Tuesday 6 October 2015

CEGAH DEPRESIASI LANJUT!

Dalam setahun terakhir pelemahan kurs terbesar (relatif terhadap USD) di pasar valas dunia dialami oleh Sudan Selatan (sebesar 71.40%).
Figur tersebut disusul negara Ukraina (melemah 71.10%) dan Rusia (melemah 69.70%). Di kawasan Asia, pelemahan kurs terbesar dialami negara
Kazakhstan (58%), disusul Malaysia posisi 5 melemah 32.30%, Myanmar posisi 6 melemah 31.60% dan Indonesia posisi 10 melemah 20% dalam setahun terakhir.


Tahun lalu tanggal 18 September 2014 kurs IDR masih bernilai 11962 per USD. Pada saat itu, terkait ranah risiko, yield obligasi Pemerintah Indonesia
bertenor 10 tahun masih 8.28%, sementara kini sudah 9.41% dengan tren naik yang cepat (harga obligasi menurun drastis beberapa hari ini). Pemerintah perlu memberi perhatian khusus dan lebih serius akan perubahan figur ini apabila masih ingin bersikap preventif dalam mitigasi risiko. Tahun lalu yield obligasi pemerintah US bertenor 10 tahun masih 2.61%, relatif jauh lebih tinggi dibanding yield US saat ini, 2.28% (data per tanggal 17 September 2015, mid-day-figure). Pertanda apa ini? Ini tanda bahwa arus modal dunia masih tetap mengalir deras ke US dan berkurang ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.


Dalam seminggu terkini, pergerakan USDIDR turun-naik dalam rentang 14260-14450. Kurs seakan tertahan di rentang itu dan bak berupaya agar pelemahan tak berlanjut, seakan berupaya agar resistan Rp 15000 per USD tidak jebol. Apapun kini yang sedang dilakukan oleh Pemerintah terkait pelemahan kurs, apakah sudah efektif dan taktis? Belum dan tidak sama sekali, walaupun tidak ada salahnya mencoba. Jika otoritas moneter kinisedang berupaya menahan pelemahan lanjut terhadap Rupiah hanya melalui inisiatif operasi pasar, maka itu sama saja dengan berusaha memperbaiki susubasi sebelanga dengan modal nila setitik. Nilai cadangan devisa domestik tiada artinya dibandingkan dengan kapitalisasi pasar valas internasional. Intervensi pasar valas adalah proposisi yang sangat mahal. Apapun yang terjadi dengan Rupiah amat terkait dengan risk event di pasar modal. Dalam seminggu terakhir figur ID-GB yield 10-thn yanga naik tajam (9.40%). Ini suatu sinyal yang murni dari pasar.


Melansir paket kebijakan ekonomi sekaligus adalah tidak efektif. Pemerintah harus segera menerapkan kebijakan yang dilansir bertahap agar efektivitasnya terukur secara taktis. Rupiah membutuhkan mitigasi risiko taktis dengan dampak terukur jangka pendek. Kondisi Rupiah saat ini bukanlah hal normal yang dapat dihadapi melalui pendekatansuasif atau metode konvensional. Ini merupakan tanggung jawab Pemerintah dan tugas utama dari tim ekonomi terkini.




Oleh : Tumpal Sihombing
Chief Research Officer
Bestprofit Futures

Minyak Melonjak Ke Tertinggi Sebulan Ditengah Penurunan Produksi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Minyak naik ke level tertinggi dalam sebulan di tengah spekulasi bahwa produksi minyak mentah jatuh akan meredam melimpahnya pasokan global.
Minyak berjangak naik sebanyak 5,6% di London dan 5,1% di New York. Tanda-tanda pertama dari pemulihan di pasar minyak mulai muncul, Royal Dutch Shell Plc Chief Executive Officer Ben Van Beurden mengatakan pada sebuah konferensi industri di London hari Selasa, meskipun perusahaan masih berencana untuk jangka panjang harga rendah. Minyak mentah juga naik karena penurunan, memperkuat permintaan untuk komoditas sebagai investasi.
Minyak mentah mendekati level $ 45 per barel selama lebih dari empat pekan setelah terun ke terendah enam tahun pada bulan Agustus di tengah spekulasi oversupplies yang akan berkepanjangan. Stok minyak mentah AS tetap sekitar 100 juta barel di atas rata-rata lima tahun, sementara OPEC terus memproduksi di atas kuota kolektif.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik $ 1,61, atau 3,5%, ke $ 47,87 per barel pada 01:35 di New York Mercantile Exchange. Kontrak tersebut menyentuh level $ 48,63, level tertinggi sejak 1 September. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah 17% di atas rata-rata 100 hari.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Meningkat ke Tertinggi Sepekan Ditengah Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Emas naik ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir ditengah tanda-tanda goyahnya pertumbuhan ekonomi global sehingga mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunganya.
Defisit perdagangan AS melebar pada bulan Agustus yang tertajam dalam lima bulan terakhir ditengah penguatan dolar serta pelemahan ekonomi seperti di China yang menghambat prospek penjualan untuk perusahaan Amerika. Perlambatan di pasar negara berkembang mendorong IMF untuk memangkas outlook untuk pertumbuhan global tahun ini pada Selasa.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,8% untuk menetap di level $ 1,146.40 per ons pada 1:59 siang di New York Comex, setelah menyentuh level $ 1.151, yang tertinggi sejak 25 September.
Indeks Spot Dollar Bloomberg turun 0,5%, yang merupakan penurunan secara beruntun, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset alternatif.
Perak berjangka untuk pengiriman Desember naik 1,8% menjadi $ 15,984 per ons di Comex. Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Januari naik 2,4% menjadi $ 934,70 per ons, kenaikan terbesar dalam lebih dari sepekan. Palladium berjangka untuk pengiriman Desember naik 2,7% menjadi $ 707,70 per ons.(yds)
Sumber: Bloomberg

Laba Samsung Melonjak Angkat Saham Asia Untuk Hari Keenam

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Saham Asia naik, mengalami kenaikan terbesar untuk 5 hari dalam hampir 4 tahun terakhir, diiringi lonjakan saham Samsung Electronics Co setelah laba kuartalan yang melebihi perkiraan dan para investor menunggu keputusan kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ).
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2 % ke level 129,23 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo, seiring saham Samsung rally 3,8 % untuk memberikan dorongan terbesar untuk indeks nasional. Perseroan membukukan laba kuartal ketiga yang melampaui perkiraan analis diikuti pelemahan mata uang Korea mendorong pendapatan komponen dan berkurangnya dampak dari pemotongan harga pada smartphone Galaxy. Indeks Topix Jepang naik 0,2 % jelang anggota dewan BOJ dan Gubernur Haruhiko Kuroda memutuskan apakah untuk memperluas stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebanyak 34 dari 36 analis memperkirakan bahwa bank sentral Jepang akan melupakan pelonggaran lebih lanjut, dengan hanya 2 analis yang memprediksi akan memperluas stimulus, menurut survei Bloomberg. Dan sebanyak 15 analis yang memperkirakan stimulus tambahan pada pertemuan berikutnya pada 30 Oktober mendatang.
Indeks Australia S&P / ASX 200 turun 0,4 % dan Indeks S&P / Indeks NZX 50 Selandia Baru sedikit berubah. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 %. Sementara pasar perdagangan China daratan tetap ditutup untuk liburan, sedangkan di Hong Kong belum dibuka. (knc)
Sumber : Bloomberg

