BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/4) - Harga minyak dunia ditutup naik 3 persen pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB) sentuh level tertinggi pada 2015, setelah Arab Saudi dan sekutunya memutuskan melanjutkan serangan ke Yaman. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan pasokan minyak Timur Tengah.
Dilansir dari Reuters, Jumat (24/4/2015), pelemahan dolar AS juga menopang harga minyak dan komoditas lainnya yang dijual dengan mata uang dolar. Euro naik lebih dari 1 persen terhadap dolar, mendorong kenaikan permintaan minyak dari pemegang mata uang Eropa.
Harga minyak mentah AS ditutup naik US$ 1,58 atau 2,8 persen menjadi US$ 58,02 per barel. Minyak sempat sentuh US$ 58,41, level tertinggi 2.015.
Sementara harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan global menguat US$ 2,12 atau 3,3 persen pada US$ 64,85 per barel. Sesi tinggi yang merupakan puncak 2015 dari US$ 65,58 per barel.
Harga bensin AS pada bulan depan ditutup naik 7 sen atau 4 persen, setelah mencapai intraday tinggi di atas US$ 2 per galon, puncak sejak 26 November.
"Meningkatnya ketegangan geopolitik di Yaman mendorong penguatan harga minyak," kata Gene McGillian, analis senior di Tradition Energy, Stamford, Connecticut.
"Anda juga memiliki asumsi produksi AS akan terus menurun dari penghematan jumlah rig minyak dan biaya eksplorasi. Meski saya tidak terlalu yakin dalam meningkatkan fundamental seperti itu," lanjut dia.
Pesawat-pesawat tempur dari koalisi Saudi menyerang pangkalan militer di Yaman, dua hari setelah Arab Saudi mengumumkan bakal menghentikan serangan.
Harga minyak telah meningkat sebanyak US$ 10 pada bulan ini karena kekhawatiran tentang pasokan Timur Tengah dan tanda-tanda permintaan global yang lebih kuat, terutama untuk bahan bakar otomotif.
Namun sejauh ini, pasokan minyak mentah dunia masih melimpah. Perkiraan terbaru menempatkan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) hampir 2 juta barel per hari di atas permintaan minyak pada semester pertama.
Data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan stok minyak mentah domestik naik 5,3 juta barel pekan lalu, jauh di atas perkiraan 2,9 juta barel, mencapai rekor 489 juta barel. (Ndw)
Sumber : Liputan6
Thursday, 23 April 2015
Wall Street Menguat, Nasdaq Cetak Rekor Tertinggi 15 Tahun
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/4) - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks Nasdaq mencetak rekor tertinggi dalam 15 tahun.
DIlansir dari Reuters, Jumat (24/4/2015), indeks Dow Jones Industrial Average naik 20,42 poin atau 0,11 persen menjadi 18.058.69, indeks S&P 500 naik 4,97 poin atau 0,24 persen ke 2.112.93 dan Nasdaq Composite menambahkan 20,89 poin atau 0,41 persen menjadi 5.056,06.
Indeks Nasdaq sempat menyentuh level tertinggi 5.073,091 pada perdagangan hari ini dipimpin saham Apple, yang memberi pengaruh positif terbesar ke indeks dalam beberapa tahun terakhir.
Rekor penutupan berakhir lebih tinggi dari 5.048,62 yang dicetak pada 10 Maret 2000. Indeks S&P 500 juga menguat namun, belum cetak rekor baru.
Pertumbuhan yang cepat di perusahaan bioteknologi seperti Gilead dan perusahaan media sosial seperti Facebook, didorong oleh popularitas komputasi komputasi bergerak atau mobile computing, juga membantu mengangkat Nasdaq ke level saat ini.
Analis memprediksi masih ada peluang untuk indeks Nasdaq untuk terus menguat.
"Saya tidak berpikir penguatan indeks hanya sampai di level. Ini memiliki potensi untuk naik, kecuali ada beberapa peristiwa eksternal yang saya tidak bisa memprediksi," kata Walter Price, Senior Portfolio Manager and Managing Director AllianzGI Global Technology Fund di San Francisco.
Pada perdagangan hari ini, saham Gilead naik 1 persen menjadi US$ 105,21 per saham, sementara Facebook, yang Rabu membukukan pendapatan kuartalan yang meleset dari estimasi analis, turun 2,6 persen menjadi US$ 82,41 per saham.
Saham Apple naik 0,8 persen menjadi US$ 129,67, sedangkan Google naik 1,5 persen menjadi US$ 557,46. Kedua emiten ini menjadi komponen utama dengan kapitalisasi pasar di Nasdaq. Microsoft, yang merupakan komponen utama pada Maret 2000, kini berada di posisi ketiga, diikuti oleh Facebook. (Ndw)
Sumber : Liputan6
DIlansir dari Reuters, Jumat (24/4/2015), indeks Dow Jones Industrial Average naik 20,42 poin atau 0,11 persen menjadi 18.058.69, indeks S&P 500 naik 4,97 poin atau 0,24 persen ke 2.112.93 dan Nasdaq Composite menambahkan 20,89 poin atau 0,41 persen menjadi 5.056,06.
Indeks Nasdaq sempat menyentuh level tertinggi 5.073,091 pada perdagangan hari ini dipimpin saham Apple, yang memberi pengaruh positif terbesar ke indeks dalam beberapa tahun terakhir.
Rekor penutupan berakhir lebih tinggi dari 5.048,62 yang dicetak pada 10 Maret 2000. Indeks S&P 500 juga menguat namun, belum cetak rekor baru.
Pertumbuhan yang cepat di perusahaan bioteknologi seperti Gilead dan perusahaan media sosial seperti Facebook, didorong oleh popularitas komputasi komputasi bergerak atau mobile computing, juga membantu mengangkat Nasdaq ke level saat ini.
Analis memprediksi masih ada peluang untuk indeks Nasdaq untuk terus menguat.
"Saya tidak berpikir penguatan indeks hanya sampai di level. Ini memiliki potensi untuk naik, kecuali ada beberapa peristiwa eksternal yang saya tidak bisa memprediksi," kata Walter Price, Senior Portfolio Manager and Managing Director AllianzGI Global Technology Fund di San Francisco.
Pada perdagangan hari ini, saham Gilead naik 1 persen menjadi US$ 105,21 per saham, sementara Facebook, yang Rabu membukukan pendapatan kuartalan yang meleset dari estimasi analis, turun 2,6 persen menjadi US$ 82,41 per saham.
Saham Apple naik 0,8 persen menjadi US$ 129,67, sedangkan Google naik 1,5 persen menjadi US$ 557,46. Kedua emiten ini menjadi komponen utama dengan kapitalisasi pasar di Nasdaq. Microsoft, yang merupakan komponen utama pada Maret 2000, kini berada di posisi ketiga, diikuti oleh Facebook. (Ndw)
Sumber : Liputan6
Dolar Melemah Menuju Level Terendah dalam Tiga Pekan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/4) - Dolar
mencapai level terendahnya dalam hampir tiga pekan terakhir terhadap
mata uang utama pasca meningkatnya klaim pengangguran AS dan lemahnya
data perumahan yang meragukan prospek ekonomi AS.
Dolar
melemah pasca rilis laporan yang menunjukkan aplikasi untuk tunjangan
pengangguran pekan lalu mengalami kenaikan dan penjualan rumah baru
merosot, menambah bukti bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih tidak merata.
Parar pembuat kebijakan Federal Reserve ingin melihat tanda-tanda
pertumbuhan dan laju inflasi meningkat sebelum menaikan suku bunga
pertama kalinya dalam hampir satu dekade terakhir.
Indeks
Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang
utama, turun sebesar 0,7 persen ke level 1,183.96 pukul 14:46 waktu New
York. Level terendah sejak penutupan pada 3 April lalu. Dolar merosot
sebesar 1,1 persen ke level $1,0842 per euro dan turun sebesar 0,3
persen ke level 119,51 yen.
Indeks dolar telah merosot 1,4 persen pada April pasca menguat selama sembilan bulan terakhir. (izr)
Sumber: Bloomberg
Emas Rebound dari Penurunan Terbesar dalam Enam Pekan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/4) - Emas
berjangka rebound dari penurunan terbesar dalam enam pekan terakhir
seiring tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi dari China hingga AS
yang mendorong permintaan untuk aset haven.
Pembelian
rumah baru AS merosot lebih dari perkiraan pada Maret lalu, sementara
kinerja sektor manufaktur melambat di kawasan euro dan China pada bulan
April, menurut laporan terpisah yang dirilis pada hari Kamis. Lemahnya
data ekonomi menghidupkan kembali permintaan terhadap emas pasca Rabu
lalu harga emas anjlok tajam dalam enam terakhir di tengah angka positif
untuk sektor perumahan Amerika.
Pertumbuhan
ekonomi yang tidak merata di AS telah mendorong spekulasi bahwa Federal
Reserve akan menunda lebih lama untuk menaikkan suku bunga, sementara
bank sentral di Eropa dan Asia telah memperluas upaya stimulus untuk
memerangi perlambatan. Investor meningkatkan kepemilikan reksadana
berbasis emas mereka yang diperdagangkan di bursa selama empat sesi
berturut-turut, dan emas ETF bersiap untuk naik pada bulan April untuk
ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir.
Emas
berjangka untuk pengiriman Juni naik sebesar 0,6 persen untuk menetap
di level $1,194.30 per ons pukul 13:45 di Comex di New York. Logam ini
menuju kenaikan bulanan pertama sejak Januari lalu di tengah
kekhawatiran ekonomi global.
Emas
Berjangka turun sebesar 29 persen dalam dua tahun sebelumnya akibat
penguatan dolar dan laju inflasi tetap tidak berubah. Harga emas naik
sebesar 70 persen dari Desember 2008 sampai Juni 2011 lalu sebagian
didorong oleh the Fed yang mempertahankan suku bunga dekat rekor
terendahnya. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik aset
dengan prospek hasil yang lebih baik seperti obligasi dan ekuitas,
sementara mengurangi daya tarik emas, yang umumnya menawarkan keuntungan
hanya melalui kenaikan harga.
Emas
telah turun sebesar 2,5 persen pada Maret lalu akibat penguatan doalr
untuk bulan kesembilan. Dolar turun sebanyak 0,7 persen terhadap 10 mata
uang utama pada hari Kamis. (izr)
Sumber: Bloomberg
Indeks Nasdaq Berakhir Pada Rekor Tertinggi Dalam 15 Tahun Terakhir
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/4) - Indeks
Nasdaq Composite naik ke level tertingginya dalam 15 tahun terakhir,
melampaui penutupan tertinggi, seiring dengan saham AS mengabaikan laba
yang bervariasi dan data manufaktur yang mengecewakan dari seluruh
dunia. Sementara itu, minyak mentah mengalami kenaikan ke level 4 bulan
tertinggi.
