian mereka ke data Penjualan Ritel bulan Maret, yang akan dirilis pada hari Rabu. Diperkirakan terjadi kenaikan dari 0,6% menjadi 1,3% secara bulanan (MoM). Namun, kelompok kontrol—komponen penting untuk perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB)—diprediksi turun dari 1% menjadi 0,6%. Ini bisa menjadi sinyal awal bahwa rumah tangga mulai mengurangi pengeluaran mereka.

Selain itu, pidato dari beberapa pejabat Federal Reserve, terutama Ketua Jerome Powell, akan menjadi sorotan. Investor ingin mengetahui apakah Fed akan memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi yang masih membandel.

Produksi Industri Diperkirakan Menyusut

Produksi industri AS untuk Maret juga diperkirakan mencatat kontraksi sebesar 0,2% setelah tumbuh 0,7% pada Februari. Jika ramalan ini benar, maka kontraksi ini akan menghentikan tren positif setelah tiga bulan berturut-turut penurunan yang terjadi antara September hingga November 2024.

Kontraksi ini akan menjadi sinyal bahwa sektor manufaktur masih berada dalam tekanan berat, meskipun ada perbaikan kecil di beberapa indikator lainnya.

Harapan Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed

Pelaku pasar uang kini memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar total 85 basis poin sebelum akhir tahun 2025. Pasar bahkan memperkirakan pemangkasan pertama akan terjadi pada bulan Juli. Ekspektasi pelonggaran ini merupakan reaksi terhadap data ekonomi yang melambat dan potensi tekanan dari sisi geopolitik serta sektor konsumen.

Dengan kebijakan moneter yang lebih longgar, dolar AS kemungkinan akan melemah, yang biasanya menjadi dorongan tambahan bagi harga emas karena membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Kesimpulan: Emas Kembali Menjadi Primadona

Kombinasi dari penurunan imbal hasil obligasi, ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve telah menghidupkan kembali daya tarik emas sebagai aset aman. Kenaikan harga yang signifikan dalam satu sesi menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap berita makroekonomi dan politik.

Meskipun harga emas telah melonjak, ketidakpastian yang masih membayangi bisa membuat logam mulia ini tetap menjadi aset pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan. Para pelaku pasar kini menanti pidato dari Ketua Fed Jerome Powell dan data penjualan ritel sebagai penentu arah harga selanjutnya.

Jika data ekonomi menunjukkan perlambatan yang konsisten dan The Fed memberikan sinyal dovish, maka harga emas berpotensi mencetak rekor baru dalam beberapa bulan ke depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures