Bestprofit
(11/11) – Pada Jumat, 8 November 2024, harga emas (XAU/USD) tercatat
turun sekitar setengah persen, diperdagangkan di kisaran $2.680 per ons.
Penurunan ini memperpanjang tren bearish jangka pendek yang telah
berlangsung sejak akhir Oktober, yang dimulai setelah hari terakhir
bulan Halloween. Pergerakan harga emas ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor utama, di antaranya ekspektasi kebijakan ekonomi Presiden
terpilih Donald Trump yang dapat memberikan dorongan positif bagi Dolar
AS (USD). Dengan adanya kebijakan seperti tarif yang lebih tinggi dan
pemotongan pajak, pasar berharap suku bunga akan tetap tinggi, yang pada
gilirannya dapat memperkuat USD dan menekan harga emas. Selain itu,
pernyataan dari Federal Reserve (Fed) mengenai kondisi ekonomi AS juga
turut memberi dampak negatif bagi emas.
Ketika suku bunga di AS tetap tinggi atau naik, hal ini membuat investasi dalam dolar lebih menarik karena imbal hasil yang lebih besar. Investor asing pun lebih cenderung membeli aset-aset yang dihargakan dalam dolar, seperti obligasi pemerintah AS, yang menyebabkan aliran modal asing masuk ke pasar dolar. Dalam jangka panjang, penguatan dolar ini dapat menekan harga emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam dolar. Emas sering dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, ketika nilai dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga permintaannya cenderung turun. Hal ini menjelaskan sebagian dari tren penurunan harga emas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Dampak Kebijakan Ekonomi Donald Trump Terhadap Dolar AS
Salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan harga emas adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi yang akan dijalankan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Banyak analis yang memprediksi bahwa kebijakan fiskal yang lebih agresif, termasuk pemotongan pajak dan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian AS. Hal ini dapat menyebabkan suku bunga tetap tinggi atau bahkan meningkat, menguntungkan mata uang Dolar AS.Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures
Ketika suku bunga di AS tetap tinggi atau naik, hal ini membuat investasi dalam dolar lebih menarik karena imbal hasil yang lebih besar. Investor asing pun lebih cenderung membeli aset-aset yang dihargakan dalam dolar, seperti obligasi pemerintah AS, yang menyebabkan aliran modal asing masuk ke pasar dolar. Dalam jangka panjang, penguatan dolar ini dapat menekan harga emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam dolar. Emas sering dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, ketika nilai dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga permintaannya cenderung turun. Hal ini menjelaskan sebagian dari tren penurunan harga emas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.