Indeks
Nasdaq Composite naik 0,4 % pada pukul 4 sore waktu New York, berakhir
pada rekor tertinggi untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir.
Indeks Standard & Poor 500 menguat 0,2 %, secara singkat melewati
level tertingginya pada 2 Maret lalu di sesi penutupan. Indeks Stoxx
Europe 600 turun 0,4 %. Sedangkan mata uang euro naik pada spekulasi
bahwa Yunani dan para kreditur akan mencapai kesepakatan untuk menerima
pembayaran bantuan. Minyak mentah melonjak sebesar 2,8 % untuk menetap
di level $ 57,74 di New York.
Pada
hari Kamis, kenaikan pada saham Microsoft Inc dan EBay Inc mendorong
Indeks Nasdaq ditutup pada rekornya, sementara Indeks S&P 500 naik
ke level intraday tertinggi terkait laba dari perusahaan besar melampaui
perkiraan diikuti penguatan dolar membebani penjualan di luar negeri.
Ekspansi manufaktur yang lebih lambat di zona euro dan penurunan data
pabrik di China mengisyaratkan langkah stimulus Asia dan pembelian
obligasi Bank Sentral Eropa belum dapat membantu pertumbuhan ekonomi.
(knc)
Sumber : Bloomberg
Wednesday, 22 April 2015
Serangan Saudi ke Yaman Angkat Kembali Harga Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/4) - Harga minyak mentah dunia bergerak variatif antara Brent dan Minyak
AS. Harga minyak Brent tercatat naik dipicu terjadinya pertempuran di
Yaman, sementara minyak mentah AS turun usai adanya kenaikan pasokan
minyak meskipun produksi melambat.
Melansir laman Reuters, harga minyak Brent ditutup naik 65 sen menjadi US$ 62,73 per barel setelah Gedung Putih mengatakan situasi di Yaman tidak stabil dan lebih perlu dilakukan pengamanan di wilayah tersebut.
Sedangkan minyak mentah AS ditutup melemah 45 sen ke posisi US$ 56,16 per barel.
Harga minyak berjangka North Sea Brent, yang menjadi patokan global ditutup naik 1 persen, usai pesawat tempur dari koalisi yang dipimpin Arab Saudi membom Yaman sehari setelah Riyadh mengatakan serangan udara terhadap pemberontak Iran-sekutu Houthi berakhir di negara tersebut.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS di New York ditutup lebih rendah hampir 1 persen setelah data pemerintah menunjukkan penurunan produksi dibandingkan stok yang lebih tinggi.
Harga minyak bergerak cepat dalam dua minggu pertama bulan April di tengah kekhawatiran tentang dampak dari pertempuran di Yaman. Tanda-tanda penurunan produksi minyak AS akan menambah keuntungan pada komoditas ini.
Minyak mentah AS awalnya rebound dari sesi harga terendahnya setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan output minyak dari 18 ribu barel per hari (bph) pekan lalu, dan menjadi produksi yang lebih rendah untuk minggu kedua berturut-turut.
"Ini penurunan lain dalam produksi dan pasar tentu cemas menunggunya," kata Dominick Chirichella, Partner Senior di New York's Energy Management Institute.
Namun EIA juga mengatakan stok minyak mentah AS naik 5,3 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari perkiraan analis 2,9 juta barel, dalam survei Reuters.(Nrm)
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, harga minyak Brent ditutup naik 65 sen menjadi US$ 62,73 per barel setelah Gedung Putih mengatakan situasi di Yaman tidak stabil dan lebih perlu dilakukan pengamanan di wilayah tersebut.
Sedangkan minyak mentah AS ditutup melemah 45 sen ke posisi US$ 56,16 per barel.
Harga minyak berjangka North Sea Brent, yang menjadi patokan global ditutup naik 1 persen, usai pesawat tempur dari koalisi yang dipimpin Arab Saudi membom Yaman sehari setelah Riyadh mengatakan serangan udara terhadap pemberontak Iran-sekutu Houthi berakhir di negara tersebut.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS di New York ditutup lebih rendah hampir 1 persen setelah data pemerintah menunjukkan penurunan produksi dibandingkan stok yang lebih tinggi.
Harga minyak bergerak cepat dalam dua minggu pertama bulan April di tengah kekhawatiran tentang dampak dari pertempuran di Yaman. Tanda-tanda penurunan produksi minyak AS akan menambah keuntungan pada komoditas ini.
Minyak mentah AS awalnya rebound dari sesi harga terendahnya setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan output minyak dari 18 ribu barel per hari (bph) pekan lalu, dan menjadi produksi yang lebih rendah untuk minggu kedua berturut-turut.
"Ini penurunan lain dalam produksi dan pasar tentu cemas menunggunya," kata Dominick Chirichella, Partner Senior di New York's Energy Management Institute.
Namun EIA juga mengatakan stok minyak mentah AS naik 5,3 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari perkiraan analis 2,9 juta barel, dalam survei Reuters.(Nrm)
Sumber : Liputan6
Bursa AS Menguat Didorong Rencana Aturan Baru Perbankan di China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/4) - Pasar saham Amerika Serikat (AS) berakhir menguat dipicu aksi
ekspansi Visa ke Cina dan rencana McDonald merubah strategi penjualannya
yang membuat investor melihat kenaikan laba kuartalan
perusahaan-perusahaan di negara tersebut.
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 88,68 poin atau 0,49 persen menjadi 18.038,27 poin. Indeks S & P 500 naik 10,67 poin atau 0,51 persen ke posisi 2.107,96 dan Nasdaq Composite bertambah 21,07 poin atau 0,42 persen menjadi 5.035,17.
Semua 10 besar saham yang masuk dalam indeks S & P 500 tercatat naik, dengan indeks teknologi memperoleh kenaikan 1,09 persen, didorong Visa dan MasterCard.
Saham Visa naik 4,07 persen menjadi US$ 68,01 setelah mencapai rekor tertinggi di US$ 69,98 per saham. Sementara saham MasterCard ditutup naik 3,91 persen. Ini terjadi setelah China mengatakan akan membuka pasar untuk perusahaan-perusahaan asing bertransaksi kliring di bank domestik.
Sementara saham McDonald melonjak 3,13 persen setelah perusahaan mengatakan rencana untuk menaikkan kembali penjualan yang menyusut.
Seminggu yang lalu, lebih dari 80 persen sektor saham perusahaan dalam indeks S & P 500 membukukan laba kuartalan yang melebihi perkiraan. Namun, kini terjadi penurunan, karena terjadinya penguatan dolar AS.
"Kami mencermati pendapatan tersebut. Ini merupakan campuran, tetapi tidak ada perubahan drastis untuk pemulihan ekonomi secara umum," ujar Michael Sansoterra, Manajer Portofolio RidgeWorth Large Cap Growth Fund di Atlanta.
Sementara itu, Derek Hoyt, Kepala Investasi KDV Wealth Management mengaku khawatir ada valuasi, dan beberapa perusahaan teknologi diperdagangkan pada kelipatan yang sangat tinggi.
Di luar pendapatan, investor Wall Street tetap termotivasi untuk berinvestasi di saham karena kebijakan suku bunga rendah oleh Federal Reserve.
Sekitar 6,0 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian 6,2 miliar di bulan ini, menurut BATS Global Markets.(Nrm)
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 88,68 poin atau 0,49 persen menjadi 18.038,27 poin. Indeks S & P 500 naik 10,67 poin atau 0,51 persen ke posisi 2.107,96 dan Nasdaq Composite bertambah 21,07 poin atau 0,42 persen menjadi 5.035,17.
Semua 10 besar saham yang masuk dalam indeks S & P 500 tercatat naik, dengan indeks teknologi memperoleh kenaikan 1,09 persen, didorong Visa dan MasterCard.
Saham Visa naik 4,07 persen menjadi US$ 68,01 setelah mencapai rekor tertinggi di US$ 69,98 per saham. Sementara saham MasterCard ditutup naik 3,91 persen. Ini terjadi setelah China mengatakan akan membuka pasar untuk perusahaan-perusahaan asing bertransaksi kliring di bank domestik.
Sementara saham McDonald melonjak 3,13 persen setelah perusahaan mengatakan rencana untuk menaikkan kembali penjualan yang menyusut.
Seminggu yang lalu, lebih dari 80 persen sektor saham perusahaan dalam indeks S & P 500 membukukan laba kuartalan yang melebihi perkiraan. Namun, kini terjadi penurunan, karena terjadinya penguatan dolar AS.
"Kami mencermati pendapatan tersebut. Ini merupakan campuran, tetapi tidak ada perubahan drastis untuk pemulihan ekonomi secara umum," ujar Michael Sansoterra, Manajer Portofolio RidgeWorth Large Cap Growth Fund di Atlanta.
Sementara itu, Derek Hoyt, Kepala Investasi KDV Wealth Management mengaku khawatir ada valuasi, dan beberapa perusahaan teknologi diperdagangkan pada kelipatan yang sangat tinggi.
Di luar pendapatan, investor Wall Street tetap termotivasi untuk berinvestasi di saham karena kebijakan suku bunga rendah oleh Federal Reserve.
Sekitar 6,0 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian 6,2 miliar di bulan ini, menurut BATS Global Markets.(Nrm)
Sumber : Liputan6
Emas Berjangka Turun Seiring Penjualan Rumah Lama di AS Meningkat
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/4) - Emas
berjangka mengalami penurunan terbesarnya dalam 6 minggu terakhir
seiring tanda-tanda pemulihan pertumbuhan ekonomi AS mengurangi
permintaan untuk logam mulia tersebut sebagai aset alternatif. Sementara
itu, perak melemah ke level terendahnya sejak pertengahan Maret lalu.
Penjualan
rumah lama di AS meningkat pada bulan Maret ke level tertinggi sejak
September 2013 silam, menurut data National Association of Realtors pada
hari Rabu. Mata uang dolar memangkas penurunan terhadap 10 mata uang
utama, sedangkan emas turun ke level sepekan terendah. Logam merosot
sebesar 2,5 % pada bulan Maret seiring mata uang dolar AS menguat pada
bulan kesembilan.
