Thursday 7 November 2024

Bestprofit | Emas Tahan Kuat Usai Pemangkasan Suku Bunga Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (8/11) – Pada Kamis, 7 November 2024, harga emas mengalami kenaikan yang signifikan, lebih dari 1%, didorong oleh faktor utama yang mempengaruhi pasar global: pelemahan dolar AS dan keputusan Federal Reserve (Fed) yang memangkas suku bunga acuan. Keputusan bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase sesuai dengan ekspektasi pasar, dan mempengaruhi pergerakan harga logam mulia. Mari kita telaah lebih dalam tentang penyebab lonjakan harga emas ini, serta implikasinya terhadap pasar dan ekonomi global.

Pelemahan Dolar AS dan Dampaknya terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun sekitar 0,6% setelah sempat mencapai level tertinggi empat bulan. Penurunan ini terjadi setelah pemilihan presiden AS pada hari Selasa, yang menghasilkan kemenangan bagi mantan Presiden Republik Donald Trump.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Secara historis, emas dan dolar AS memiliki hubungan terbalik, di mana ketika dolar melemah, emas cenderung mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa emas diperdagangkan dalam dolar AS di pasar global. Ketika nilai dolar melemah, emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan. Pelemahan dolar AS ini terjadi pada saat yang tepat, di mana pasar mengantisipasi adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat dolar lebih lemah, yang pada gilirannya mendukung kenaikan harga emas. Meskipun demikian, reaksi pasar terhadap pemilihan Trump masih terus diperhatikan oleh investor, yang khawatir akan dampak kebijakan ekonomi masa depan terhadap stabilitas pasar keuangan.

Keputusan Federal Reserve: Pemangkasan Suku Bunga Sebesar 25 Poin Dasar

Pada akhir pertemuan kebijakan dua hari, Federal Reserve mengumumkan keputusan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase, dari kisaran 4,75%-5,00% menjadi kisaran 4,50%-4,75%. Keputusan ini tidak terlalu mengejutkan pasar karena sudah diperkirakan sebelumnya oleh banyak ekonom dan analis. Pemangkasan suku bunga ini dilakukan di tengah tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja AS telah mereda, meskipun masih menunjukkan tingkat pengangguran yang relatif rendah. Fed mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja yang lebih seimbang memberi ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar. Selain itu, meskipun inflasi masih menjadi perhatian utama, indikator ekonomi lainnya menunjukkan adanya penurunan tekanan inflasi, memberikan Fed kebebasan untuk melakukan penyesuaian kebijakan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman dan menguntungkan, seperti emas. Hal ini meningkatkan permintaan terhadap emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Sehingga, pengumuman ini turut berkontribusi pada lonjakan harga emas yang tercatat pada hari Kamis, mencapai $2.691,36 per ons pada pukul 14.22 waktu timur AS.

Proyeksi Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan dan Dampaknya pada Emas

Meskipun Federal Reserve baru saja melakukan pemangkasan suku bunga pada bulan November, para pelaku pasar sudah mulai memperkirakan bahwa langkah serupa bisa dilakukan pada pertemuan berikutnya di bulan Desember 2024. Menurut data LSEG, pasar memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, meskipun itu tergantung pada perkembangan data ekonomi selanjutnya. Seiring dengan prospek penurunan suku bunga yang lebih lanjut, investor emas mungkin semakin optimis bahwa harga logam mulia ini akan terus bergerak naik. Suku bunga yang lebih rendah berarti biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah, karena imbal hasil dari aset lain seperti obligasi atau deposito juga cenderung turun. Akibatnya, lebih banyak investor yang beralih ke emas sebagai pilihan investasi. Namun, ada juga risiko yang perlu diperhatikan. Sebagian analis memperingatkan bahwa jika kebijakan moneter terlalu longgar dan menyebabkan inflasi kembali meningkat secara signifikan, Federal Reserve mungkin akan terpaksa memperketat kebijakan lebih cepat dari yang diharapkan. Ini bisa mempengaruhi arah harga emas di masa depan.

Reaksi Pasar terhadap Kembalinya Donald Trump

Salah satu dinamika yang memengaruhi pasar saat ini adalah kemenangan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024. Meskipun Trump belum kembali ke Gedung Putih, kemenangannya telah menyebabkan ketidakpastian politik yang meningkatkan volatilitas pasar. Hal ini tercermin dalam pergerakan dolar AS yang sempat menguat sebelum akhirnya melemah pada hari Kamis, setelah reaksi pasar terhadap pengumuman hasil pemilu. Para pelaku pasar masih mengamati kebijakan ekonomi yang mungkin diambil oleh Trump jika dia kembali menjabat. Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih agresif, seperti pemangkasan pajak atau peningkatan pengeluaran pemerintah, yang bisa mendorong inflasi lebih tinggi. Dengan inflasi yang lebih tinggi, Federal Reserve mungkin akan menghadapi tekanan untuk mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama, yang bisa mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Namun, analis independen Michael Hewson menulis dalam catatannya bahwa meskipun ada ketidakpastian ini, kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Fed di masa depan tetap ada, tetapi akan lebih sulit dicapai jika inflasi tetap menjadi masalah yang besar. Reaksi pasar terhadap isu ini masih akan sangat bergantung pada bagaimana situasi politik dan ekonomi berkembang dalam beberapa bulan mendatang.

Harga Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang signifikan. Harga perak spot naik 1,8% menjadi $31,71 per ons, mencerminkan minat yang meningkat terhadap logam ini sebagai alternatif investasi selain emas. Perak sering kali dipandang sebagai logam yang lebih terjangkau bagi investor ritel dan juga memiliki berbagai aplikasi industri, yang menjadikannya menarik di tengah ketidakpastian ekonomi. Harga platinum juga mengalami kenaikan 0,6%, mencapai $992,65 per ons. Platinum adalah logam yang digunakan dalam industri otomotif dan juga sektor lain yang sangat bergantung pada permintaan industri. Sementara itu, paladium mengalami penurunan harga 1,3% menjadi $1.021,25 per ons, meskipun permintaan untuk logam ini tetap tinggi di sektor otomotif, terutama dalam produksi kendaraan ramah lingkungan.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas yang lebih dari 1% pada Kamis, 7 November 2024, dipengaruhi oleh dua faktor utama: pelemahan dolar AS dan keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Dengan adanya pemangkasan suku bunga yang lebih lanjut yang diperkirakan pada bulan Desember, serta ketidakpastian politik yang menyertai kembalinya Donald Trump ke dunia politik AS, harga emas diperkirakan akan terus menunjukkan pergerakan yang volatil. Investor perlu terus memperhatikan perkembangan kebijakan ekonomi dan moneter, serta dampaknya terhadap pasar emas dan logam mulia lainnya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!