Indeks Topix Jepang Naik Seiring Investor Menunggu Keputusan Bank Sentral

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Indeks Topix Jepang naik untuk hari keenam seiring para investor menunggu keputusan kebijakan moneter oleh bank sentral.
Indeks Topix naik 0,1 % ke level 1,477.44 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo, dengan 3 saham yang naik untuk setiap 2 saham yang turun. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2 % ke level 18,157.39. Sementara itu, Yen diperdagangkan pada level 120,26 per dolar menjelang keputusan Bank of Jepang (BOJ), dengan 34 dari 36 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan Gubernur Haruhiko Kuroda tidak akan memperluas stimulus moneter.
Sementara hanya 2 dari 36 analis yang disurvei Bloomberg pekan lalu mengharapkan diperluas stimulus Rabu, 15 analis memprediksikan adanya stimulus tambahan pada pertemuan 30 Oktober mendatang. Orang-orang yang mengetahui pembahasan di BOJ, pekan lalu mengatakan pejabat saat ini melihat sedikit kebutuhan untuk program pelonggaran.
Kontrak E-mini pada Indeks Standard & Poor 500 melemah 0,2 % setelah saham yang mendasari kemarin merosot 0,4 % di New York diiringi penguatan saham bioteknologi yang mengalami reli dalam jangka waktu terpanjang di saham AS pada tahun ini. (knc)
Sumber : Bloomberg

Aksi Jual di Saham Biotech Menyeret Nasdaq Composite, S & P 500 Lebih rendah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/10) - Sebuah aksi jual di saham bioteknologi menyeret Indeks Nasdaq Composite lebih rendah ditengah penurunan ekuitas setelah mendekati level tertingginya sejak aksi jual pada Agustus lalu.
Indeks Standard & Poor 500 berakhir mengakhiri kenaikan beruntun terpanjangnya di tahun ini, setelah melonjak kemarin kenaikan yang tersendat di akhir Agustus, dan reli lain melemah setelah Federal Reserve menahan suku bunga bulan lalu. Indeks Nasdaq Bioteknologi jatuh 3,8%, sementara saham energi dan saham bahan mentah naik karena investor terus mendukung sektor yang mengalami penurunan.
Indeks S & P 500 turun 0,4% menjadi 1,979.96 pada 04:00 sore di New York, setelah menyentuh leveli tertinggi dua pekan pada hari Senin. Nasdaq Composite merosot 0,7%, dibebani oleh penurunan saham biotechs '.
S & P 500 mengakhiri lima hari penguatannya yang sebelumnya telah pulih hampir sebesar $ 700 miliar untuk harga ekuitas AS, seiring ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve berganti ke tahun depan. Yang mengirim dolar lebih rendah dan meningkatnya saham energi, bahan baku serta saham industri di tengah spekulasi bahwa mata uang AS yang lebih lemah akan mengangkat perusahaan-perusahaan multinasional yang menguntungkan ketika pendapatan luar negeri mereka dikonversi kembali ke dolar.
Sebuah perlambatan pasar negara berkembang didorong oleh harga komoditas yang lemah memaksa IMF memangkas outlook pertumbuhan global tahun ini menjadi 3,1% dari perkiraan Juli sebesar 3,3%. Tahun depan ekonomi dunia akan melluas sebesar 3,6%, lebih rendah dari yang diproyeksikan pada bulan Juli sebesar 3,%, menurut prediksi IMF.(yds)
Sumber: Bloomberg

Monday 5 October 2015

Emas Meingkat Lebih Tinggi Ditengah Naiknya Kepemilikan ETF

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Harga emas mungkin siap untuk bergerak signifikan lebih tinggi seiring kepemilikan logam mulia di SPDR Gold Trust ETF meningkat ke level tertingginya dalam lebih dari dua bulan terakhir.
Kepemilikan di SPDR Gold Trust GLD, yang terbesar secara fisik didukung ETF di dunia, berada di 629,2 metrik ton, atau sekitar 22.16 juta ons pada hari Senin, yang tidak berubah dari level pada 1 Oktober lalu, tapi naik kira-kira 1% dari 682,59 metrik ton dilihat sebulan yang lalu dan berada pada level tertinggi sejak 21 Juli.
Emas untuk pengiriman Desember menetap di level $ 1,137.60 per ons di Comex Senin, naik $ 1 atau 0,1%. Reli 2,1% pada hari Jumat seiring laporan pekerjaan AS yang mengecewakan yang mengisyaratkan kemungkinan penundaan lebih lanjut dari kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.(yds)
Sumber: MarketWatch

Reli Saham AS Kirim Saham Asia Naik untuk Hari Kelima

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Saham Asia menguat untuk hari kelima, mengikuti kenaikan ekuitas AS ditengah spekulasi bank sentral global akan tetap akomodatif untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,8 persen ke leve 128,88 pukul 09:00 pagi di Tokyo, memperpanjang penguatan untuk hari kelima menjadi 6,4 persen. Pedagang berjangka melihat kemungkinan sebesar 10 persen bagi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 27-28 Oktober mendatang akibat pelemahan pertumbuhan lapangan kerja, sementara 17 dari 36 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan pelonggaran tambahan dari Bank of Japan akan dilakukan pada akhir bulan ini.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 1,4 persen pasca yen melemah 0,5 persen pada hari Senin. Upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mendorong melalui perubahan struktural untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Jepang mendapat dorongan seiring negosiator mencapai kesepakatan perdagangan Asia Pasifik yang akan menciptakan zona perdagangan regional terbesar di dunia. Trans-Pacific Partnership masih perlu diratifikasi anggota parlemen di 12 negara anggota.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 1,2 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru melonjak sebesar 0,8 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menguat sebesar 1 persen. Pasar finansial China daratan tetap ditutup untuk liburan, sementara fasar finansial Hong Kong belum dibuka. Kontrak pada Indeks Hang Seng naik sebesar 1,2 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Bursa Jepang Naik Mengikuti Rally Saham Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Saham Jepang naik menyusul reli pada saham global seiring bank sentral memulai pertemuan selama 2 hari dan investor menilai dampak dari kesepakatan bersejarah untuk memudahkan perdagangan barang dan jasa antar negara-negara Pasifik.
Indeks Topix naik 1,4 % ke level 1,484.59 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, kenaikan untuk hari kelima. Sementara itu, Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat 1,5 % ke level 18,726.19. Saham AS mengalami reli terpanjang dalam setahun terakhir, sedangkan Indeks acuan ekuitas di Eropa melonjak ke level tertingginya sejak Agustus lalu. Yen diperdagangkan pada level 120,47 per dolar terkait pejabat kebijakan bank sentral memulai pembahasan tentang kebijakan moneter, dan akan diumumkan hasilnya besok.
Hanya 2 dari 36 ekonom memperkirakan Bank of Japan (BOJ) akan memperluas stimulus moneter, Rabu, menurut survei Bloomberg News yang dilakukan pekan lalu. Sebanyak 15 ekonom yang mengharapkan pelonggaran pada pertemuan berikut pada 30 Oktober mendatang. (knc)
Sumber : Bloomberg

