Best Profit (22/3) - Harga minyak mentah AS pada akhir perdagangan Rabu dinihari (22/03) ditutup pada titik terendah sejak November mengabaikan upaya OPEC yang akan memperpanjang penurunan produksi setelah Juni. Penurunan datang menjelang rilis data persediaan minyak mentah mingguan AS yang diperkirakan menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 88 sen, atau 1,8 persen, pada $ 47,34, menetap terendah sejak 29 November Kontrak sebelumnya naik ke $ 49,48.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk minyak, turun 60 sen, atau 1,2 persen, pada $ 51,02 per barel pada 14:36 ET (1836 GMT), turun dari sesi tinggi $ 52,22.
Sumber dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak telah menunjukkan bahwa anggotanya semakin mendukung perpanjangan pengurangan produksi tetapi ingin dukungan dari produsen non-OPEC minyak, seperti Rusia, yang belum melakukan pengurangan sepenuhnya.
Kelompok dan beberapa produsen non-OPEC sepakat untuk membatasi produksi dari 1 Januari sebesar 1,8 juta barel per hari (bph) selama enam bulan untuk mengurangi rekor persediaan minyak mentah. Namun, persediaan tetap membengkak.
Commerzbank mengatakan bahwa pemotongan OPEC akan perlu untuk bertahan dalam kuartal keempat untuk mencapai tujuan kelompok mengurangi persediaan tinggi minyak mentah di negara-negara industri untuk rata-rata lima tahun.
Persediaan di Cushing naik dalam seminggu hingga 10 Maret membantu memperluas premium untuk Brent melebihi WTI. Gap yang sekarang berdiri di sekitar $ 2,82 untuk pengiriman Mei, tertinggi sejak akhir Januari.
Jika pembatasan pasokan tidak berjalan, analis mengatakan permintaan global yang solid secara bertahap bisa membantu menyeimbangkan pasar, bahkan dengan memperluas produksi minyak serpih AS.
Dinihari tadi setelah pasar AS tutup, data persediaan mingguan terbaru American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 17 Maret melaporkan kenaikan 4,53 juta barel. Angka ini menyusul penurunan relatif kecil 0,53 juta barel minggu lalu dan di atas perkiraan konsensus untuk kenaiakn sekitar 2,5 juta barel pada pekan ini. Ini juga merupakan kenaikan kesembilan dalam sebelas minggu terakhir yang dilaporkan API.
Persediaan bensin mencatat hasil penurunan 4,93 juta barel setelah turun 3,88 juta barel pekan lalu, sementara distilat tercatat turun 0,88 juta barel setelah penurunan 4,07 juta barel sebelumnya.
Sumber : Vibiznews
Lihat Best Profit