Sunday, 18 June 2017

Mengenal Sejarah Emas dari Masa ke Masa | Bestprofit

Bestprofit (19/6) - Belum ada yang tahu kapan tepatnya emas ditemukan. Dari berbagai temuan arkeolog dan penelitian pra sejarah belum juga dapat memastikan kapan manusia pertama kali mulai menambang emas dan digunakan sebagai logam mulia.
Logam mulia juga pernah ditemukan arkeolog di dataran Spanyol, ditemukan di gua-gua dan diperkirakan usia dari logam mulia tersebut berkisar 40.000 SM.
Satu penemuan ini dapat disimpulkan bahwa penemuan emas oleh manusia tidak dapat dipastikan. Emas merupakan logam yang mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan logam logam lainnya.
Terbuat dari jenis logam, emas merupakan logam yang paling lunak dan mempunyai warna berkilau yang tidak dapat pudar dan tahan terhadap korosi.
Seperti mengutip cermati.com, sejak ribuan tahun lalu sebelum masehi, emas sudah menjadi bahan yang melambangkan keagungan dan kejayaan sekaligus kemakmuran. Hiasan tahta emas selalu menjadi bagian dari ornamen sebuah perangkat raja-raja dan bahkan digunakan dalam salah satu bangunan penggalan zaman dahulu.
Sedemikian berharganya emas sehingga kerap kali menimbulkan malapetaka bahkan tidak jarang juga emas menjadi pemicu sebuah perang yang didasari atas kekuasaan.
Pada zaman mesir kuno dan dataran Irak, emas sudah menjadi ornamen. Kemudian ditemukannya koin mas pada zaman mesir kuno sebagai nilai tukar, tepatnya 3000 SM.
Pada tahun 2500 SM juga ditemukan perhiasan yang terbuat dari emas, tepatnya di Arbydos mesir dan lokasi penemuan yang terletak di makam Raja Zer.
Raja Zer adalah Dinasti Raja Mesir Pertama-penemuan ini sekaligus sebuah bukti bahwa emas adalah sebuah simbol dari kejayaan dan keindahan abadi.
Emas dari Zaman ke Zaman
Berbagai literatur dan penemuan yang telah membuktikan bahwa emas adalah logam mulia yang mempunyai daya magis yang luar biasa, magis yang dapat memberikan daya Tarik bagi manusia untuk mendapatkannya.
Seiring perkembanganya, emas menjadi sebuah aset dan tidak hanya dijadikan sebagai perhiasan belaka. Dengan ditemukannya revolusi industri dan penemuan-penemuan modern dalam hal penambangan khususnya penambangan emas menjadikan emas sebuah bahan tambang yang dapat dijadikan nilai tukar sebuah negara.
Pada zaman perang dunia kedua, dikabarkan dalam sebuah kisah. Rezim Hitler telah menghimpun emas untuk menjadikan rezimnya sebagai rezim yang terkuat dunia dengan nilai tukar yang dia miliki untuk dapat melakukan berbagai macam ekspansi.
Emas yang dihasilkan dari jarahan dan para korban yang akan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi. Harta mereka diambil dan dilebur. Cerita ini sudah lama menjadi hal yang masih misteri. Masih banyak emas jarahan Rezim Nazi yang belum ditemukan.
Perjalanan emas dari zaman ke zaman mengalami berbagai macam fungsi dan kegunaan. Tapa mengurangi nilai emas itu sendiri sebagai logam mulia. Selain sebagai simbol sebuah kekayaan, emas pada Zaman Mesir menjadi alat tukar sebagai perdagangan dengan negara lain.
Pada zaman perdagangan tahun 1800 – dengan 1900-an, fungsi emas sebagai alat tukar masih digunakan sebagai alat tukar untuk melakukan perdagangan dengan negara lain.
Sampai pada akhirnya fungsi emas hanya berfungsi sebagai perhiasan dan pertukaran perdagangan antar negara yang sudah diakui oleh dunia internasional. Pada zaman di era abad ke 21 emas menjadi sebuah pilihan untuk berinvestasi.
Dengan berkembangnya teknologi dalam pertambangan, logam mulia ini semakin banyak dihasilkan oleh banyak perusahaan tambang.
Di Indonesia sendiri perusahaan tambang milik negara adalah PT Aneka Tambang atau biasa disingkat dengan Antam. Selain itu beberapa perusahaan dari luar negeri juga melakukan tambang dengan kontrak kerja khusus dengan pemerintah. Salah satunya yang terkenal adalah Freeport di Papua dan Martabe di Sumatera.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Thursday, 15 June 2017