Emas
berjangka untuk pengiriman bulan Juni turun 1,3 % untuk menetap di
level $ 1,186.90 per ons pada pukul 1:50 di Comex New York, yang
merupakan penurunan terbesarnya untuk kontrak teraktif sejak 6 Maret
lalu. Sebelumnya, logam mulia tersebut menyentuh level $ 1.185, level
terendahnya sejak 14 April. (knc)
Sumber : Bloomberg
Bursa AS Ditutup Menguat Ditengah Rally Saham Coke & McDonald
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/4) - Saham
AS naik menuju rekornya, diikuti Indeks Nasdaq Composite pada level
penutupan tertingginya sejak tahun 2000 silam, seiring dengan saham
teknologi, Coca-Cola Co dan McDonald Corp mengalami kenaikan setelah
melaporkan laba perusahaan.
Saham
Coca-Cola naik 1,3 % karena meningkatnya pembelian konsumen selama
kuartal tersebut. Saham McDonald melonjak sebesar 3,1 % terkait Chief
Executive Officer Steve Easterbrook berjanji untuk memberikan rincian
perencanaan perubahan pada bulan depan. Visa Inc dan MasterCard Inc,
perusahaan pembayaran jaringan terbesar di dunia, mengalami lonjakan
terbesarnya sejak Oktober lalu pada prospek untuk bisnis di China.
Indeks
Standard & Poor 500 naik 0,5 % ke level 2,107.93, kurang dari 10
poin dari rekornya, pada pukul 4 sore waktu New York. Indeks Nasdaq
Composite melonjak 0,4 %. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat
88,01 poin atau 0,5 %, ke level 18,037.60.
Sementara
para analis memprediksikan penurunan laba perusahaan hingga bulan
September mendatang. Para analis memperkirakan laba perusahaan kuartal
pertama pada Indeks S&P 500 akan turun sebesar 4,3 %, lebih baik
dari perkiraan tanggal 10 April sebesar 5,6 %. (knc)
Sumber : Bloomberg
Saham AS Melonjak Menuju Rekor Tertinggi Ditengah Laporan Laba
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/4) - Saham AS naik di tengah serentetan laporan laba perusahaan dari Coca-Cola Co hingga McDonald corp. Saham energi menguat pasca minyak hapus penurunan terkait data persediaan, sementara Treasuries turun terkait spekulasi suku bunga akan ditingkatkan pada tahun ini.
Indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,3 persen pukul 12:47 siang di New York. Saham Visa Inc melonjak tajam sejak Oktober lalu pasca China mengindikasikan perusahaan dapat memasuki pasar. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup di atas level 20.000 untuk pertama kalinya sejak tahun 2000 lalu. Treasury tenor 10-tahun naik enam basis poin menjadi 1,97 persen. Obligasi imbal hasil tenor lima tahun Yunani merosot 189 basis poin menjadi 18,94 persen. Minyak naik 0,2 persen menjadi $ 56,74 per barel.
Investor menilai kekuatan perusahaan Amerika, sekitar 80 persen perusahaan yang terdaftar pada indeks S&P 500 telah melaporkan labar kuartalan yang mengalahkan proyeksi, sementara hanya 48 persen telah melampaui perkiraan penjualan. Data penjualan rumah yang tangan kedua menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari perkiraan mendorong meningkatnya spekulasi Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga tahun ini. Yunani telah memenangkan akses ke dana darurat bagi bank kreditur. (izr)
Sumber: Bloomberg
Indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,3 persen pukul 12:47 siang di New York. Saham Visa Inc melonjak tajam sejak Oktober lalu pasca China mengindikasikan perusahaan dapat memasuki pasar. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup di atas level 20.000 untuk pertama kalinya sejak tahun 2000 lalu. Treasury tenor 10-tahun naik enam basis poin menjadi 1,97 persen. Obligasi imbal hasil tenor lima tahun Yunani merosot 189 basis poin menjadi 18,94 persen. Minyak naik 0,2 persen menjadi $ 56,74 per barel.
Investor menilai kekuatan perusahaan Amerika, sekitar 80 persen perusahaan yang terdaftar pada indeks S&P 500 telah melaporkan labar kuartalan yang mengalahkan proyeksi, sementara hanya 48 persen telah melampaui perkiraan penjualan. Data penjualan rumah yang tangan kedua menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari perkiraan mendorong meningkatnya spekulasi Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga tahun ini. Yunani telah memenangkan akses ke dana darurat bagi bank kreditur. (izr)
Sumber: Bloomberg
Tuesday, 21 April 2015
Harga Minyak Jatuh Akibat Penghentian Operasi Militer di Yaman
BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/4) - Harga minyak turun pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) akibat
koalisi yang dipimpin Arab Saudi memutuskan untuk mengakhiri operasi
militer yang berlangsung hampir sebulan di Yaman. Hal ini mengurangi
kekhawatiran bahwa kekerasan di Timur Tengah dapat mempengaruhi produksi
minyak di wilayah tersebut.
Meskipun Yaman memiliki produksi minyak kecil, konflik telah memicu kekhawatiran kalau kekerasan bisa menyebar ke negara-negara pengekspor minyak lain di kawasan Timur Tengah dan mengganggu kegiatan produksi minyak.
"Saya tidak berpikir siapa pun mengharapkan operasi militer ini berakhir begitu cepat," kata analis di Price Futures Group Phil Flynn di Chicago seperti
dilansir dari Wall Street Journal, Rabu (22/4/2015).
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun US$ 1,12 atau 2 persen menjadi US$ 55,26 per barel di New York Mercantile Exchange, terendah dalam satu minggu. Harga minyak jenis Brent, patokan global, turun US$ 1,37 atau 2,2 persen menjadi US$ 62,08 per barel di ICE Futures Europe.
Pelaku pasar menunggu data pasokan energi Amerika Serikat (AS) terbaru. Persediaan minyak mentah AS berada pada level tertinggi dalam lebih dari 80 tahun. Analis yang disurvei oleh The Wall Street Journal mengharapkan laporan untuk menunjukkan bahwa stok minyak naik 2,8 juta barel pada pekan lalu, sementara persediaan bensin turun 800 ribu barel.
Laporan American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, menunjukkan adanya adanya peningkatan 5,5 juta barel dalam stok minyak mentah pada pekan yang sama, menurut pengamat pasar. Kelompok ini juga melaporkan persediaan bensin naik 1,1 juta barel, dan persediaan distilat naik 1,7 juta barel. Harga jatuh di perdagangan elektronik setelah laporan tersebut.
EIA melaporkan penurunan produksi mingguan dalam dua dari tiga laporan terakhir, dan banyak pengamat pasar juga menunggu untuk melihat apakah tren tersebut akan terus berlanjut. Namun, data mingguan dianggap kurang dapat diandalkan dibandingkan data bulanan, yang hanya tersedia hingga Januari. (Ndw)
Sumber : Liputan6
Meskipun Yaman memiliki produksi minyak kecil, konflik telah memicu kekhawatiran kalau kekerasan bisa menyebar ke negara-negara pengekspor minyak lain di kawasan Timur Tengah dan mengganggu kegiatan produksi minyak.
"Saya tidak berpikir siapa pun mengharapkan operasi militer ini berakhir begitu cepat," kata analis di Price Futures Group Phil Flynn di Chicago seperti
dilansir dari Wall Street Journal, Rabu (22/4/2015).
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun US$ 1,12 atau 2 persen menjadi US$ 55,26 per barel di New York Mercantile Exchange, terendah dalam satu minggu. Harga minyak jenis Brent, patokan global, turun US$ 1,37 atau 2,2 persen menjadi US$ 62,08 per barel di ICE Futures Europe.
Pelaku pasar menunggu data pasokan energi Amerika Serikat (AS) terbaru. Persediaan minyak mentah AS berada pada level tertinggi dalam lebih dari 80 tahun. Analis yang disurvei oleh The Wall Street Journal mengharapkan laporan untuk menunjukkan bahwa stok minyak naik 2,8 juta barel pada pekan lalu, sementara persediaan bensin turun 800 ribu barel.
Laporan American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, menunjukkan adanya adanya peningkatan 5,5 juta barel dalam stok minyak mentah pada pekan yang sama, menurut pengamat pasar. Kelompok ini juga melaporkan persediaan bensin naik 1,1 juta barel, dan persediaan distilat naik 1,7 juta barel. Harga jatuh di perdagangan elektronik setelah laporan tersebut.
EIA melaporkan penurunan produksi mingguan dalam dua dari tiga laporan terakhir, dan banyak pengamat pasar juga menunggu untuk melihat apakah tren tersebut akan terus berlanjut. Namun, data mingguan dianggap kurang dapat diandalkan dibandingkan data bulanan, yang hanya tersedia hingga Januari. (Ndw)
Sumber : Liputan6
Wall Street Ditutup Mixed, Dow Jones Terpukul
BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/4) - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup mixed pada
perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan indeks Dow Jones berakhir
lebih rendah tertekan laporan kinerja keuangan emiten. Sementara Nasdaq
ditutup mendekati rekor tinggi setelah aksi merger saham bioteknologi,
Mylan.
Dilansir dari Reuters, Rabu (22/4/2015), saham Travelers, DuPont and IBM membebani indeks Dow Jones. DuPont melaporkan penjualan yang lebih rendah di semua lini bisnis dan penguatan dolar akan berpengaruh pada laba setahun penuh.
IBM juga menyebutkan efek mata uang ketika melaporkan penurunan pendapatan. DuPont mengakhiri sesi dengan turun 2,95 persen menjadi US$ 70,69 persaham dan IBM turun 1,14 persen menjadi US$ 164,26 per saham.
Investor tengah berjuang untuk mengukur dampak dari penguatan dolar AS terhadap kinerja perusahaan multinasional AS, termasuk perusahaan teknologi seperti Facebook, Google, Qualcomm, dan Microsoft yang menjual berbagai produk dan layanan mereka di luar negeri dan diharapkan untuk melaporkan pendapatan mereka pekan ini.
Dolar telah menguat hampir 9 persen terhadap sekeranjang mata uang utama dunia sejak awal tahun. Hal ini menekan perusahaan besar yang beroperasi di luar negeri.
Travelers melaporkan penurunan laba bersih kuartalan dan sahamnya berakhir turun 4,01 persen.
Dow Jones Industrial Average turun 85,34 poin atau 0,47 persen menjadi 17.949,59. Indeks S&P 500 kehilangan 3,11 poin atau 0,15 persen ke 2.097,29 dan Nasdaq Composite menambahkan 19,5 poin atau 0,39 persen menjadi 5.014,10.
Saham Mylan naik 8,85 persen menjadi US$ 74,07 setelah produsen obat Israel Teva mengajukan tawaran US$ 82 per saham. Transaksi ini akan menjadi pengambilalihan terbesar dalam industri obat pada tahun ini. Saham Teva naik 1,37 persen. Indeks Nasdaq Biotek berakhir 1,87 persen.