Indeks Berjangka Asia Sentuh Kenaikan Lebih Pada Sahamnya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Reli saham global yang dilihat dari kenaikan terpanjang ekuitas AS tahun ini pada saat penutupan tampaknya akan terus berlanjut di Asia, dengan indeks berjangka dari Jepang ke Hong Kong mensinyalir kenaikan lebih lanjut. Dolar dan yen pertahankan penurunan.
Kontrak pada indeks saham di Tokyo dan Seoul naik lebih dari 1 persen pada perdagangan terakhir, dengan spekulasi bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunganya hingga 2016 nanti, meningkatkan aset berisiko, dan membantu indeks Standard & Poor 500 untuk kenaikan hari kelimanya. Dolar Australia melayang dekat dua minggu tertingginya jelang tinjauan biaya pinjaman yang lebih rendah dari  bank sentral, sementara minyak US bertahan diatas $ 46 per barel.
Saham telah mengalami reli membukukan kuartal terburuknya dalam empat tahun terakhir, terkait pelemahan yang tak terduga di pasar tenaga kerja AS mendorong keluar kemungkinan batas waktu untuk kenaikan tingkat suku bunga. Kemungkinan dari bersiapnya The Fed pada pengetatan bulan ini telah jatuh ke 10 persen, menekan dolar sementara di sisi lain memperkuat aset di pasar negara berkembang dan lebih berisiko pada pasar yang telah beroleh manfaat dari era uang murah. Nilai ekuitas global telah naik kembali di atas $ 60 triliun pada bulan ini setelah hampir menghapus $ 10 triliun pada kuartal terakhir.
Indeks berjangka Jepang memperkirakan kenaikan yang sama untuk saham di sana, dengan kontrak pada Nikkei 225 Stock Average naik sebesar 1,4 persen di pra-pasar Osaka, untuk 18.320. indeks berjangka berdenominasi yen yang diperdagangkan di Chicago turun 0,2 persen menjadi 18.330 setelah melonjak sebesar 2,7 persen pada sesi sebelumnya.
Di Australia, di mana pada hari senin pasar tetap, Indeks S & P / ASX 200 naik sebesar 1,2 persen pada Selasa, sementara indeks berjangka pada Kospi Korea Selatan naik 1,1 persen. S & P / Indeks NZX 50 indeks saham utama Selandia Baru, memulai perdagangan setiap hari di kawasan Asia-Pasifik, menguat 0,7 persen pada hari ketiga kenaikannya.
Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,2 persen pada perdagangan terakhir, meningkat dengan kontrak pada indeks Hang Seng China Enterprises, yang mengukur ekuitas China yang terdaftar di kota. Pasar Cina daratan tetap tertutup hingga Rabu untuk liburan Hari Nasional selama seminggu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Indeks S & P 500 Tandai Reli Terpanjangnya Tahun Ini, Bursa AS Ditutup Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Saham AS naik, dengan indeks Standard & Poor 500 bukukan kenaikan beruntun terpanjangnya tahun ini, mengacu pada spekulasi bahwa yang terburuk ditujukan ke saham dan pertumbuhan ekonomi akan cukup kuat untuk mendukung keuntungan perusahaan..
Ekuitas menguat untuk hari kelima berturut-turut terkait perusahaan komoditas dan perusahaan multinasional yang mendapat keuntungan dari pelemahan kenaikan dolar. Data pekerjaan yang mengecewakan pada hari Jumat mendorong keluar harapan untuk kenaikan suku bunga, mengirim dolar ke posisi lebih rendah, yang membantu meningkatkan keuntungan perusahaan-perusahaan multinasional Amerika 'ketika pendapatan luar negeri mereka dikonversi kembali ke mata uang AS.
Investor terus menargetkan ekuitas yang sedang berada di posisi paling sulit selama kuartal ketiga, atau merupakan masa yang terburuk untuk saham sejak 2011 lalu. Saham perusahaan energy di S & P 500 naikkan Rebound mereka dari 18 persen penurunan kuartalannya. Alcoa Inc dan Dow Chemical Co menguat setidaknya 4 persen di hari Senin ini memacu kenaikan pada bahan mentah. Dow Jones Industrial Average mencapai level tertingginya enam minggu.
Indek S & P 500 naik 1,8 persen menjadi 1,986.92 pada 04:00 sore di New York, dan naik 5,6 persen sejak penutupan Senin lalu. Indeks Russell 2000 naik 2,4 persen, atau merupakan kenaikan tertingginya dalam lebih dari sebulan, dan 5,3 persen lebih tinggi sejak mengakhiri penurunan terpanjangnya dalam sembilan tahun di pekan lalu.
Ekuitas telah melihat- naik turunnya keuntungan dan kerugian sejak aksi selloff pada Agustus lalu, karena investor yang masih bergelut dengan kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global dan kebingungan atas rencana kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Indeks S & P 500 menguat 6,8 persen dari terendahnya di Agustus sampai pada pertemuan The Fed di bulan lalu, dan kemudian merosot di delapan dari sembilan sesi berikutnya sebelum menyelesaikan kuartalnya dengan penurunan sebesar 6,9 persen.
Kemungkinan dari bersiapnya The Fed pada kenaikan tingkat suku di bulan ini telah turun sebesar 10 persen sejak laporan Payroll lalu, dan sebagian besar pedagang berjangka tidak melihat peningkatan dari level yang mendekati nol sampai setidaknya di bulan Maret. Kesempatan untuk peningkatan di Januari dihargai sekitar 44 persen, atau turun dari sebelumnya yaitu sebesar 52 persen sebelum laporan data tenaga kerja di September kemarin..
Kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga The Fed bukanlah satu-satunya hal yang jatuh. Setelah indeks S & P 500 turun sebesar 10 persen dalam empat hari pada bulan Agustus lalu untuk koreksi pertama sejak 2011, 12 dari 21 pakar yang disurvei Bloomberg memangkas proyeksi akhir tahun mereka. Rata-rata prediksi turun sebesar 4,1 persen menjadi 2.142 sejak 10 Agustus lalu.
Untuk mendapatkan perkiraan rata-rata analis, S & P 500 harus reli lebih dari 7,8 persen antara sekarang dan akhir tahun. Merupakan sebuah keuntungan bahwa selama periode itu tidak akan jauh dari rata-rata reli 6,4 persen yang terjadi selama rentang waktu tersebut sejak 2009.
Perhatian akan beralih ke pendapatan pada pekan ini, karena investor mencari petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana perlambatan pertumbuhan global mempengaruhi perusahaan-perusahaan AS. Alcoa resmi memulai musim pelaporan terbarunya setelah pasar ditutup pada 8 Oktober kemarin.
Pendapatan proyek analis untuk anggota S & P 500 turun sebesar 6,9 persen pada kuartal ketiga. Tetapi tetap saja, indeks pendapatan perusahaan The Fed telah membukukan kenaikan kuartalan terbesarnya sejak 2012, hal itu menunjukkan gambaran bahwa keseluruhan keuntungan dapat dipengaruhi oleh penurunan peringkat pada produsen energi yang sedang melawan harga minyak yang lemah.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Sunday 4 October 2015