Bursa Wall Street Tergelincir, Saham Teknologi Merosot Lagi | Best Profit

Best Profit (16/6) - Bursa saham A.S. ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat dinihari (16/06) terganjal lagi kinerja buruk saham teknologi besar.
Indeks Dow Jones turun sekitar 15 poin, dengan Goldman Sachs memberikan kontribusi paling banyak dalam kerugian. Indeks 30-an saham ini sempat turun lebih dari 100 poin di awal sesi.
Indeks S & P 500 turun 0,2 persen dengan teknologi informasi turun 0,5 persen; Sektor ini sempat turun lebih dari 1 persen.
Indeks Nasdaq turun sekitar 0,5 persen setelah jatuh lebih dari 1 persen sebelumnya pada hari Kamis.
Saham Facebook, Amazon, Apple dan Netflix semuanya ditutup lebih rendah. Snap, sementara itu, ditutup 4,92 persen lebih rendah pada $ 17 per saham, dari harga IPO-nya. Saham Alphabet juga turun setelah diturunkan oleh analis di Canaccord Genuity.
Teknologi telah merosot tahun ini, dengan sektor teknologi S & P naik sekitar 18 persen dengan mudah mengungguli industri lainnya.
Awal pekan ini teknologi menyelesaikan penurunan dua hari terbesar sejak Desember.
Data ekonomi terbaru mengecewakan. Bulan lalu, ekonomi A.S. menambahkan 138.000 pekerjaan, jauh di bawah kenaikan yang diharapkan sebesar 185.000. Sementara itu, Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Rabu bahwa penjualan ritel turun 0,3 persen di bulan Mei, menandai penurunan satu bulan terbesar sejak Januari tahun lalu. Penurunan tiba-tiba membingungkan para ekonom, yang memperkirakan kenaikan 0,1 persen.
Investor juga terus mencerna keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga dan menyusun rencana untuk melepaskan neraca senilai $ 4,5 triliun.
Bank sentral A.S. menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, seperti yang diperkirakan secara luas, namun beberapa investor meragukan rencana the Fed.
Pada hari Rabu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga konsumen – ukuran kunci inflasi – turun 0,1 persen di bulan Mei. Data tersebut menyeret imbal hasil 10 tahun ke level terendah dalam tujuh bulan. Pada hari Kamis, imbal hasil melonjak mendekati 2,16 persen.
Menurut analis, The Fed akan mulai mengurangi neraca pada bulan September, yang berarti kenaikan suku bunga berikutnya mungkin tidak sampai Desember.
Ada banyak data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis, termasuk klaim pengangguran mingguan, yang mencapai 237.000.
Indeks bisnis Philadelphia Fed mencapai 27,6 di bulan Juni, sementara survei manufaktur Empire State mencapai 19,8.
Indeks Dow Jones turun 14,66 poin atau 0,07 persen menjadi ditutup pada 21.359,90, dengan penurunan tertinggi saham Nike dan kinerja terbaik saham General Electric.
Indeks S & P 500 tergelincir 5,46 poin atau 0,22 persen, berakhir pada 2.432,46, dengan bahan memimpin tujuh sektor lebih rendah dan utilitas sebagai terbaik.
Indeks Nasdaq merosot 29,39 poin atau 0,47 persen, ditutup pada 6.165,50.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi perumahan Housing Starts dan Building Permits Mei yang diindikasikan meningkat. Juga akan dirilis data Michigan Consumer Sentiment Juni yang diindikasikan stabil.
Sumber : Vibiznews

