BESTPROFIT FUTURES (07/05) - Singapura dalam kesepakatannya dengan AS yang berkaitan dengan undang-undang baru yang bertujuan untuk mencegah penggelapan pajak luar negeri oleh warga Negara AS, telah menyetujui untuk berbagi informasi mengenai warga AS yang memiliki rekening di Singapura.
Perjanjian antara AS dan Singapura ini pada dasarnya telah disepakati dan akan dirampungkan pada akhir tahun ini. Hal ini akan melibatkan lembaga keuangan di Singapura untuk melaporkan informasi mengenai rekening warga AS di Singapura kepada otoritas pajak yang relevan.
Singapura sebagai salah satu pusat keuangan terbesar di Asia diperkirakan akan melampaui Swiss sebagai pusat managemen kekayaan terbesar di dunia. Sejak tanggal 1 Juli maka Singapura akan memberlakukan Undang-Undang Kepatuhan Pajak Akun Asing (FATCA). Langkah ini akan mendorong AS untuk menekan para pengelak pajak.
Lebih dari 60 kesepakatan telah dinegosiasikan termasuk dengan Indonesia, Peru dan Kuwait. Departemen Keuangan AS mengatakan FATCA diterapkan pada warga AS yang memiliki lebih dari $50.000 (£ 29,600) dalam rekening pribadi mereka.
Perusahaan yang tidak mematuhi akan menghadapi pemotongan pajak 30% atas penghasilan investasi mereka di AS serta dapat dibekukan dari pasar modal AS.
Hal ini akan diberlakukan atas bank, dana investasi dan asuransi, yang akan diminta untuk secara teratur melaporkan informasi keuangan warga AS kepada Internal Revenue Service.
Sebelum adanya perjanjian FATCA, lembaga keuangan yang melaporkan informasi mengenai pemegang rekening yang adalah warga negara lain dikategorikan melanggar hukum privasi setempat.
Terdapat sejumlah peningkatan kekayaan di sejumlah pusat-pusat keuangan lepas pantai di Asia. Boston Consulting Group menyatakan terdapat $1.2 milyar aset kekayaan lepas pantai di Singapura dan Hong Kong pada tahun 2012. Mereka telah mencoba menarik keuntungan dari penggelapan pajak dengan memanfaatkan situasi bebas pajak seperti yang terjadi di Swiss.
Kerahasiaan perbankan di Swiss telah mendapat sorotan setelah terjadinya beberapa skandal penggelapan pajak. Sebuah laporan kongres AS yang dirilis pada bulan Februari menuduh sebuah bank swasta di Swiss, Credit Suisse telah membantu lebih dari 22.000 warga Amerika menyembunyikan kekayaan mereka guna menghindari pajak.
Bank ini merupakan salah satu dari 14 bank yang saat ini diselidiki oleh pihak berwenang AS atas tuduhan membantu para pengelak pajak.
Sumber : vibiznews