Dolar Aussie, Kiwi Menguat Pasca Rilis Data Payrolls yang Menahan Langkah The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Dolar Australia dan Selandia Baru gelar penguatan dari pekan lalu pasca data payrolls AS tumbuh kurang dari perkiraan ekonom, meredam spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.
Aussie dan kiwi tetap lebih tinggi terhadap sebagian mata uang utama, membatasi kerugian dari penurunan kuartalan yang didorong oleh kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di China akan mengurangi permintaan untuk komoditas. Indeks dolar jatuh ke terendah dalam dua pekan terakhir pada hari Jumat pekan lalu pasca pertumbuhan upah stagnan dan angka pembukaan lapangan kerja mengecewakan.
Aussie menguat 70,49 sen AS pukul 09:20 di Tokyo dari level 70,45. Kiwi terapresiasi sebesar 0,3 persen ke level 64,53 sen, pasca naik 0,5 persen pada Jumat.
Indeks Bloomberg Dollar Spot berada di level 1,207.74 dari level 1,208.88 di New York. Indeks, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, menyentuh level terendahnya dalam dua pekan terakhir di level 1,204.04 pada hari Jumat pasca rilis laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menambahkan 142.000 pekerja pada bulan September, di bawah perkiraan rata-rata ekonom dalam survei Bloomberg sebesar 201.000 dari. Angka kenaikan bulan Agustus direvisi turun.
Para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 33 persen pada hari Jumat bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember mendatang, turun dari 58 persen bulan lalu, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg berjangka. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa suku bunga The Fed efektif akan berada pada kisaran 0,375 persen pasca dinaikan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Naik Pasca Rilis Data Payroll AS Redam Spekulasi Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Saham Jepang menguat pasca rilis data pekerjaan AS yang mendorong spekulasi The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga ultra rendah lebih lama.
Indeks Topix naik 1.1 persen ke level 1,460.17 pukul 9:00 pagi di Tokyo, melonjak untuk hari keempat. Indeks catat penurunan sebesar 0.6 persen pekan lalu. Indeks Nikkei 225 naik sebesar 1 persen ke level 1,460.17. Sementara itu, yen Jepang melemah 01 persen ke level 120.02 per dolar pasca menguat ke level tertingginya 118.68 pasca rilis data pekerjaan AS yang hanya menambah sebanyak 142.000 pekerja pada bulan September, lebih rendah dari perkiraan ekonom yang sebesar 201.000.
Laporan tersebut peningkatan lapangan kerja juga direvisi turun dalam dua bulan sebelumnya dengan total 59.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran stagnan di 5,1 persen, sedangkan pertumbuhan upah sedikit berubah dari bulan sebelumnya.
Probabilitas the Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Desember turun menjadi 33 persen dari 46 persen sebelum laporan pekerjaan, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Menguat Seiring Data Payroll AS Dorong Dovish The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Saham Asia menguat mengirim indeks acuan regional menuju penguatan beruntun terpanjang dalam hampir tiga bulan terakhir, pasca laporan pekerjaan AS lebih lemah dari perkiraan mengurangi kasus bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,4 persen ke level 126,92 pukul 09:01 pagi di Tokyo, menguat untuk hari keempat. Para Pengusaha AS menambahkan 142.000 pekerja pada bulan September, kurang dari perkiraan terendah 96 ekonom yang disurvei Bloomberg, menurut data dari Departemen Tenaga Kerja pada Jumat pekan lalu. Laporan ini meningkatkan kemungkinan bahwa suku bunga mendekati nol persen akan bertahan hingga tahun depan, menjaga stimulus yang telah mendukung ekonomi terbesar di dunia.
E-mini berjangka pada indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0,2 persen. Indeks acuan melonjak sebesar 1,4 persen pada hari Jumat, menghapus penurunan sebelumnya sebanyak 1,6 persen, rebound intraday terbesar sejak Oktober 2011 lalu.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,9 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan menguat sebesar 0,7 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak sebesar 1,8 persen ditopang penguatan saham komoditas. Indeks NZX 50 Selandia Baru terapresiasi sebesar 0,6 persen. Pasar ekuitas Hong Kong belum membuka, sedangkan pasar finansial China ditutup untuk liburan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Rilis Kinerja Emiten Bakal Jadi Beban IHSG

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Senin pekan ini. IHSG dipengaruhi rilis laporan kinerja emiten kuartal III 2015.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menuturkan IHSG masih tertekan seiring sentimen laporan keuangan kuartal III 2015. Lantaran nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal III sehingga mempengaruhi kinerja emiten.

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih sangat mempengaruhi sehingga berimbas ke kinerja emiten," ujar Alfred saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (5/10/2015).

Alfred menuturkan, pelaku pasar menantikan kejutan sentimen positif dari dalam negeri. Hal itu terutama realisasi paket kebijakan ekonomi jilid III. "Diharapkan paket ekonomi jilid III lebih terarah dan meyentuh persoalan. September terjadi deflasi menunjukkan kalau pemerintah berhasil mengendalikan harga," ujar Alfred.

Sedangkan dari sentimen eksternal, Alfred menilai belum ada rilis data ekonomi signifikan yang mempengaruhi IHSG di awal pekan ini.

Melihat kondisi itu, Alfred menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 4.133-4.300 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG mengalami konsolidasi usai kenaikan pada pekan lalu. IHSG masih berpotensi untuk menggapai level resistance 4.308 selama level support 4.120 dapat terjaga.

William menuturkan, IHSG juga masih akan dipengaruhi laporan kinerja emiten kuartal III 2015.

Untuk rekomendasi saham, Alfred memilih emiten berorientasi ekspor untuk dicermati pelaku pasar seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Selain itu, Alfred memilih saham sektor bank yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 2 Oktober 2015, IHSG melemah 47,07 poin (1,1 persen) ke level 4.207,79. Pada Jumat pekan lalu, investor melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 61 miliar. (Ahm/Igw)


Sumber : Liputan6

IHSG Sepekan Dibayangi Laporan Kinerja Emiten Kuartal III

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham sepekan. Indeks saham tertekan oleh laporan keuangan kuartal III yang diperkirakan tidak sesuai ekspektasi pelaku pasar.

Analis PT Investa Saran, Mandiri Hans Kwee mengatakan buruknya laporan keuangan kuartal III imbas dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kuatal III  kurang baik karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, perlambatan ekonomi, komoditas rendah dan ekspor impor turun," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (5/10/2015).

Di samping itu, belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat (AS) membuat The Federal Reserve (The Fed) masih menunda kenaikan suku bunga acuan. Hal tersebut menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

"Data Jumat yang keluar, data pengangguran yang tetap, tetapi penyerapan tenaga kerja rendah dan kenaikan upah tetap di AS , plus data order pabrik yang turun membuat peluang penundaan kenaikan Fed rate," jelas Hans.

Selama sepekan, Hans mengatakan  IHSG akan bergerak pada level support 4.200-4.168. Kemudian resistance pada level 4.270-4.308.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan IHSG berpeluang menguat pada perdagangan saham sepekan. Penguatan indeks saham ditopang oleh aksi beli investor asing.

