Sunday, 10 November 2024

Bestprofit | Emas Melemah Pasca Pemilu: Dampak Berkelanjutan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (11/11) – Pada Jumat, 8 November 2024, harga emas (XAU/USD) tercatat turun sekitar setengah persen, diperdagangkan di kisaran $2.680 per ons. Penurunan ini memperpanjang tren bearish jangka pendek yang telah berlangsung sejak akhir Oktober, yang dimulai setelah hari terakhir bulan Halloween. Pergerakan harga emas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, di antaranya ekspektasi kebijakan ekonomi Presiden terpilih Donald Trump yang dapat memberikan dorongan positif bagi Dolar AS (USD). Dengan adanya kebijakan seperti tarif yang lebih tinggi dan pemotongan pajak, pasar berharap suku bunga akan tetap tinggi, yang pada gilirannya dapat memperkuat USD dan menekan harga emas. Selain itu, pernyataan dari Federal Reserve (Fed) mengenai kondisi ekonomi AS juga turut memberi dampak negatif bagi emas.

Dampak Kebijakan Ekonomi Donald Trump Terhadap Dolar AS

Salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan harga emas adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi yang akan dijalankan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Banyak analis yang memprediksi bahwa kebijakan fiskal yang lebih agresif, termasuk pemotongan pajak dan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian AS. Hal ini dapat menyebabkan suku bunga tetap tinggi atau bahkan meningkat, menguntungkan mata uang Dolar AS.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Ketika suku bunga di AS tetap tinggi atau naik, hal ini membuat investasi dalam dolar lebih menarik karena imbal hasil yang lebih besar. Investor asing pun lebih cenderung membeli aset-aset yang dihargakan dalam dolar, seperti obligasi pemerintah AS, yang menyebabkan aliran modal asing masuk ke pasar dolar. Dalam jangka panjang, penguatan dolar ini dapat menekan harga emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam dolar. Emas sering dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, ketika nilai dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga permintaannya cenderung turun. Hal ini menjelaskan sebagian dari tren penurunan harga emas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Peran Kebijakan Federal Reserve dalam Penurunan Harga Emas

Di sisi lain, kebijakan yang dikeluarkan oleh Federal Reserve juga turut memengaruhi pergerakan harga emas. Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka baru-baru ini, Fed menegaskan bahwa “kondisi pasar tenaga kerja secara umum telah mereda” sejak pertemuan terakhir pada bulan September. Meskipun kata-kata tersebut tidak banyak berubah dari pertemuan sebelumnya, pasar menilai ini sebagai tanda bahwa ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan, meskipun secara umum masih dalam kondisi yang stabil. Pernyataan ini, yang tidak memberikan petunjuk signifikan mengenai perubahan kebijakan moneter, memberikan dampak yang berbeda-beda bagi berbagai aset. Namun, bagi emas, pernyataan yang terkesan netral ini tidak cukup untuk meredam pengaruh kuat dari penguatan dolar AS akibat ekspektasi kebijakan Trump. Ketika Fed tidak memberikan sinyal perubahan signifikan dalam kebijakan suku bunga atau langkah-langkah stimulus lainnya, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset-aset yang lebih menguntungkan dalam lingkungan suku bunga yang tinggi, seperti dolar AS dan obligasi pemerintah.

Ketidakpastian Politik AS dan Dampaknya Terhadap Emas

Meskipun pasar menilai bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat memberikan penguatan bagi dolar, ketidakpastian politik AS tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Proses transisi kepresidenan dan kemungkinan perubahan kebijakan yang mendalam setelah Trump dilantik dapat menciptakan volatilitas yang tidak dapat diprediksi di pasar keuangan. Ketidakpastian ini justru dapat meningkatkan minat investor terhadap aset safe haven seperti emas. Namun, meskipun ketidakpastian politik AS sering kali menjadi alasan bagi investor untuk membeli emas, pada saat ini, perhatian pasar lebih tertuju pada prospek penguatan dolar. Bahkan, Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers pasca-pertemuan, menepis berbagai pertanyaan mengenai kebijakan ekonomi Trump. Powell menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk memberikan penilaian mengenai dampak kebijakan Trump karena ia tidak mengetahui “waktu, atau substansi perubahan kebijakan” yang akan diterapkan. Powell juga menambahkan bahwa ia tidak berpikir kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS disebabkan oleh ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, yang mungkin mengindikasikan pandangan yang lebih suram terhadap ekonomi AS ke depan.

Reaksi Pasar Terhadap Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Salah satu indikator yang dipantau dengan cermat oleh pasar adalah imbal hasil obligasi pemerintah AS. Dalam beberapa minggu terakhir, imbal hasil obligasi AS telah mengalami kenaikan yang signifikan, yang mencerminkan ekspektasi pasar terhadap suku bunga yang lebih tinggi di masa depan. Kenaikan ini seringkali terkait dengan kebijakan ekonomi yang lebih ketat, yang dapat diindikasikan oleh pemotongan pajak atau tarif yang lebih tinggi. Namun, Jerome Powell menegaskan bahwa kenaikan imbal hasil ini bukanlah akibat dari ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, melainkan sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mungkin mengantisipasi suatu periode ketegangan ekonomi yang lebih besar, yang secara historis dapat menguntungkan emas. Namun, dalam jangka pendek, penguatan dolar dan imbal hasil yang lebih tinggi mungkin lebih dominan dalam menentukan arah harga emas.

Outlook Masa Depan Emas: Berpotensi Memasuki Fase Konsolidasi

Melihat tren saat ini, dapat diperkirakan bahwa harga emas mungkin akan melanjutkan fase konsolidasi atau bahkan penurunan dalam jangka pendek, mengingat faktor-faktor yang mendukung penguatan dolar dan suku bunga yang lebih tinggi. Ekspektasi bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat mendorong penguatan dolar, ditambah dengan ketegasan Fed dalam mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat, membuat emas kehilangan daya tariknya sebagai aset yang menguntungkan. Namun, dalam jangka panjang, ketidakpastian politik dan potensi kebijakan ekonomi yang lebih agresif di bawah pemerintahan Trump dapat meningkatkan volatilitas pasar dan menciptakan permintaan baru bagi emas sebagai aset lindung nilai. Oleh karena itu, meskipun tren bearish saat ini lebih dominan, para investor harus tetap waspada terhadap potensi perubahan pasar yang dapat mengubah arah harga emas.

Kesimpulan

Harga emas pada 8 November 2024 telah mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi yang lebih pro-dolar dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump. Kenaikan suku bunga dan tarif yang lebih tinggi diyakini akan menguntungkan Dolar AS, sementara emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam dolar, tertekan. Di samping itu, pernyataan dari Federal Reserve yang tidak menunjukkan perubahan kebijakan signifikan juga memperburuk prospek harga emas. Meskipun demikian, ketidakpastian politik AS dan potensi kebijakan ekonomi yang lebih ekstrem di bawah Trump bisa memicu permintaan baru untuk emas dalam jangka panjang, menjadikannya aset yang tetap relevan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!