Sementara saham Chipotle Mexican Grill dan Yahoo yang merilis laporan kuartalan, sahamnya jatuh masing-masing 4,5 persen dan 1,19 persen.(Ndw)
Sumber : Liputan6
Dilansir dari Reuters, Rabu (22/4/2015), saham Travelers, DuPont and IBM membebani indeks Dow Jones. DuPont melaporkan penjualan yang lebih rendah di semua lini bisnis dan penguatan dolar akan berpengaruh pada laba setahun penuh.
IBM juga menyebutkan efek mata uang ketika melaporkan penurunan pendapatan. DuPont mengakhiri sesi dengan turun 2,95 persen menjadi US$ 70,69 persaham dan IBM turun 1,14 persen menjadi US$ 164,26 per saham.
Investor tengah berjuang untuk mengukur dampak dari penguatan dolar AS terhadap kinerja perusahaan multinasional AS, termasuk perusahaan teknologi seperti Facebook, Google, Qualcomm, dan Microsoft yang menjual berbagai produk dan layanan mereka di luar negeri dan diharapkan untuk melaporkan pendapatan mereka pekan ini.
Dolar telah menguat hampir 9 persen terhadap sekeranjang mata uang utama dunia sejak awal tahun. Hal ini menekan perusahaan besar yang beroperasi di luar negeri.
Travelers melaporkan penurunan laba bersih kuartalan dan sahamnya berakhir turun 4,01 persen.
Dow Jones Industrial Average turun 85,34 poin atau 0,47 persen menjadi 17.949,59. Indeks S&P 500 kehilangan 3,11 poin atau 0,15 persen ke 2.097,29 dan Nasdaq Composite menambahkan 19,5 poin atau 0,39 persen menjadi 5.014,10.
Saham Mylan naik 8,85 persen menjadi US$ 74,07 setelah produsen obat Israel Teva mengajukan tawaran US$ 82 per saham. Transaksi ini akan menjadi pengambilalihan terbesar dalam industri obat pada tahun ini. Saham Teva naik 1,37 persen. Indeks Nasdaq Biotek berakhir 1,87 persen.
Sementara saham Chipotle Mexican Grill dan Yahoo yang merilis laporan kuartalan, sahamnya jatuh masing-masing 4,5 persen dan 1,19 persen.(Ndw)
Sumber : Liputan6
Euro Berada dilevel Terendah 12 Tahun
BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/4) - Euro
ditransaksikan pada level terendahnya hampir dalam 12 tahun terakhir
terhadap dolar karena meningkatnya kekhawatiran investor tentang masa
depan pendanaan Yunani, dengan Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan akan
mempelajari cara-cara untuk mengendalikan pembiayaan darurat kepada
negara kreditur.
Euro
bergerak fluktuatif pasca staf ECB mengusulkan untuk meningkatkan
kendala pada bank-bak yang akan meminjam dari Bank of Greece. Sementara
itu, tingkat kepercayaan investor Jerman secara tak terduga jatuh untuk
pertama kalinya dalam enam bulan terakhir pada bulan April, menunjukkan
sentimen negative terhadap perekonomian terbesar di Eropa tersebut.
Euro
stagnan pada level $1,0737 pukul 03:33 di New York, menyusul penurunan
sebesar 0,6 persen pada Senin kemarin. Sebelumnya pada awal sesi
perdagangan hari Selasa terkoreksi sebesar 0,7 persen. Euro naik sebesar
0,4 persen ke level 128,47 yen.
Euro
ditransaksikan mendekati level terendah dalam 12-tahun terakhir di
level $1,0458 pada 16 Maret lalu dan berada di jalur penurunan untuk
bulan ke-10 terhadap dolar. Beberapa analis memperkirakan dua mata uang
dapat mencapai harga paritas tahun ini. (izr)
Sumber: Bloomberg
Emas Naik Terkait Meningkatnya Kekhawatiran Yunani
BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/4) - Emas
berjangka naik ke level tertingginya dalam lebih dari seminggu terakhir
seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa Yunani akan terhalang dalam
upaya untuk menghindari default, meningkatnya permintaan untuk logam
mulia tersebut sebagai aset safe haven.
Bank
Sentral Eropa sedang mempelajari langkah-langkah untuk mengendalikan
dana darurat bagi bank-bank Yunani sebagai perlawanan terhadap bantuan
lebih lanjut untuk pemberi pinjaman, menurut orang-orang yang berada
dalam diskusi tersebut. Sebuah serangan udara di Saudi dekat ibukota
Yaman menambah permintaan asset. Pada hari Senin, kepemilikan dalam
produk yang diperdagangkan di bursa didukung oleh kenaikan harga emas ke
level 1,621.7 ton, yang merupakan level tertingginya sejak 25 Maret
lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Emas
berjangka untuk pengiriman bulan Juni naik 0,8 % untuk menetap di level
$ 1,203.10 per ons pada pukul 1:43 siang di Comex New York, kenaikan
terbesarnya untuk kontrak teraktif sejak 10 April. Harga emas telah naik
sebesar 1,6 % sepanjang tahun ini di tengah spekulasi bahwa AS akan
menaikkan suku bunga secara bertahap.
Per
tanggal 1 April, bank sentral Rusia menambah cadangan sekitar 30 ton,
penambahan tertingginya dalam 6 bulan terakhir, dibandingkan dengan awal
Maret lalu.
Sementara itu, perak untuk pengiriman bulan Mei menguat 0,7 % ke level $ 16,008 per ons di Comex.
Di
New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman bulan
Juli naik 0,3 % ke level $ 1,152.50 per ons. Sedangkan palladium
berjangka untuk pengiriman bulan Juni menguat 0,3 % ke level $ 774,55
per ons. (knc)
Sumber : Bloomberg
Saham AS Bergerak Bervariasi Ditengah Penawaran Mylan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/4) - Indeks saham AS bervariasi, seiring indeks Nasdaq 100 naik terkait penawaran akuisisi Mylan NV, sementara indeks Dow Jones Industrial Average merosot pasca Travelers Cos. Dan DuPont Co melaporkan laba yang mengecewakan. Saham-saham emerging market kembali menguat dan emas naik.
Indeks Nasdaq 100 naik sebesar 0,4 persen pukul 16:00 di New York, sedangkan indeks Dow Jones merosot sebesar 0,5 persen. Indeks Stoxx Europe Index melonjak sebesar 0,6 persen, dan saham emerging market naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir. Emas naik terkait meningkatnya permintaan atas aset safe haven, sementara obligasi imbal hasil tenor 10-tahun Yunani jatuh untuk hari ketujuh seiring meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan Yunani mengalami default (gagal bayar).
Saham Mylan rally pasca Teva Pharmaceutical Industries Ltd mengajukan penawaran akuisisi sekitar $40.1 miliar, ini merupakan penawaran akuisisi terbesar industri obat tahun ini. Investor menilai pendapatan yang berfariasi dari Under Armour Inc hingga United Technologies Corp menunjukan peningkatan neraca perusahaan. Indeks Standard & Poor 500 kurang 1 persen dari rekor baru tertingginya yang dicapai pada 2 Maret lalu, pada hari yang sama indeks Nasdaq Composite menembus level 5.000 untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. (izr)
Sumber: Bloomberg
Indeks Nasdaq 100 naik sebesar 0,4 persen pukul 16:00 di New York, sedangkan indeks Dow Jones merosot sebesar 0,5 persen. Indeks Stoxx Europe Index melonjak sebesar 0,6 persen, dan saham emerging market naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir. Emas naik terkait meningkatnya permintaan atas aset safe haven, sementara obligasi imbal hasil tenor 10-tahun Yunani jatuh untuk hari ketujuh seiring meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan Yunani mengalami default (gagal bayar).
Saham Mylan rally pasca Teva Pharmaceutical Industries Ltd mengajukan penawaran akuisisi sekitar $40.1 miliar, ini merupakan penawaran akuisisi terbesar industri obat tahun ini. Investor menilai pendapatan yang berfariasi dari Under Armour Inc hingga United Technologies Corp menunjukan peningkatan neraca perusahaan. Indeks Standard & Poor 500 kurang 1 persen dari rekor baru tertingginya yang dicapai pada 2 Maret lalu, pada hari yang sama indeks Nasdaq Composite menembus level 5.000 untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. (izr)
Sumber: Bloomberg
Monday, 20 April 2015
Emas Meredup Seiring Rally Ekuitas & Dollar
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Emas
berjangka mengalami penurunan terbesarnya dalam seminggu terakhir
seiring aksi dari pergerakan ekuitas dan mata uang dolar dapat
mengurangi permintaan pada logam mulia sebagai investasi alternatif.
Saham AS dan Eropa
menguat setelah bank sentral China memangkas persyaratan cadangan
pemberi pinjaman terbesar sejak krisis keuangan global. Sementara itu,
Dolar naik untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir terhadap 10 mata
uang utama. Emas turun 2,5 % selama bulan Maret terkait mata uang dolar
menguat pada bulan kesembilan. Sedangkan perak, platinum dan paladium
melemah pada hari Senin.
Emas berjangka untuk
pengiriman bulan Juni turun 0,8 % untuk menetap di level $ 1,193.70 per
ons pada pukul 1:48 siang di Comex New York, yang merupakan penurunan
terbesarnya untuk kontrak teraktif sejak 9 April lalu. Logam melemah
selama tiga kuartal berturut-turut di tengah kekhawatiran bahwa Federal
Reserve akan menaikkan suku bunga.
Kebijakan moneter AS
akan tetap akomodatif setelah bank sentral menaikkan suku bunga, yang
kemungkinan terjadi pada tahun 2015 mendatang, Presiden Federal Reserve
New York William C. Dudley mengatakan dalam sebuah pidato hari Senin di
Bloomberg Amerika Moneter Summit.
Perak untuk pengiriman
bulan Mei turun 2,1 % ke level $ 15,889 per ons di Comex. Sebelumnya,
harga perak menyentuh level $ 15,82, yang merupakan level terendahnya
sejak 19 Maret lalu.
Di New York Mercantile
Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman bulan Juli melemah 1,6 %
ke level $ 1,148.80 per ons, penurunan terbesarnya sejak 30 Maret.
Palladium berjangka
untuk pengiriman bulan Juni turun 1,3 % ke level $ 772,40 per ons,
penurunan terbesarnya sejak 8 April lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg
Euro Akhiri Penguatan Terbaiknya Tahun ini
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Euro
turun, mengakhiri rally selama empat hari terakhir terhadap dolar,
seiring selisih pendapat antara pemimpin Eropa dengan Yunani yang
menantang tentang bagaimana untuk menghindari default dan pembiayaan
aman.