"Masih adanya aksi jual membuat IHSG masih berada di zona merahnya. Tren pelemahan pun di pekan kemarin masih berlanjut. Akan tetapi, di sisi lain adanya dorongan beli dari investor lainnya dapat membuat laju IHSG tertahan dari pelemahannya. Peluang kenaikan IHSG dapat muncul di pekan depan jika pelaku pasar dapat kembali melanjutkan aksi belinya," jelas dia dalam risetnya.

Dia menuturkan, indeks saham akan bergerak pada level support 4.000-4.012, kemudian resistance pada level 4.245-4.300.

Untuk pekan ini Hans merekomendasikan jual ketika menguat untuk saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kemudian pembelian spekulatif untuk saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

.Pada penutupan Jumat, 2 Oktober 2015 indeks saham ditutup melemah 47,07 poin atau 1,11 persen ke level 4.207,79. Selama pekan lalu, investor asing mencatatkan aksi jual sekitar Rp 682,96 miliar. (Amd/Ahm)


Sumber : Liputan6

Thursday 1 October 2015

Indeks saham Berjangka Asia Turun Menjelang Data Payrol AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Indeks berjangka Asia turun karena pemulihan dalam ekuitas global setelah aksi jual kuartal ketiga untuk mendapatkan traksi menjelang data ketenagakerjaan AS.
Kontrak pada Indeks saham di Jepang dan Australia lebih rendah di perdagangan terakhir, karena saham Eropa kembali turun dan ekuitas di AS turun lebih dari 1% sebelum mengakhiri sesi Kamis naik 0,2%.
Kontrak pada Nikkei 225 Stock Average turun 0,5% menjadi 17.610 di pre-market Osaka, setelah kontrak pada indeks Topix tergelincir 0,8%. Indeks Berjangka berdenominasi yen pada Nikkei 225 diperdagangkan di Chicago sedikit berubah pada 17.630 setelah naik 0,8% pada sesi sebelumnya.
Indeks S & P / NZX 50 Selandia Baru, Indeks saham utama yang pertama untuk memulai trading setiap hari di kawasan Asia, naik 0,1% setelah tiga hari mengalami penurunan. Kontrak pada indeks Australia S & P / ASX 200 turun 0,4%, sedangkan indeks Kospi di Seoul turun 0,1%.
Pasar di Hong Kong dibuka kembali Jumat setelah libur, sementara perdagangan di daratan China tidak akan dibuka hingga Kamis depan karena istirahat Hari Nasional. Pasar India juga ditutup untuk liburan hari Jumat.(yds)
Sumber: Bloomberg

Indeks S&P 500, Nasdaq Ditutup Menguat Jelang Rilis Data Pekerjaan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup megnuat pada hari Kamis di awal perdagangan fluktuatif untuk kuartal keempat karena investor menunggu laporan pekerjaan bulanan AS dan awal musim laba.
Berdasarkan data terbaru yang tersedia, indeks Dow Jones industrial average turun 12,89 poin, atau 0,08 persen, ke level 16,271.81, indeks S&P 500 naik 3,75 poin, atau sebesar 0,2 persen, ke level 1,923.78 dan indeks Nasdaq Composite menguat 6,92 poin, atau sebesar 0,15 persen, ke level 4,627.08. (izr)
Sumber: Reuters

Saham AS Turun ditengah Investor Waspada Pasca Penurunan Kuartalan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Saham AS terkoreksi karena para investor berhati-hati pasca ekuitas catat rally terkuat dalam tiga pekan terakhi kemarin menutup kuartalan terburuk sejak 2011.
Ekuitas gagal mempertahankan momentum dari kenaikan Rabu, pola umum seiring indeks Standard & Poor 500 mencatat penguatan selama tiga sesi hanya sekali sejak Juli lalu. Investor tetap berhati-hati jelang rilis laporan pekerjaan pemerintah pada hari Jumat besok, diperkirakan menunjukkan perekonomian menambahkan 200.000 pekerja bulan lalu, dan masukan ke depan keputusan suku bunga Federal Reserve pada 28 Oktober lalu
Indeks S&P 500 turun sebesar 0,9 persen ke level 1,903.71 pukul 12:15 siang di New York, pasca indeks melonjak sebesar 1,9 persen pada Rabu. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 189,20 poin, atau sebesar 1,2 persen, ke level 16,095.50. Indeks Nasdaq Composite merosot sebesar 1,1 persen seiring penurunan saham biotechs dan Apple Inc sebesar 1,9 persen untuk menghapus penguatan sebesar 1,1 persen kemarin. Indeks Russell 200 turun sebesar 1,4 persen, membalikkan sebagian besar keuntungan pada hari Rabu.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia, bersama dengan beragam pesan kebijakan Federal Reserve terkait suku bunga, mengirim indeks S&P 500 catat penurunan bulanan berturut-turut dan mendorong gejolak pasar. Rilis data hari ini menunjukkan indeks sektor manufaktur China berada di dekat level terendah dalam tiga tahun terakhir karena langkah-langkah stimulus pemerintah China yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan di sektor manufaktur semakin mendalam.
Ekuitas acuan AS naik terbesar sejak 8 September kemarin karena investor tersentak penguatan saham beberapa perusahaan pada kuartal ketiga, didukung penguatan saham disektor energi, material dan saham perawatan kesehatan. Indeks S&P 500 ditutup turun 9,9 persen pada hari Rabu dari rekor tertingginya pada bulan Mei, dan kurang lima poin dari level penutupan pada hari Selasa 2015, level penutupan terendah sejak pada bulan Agustus lalu.
Sementara indeks 1.9 persen di atas level penutupan terburuk tahun ini, hampir 35 persen saham anggota indeks ini telah tergelincir kembali di bawah harga mereka pada 25 Agustus lalu. Saham perangkat keras seperti Apple Inc, Microsoft Corp dan Exxon Mobil Corp, tiga perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, anjlok sebesar 10 persen akibat aksi jual selama empat hari.
Ketiga saham blue chip terkoreksi hari ini, turun sebesar 0,9 persen karena semua saham indeks S&P 500 mengalami koreksi. Saham Utilitas turun sebesar 1,5 persen pasca mencatat kenaikan pada kuartal ketiga sebesar 4,4 persen.
Aksi jual saham bioteknologi kembali berlanjut pasca terhenti selama satu hari, saham Bioteknologi Indeks Nasdaq kehilangan 1,3 persen. Saham Gilead Sciences Inc dan Biogen Inc turun setidaknya 1,2 persen. Saham Semikonduktor, salah satu pemimpin penguatan indeks kemarin, juga berbalik arah hari ini di antara perusahaan teknologi. Intel Corp turun sebesar 2 persen.
Sementara itu, investor terus memantau data untuk indikasi pada lintasan suku bunga, dengan pejabat The Fed menjaga bahwa ekonomi cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga tahun ini. Pedagang harga melihat sekitar 43 persen peluang The Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini, dan 51 persen peluang pada peningkatan Januari mendatang.
Data yang dirilis hari ini menunjukkan sektor manufaktur mengalami stagnasi pada bulan September akibat penguatan dolar dan gejolak pasar luar negeri menyebabkan melambatnya pesanan pada laju paling lambat sejak November 2012 lalu. Sebuah laporan terpisah hari ini menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran naik pekan lalu, mempertahankan pola keuntungan dan kerugian pad kisaran level terendah dalam satu dekade terakhir menandakan angkat pemecatan tetap rendah.
Laporan yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja besok diperkirakan akan menunjukkan ekonomi menambahkan 200.000 pekerjaan pada bulan September dengan tingkat pengangguran bertahan sebesar 5,1 persen, menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Ini akan menjadi laporan pekerjaan terakhir sebelum The Fed membuat keputusan terkait suku bunga berikutnya pada 28 Oktober mendatang. (izr)
Sumber: Bloomberg