Wednesday, 14 June 2017

Wall Street Bervariasi Usai The Fed Naikkan Suku Bunga | PT Bestprofit

PT Bestprofit (15/6) - Saham teknologi kembali tertekan sehingga mendorong indeks saham Nasdaq ke zona merah diikuti indeks saham S&P. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street pun bervariasi.
Selain itu, investor khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi usai angka inflasi lebih rendah dan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve turut mempengaruhi wall street.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 46,09 poin atau 0,22 persen ke level 21.374,56. Indeks saham S&P 500 tergelincir 2,43 poin atau 0,10 persen ke level 2.437,92 dan indeks saham Nasdaq melemah 25,48 poin atau 0,41 persen ke level 6.194,89.
Pergerakan wall street juga dipengaruhi sentimen the Federal Reserve. Bank sentral AS tersebut kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni. Dalam pertemuan bank sentral AS itu juga menyatakan kalau pertumbuhan ekonomi dan data tenaga kerja AS akan menguat.
Namun, investor khawatir dengan pernyataan the Fed yang agresif dan mempertimbangkan menaikkan suku bunga kembali.
Selain itu, aksi jual masih terjadi di sektor saham teknologi juga menekan sektor itu. Sektor saham teknologi turun 0,5 persen. Sektor saham teknologi telah naik 18 persen pada 2017.
"Ini dimulai pada pekan lalu ketika perdagangan saham begitu padat. Kini semakin gugup di pasar saham, dan terjadi aksi jual," ujar William Delwiche, Investment Strategist Robert W.Baird and Co, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/6/2017).
Data ekonomi juga menunjukkan kalau harga konsumen secara tak terduga turun pada Mei, dan penjualan ritel cetak penurunan terbesar dalam 16 bulan.
"Saham teknologi yang melemah juga didorong pertumbuhan ekonomi melambat atau komponen software dan peralatan lainnya juga turun. Aksi jual di sektor teknologi seiring kekhawatiran terhadap prediksi pertumbuhan perusahaan teknologi ke depan usai the Fed menaikkan suku bunga," kata Daniel Morgan, Portfolio Manager Synovus Trust.
Sektor keuangan yang tertekan pada tahun ini mendapatkan dampak positif dari kenaikan suku bunga bank sentral AS. Sektor keuangan naik 0,2 persen. Kemudian sektor saham energi melemah 1,8 persen didorong harga minyak tertekan.
Adapun volume perdagangan saham di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mencapai 7,1 miliar saham. Angka ini di atas rata-rata perdagangan saham sekitar 6,8 miliar saham.
Sumber : Liputan6

Tuesday, 13 June 2017

Harga Minyak Naik Usai OPEC Kurangi Pasokan | Bestprofit

Bestprofit (14/6) - Harga minyak menetap lebih tinggi usai berkurangnya pasokan dari negara-negara anggota OPEC ke pasar di seluruh dunia. Meski pasokan berkurang, OPEC mengatakan jika produksi secara keseluruhan meningkat di Mei, dan harga minyak mentah masih bertahan di bawah US$ 50 per barel.
Melansir Reuters, Rabu (14/6/2017), harga minyak patokan Brent 43 sen lebih tinggi menjadi US$ 48,72 per barel. Sementara minyak mentah AS naik 38 sen menjadi US$ 46,46 per barel.
Sebelumnya, harga minyak mentah tergelincir setelah American Petroleum Institute mengatakan pasokan minyak naik sebesar 2,8 juta barel pada pekan yang berakhir 9 Juni, lebih tinggi dari prediksi 2,7 juta barel.
Pasar akan memastikan perihal dana API ini, dengan dikonfirmasi laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang rilis pada Rabu pagi.
Pengekspor minyak utama dunia Arab Saudi, menyatakan pemotongan pada Juli mencakup pengurangan 300 ribu barel per hari (bpd) ke Asia serta pengurangan alokasi yang lebih besar ke Amerika Serikat.
Riyadh yang memimpin OPEC, bersama Rusia dan produsen minyak lainnya kembali mengurangi produksi hampir 1,8 juta barel per hari hingga Maret 2018 untuk mengekang kelebihan pasokan di dunia.
Upaya tersebut sejauh ini sebagian besar tidak berhasil. Kontrak berjangka Brent misalnya, masih diperdagangkan pada harga yang lebih tinggi, yang menjadi pendorong produksi naik.
"Minyak mentah masih berjuang untuk pulih," kata Olivier Jakob, Ahli Strategi di Petromatrix seraya menambahkan jika pendekatan bertahap OPEC untuk menyeimbangkan kembali memberi waktu kepada para produsen minyak AS untuk mengebor sumur baru yang bisa merongrong dampak pemotongan minyak OPEC.
Laporan bulanan OPEC menunjukkan output minyak meningkat sebesar 336 ribu bph pada Mei menjadi 32,14 juta barel per hari, seiring kenaikan di Nigeria dan Libya yang dibebaskan dari pemotongan pasokan.
Data perdagangan menunjukkan pengiriman minyak OPEC ke pelanggannya rata-rata sekitar 26 juta bpd dalam enam bulan terakhir pada 2016 dan ditetapkan rata-rata sekitar 25,3 juta bpd pada semester pertama tahun ini.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Monday, 12 June 2017

Harga Minyak Mentah Naik Terbantu Penurunan Pasokan AS dan Pembatasan Ekspor Arab Saudi | Best Profit