Mata
uang tunggal (Euro) jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama
akibat Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras memerintahkan pemerintah
daerah untuk memindahkan dananya ke bank sentral berdasarkan kebutuhan
uang tunai untuk gaji, pensiun dan pembayaran kepada Dana Moneter
Internasional. Ketua Federal Reserve Bank of New York Presiden William
C. Dudley mengatakan ia relatif optimis bahwa rebound pertumbuhan
ekonomi AS akan didukung oleh keputusan kenaikan suku bunga akhir tahun
ini, mendorong permintaan untuk mata uang AS.
Euro
melemah sebesar 0,7 persen ke level $1,0732 pukul 13:39 di New York,
mengikuti penguatan sebesar 2,3 persen selama empat hari terakhir,
mencetak penguatan terpanjang sejak April tahun lalu. Euro turun sebesar
0,3 persen ke level 128,15 yen.
Euro telah turun sebesar 7,9 persen tahun ini, menurut the Bloomberg Correlation-Weighted Index. Yen naik sebesar 5,5 persen, sementara dolar telah menguat sebesar 5,1 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg
Pelemahan Yen & Rebound dalam Saham AS Angkat Saham Asia
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Saham-saham
Asia menguat pagi ini, menyusul rebound dalam bursa saham AS, setelah
penurunan pertama yen dalam tujuh hari didukung para eksportir Jepang.
Saham material dan kesehatan memimpin kenaikan dalam indeks.
Indeks
MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 152,57 pada pukul 09:01 pagi di
Tokyo. Kemarin, indeks tersebut melemah 0,9%, yang terbesar dalam hampir
sebulan, setelah pembatasan China dalam perdagangan spekulatif
sebanding dengan pemangkasan terbesar oleh bank sentral untuk
persyaratan cadangan sejak tahun 2008. Ekuitas berjangka China mengarah
ke rebound pada hari Selasa, dengan kontrak pada Indeks Hang Seng China
Enterprises untuk saham mainland di Hong Kong naik 0,9%.
Indeks
Topix Jepang menguat 0,4% setelah pada Senin kemarin yen melemah 0,2%.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,3%. Indeks S&P/ASX 200 Australia
dan Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2%.
Indeks
Standard & Poor 500 naik 0,9% kemarin, rebound dari penurunan
terburuk dalam tiga minggu terakhir setelah IBM Corp. memimpin reli
dalam saham teknologi. E-mini futures pada indeks ekuitas naik 0,1% pada
hari Selasa.
Presiden
Federal Reserve Bank of New York, William C. Dudley mengatakan ia
relatif optimis rebound pertumbuhan akan menjamin menaikkan suku bunga
pada tahun 2015, meskipun dia "tidak cukup percaya diri sekarang" bahwa
inflasi akan naik.
Para
otoritas The Fed pada bulan lalu terbagi mengenai apakah mereka akan
menaikkan suku bunga pada bulan Juni atau tidak, perdebatan yang terjadi
sebelum rilis angka payroll yang mengecewakan untuk bulan Maret,
menurut risalah dari pertemuan kebijakan terbaru mereka.(frk)
Sumber: Bloomberg
Wallstreet Ditutup Menguat Terkait Stimulus China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) Saham
AS ditutup menguat pada perdagangan hari Senin, membalikkan banyak
penurunan tajam pada sesi sebelumnya, pasca langkah-langkah stimulus
China untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang melambat dan optimisme
sekitar laba perusahaan AS memikat investor ke saham teknologi.
Berdasarkan
data terbaru yang tersedia, Indeks Dow Jones naik 209,4 poin, atau
sebesar 1,17 persen, ke level 18,035.7, indeks S&P 500 naik sebesar
19,14 poin, atau 0,92 persen, ke level 2,100.32 dan indeks Nasdaq
Composite melonjak 62,79 poin, atau sebesar 1,27 persen, ke level
4,994.60. (izr)
Sumber: Reuters
Stimulus China Angkat Saham Wall St pada Sesi 1
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Saham
AS naik pada hari Senin ini, membalikkan penurunan tajam pada sesi
sebelumnya, seiring langkah-langkah China untuk mendorong perlambatan
ekonomi dan terkait laba uang kembali ke ekuitas.
Pada sektor industri
kedua memangkas perluasan dalam 2 bulan terakhir, bank sentral China
pada hari Minggu kemarin mengurangi jumlah uang terkait cadangan uang
yang memicu pinjaman bank dan mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Saham Morgan Stanley
(MS.N) naik 1,2 % ke level $ 37,19 setelah bank investasi Wall Street
catat kenaikan sebesar 60 % laba kuartalan dan meningkatkan dividen
sebesar 50 % menjadi 15 sen per saham.
Saham Hasbro (HAS.O)
melonjak sebesar 9,5 % ke level $ 72,16 setelah perusahaan pembuat
mainan yang melaporkan peningkatan laba yang mengejutkan. Saham Royal
Caribbean (RCL.N) anjlok sebesar 7,8 % ke level $ 72,85 setelah
melaporkan penurunan laba, sementara itu mata uang dolar menguat,
diiringi dengan meningkatnya belanja konsumen dari luar Amerika Serikat.
Pada pukul 11:30 waktu
setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 241,7 poin atau
1,36 %, ke level 18.068, Indeks S&P 500 naik 21,39 poin atau 1,03 %,
ke level 2,102.57 dan Indeks Nasdaq Composite melonjak 59,37 poin atau
1,2 %, ke level 4,991.19.
Hampir 76 % dari
Indeks S&P 500 yang telah melaporkan labanya melebihi dari
ekspektasi analis, melampaui rata-rata 70 % dalam 4 kuartal terakhir.
Namun, hanya sebanyak 47 % yang melebihi pendapatan, dibandingkan dengan
rata-rata sebesar 58 % dalam setahun terakhir. (knc)
Sumber : Reuters
Sunday, 19 April 2015
Miliarder Ini Beli Mobil BMW Pakai Duit Receh
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - China selalu mencatatkan banyak kisah unik dan berbagai aksi tak
terduga. Salah satunya datang dari miliarder asal China yang membuat
gebrakan dengan membeli mobil BMW menggunakan tumpukan uang kembalian
yang dikumpulkannya selama ini.
Mengutip laman shanghaiist.com, Senin (20/4/2015), uang kembalian dari berbagai pembeliannya itu dikumpulkan dalam beberapa kardus seberat 100 kilogram (kg). Menurut Xiaodongshuoche, sebuah grup yang didedikasikan untuk pasar otomotif China mengungkapkan, pembeli BMW 7 Series itu membawa beberapa dus uang kembalian yang terdiri dari uang kertas dan koin.
Selama ini kisah orang-orang yang menggunakan uang kembalian untuk melakukan pembelian besar atau membayar utang bukan hal baru di China. Bahkan hal tersebut sudah biasa terjadi, apalagi jikq seseorang ingin mempermalukan lawannya.
Tapi biasanya, pembelian tidak lebih dari 10 ribu atau 20 ribu yuan. Jauh berbeda dengan pembelian yang dilakukan sang miliarder.
Kumpulan uang kembalian yang dibawanya bernilai satu juta yuan lebih, setara dengan harga mobil BMW yang dibelinya.
Membutuhkan lebih dari 20 pegawai di perusahaan mobil tersebut untuk menghitung uang yang dibawa sang miliarder. Tak hanya itu, puluhan karyawan tersebut menghabiskan total waktu lebih dari enam jam untuk menghitung seluruh uang sang miliarder.
"Pembelian mobil ini tak hanya mewujudkan mimpinya, tapi juga menyelesaikan persoalan uang kembalian yang kian menumpuk," pungkas miliarder yang enggan menyebutkan identitasnya tersebut. (Sis/Ndw)
Sumber : Liputan6
Mengutip laman shanghaiist.com, Senin (20/4/2015), uang kembalian dari berbagai pembeliannya itu dikumpulkan dalam beberapa kardus seberat 100 kilogram (kg). Menurut Xiaodongshuoche, sebuah grup yang didedikasikan untuk pasar otomotif China mengungkapkan, pembeli BMW 7 Series itu membawa beberapa dus uang kembalian yang terdiri dari uang kertas dan koin.
Selama ini kisah orang-orang yang menggunakan uang kembalian untuk melakukan pembelian besar atau membayar utang bukan hal baru di China. Bahkan hal tersebut sudah biasa terjadi, apalagi jikq seseorang ingin mempermalukan lawannya.
Tapi biasanya, pembelian tidak lebih dari 10 ribu atau 20 ribu yuan. Jauh berbeda dengan pembelian yang dilakukan sang miliarder.
Kumpulan uang kembalian yang dibawanya bernilai satu juta yuan lebih, setara dengan harga mobil BMW yang dibelinya.
Membutuhkan lebih dari 20 pegawai di perusahaan mobil tersebut untuk menghitung uang yang dibawa sang miliarder. Tak hanya itu, puluhan karyawan tersebut menghabiskan total waktu lebih dari enam jam untuk menghitung seluruh uang sang miliarder.
"Pembelian mobil ini tak hanya mewujudkan mimpinya, tapi juga menyelesaikan persoalan uang kembalian yang kian menumpuk," pungkas miliarder yang enggan menyebutkan identitasnya tersebut. (Sis/Ndw)
Sumber : Liputan6
Harga Emas Bakal Naik Lagi Pekan Ini
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Sepanjang pekan lalu, harga emas untuk pengiriman Juni turun 0,3 persen
dan ditutup di harga US$ 1.203,1 per ounce. Meski begitu, harga emas
diprediksi naik pekan depan, mengambil keuntungan dari pelemahan nilai
tukar dolar AS.
Mengutip laman International Business Times, Senin (20/1/2015), dari 22 profesional di bidang penjualan emas yang disurvei Kitco News survey pekan ini, sebanyak 13 responden memprediksi harga logam mulia itu akan naik. Sementara tiga lainnya menilai harga emas akan turun, dan enam lagi melihat harga komoditas tambang itu tak banyak bergerak.
Sementara dari 421 suara yang diperoleh pada survei Kitco secara online, sebanyak 45 persen memprediksi harga emas akan naik. Sedangkan 40 persen lain melihat harga emas akan turun dan sisa 15 persen lain melihat harga emas bergerak stagnan.