Minyak Berada di Dekat $ 45 Seiring Investor Timbang Sinyal Permintaan dari China

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Minyak terjebak di dekat $ 45 per barel menyusul investor menimbang data yang bertentangan tentang ekonomi di China, yang merupakan konsumen terbesar kedua di dunia, sementara indeks volatilitas harga melemah sampai ke level enam minggu terendah.
Berjangka di New York naik sebanyak 1,2 persen setelah ditutup turun 0,8 persen pada hari Kamis. Data minggu ini menunjukkan keuntungan industri-perusahaan China turun ke level terendah setidaknya dalam empat tahun, sementara dua indeks output pabrik mengalahkan ekspektasi. Indeks Chicago Board Options Exchange Crude Oil Volatilite ditutup pada level $44,61 pada hari Kamis, atau yang terendah sejak 20 Agustus
Minyak telah merosot lebih dari 25 persen dari puncak penutupannya tahun ini pada bulan Juni di tengah spekulasi melimpahnya stok global yang mendorong harga ke level terendah dalam enam tahun akan berkepanjangan. Stok minyak mentah AS sekitar 100 juta barel di atas lima tahun rata-rata musiman untuk kali ini di tahun ini sementara OPEC telah menghasilkan produksi di atas target produksi untuk 16 bulan.
West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik sebanyak 53 sen ke level $ 45,27 per barel di New York Mercantile Exchange, dan berada di level $ 45,26 pada pukul 09:21 pagi waktu Seoul. Kontrak turun 35 sen ke level  $ 44,74 pada hari Kamis. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 64 persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga turun 15 persen tahun ini.
Brent untuk pengiriman November menambahkan 43 sen, atau 0,9 persen, ke level $ 48,12 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan Eropa ini diperdagangkan pada premium dari $ 2,89 untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg

AUD/USD Menunggu Rilis Data Penjualan Retail Jelang Rilis Data Nonfarm Payrolls

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Pasangan mata uang AUD/USD saat ini ditransaksikan pada level 0,7032 dengan level tinggi 0,7034 pada awal perdagangan Asia dan terendah 0,7025.
Support AUD/USD SMA 50 chart 4 jam downtrend dari level tertinggi dari level 0,7080 bahwa pasangan tidak mampu menembus dalam kesempatan kedua di London semalam. pasangan mata uang menemukan permintaan berdasarkan data China yang mengalahkan ekspektasi.
Indeks PMI China berada di level 49,8. Indeks Non manufaktur untuk September berada di level 53,4 terhadap 53,4. Indeks Caixin/Markit PMI dirilis dan mengalahkan pembacaan awal di level 47,0 dan dirilis pada level 47,2.
Pasar financial China masih libur hari ini dan tidak ada dorongan lebih lanjut di sana, tapi kami masih memiliki datat penjualan ritel Australia untuk bersaing dengan sebelum rilis data nonfarm payrolls hari ini. Ritel penjualan diharapkan naik 0,4% sementara nonfarm payrolls diharapkan menunjukan peningkatan 200.000 pekerja menandakan positifnya rilis data ADP sebelumnya pekan ini dan akan mendorong The Fed segera untuk menaikkan suku sebelum pergantian tahun. (izr)
Sumber: FXstreet

Wednesday 30 September 2015

Investor Tunggu Rilis Data Cina, Saham Asia Ikuti Kenaikan Saham AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Saham Asia mengikuti kenaikan saham AS, setelah indeks patokan regional ini memposting kuartal terburuk sejak 2011, seiring investor menunggu data manufaktur Cina.
MSCI Asia Pacific Index naik 0,2 persen ke level 124,09 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo. Indeks itu merosot 15 persen dalam tiga bulan yang berakhir pada September. Indeks Standard & Poor 500 naik 1,9 persen di New York hari Rabu, rally terbaik dalam tiga minggu, mengupas penurunan kuartalan untuk 6,9 persen.
Dengan hampir $ 11 miliar terhapus dari saham global dalam tiga bulan terakhir, investor beralih ke laporan manufaktur China pada hari ini untuk petunjuk sejauh mana perlambatan di nergara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Pasar yangbberisiko telah terjual di tengah perlambatan pertumbuhan di Cina, penurunan komoditas berkepanjangan dan eksodus dari aset negara berkembang menyusul Amerika Serikat mempersiapkan untuk menaikkan suku bunga mereka sesegera mungkin tahun ini. Dengan liburan selama seminggu di Cina yang dimulai hari ini, manajer keuangan  akan menilai laporan payrolls AS Jumat sebagai indikasi apakah pasar kerja cukup kuat untuk menahan pengetatan. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Euro Jatuh Pasca Data Inflasi Dorong Spekulasi Penambahan Stimulus ECB

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Euro melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir karena laju inflasi di kawasan euro tiba-tiba berbalik negatif untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, menambah tekanan pada Bank Sentral Eropa untuk memperluas stimulus moneter.
Euro melemah terhadap semua mata uang utama seiring harga konsumen di zona euro turun 0,1 persen pada September dari tahun sebelumnya, menurut laporan dari kantor statistik Uni Eropa. Ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan tingkat inflasi nol persen.
Euro jatuh sebesar 0,6 persen ke level $1,1177 pada pukul 5 sore waktu New York, memangkas keuntungan sejak akhir Juni menjadi 0,3 persen. Dolar menguat 0,1 persen ke level 119,88 yen pada hari Rabu.
Sementara program pelonggaran kuantitatif ECB mendorong euro ke level terendah dalam 12-tahun terakhir dari level $1,0458 pada bulan Maret, mata uang euro telah rebounded. Penurunan euro menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan, karena penguatan euro mungkin meredam ekspor dan mengancam upaya mereka untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi di blok tersebut.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pada 23 September lalu bahwa itu terlalu dini untuk mengatakan risiko terhadap prospek ekonomi dibenarkan untuk menambah stimulus. Bank sentral, memulai rencana pembelian aset pada bulan Maret senilai 1,1 triliun euro ($1.23 triliun), bertujuan menahan laju inflasi hanya di bawah 2 persen.
Setiap dorongan untuk program ini, baik melalui memperpanjang durasi atau skala pembelian yang ada, akan datang karena Federal Reserve bergerak lebih dekat menaikkan suku bunga AS dari rekor terendahnya, yang dapat melemahkan euro lebih jauh terhadap dolar.
Estimasi analis euro jatuh ke level $ 1,08 pada akhir tahun ini, menurut survei Bloomberg. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Mencatat Penurunan Triwulan Terpanjang Sejak 1997

