BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/12) - Harga minyak mentah ditutup turun pada penutupan perdagangan Sabtu dinihari (19/12) setelah data yang menunjukkan peningkatan jumlah kilang minyak AS di tengah meningkatnya kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah global.
Berdasarkan data, kilang minyak AS naik sebesar 17, mengibas penurunan beruntun empat minggu, dan total saat ini berjumlah 541, demikian Baker Hughes mengatakan Jumat. Jumlah rig secara signifikan lebih rendah dibandingkan dari tahun lalu, sebesar 995 waktu itu.
Harga minyak mentah berjangka WTI barada pada 34,73 dollar per barel, turun 0,6 persen, atau 22 sen, setelah diperdagangkan mendekati level terendah tujuh tahun 34,39 dollar per barel.
Sedangkan harga minyak mentah Brent, sebagai patokan global minyak mentah, ditutup turun 26 sen pada 36,80 dollar per barel.
Sebelumnya, kedua benchmark naik lebih dari 1 persen karena short-covering.
Kekenyangan pasokan global yang membawa harga mendekati ke posisi terendah 11-tahun minggu, dimana bagi minyak mentah Brent berarti menghasilkan penurunan untuk tahun ketiga berturut-turut, terjadi pertama kalinya sejak perdagangan minyakyang dimulai pada 1980-an.
Sedangkan bagi minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka ditetapkan untuk kerugian tahunan kedua berturut-turut, pertama kalinya yang terjadi untuk patokan harga minyak AS sejak tahun 1998.
Pedagang sedang mempersiapkan untuk harga minyak mentah lebih rendah tahun depan dengan harus mengambil opsi lebih jauh untuk menjual minyak mentah AS pada bulan Februari ddengan harga jatuh ke $ 30, $ 25 atau bahkan $ 20 per barel, menurut data Reuters.
Pedagang minyak terkemuka Pierre Andurand mengatakan harga bisa jatuh di bawah $ 25 per barel pada kuartal pertama 2016.
Rusia, salah satu produsen minyak terbesar di dunia, mengatakan pada hari Jumat tidak mempertimbangkan koordinasi kebijakan produksinya dengan anggota OPEC, juga menambahkan organisasi ini tidak mengerahkan pengaruh banyak seperti yang terjadi pada 1970-an dan 1980-an.
Rusia telah lama mempertahankan kontak informal dengan OPEC dan mengisyaratkan di masa lalu itu mungkin siap untuk memotong produksi minyak untuk menopang harga.
Penurunan tampaknya tak terbendung di minyak meningkatkan kekhawatiran tentang investasi pasokan di masa depan, Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan pada hari Jumat di Singapura.
“Harga minyak yang rendah saat ini membuat saya khawatir karena itu berarti investasi yang lebih rendah dalam proyek-proyek minyak baru. Tahun ini, investasi minyak menurun lebih dari 20 persen dan yang lebih penting kita harapkan akan menurun tahun depan juga. Kami belum pernah melihat dalam 30 tahun terakhir investasi minyak menurun dua tahun berturut-turut di dunia.”
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi alami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak dunia dan semakin menguatnya dollar dengan kenaikan suku bunga AS. Harga minyak akan bergerak menembus kisaran Support 34,25-33,75, jika harga berbalik menguat akan mencoba menembus kisaran Resistance 35,25-35,75.
Sumber : Vibiznews