Pekan ini, pergerakan nilai tukar dolar AS mencatatkan pergerakan terparah setelah rilis inflasi AS ternyata tak mampu meredakan kekhawatiran para investor. Pasalnya, data-data ekonomi AS dapat menjadi salah satu cara untuk membuat Bank Sentral AS (The Fed) menunda keputusannya menaikkan suku bunga.
"Jika dolar berhasil memanfaatkan.momentum penguatannya, harga emas dapat terdorong ke kisaran US$ 1.221 dan US$ 1.225 per ounce," ujar ahli strategi pasar senior iiTrader, Teddy Sloup.
Dia terbilang yakin bahwa harga emas akan terus naik.
Sloup menjelaskan, penguatan positif pada emas saat ini bertumpu pada dolar AS yang menunjukkan sinyal bahwa penguatannya telah berakhir. Menurutnya, agar dolar kembali meraih momentum penguatannya, harga emas harus menyentuh level US$ 1.221 dan US$ 1.225 per ounce dengan sokongan pelemahan dolar.
Head of Commodity Strategy Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan, lemahnya dolar dapat mengakhiri momentum pasar modal dan meningkatkan harga emas.
"Yield obligasi negatif di Eropa terus meningkatkan status emas sebagai nilai lindung investasi," katanya. (Sis/Ndw)
Sumber : Liputan6
Mengutip laman International Business Times, Senin (20/1/2015), dari 22 profesional di bidang penjualan emas yang disurvei Kitco News survey pekan ini, sebanyak 13 responden memprediksi harga logam mulia itu akan naik. Sementara tiga lainnya menilai harga emas akan turun, dan enam lagi melihat harga komoditas tambang itu tak banyak bergerak.
Sementara dari 421 suara yang diperoleh pada survei Kitco secara online, sebanyak 45 persen memprediksi harga emas akan naik. Sedangkan 40 persen lain melihat harga emas akan turun dan sisa 15 persen lain melihat harga emas bergerak stagnan.
Pekan ini, pergerakan nilai tukar dolar AS mencatatkan pergerakan terparah setelah rilis inflasi AS ternyata tak mampu meredakan kekhawatiran para investor. Pasalnya, data-data ekonomi AS dapat menjadi salah satu cara untuk membuat Bank Sentral AS (The Fed) menunda keputusannya menaikkan suku bunga.
"Jika dolar berhasil memanfaatkan.momentum penguatannya, harga emas dapat terdorong ke kisaran US$ 1.221 dan US$ 1.225 per ounce," ujar ahli strategi pasar senior iiTrader, Teddy Sloup.
Dia terbilang yakin bahwa harga emas akan terus naik.
Sloup menjelaskan, penguatan positif pada emas saat ini bertumpu pada dolar AS yang menunjukkan sinyal bahwa penguatannya telah berakhir. Menurutnya, agar dolar kembali meraih momentum penguatannya, harga emas harus menyentuh level US$ 1.221 dan US$ 1.225 per ounce dengan sokongan pelemahan dolar.
Head of Commodity Strategy Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan, lemahnya dolar dapat mengakhiri momentum pasar modal dan meningkatkan harga emas.
"Yield obligasi negatif di Eropa terus meningkatkan status emas sebagai nilai lindung investasi," katanya. (Sis/Ndw)
Sumber : Liputan6
Sambut Awal Pekan, Gerak IHSG Bakal Bervariasi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat secara teknikal pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu asal ditopang dari aksi beli investor asing dan dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran resistance 5.485 selama support 5.401 masih terjaga kuat di awal pekan ini. Sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain peluang dolar AS dapat jadi sentimen positif terhadap pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
"Kondisi saat ini merupakan momen baik bagi investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi pembelian," ujar William dalam ulasannya, Senin (20/4/2015).
Sementara itu, Analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, bila aksi jual masih berlanjut di bursa saham maka IHSG dikhawatirkan dapat mendekati level 5.342-5.372.
IHSG diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah masih dimungkinkan jika sentimen yang ada kurang cukup kuat membuat laju IHSG terbalik naik. "IHSG akan berada di rentang support 5.376-5.389 dan resistance 5.425-5.435 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar Reza.
Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan, IHSG bakal variatif dengan kecenderungan melemah di kisaran 5.400-5.450 pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Saham-saham yang dapat dicermati oleh pelaku pasar, Reza memilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Sedangkan William memilih saham PGAS, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Pada penutupan perdagangan saham Jumat 17 April 2015, IHSG turun 10 poin (0,19 persen) ke level 5.410,64. Nilai transaksi saham mencapa Rp 4,4 triliun setelah terjadi aksi jual di saham properti dan perbankan, dan aksi ambil untung di saham konsumsi. Sementara itu, aksi jual investor asing mencapai Rp 415,3 miliar. (Ahm)
Sumber : Liputan6
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran resistance 5.485 selama support 5.401 masih terjaga kuat di awal pekan ini. Sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain peluang dolar AS dapat jadi sentimen positif terhadap pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
"Kondisi saat ini merupakan momen baik bagi investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi pembelian," ujar William dalam ulasannya, Senin (20/4/2015).
Sementara itu, Analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, bila aksi jual masih berlanjut di bursa saham maka IHSG dikhawatirkan dapat mendekati level 5.342-5.372.
IHSG diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah masih dimungkinkan jika sentimen yang ada kurang cukup kuat membuat laju IHSG terbalik naik. "IHSG akan berada di rentang support 5.376-5.389 dan resistance 5.425-5.435 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar Reza.
Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan, IHSG bakal variatif dengan kecenderungan melemah di kisaran 5.400-5.450 pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Saham-saham yang dapat dicermati oleh pelaku pasar, Reza memilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Sedangkan William memilih saham PGAS, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Pada penutupan perdagangan saham Jumat 17 April 2015, IHSG turun 10 poin (0,19 persen) ke level 5.410,64. Nilai transaksi saham mencapa Rp 4,4 triliun setelah terjadi aksi jual di saham properti dan perbankan, dan aksi ambil untung di saham konsumsi. Sementara itu, aksi jual investor asing mencapai Rp 415,3 miliar. (Ahm)
Sumber : Liputan6
Waspadai Sentimen Global, IHSG Bakal Mendatar Pekan Ini
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi mendatar dengan kecenderungan tertekan pada pekan ini. Lantaran sentimen positif indeks saham masih minim.
Analis PT MNC Securities Reza Nugraha mengatakan, sentimen dari regional mewarnai kinerja IHSG pekan ini. Meski pun, sentimennya tak begitu kuat.
"Kami melihat masih side way, dengan kecenderungan posisi masih tertekan. Karena kondisi asing yang net sell, di tengah tidak banyak berita. Dari regional, datanya lebih ringan. Hanya melihat kinerja triwulan I emiten di Amerika Serikat," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Kemudian pasar juga mengantisipasi penyelesaian utang Yunani. Meski bukan isu baru, hal tersebut menyita perhatian pasar. "Itu mungkin memberikan dampak. Sebenarnya berita lama tapi muncul lagi," lanjutnya.
Pada pekan ini, Reza memperkirakan IHSG bergerak pada level support 5.380 sedangkan level resistance 5.490. "Karena tidak ada sentimen. Apalagi, kalau mikir Pertamina mau menghilangkan Premium, daya beli sudah lemah," ujar dia.
Untuk saham, dia merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk diakumulasi pemodal.
Dalam ulasannya, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG berada pada rentang support 5.370-5.389 dan resistance 5.455-5.488.
Dia bilang, laju indeks saham cenderung melemah pada pekan ini. Laju IHSG masuk dalam tren pelemahan karena turut terimbas oleh pelemahan bursa Amerika pada pekan lalu.
Bursa Amerika melemah karena imbas dari kurang baiknya data perdagangan China. Kemudian kembali menguatnya laju dolar AS yang dibarengi rendahnya harga minyak dunia. Hal itu memicu kekhawatiran akan turunnya kinerja emiten sehingga menghambat peluang kenaikan.
"Tampaknya, perkiraan kami akan terjadi terjadinya penguatan tipis IHSG tidak terjadi dan membuat peluang tren pelemahan," tandas dia.
Adapun sejumlah rilis data ekonomi pada pekan ini antara lain dari China akan keluarkan house price index, HSBC manufacturing PMI, Australia Meeting Minutes, sedangkan Korea Selatan akan rilis data pertumbuhan ekonomi dan PPI. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Analis PT MNC Securities Reza Nugraha mengatakan, sentimen dari regional mewarnai kinerja IHSG pekan ini. Meski pun, sentimennya tak begitu kuat.
"Kami melihat masih side way, dengan kecenderungan posisi masih tertekan. Karena kondisi asing yang net sell, di tengah tidak banyak berita. Dari regional, datanya lebih ringan. Hanya melihat kinerja triwulan I emiten di Amerika Serikat," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Kemudian pasar juga mengantisipasi penyelesaian utang Yunani. Meski bukan isu baru, hal tersebut menyita perhatian pasar. "Itu mungkin memberikan dampak. Sebenarnya berita lama tapi muncul lagi," lanjutnya.
Pada pekan ini, Reza memperkirakan IHSG bergerak pada level support 5.380 sedangkan level resistance 5.490. "Karena tidak ada sentimen. Apalagi, kalau mikir Pertamina mau menghilangkan Premium, daya beli sudah lemah," ujar dia.
Untuk saham, dia merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk diakumulasi pemodal.
Dalam ulasannya, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG berada pada rentang support 5.370-5.389 dan resistance 5.455-5.488.
Dia bilang, laju indeks saham cenderung melemah pada pekan ini. Laju IHSG masuk dalam tren pelemahan karena turut terimbas oleh pelemahan bursa Amerika pada pekan lalu.
Bursa Amerika melemah karena imbas dari kurang baiknya data perdagangan China. Kemudian kembali menguatnya laju dolar AS yang dibarengi rendahnya harga minyak dunia. Hal itu memicu kekhawatiran akan turunnya kinerja emiten sehingga menghambat peluang kenaikan.
"Tampaknya, perkiraan kami akan terjadi terjadinya penguatan tipis IHSG tidak terjadi dan membuat peluang tren pelemahan," tandas dia.
Adapun sejumlah rilis data ekonomi pada pekan ini antara lain dari China akan keluarkan house price index, HSBC manufacturing PMI, Australia Meeting Minutes, sedangkan Korea Selatan akan rilis data pertumbuhan ekonomi dan PPI. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Ekonomi Tiongkok Panik, Rasio Cadangan Minimum Perbankan Dipangkas Lagi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Ekonomi Tiongkok bertumbuh dengan laju
yang paling lambat dalam 24 tahun, dan kecenderungan masih akan terus
mendingin di sepanjang tahun 2015 ini. Harga properti masih terus
membebani kinerja ekonomi Tiongkok hingga saat ini meskipun berbagai
upaya kebijakan moneter dan fiskal telah diupayakan. Melihat kondisi
ini. beberapa ekonom menilai siklus deflasi akan memperlamban permintaan
di berbagai perindustrian dalam-negeri Tiongkok.