Best Profit (13/6) - Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Selasa dinihari (13/06) pada tanda-tanda penurunan persediaan di Amerika Serikat dan rencana pembatasan ekspor Arab Saudi pada bulan Juli.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) berakhir naik 25 sen atau 0,5 persen menjadi $ 46,08 per barel, setelah sebelumnya naik setinggi $ 46,71.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 13 sen menjadi $ 48,28 per barel pada pukul 2:39 pagi. ET (1839 GMT), dari sesi tinggi $ 49,15.
Data dari perusahaan intelijen pasar Genscape memperkirakan hasil penurunan lebih dari 1,8 juta barel di Cushing, titik pengiriman Oklahoma untuk harga minyak mentah A.S. pekan lalu menambah sentimen bullish, kata pedagang yang melihat data tersebut.
Sementara itu Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, akan memotong alokasi minyak mentah ke Asia pada Juli menjadi total sekitar 300.000 barel per hari (bph), lebih dalam dari pada bulan Juni, kata sumber kepada Reuters. Satu sumber mengatakan volume ke Amerika Serikat akan dipotong sekitar 35 persen di bulan Juli.
Harga anjlok sekitar 5 persen pekan lalu setelah data dari Departemen Energi AS menunjukkan kenaikan pasokan yang mengejutkan.
Beberapa pedagang dan analis telah memperingatkan kenaikan tersebut tampak teknis, setelah WTI menguat dan mendorong langkah serupa di pasar Brent. Tapi mereka mengatakan langkah itu mungkin akan segera berlalu.
Pedagang mengatakan kenaikan harga datang karena data menunjukkan pedagang spekulatif telah meningkatkan investasi mereka di masa depan minyak mentah dengan mengambil volume besar dalam posisi panjang.
Sementara pedagang keuangan memiliki kepercayaan pada kenaikan harga, pasar fisik tetap berada di bawah tekanan, terutama karena kenaikan pengeboran A.S.
Pengebor A.S. menambahkan delapan kilang minyak dalam minggu sampai 9 Juni, sehingga jumlah totalnya menjadi 741, yang paling banyak sejak April 2015, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc pada hari Jumat.
Produksi AS telah meningkat lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016, yang merongrong janji yang dipimpin oleh OPEC untuk mengurangi produksi hampir 1,8 juta bpd sampai kuartal pertama 2018. Brent dan WTI berjangka telah kehilangan sekitar 10 persen nilainya sejak 25 Mei, ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan 11 dari mitranya memperpanjang pembatasan pasokan.
Harga minyak mencapai posisi terendah satu bulan minggu lalu, karena bukti kenaikan produksi di luar Amerika Serikat, seperti Libya dan Nigeria, menambah kekhawatiran investor terhadap pasokan.
Sumber : Vibiznews

Sunday, 11 June 2017

Harga Emas Akhir Pekan dan Mingguan Turun Tertekan Penguatan Dollar AS | PT Bestprofit

PT Bestprofit (12/6) - Harga Emas turun pada akhir pekan Sabtu dinihari (10/06) tertekan penguatan dollar AS terpicu anjloknya poundsterling pasca pemilihan nasional Inggris.
Harga emas spot LLG turun 0,77 persen menjadi $ 1,269.60 per ons. Logam mulia ini mengalami penurunan mingguan pertama dalam lima minggu. Untuk minggu ini emas spot turun 0,8 persen, sebagian besar tertekan penguatan dollar AS dan keputusan ECB yang melemahkan euro, dan penurunan akhir pekan ini setelah poundsterling lemah pasca kegagalan Partai Konservatif Theresa May memenangkan suara mayoritas.
Harga emas berjangka A.S. untuk pengiriman Agustus turun 0,89 persen menjadi $ 1,267.06.
Emas berdenominasi dolar biasanya turun nilainya saat dollar AS menguat.
Dolar AS naik ke level tertinggi 10 hari terhadap sekeranjang mata uang pada hari Jumat, didorong oleh pound Inggris yang lemah setelah Partai Konservatif Perdana Menteri Theresa May kehilangan mayoritas parlemennya dalam pemilihan nasional.
Dengan mayoritas kursi dihitung, Partai Konservatif Perdana Menteri Theresa May tidak bisa memenangkan mayoritas secara langsung di parlemen.
Dia telah meminta pemilihan untuk mendapatkan mandat yang lebih kuat sebelum melancarkan pembicaraan pemisahan yang sulit dengan Uni Eropa.
Sebelumnya pada hari itu, emas ditekan oleh peristiwa di Amerika Serikat, termasuk kesaksian mantan direktur Federal Bureau of Investigation (FBI) James Comey di Kongres AS.
Comey menuduh Presiden Donald Trump memecat dia untuk mencoba merongrong penyelidikan FBI mengenai kemungkinan kolusi oleh tim kampanyenya dengan upaya-upaya yang diduga dilakukan oleh Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS pada 2016. Namun, pernyataannya itu terlihat tidak mengandung kejutan besar.
Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pekan lalu, melepaskan setengah dari lonjakan periode sebelumnya dan menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja semakin ketat meski terjadi penurunan pertumbuhan pekerjaan baru-baru ini.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,44 persen pada 97,35.
Di antara logam mulia lainnya, paladium naik sebanyak $ 864,50 per ons, tertinggi sejak September 2014. Perak tergelincir 0,86 persen menjadi $ 17,23 per ons, sementara platinum naik 0,8 persen lebih tinggi menjadi $ 939,70.
Sumber : Vibiznews