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Emas mengalami penurunan kuartalan kelima, yang merupakan penurunan terpanjang sejak tahun 1997, seiring data perekrutan AS yang kuat menambah tanda-tanda kekuatan ekonomi yang terlihat Federal Reserve bergerak mendekati kenaikan suku bunga.
Payrol Perusahaan naik 200.000 pada bulan September, angka dari ADP Research Institute menunjukkan, mengalahkan 000 perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sebesar 190. Ketika pejabat The Fed membiarkan suku bunga untuk tidak berubah pada pertemuan pada September lalu,
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 1% untuk menetap di level $ 1,115.20 per ons pada 1:41 siang di Comex New York, setelah menyentuh level $ 1,110.80, yang terendah sejak 16 September. Harga turun sebanyak 4,8% di kuartal ini, yang tertajam dalam setahun terakhir.
Perak juga menurun di Comex. Platinum dan paladium turun di New York Mercantile Exchange.(yds)
Sumber: Bloomberg

GBP/USD Berada pada Level Terendahnya Sejak Mei

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - GBP/USD anjlok di bawah level 1,5125 dan turun ke level 1,5105 menyentuh level terendahnya sejak 5 Mei lalu. Greenback menguat terhadap mata uang Eropa pada paruh perdagangan pertama sesi Amerika, pada hari terakhir pada perdagangan akhir bulan dan kuartal ketiga.
Dari level terendah pasangan mata uang GBP/USD sedikit rebound dan ditransaksikan pada level 1,5125/30, hampir seratus pips di bawah level harian tertinggi. Pada perdagangan Eropa GBP/USD naik ke level 1,5214 tapi kemudian beralih ke zona merah. GBP/USD terus melemah selama lima jam terakhir. Pound juga melemah terhadap yen mendorong GBP/JPY ke level terendah dalam tiga pekan terakhir di bawah level 181,00 yen. (izr)
Sumber: FXstreet

Emas Menuju Penurunan Kuartalan Terbesar Dalam Setahun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Emas turun 1 persen pada Rabu, menuju penurunan terbesar kuartalannya dalam setahun karena dolar terkait menguatnya dolar dan pasar yang masih menunggu kejelasan tentang waktu kenaikan suku bunga AS yang hangat untuk diantisipasi.
Platinum tetap berada di jalur untuk penurunan kuartalan terbesarnya dalam tujuh tahun terakhir setelah melemah ke level terendahnya sejak Desember 2008 pada Selasa kemarin di tengah kekhawatiran akan menurunnya permintaan untuk mobil diesel yang dipicu oleh skandal emisi Volkswagen.
Emas melemah hampir 5 persen sejak Juli lalu dalam penurunan kuartalan kelima berturut-turut, yang merupakan penurunan kuartalan terpanjang nya sejak tahun 1997.
Spot emas turun 1,2 persen pada $ 1,113.22 per ons, sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun $ 13,60 per ons pada $ 1,113.20.
Emas turun 1 persen pada hari ini, menuju penurunan terbesar kuartalan dalam setahun karena dolar menguat dan pasar menunggu kejelasan tentang waktu kenaikan suku bunga AS hangat diantisipasi.
Logam telah berada di bawah tekanan dari ekspektasi bahwa The Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga AS tahun ini, berpotensi meninggikan kesempatan untuk biaya imbal balik pemegang non-bullion sementara meningkatkan dolar, yang dimana hal tersebut dinilai berharga.
Emas berada di dekat dua minggu terendahnya pada hari Rabu setelah sebuah laporan menunjukkan sektor swasta AS menambahkan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada bulan September. Pedagang juga akan mengamati pidato Ketua The Fed Janet Yellen pada hari ini sebagai petunjuk tentang ekonomi dan waktu kenaikan suku bunga.
Spot platinum turun 0,1 persen pada $ 911,00 per ons, dan telah menurun hampir 15 persen pada kuartal ini.
Sumber: CNBC

Tuesday 29 September 2015

Saham Asia Menguat, Pangkas Kuartalan Terendah Sejak Krisis Keuangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham Asia menguat pada hari terakhir kuartal, mengikuti rally saham AS di sesi akhir perdagangan, seiring indeks acuan regional pangkas kuartalan terendah sejak krisis keuangan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3 % ke level 121,40 pada pukul 09:00 pagi waktu Tokyo. Indeks telah anjlok 17 % sejak akhir Juni lalu, berada di jalur penurunan terbesar sejak kuartal yang berakhir September 2008. Turun 6,6 % pada bulan yang sama.
Saham telah stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan atas posisi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga dan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi China yang akan menghambat permintaan untuk komoditas dan berdampak pada pertumbuhan global. China mulai liburan pada hari Kamis selama 5 hari.
Indeks Topix Jepang naik 1,5 % setelah kemarin jatuh 4,4 %. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,4 % pada hari ini karena telah dibuka kembali dari liburan selama 2 hari. Indeks Australia S&P / ASX 200 menguat 0,1 %, dan Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah 0,4 %.
Kontrak pada Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7 % di sebagian besar akhir perdagangan, sementara di Indeks Hang Seng China Enterprises menguat 0,9 %. Indeks saham H kemarin melemah 3 %, yang merupakan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir, sedangkan Indeks Hang Seng merosot 3 % ke level 2 tahun terendah. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Naik dari 8 Bulan Terendah Seiring Selloff Global Berkurang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham Jepang menguat, dengan indeks Topix mendaki dari delapan bulan terendah, seiring meredanya gejolak di ekuitas global. Produsen ban dan perusahaan asuransi memimpin kenaikan.
Topix naik 1,5 persen ke level 1,396.63 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, setelah jatuh 4,4 persen pada hari Selasa ke penutupan terendah sejak Januari. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,5 persen ke level 17,191.71. Indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen kemarin, menghentikan penurunan lima hari mereka.
E-mini futures S & P 500 naik 0,1 persen. Ekuitas di pasar saham terbesar di dunia itu berfuluktuasi menyusul rebound perusahaan perawatan kesehatan, sementara saham bioteknologi menghapus reli awal mereka dan Apple Inc menyeret perusahaan teknologi ke level yang lebih rendah. Glencore Plc naik 17 persen di London, sehari setelah rekor penurunan pedagang dan penambang meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana perusahaan material dapat bertahan seiring anjloknya harga komoditas.
Topix berada di jalur untuk penurunan 14 persen dalam tiga bulan, hanya penurunan kuartalan kedua sejak Perdana Menteri Shinzo Abe berkuasa. Indeks telah merosot 9,2 persen pada September menyusul kekhawatiran tentang perlambatan di China dan rencana tingkat-kenaikan suku bunga Federal Reserve mendorong gejolak pasar keuangan global. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Berjangka Menguat ditengah Reli Saham AS Pada Akhir Perdagangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Para investor Asia mengambil keuntungan dari reli saham AS pada akhir jam perdagangan kemarin, dengan saham berjangka pada indeks dari Jepang hingga Australia sinyal keuntungan seiring mendekati penutupan kuartalan terburuk untuk ekuitas global sejak 2011.
Indeks Nikkei 225 Stock Average berjangka meramalkan rebound sebesar 1,7 persen, yang meluncur ke level terendah sejak Januari lalu Selasa kemarin di tengah aksi jual ekuitas Asia melebar karena kekhawatiran perlambatan China menahan di pasar sekali lagi. Tembaga berjangka rally, sementara minyak mentah turun karena para pedagang melihat ke depan terkait data persediaan AS yang akan dirilis hari ini waktu New York. Yen menguat jelang rilis laporan perdagangan ritel Jepang dan output pabrik.
Dengan saham di Asia menuju kuartal terburuk sejak runtuhnya Lehman Brothers Holdings Inc, liburan selama lima hari yang dimulai hari Kamis di China akan menahan penurunan dari negara yang telah terkena dampak dari krisis global sejak mendevaluasi mata uangnya Agustus lalu. Sementara lonjakan kepercayaan konsumen membantu saham AS menghapus kerugian, volatilitas tersirat tetap hampir dua kali lipat rata-rata selama tahun lalu karena ketidakpastian atas China dan langkah selanjutnya Federal Reserve membuat para investor gelisah.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,1 persen pukul 8:02 pagi waktu Tokyo. Saham acuan AS membalikan penurunan sebanyak 0,5 persen pada akhir perdagangan Selasa naik 0,1 persen. Yen sedikit berubah pada level 119,80 per dolar pasca naik 0,7 persen dalam dua hari terakhir, membantu mata uang Jepang menjadi pemain terbaik di antara sebagian besar mata uang utama dalam tiga bulan terakhir. Tembaga berjangka naik 0,3 persen, minyak AS jatuh 0,7 persen pasca naik Selasa.
Aksi jual saham bioteknologi dan saham teknologi terus di AS, mengirimkan Indeks Russell 2000 merosot terpanjang sejak 2006 lalu dan menekan Indeks Nasdaq Composite pada bulan Agustus. Obligasi imbal hasil tenor Sepuluh tahun naik, obligasi imbal hasil tenggelam ke terendah dalam satu bulan terendah.
Kontrak pada indeks Australia S & P / ASX 200 naik 0,9 persen di sebagian besar perdagangan terakhir, sementara kontrak pada indeks Hong Kong Hang Seng dan indeks Hang Seng China Enterprises naik setidaknya 0,7 persen. Indeks FTSE A50 China berjangka naik sebesar 0,6 persen menyusul penurunan 2 persen pada indeks Shanghai Composite pada hari Selasa. Pasar saham Korea Selatan kembali melanjutkan perdagangannya hari ini pasca liburan selama dua hari. (izr)
Sumber: Bloomberg