Bank sentral China (PBOC) pada hari
Minggu (19/4/2015) kembali memangkas jumlah uang cadangan yang harus
dimiliki perbankan. Keputusan inidiambil oleh PBOC untuk menambah
likuiditas perekonomian Tiongkok sebagai negara terbesar kedua di dunia
ini untuk memacu pinjaman bank dan memerangi perlambatan pertumbuhan
yang masih terjadi hingga saat ini.
PBOC dilaporkan kembali menurunkan rasio
persyaratan cadangan untuk semua bank sebesar 100 basis poin menjadi
18,5 persen. Pengurangan ini akan mulai diberlakukan pada Senin
20/4/2015. Pemangkasan rasio cadangan ini menunjukkan bagaimana upaya
bank sentral untuk menangkal penurunan tajam yang tengah terjadi pada
perekonomian Tingkok yang telah terbebani oleh penurunan di sektor
properti, kelebihan kapasitas pabrik dan utang lokal.
Karena beberapa faktor negatif diatas,
pertumbuhan Tiongkok diperkirakan akan melambat ke level terendahnya
dalam seperempat abad menjadi sekitar 7 persen di tahun 2015 ini dari
sebesar 7,4 persen di tahun 2014 lalu. Sekedar mengingatkan PBOC telah
memotong rasio persyaratan cadangan bagi seluruh bank umum sebesar 50
basis poin pada tanggal 4 Februari lalu. Tidak hanya itu PBOC juga telah
menurunkan suku bunganya sebanyak dua kali sejak November 2014 lalu
dalam upaya untuk menurunkan biaya pinjaman dan mendorong permintaan.
Sumber : Liputan6
China memotong cadangan bank lagi untuk melawan perlambatan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Bank sentral China pada hari Minggu kemarin memotong jumlah uang yang seharusnya bank pertahankan sebagai cadangan, pemotongan industri terbesar kedua dalam dua bulan terakhir, menambahkan lebih banyak likuiditas ke dalam perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut untuk membantu memacu pinjaman bank dan menghentikan perlambatan pertumbuhan.
Bank Rakyat China (PBOC) menurunkan rasio persyaratan cadangan untuk semua bank sebesar 100 basis poin menjadi 18,5%.
Pengurangan ini mulai berlaku dari tanggal 20 April, kata bank sentral dalam sebuah pernyataan di situsnya www.pbc.gov.cn.
Pemotongan persyaratan cadangan terbaru menunjukkan bagaimana bank sentral meningkatkan upayanya untuk menangkal penurunan tajam dalam perekonomian.
Terbebani oleh penurunan sektor properti, kelebihan kapasitas pabrik dan utang lokal, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat ke level terendah dalam seperempat abad dari sekitar 7% tahun ini dari 7,4% pada tahun 2014, bahkan dengan tambahan langkah-langkah stimulus yang diharapkan.
Pemotong rasio persyaratan cadangan oleh PBOC sebelumnya ditujukan bagi seluruh bank umum sebesar 50 basis poin pada tanggal 4 Februari yang lalu, pemotongan industri terbesar pertama sejak Mei 2012.
Bank sentral juga telah dua kali menurunkan suku bunga sejak bulan November tahun lalu dalam upaya untuk menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan permintaan.(frk)
Sumber: CNBC
Bank Rakyat China (PBOC) menurunkan rasio persyaratan cadangan untuk semua bank sebesar 100 basis poin menjadi 18,5%.
Pengurangan ini mulai berlaku dari tanggal 20 April, kata bank sentral dalam sebuah pernyataan di situsnya www.pbc.gov.cn.
Pemotongan persyaratan cadangan terbaru menunjukkan bagaimana bank sentral meningkatkan upayanya untuk menangkal penurunan tajam dalam perekonomian.
Terbebani oleh penurunan sektor properti, kelebihan kapasitas pabrik dan utang lokal, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat ke level terendah dalam seperempat abad dari sekitar 7% tahun ini dari 7,4% pada tahun 2014, bahkan dengan tambahan langkah-langkah stimulus yang diharapkan.
Pemotong rasio persyaratan cadangan oleh PBOC sebelumnya ditujukan bagi seluruh bank umum sebesar 50 basis poin pada tanggal 4 Februari yang lalu, pemotongan industri terbesar pertama sejak Mei 2012.
Bank sentral juga telah dua kali menurunkan suku bunga sejak bulan November tahun lalu dalam upaya untuk menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan permintaan.(frk)
Sumber: CNBC
Thursday, 16 April 2015
Dolar Turun Tajam Terkait Kekhawatiran Ekonomi Kehilangan Momentum
BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/4) - Dolar
turun tajam dalam lebih dari tiga minggu terakhir terhadap kekhawatiran
ekonomi AS, salah satu yang terkuat di antara negara-negara maju, telah
kehilangan traksi dalam tahun ini.
Greenback
melemah terhadap semua mata uang utama setelah laporan pembangunan
rumah dan klaim pengangguran yang lebih lemah dari yang diproyeksikan,
menambahkan pembacaan dibawah perkiraan untuk pabrik-pabrik, payroll dan
penjualan ritel di Amerika.
Bloomberg
Dollar Spot Index, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang
utama, turun 0,8% ke level 1,184.93 pada pukul 3:22 sore waktu New York.
Penurunan ini merupakan yang terbesar untuk penutupan sejak 23 Maret
yang lalu. Indeks tersebut dalam tahun ini telah menguat 4,8%, setelah
pada tahun 2014 naik 11%.(frk)
Sumber: Bloomberg
Mayoritas Saham Asia Jatuh, Indeks Regional Menuju Gain Mingguan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/4) - Mayoritas
saham Asia jatuh pasca indeks acuan regional ditutup di level tertinggi
tujuh tahun pada Kamis. Saham Jepang turun untuk memangkas kenaikan
mingguan ketiga.
Dua
saham jatuh untuk setiap satu saham yang naik. Indeks MSCI Asia Pacific
sedikit berubah pada level 154,44 pada 09:05 pagi di Tokyo. Indeks
tersebut ditutup pada level tertinggi sejak Januari 2008 pada hari
Kamis, dan siap untuk mengakhiri pekan ini di 1,4% lebih tinggi.
Indeks Topix Jepang turun 0,4% dan Indeks Australia S & P/ASX 200 turun 0,1%. Indeks NZX 50 Selandia Baru dan indeks Kospi Korea Selatan sedikit berubah.
Kontrak
berjangka E-mini pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah.
Indeks yang mendasari tergelincir 0,1% pada hari Kamis di New York
karena perusahaan semikonduktor menurun pada laba SanDisk Corp untuk
mengimbangi reli di Netflix Inc.
Investor
mengkaji laporan ekonomi guna petunjuk pada waktu kenaikan suku bunga
pertama Federal Reserve sejak 2006. Ketua The Fed Janet Yellen
mengatakan bahwa suku bunga mungkin akan naik di tahun ini, keputusan
tergantung pada data ekonomi. Sektor perumahan naik kurang dari
perkiraan pada Maret, sementara klaim pengangguran meningkat pada pekan
yang berakhir 11 April.(yds)
Sumber: Bloomberg
Topix Menuju Kenaikan Mingguan Ketiga, Saham Jepang Dibuka Melemah
BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/4) - Indeks
Topix Jepang turun dari level tertinggi tujuh tahun, memangkas kenaikan
mingguan ketiga beruntunnya, karena yen melanjutkan gain selama lima
hari. Produsen instrumen presisi dan perusahaan eksplorasi energi
memimpin penurunan.
Topix
melemah 0,4% menjadi 1,593.27 pada 9:03 pagi di Tokyo, dengan lebih
dari dua saham jatuh untuk setiap satu saham yang naik. Menuju kenaikan
0,2% di pekan ini. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,6% menjadi
19,777.34.
Kontrak
berjangka E-mini futures pada Standard & Poor 500 sedikit berubah.
Indek saham tergelincir 0,1% pada hari Kamis di New York.(yds)
Sumber: Bloomberg
Saham AS Ditutup Sedikit Berubah Ditengah Lonjakan Laba Netflix
BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/4) - Saham
AS sedikit berubah dekati rekornya ditengah lonjakan laba perusahaan
Netflix Inc, sementara itu saham SanDisk Corp perusahaan pembuat chip
memimpin penurunan. Obligasi Yunani turun terkait meningkatnya tekanan
pada negara tersebut untuk mengamankan pendanaan dan tembaga melonjak.
Indeks Standard &
Poor 500 turun 0,1 % pada pukul 04:00 sore waktu New York, setelah
sebelumnya naik 0,3 % dari semua waktu tertinggi. Saham Netflix melonjak
sebesar 17 % ke rekornya. Sedangkan harga minyak mentah sedikit berubah
setelah sebelumnya turun lebih dari 2 %. Indeks Stoxx Europe 600
melemah 0,7 % dari semua waktu tertinggi. Imbal hasil obligasi Yunani
tenor 10-tahun menguat ke level tertingginya dalam lebih dari 2 tahun
terakhir. Indeks Spot Dollar Bloomberg turun pada hari ketiga.
Saham Netflix rally
karena melonjaknya jumlah pelanggan, sedangkan Indeks Semiconductor
Philadelphia turun 0,5 % diiringi pelemahan saham SanDisk yang tidak
sesuai dengan perkiraan. Mata uang dolar turun karena data perumahan di
AS menunjukkan mulai mengalami kenaikan pada bulan Maret kurang dari
perkiraan seiring dengan klaim pengangguran awal secara tiba-tiba
meningkat pada minggu lalu, menambah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi
yang kehilangan momentum. Minyak mentah telah rally lebih dari 16 % pada
bulan April. Yunani menghadapi krisis pendanaan dan Menteri Keuangan
Jerman mengatakan tidak mungkin diselesaikan sebelum pertemuan anggota
parlemen kawasan euro pada pekan depan. (knc)
Sumber : Bloomberg
Penguatan Saham Netflix Akibatkan Indeks S&P 500 Berfluktuasi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/4) - Saham-saham
AS berfluktuasi setelah Netflix Inc. meningkatkan saham konsumen,
sementara produsen chip melamah. Obligasi Yunani turun akibat
meningkatnya tekanan untuk mengamankan pendanaan, sementara minyak
pangkas penurunan dan tembaga menguat.
Indeks Standard & Poor 500
kehilangan 0,1% pada pukul 01:01 siang di New York, setelah ditutup 0,5%
di bawah semua waktu tinggi. Saham Netflix melonjak 16% menuju rekor,
sementara indeks semikonduktor kehilangan 0,6%. Indeks Stoxx Europe 600
turun 0,7% dari semua-waktu tertinggi. Imbal hasil pada obligasi Yunani
dengan tenor 10-tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun
terakhir. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun untuk hari ketiga.
Sementara Minyak sedikit berubah di New York setelah sebelumnya turun
lebih dari 2%.
Netflix mengalami reli terkait naiknya
jumlah pelanggan, sementara perkiraan penjualan yang lemah menghantarkan
saham SanDisk Corp turun 5,4%. Dolar tergelincir setelah laporan
menunjukkan perumahan AS mulai naik kurang dari perkiraan pada bulan
Maret sementara klaim pengangguran awal tiba-tiba menguat pada minggu
lalu, menambah tanda-tanda bahwa pertumbuhan kehilangan momentum. Minyak
telah reli lebih dari 16% pada bulan April. Yunani menghadapi krisis
pembiayaan yang menurut Menteri Keuangan Jerman tidak mungkin
diselesaikan sebelum pertemuan anggota parlemen zona Eropa minggu
depan.(frk)
Sumber: Bloomberg
Wednesday, 15 April 2015
Emas Mengalami Rebound Setelah Data Manufaktur New York Melemah
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/4) - Emas
berjangka rebound setelah indeks manufaktur di New York tiba-tiba
turun, mengangkat daya tarik logam mulia sebagai safe haven.
Kejutan
pembacaan negatif pada New York Federal Reserve Bank™s index
menambahkan tanda-tanda baru-baru ini bahwa ekspansi AS tidak merata dan
mengurangi kekhawatiran bahwa ekonomi cukup kuat bagi para pembuat
kebijakan untuk mulai menaikkan suku bunga. Bulan lalu emas turun 2,5%
di tengah spekulasi bahwa harga akan mengalami kenaikan, yang meredaman
daya tarik emas karena emas umumnya hanya menawarkan pengembalian
melalui kenaikan harga.
Harga
emas sedikit berubah di kuartal terakhir karena para investor menimbang
outlook pengetatan moneter di AS terhadap peningkatan stimulus global.
Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan pada hari Rabu bahwa
program pelonggaran kuantitatif sebesar 1,1 triliun euro ($ 1.2
triliun) yang dimulai bulan Maret lalu akan membantu untuk meningkatkan
penurunan inflasi. Logam ini secara historis telah digunakan sebagai
lindung nilai terhadap biaya konsumen yang lebih tinggi.
Emas
berjangka untuk pengiriman bulan Juni naik 0,7% untuk menetap di level $
1,201.30 per ons pada pukul 1:41 siang di Comex New York. Pada hari
Selasa lalu, harga emas menyentuh level $ 1,183.50, yang merupakan
terendah untuk kontrak teraktif sejak 1 April yang lalu.(frk)
Sumber: Bloomberg
Dolar Turun Setelah Manufaktur AS Melemah
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/4) - Dolar
melemah untuk hari kedua pasca penurunan dalam manufaktur AS yang lebih
besar dari perkiraan menambahkan tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi
melemah dan memicu spekulasi Federal Reserve akan mendorong kembali
jadwal untuk menaikkan suku bunga.
Greenback
turun terhadap sebagian besar mata uang utama setelah sebuah laporan
menunjukkan pabrik di Amerika sedang berjuang untuk menemukan lebih
banyak permintaan dari luar negeri di tengah lonjakan 12% dalam dolar
selama enam bulan terakhir. Peningkatan payroll dan penjualan ritel
bulan ini juga membuntuti proyeksi.
Bloomberg
Dollar Spot Index, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang
utama, turun 0,4% ke level 1,194.73 pada pukul 1:56 siang waktu New
York.(frk)
Sumber: Bloomberg
Bursa Saham Asia Rebound Ke Level Tertingginya Di 2008
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/4) - Saham
Asia menguat, dengan indeks regional yang rebound ke level tertinggi di
tahun 2008, karena saham perusahaan material dan produsen energi
memimpin kenaikan.
Indeks
MSCI Asia Pacific naik 0,4% menjadi 153,33 pada 09:05 pagi di Tokyo.
Indeks tersebt menghentikan kenaikan beruntun terpanjang sejak Desember
2013 pada hari Rabu setelah data menunjukkan ekonomi China mencatat
pertumbuhan ekonomi terendah dalam enam tahun terakhir.
Sementara itu output industri AS turun lebih dari ekspektasi ekonom pada bulan Maret, diikuti dengan Federal Reserve yang akan mengkaji data untuk menentukan waktu terbaik untuk menaikkan suku bunga pinjaman.(yds)
Sumber: Bloomberg
Saham Jepang Naik Terkait Outlook Suku Bunga AS Tingkat; Perusahaan Energi Melonjak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/4) - Saham
Jepang naik, dipimpin oleh perusahaan eksplorasi energi minyak yang
mencapai level tertingginya di 2015 dan setelah data manufaktur yang
lemah sehingga memicu spekulasi AS akan mendorong kembali waktu untuk
kenaikan suku bunga.
Indeks
Topix naik 0,2% menjadi 1,591.16 pada 09:02 pagi di Tokyo. Indeks
tersebut telah berada dalam kisaran delapan poin sejak mencapai tujuh
tahun tertinggi di pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Stock Average sedikit
berubah pada level 19,872.95. Indeks tersebut sempat naik di atas level
20.000 di pekan lalu untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir.
Bahkan
dengan indeks Topix diperdagangkan mendekati level tertinggi tujuh
tahun, valuasi masih rendah dan Jepang memiliki prospek pendapatan
terbaik di pasar utama, menurut Dan Chamby, seorang manajer keuangan
BlackRock Inc.
Indeks
Topix senilai 15,5 kali estimasi laba pada penutupan terbaru,
dibandingkan dengan 17,9 untuk indeks Standard & Poor 500 dan 17,3
untuk Indeks Stoxx Europe 600, menurut data yang dihimpun oleh
Bloomberg.(yds)
Sumber: Bloomberg
Saham Intel & Minyak Naik Angkat Bursa AS pada Sesi Penutupan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/4) - Saham
AS naik seiring laba pada Intel Corp mengalami rally diikuti lonjakan
saham energi setelah harga minyak mentah mencapai level tertingginya
pada tahun ini. Sementara itu, Dolar jatuh setelah indeks manufaktur
mengalami penurunan didukung kasus untuk stimulus lanjutan.
Indeks Standard &
Poor 500 naik 0,5 % pada pukul 04:00 sore waktu New York, ditutup 0,5 %
di bawah level tertinggi sepanjang masa. Indeks Russell 2000, perusahaan
berskala kecil menguat 0,8 % ke rekornya, sedangkan Indeks Stoxx Europe
600 naik 0,6 % untuk memperpanjang level tertinggi. Imbal hasil
obligasi Jerman tenor 10 tahun menetapkan hasil rekor terendahnya
terkait dengan komentar Mario Draghi yang mengisyaratkan bahwa program
pembelian obligasi. Mata uang dolar melemah pada hari kedua terhadap
euro. Sedangkan minyak mentah melonjak sebesar 5,8 % seiring
berkurangnya pasokan minyak mentah AS.
Total output industri
AS turun lebih dari perkiraan bulan Maret, tanda-tanda penguatan dolar
dan menurunnya harga minyak diikuti dengan penurunan manufaktur Amerika
seiring pembicaraan Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga. Draghi,
Presiden Bank Sentral Eropa, mengatakan bahwa pelonggaran kuantitatif
mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi di zona eropa dan program ini
harus dilaksanakan secara penuh. Saham Intel menguat setelah perkiraan
pada kuartal kedua melebihi proyeksi beberapa analis, sementara saham
energi rally diikuti lonjakan pada harga minyak mentah. (knc)
Sumber : Bloomberg
Tuesday, 14 April 2015
Dolar Merosot Tajam Dalam 3 Minggu Terakhir
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/4) - Dolar
merosot tajam dalam 3 minggu terakhir setelah data penjualan ritel
mengalami kenaikan kurang dari perkiraan bulan lalu, memicu spekulasi
Federal Reserve tidak terburu-buru untuk memulai menaikkan suku bunga.
Dolar AS reli dalam 6
hari terakhir terhadap mata uang euro seiring rebound pada sektor
konsumen ditambahkan dengan pertumbuhan pekerjaan dibawah perkiraan yang
akan menimbulkan kekhawatiran terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi
karena cuaca ekstrim musim dingin. Kemarin, mata uang AS hampir
menyentuh level 12 tahun tertinggi terhadap 19 mata uang zona euro
seiring para investor menunggu waktu kenaikan suku bunga pertama The Fed
sejak tahun 2006 silam.
Indeks Spot Dollar
Bloomberg, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang utama, turun
0,7 % ke level 1,119.30 pada pukul 02:14 siang waktu New York, mencapai
level penutupan terendahnya sejak 20 Maret lalu.
Mata uang AS melemah
sebesar 0,9 % ke level $ 1,0665 per euro. Menguat ke level $ 1,0458 pada
tanggal 16 Maret lalu, yang merupakan level tertingginya sejak Januari
2003. Mata uang AS merosot sebesar 0,7 % ke level 119,30 yen. (knc)
Sumber : Bloomberg
Emas Melemah Terkait Outlook Suku Bunga The Fed
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/4) - Emas
berjangka turun ke level terendah dalam hampir dua minggu di tengah
spekulasi bahwa keuntungan yang lebih kecil dari perkiraan dalam
penjualan ritel AS tidak akan cukup untuk menjaga kenaikan suku bunga
oleh Federal Reserve tahun ini.
Pembelian
ritel AS meningkat sebesar 0,9%, kenaikan pertama dalam empat bulan
terakhir, setelah penurunan 0,5% pada bulan Februari yang lalu, menurut
rilis data dari pemerintah pada hari Selasa. Perkiraan rata-rata dari 87
ekonom yang disurvei oleh Bloomberg menyerukan kenaikan sebesar 1,1%.
Emas
berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,6% untuk menetap di level $
1,192.60 per ons pada pukul 1:48 siang di Comex New York, setelah
mencapai $ 1,183.50, yang merupakan level terendah sejak 1 April lalu.
Perak
untuk pengiriman bulan Mei turun 0,8% ke level $ 16,161 per ons di
Comex, juga merupakan penurunan kelima dalam enam sesi terakhir.(frk)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)