Indeks S&P 500 Pangkas Penurunan Kuartalan Sementara Apple Bebani Nasdaq

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Indeks Standard & Poor 500 memangkass penurunan kuartalan terburuknya sejak 2011, karena saham-kesehatan rebound sejak penurunannya dalam empat tahun terakhir.
Indeks S & P 500 naik 0,1% menjadi 1,884.03, di 04:03 sore di New York, dan turun 4,5% pada September, setelah bulan Agustus turun sebanyak 6,3%. Indeks Nasdaq Composite turun 0,6% karena Apple Inc anjlok sebanyak 3%.
Indeks saham telah stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan atas kebijakan suku bunga Federal Reserve sementara kekhawatiran tetap ada bahwa perlambatan ekonomi di Asia akan menghambat permintaan untuk komoditas serta mengganggu pertumbuhan global. S & P 500 siap untuk kuartal terburuk sejak 2011, turun 9%. Indeks acuan adalah 12% di bawah level tertinggi sepanjang masa pada bulan Mei.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Berfluktuatif Seiring Penurunan Saham Consumer Imbangi Saham Biotech

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham AS berfluktuasi akibat penurunan saham konsumen diimbangi rebound saham perusahaan bioteknologi, karena investor berjuang untuk mendamaikan prospek kenaikan suku bunga dengan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Indeks Standard & Poor 500 naik kurang dari 0,1 persen ke level 1,882.09 pukul 12:21 di New York, pasca naik sebanyak 0,9 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 13,82 poin, atau 0,1 persen, ke level 15,988.07. Indeks Nasdaq Composite stagnan, dan indeks Russell 2000 melemah sebesar 0,2 persen pasca merosot ke level terendahnya dalam 11 bulan terakhir kemarin.
Saham bergerak stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan tentang kebijakan pengetatan suku bunga Federal Reserve sementara kekhawatiran tetap membayangi bahwa perlambatan ekonomi di Asia akan menghambat permintaan untuk komoditas dan menghambat pertumbuhan global. Indeks S&P 500 bersiap catat kuartal terburuk sejak 2011, turun sebesar 8,6 persen. Indeks acuan turun 11 persen di bawah level tertingginya pada bulan Mei lalu.
Indeks Chicago Board Options Exchange Volatility telah ditutup di atas level 20 untuk 26 sesi terakhir, beruntun terpanjang sejak Januari 2012 lalu. Indeks gejolak pasar yang dikenal sebagai VIX turun 1,8 persen pada Selasa ke level 27,14 pasca mencapai level tertingginya dalam tiga pekan terakhir kemarin.
Sebuah laporan yang dirilis hari ini menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen secara tak terduga naik bulan ini seiring peningkatan lapangan pekerjaan membantu Amerika menyingkirkan efek dari penurunan harga saham. Laporan lainnya menunjukkan harga rumah di 20 kota AS naik sebesar 5 persen pada Juli dari bulan yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan permintaan dan persediaan terbatas. (izr)
Sumber: Bloomberg

Monday 28 September 2015

Emas Menurun Tajam di Dua Pekan Terakhir; Platinum Anjlok

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Emas mencatat penurunan tertajamnya dalam lebih dari dua pekan terakhir dan platinum jatuh ke posisi terendah enam tahun pada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS bergerak mendekati keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember tergelincir 1,2% untuk menetap di level $ 1,131.70 per ons pada 1:57 di Comex New York. Penurunan terbesar sejak 9 September. Logam jatuh ini 0,7% pada hari Jumat.
Aset emas ETF naik 4,6 metrik ton pada hari Jumat untuk 1,526.9 ton, yang tertinggi sejak 31 Agustus, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg pada Jumat. Kepemilikan berada di enam tahun terendah bulan lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Bursa Asia Melemah Diiringi Penurunan Saham Material

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Saham Asia turun, dengan indeks acuan menuju penutupan terendah sejak November 2012, seiring aksi jual di pasar AS dan Eropa diperluas ke wilayah dan saham material memimpin penurunan.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,4 % ke level 122,96 pada pukul 09:10 pagi waktu Tokyo, merosot sebesar 16 % pada kuartal ini. Indeks Standard & Poor 500 melemah 2,6 % pada hari Senin di tengah kemerosotan harga komoditas dan saham bioteknologi, sementara ekuitas global turun ke level 2 tahun terendah. Saham Glencore Plc anjlok 29 %, menyeret Indeks World Mining Bloomberg ke level terendah dalam hampir 7 tahun terakhir.
Pasar telah whipsaw terkait ekonomi China mulai terhambat meskipun upaya stimulus. Laba indutri China merosot tajam dalam setidaknya 4 tahun terakhir, menurut laporan hari Senin, menjelang data manufaktur minggu ini guna memberikan petunjuk lebih lanjut tentang pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia. Dampak kenaikan suku bunga di AS juga dapat membebani sentimen, dengan para pejabat Federal Reserve mendukung dalam kenaikan suku bunga pada tahun 2015. (knc)
Sumber : Bloomberg