Thursday, 8 June 2017

Harga Minyak Mentah Turun, Produksi AS dan Nigeria Meningkat | Bestprofit

Bestprofit (9/6) - Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Jumat dinihari (09/06), setelah mencapai posisi terendah satu bulan menyusul kenaikan yang tak terduga persediaan A.S. dan kembalinya minyak mentah Nigeria ke pasar.
Harga minyak mentah A.S. berakhir turun 8 sen atau o,2 persen pada $ 45,64 per barel. WTI sebelumnya turun serendah $ 45,20, tingkat terlemah sejak kontrak tersebut jatuh melalui sejumlah level teknis utama menjadi $ 43,76 pada 5 Mei.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 15 sen menjadi $ 47,91 per barel pada pukul 2:36 siang. ET (1836 GMT), setelah mencapai sesi rendah $ 47,56.
Pada hari Rabu, harga minyak mentah A.S turun lima persen setelah data menunjukkan kenaikan besar persediaan minyak mentah dan bensin A.S. pekan lalu karena kilang berjalan menurun dan ekspor turun.
Dalam sebuah catatan, Commerzbank mengatakan, “Kecuali data yang dirilis yang membuat persediaan inventaris terbaru muncul sebagai anomali, harga minyak hampir tidak mungkin membuat pemulihan yang langgeng.”
Sebagian mengimbangi data pasokan produksi minyak mentah A.S. turun menjadi 9,318 juta barel per hari, penurunan pertama dalam empat minggu, menurut Administrasi Informasi Energi.
Harga minyak telah turun di bawah $ 50 per barel meskipun ada janji dari eksportir terbesar di dunia untuk memperpanjang produksi produksi 1,8 juta barel per hari (bpd) menjadi tahun depan dalam upaya mengurangi persediaan global yang melonjak.
Menambah kekhawatiran tentang penawaran yang melampaui permintaan, Royal Dutch Shell pada hari Rabu mengangkat sebuah force majeure pada ekspor minyak mentah Forcados Nigeria, membawa semua nilai mentah negara itu sepenuhnya berjalan kembali untuk pertama kalinya dalam 16 bulan.
Pasar juga mendapat tekanan dari berita meningkatnya output dari Libya, yang bersama-sama dengan Nigeria dibebaskan dari pemotongan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan 11 mitranya.
Volume perdagangan Kamis untuk WTI turun sekitar 84 persen dari waktu yang sama pada hari Rabu. Bestprofit
Sumber : Vibiznews

Wednesday, 7 June 2017

Harga Emas Turun Tertekan Penguatan Dollar AS; Sentimen Ketidakpastian Politik Masih Membayangi | Best Profit

Best Profit (8/6) - Harga emas berada di bawah tekanan pada akhir perdagangan Kamis dinihari (08/06) setelah dolar AS menguat terhadap euro karena laporan bahwa Bank Sentral Eropa sedang mempersiapkan proyeksi penurunan inflasi pada hari Kamis.
Dollar AS yang meningkat membuat emas dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang berpotensi melemahkan permintaan.
Harga emas spot LLG turun 0,73 persen pada $ 1,288.00 per ons pada 1345 GMT. Pada hari Selasa, naik 1,1 persen mencapai level tertinggi sejak November tahun lalu di $ 1.295,97.
Harga emas berjangka A.S. tergelincir 0,2 persen menjadi $ 1,294.2.
Sebelumnya harga emas bertahan di level tertinggi tujuh bulan terpicu ketidakpastian politik terkait pemilihan umum di Inggris dan kesaksian mantan direktur FBI ke Senat A.S.
Tola adalah unit pengukuran tradisional Indiapada 0,375 troy ons. India akhir pekan lalu mengatakan akan mengenakan pajak emas sebesar 3 persen di bawah pungutan penjualan baru yang mulai berlaku pada 1 Juli, lebih rendah dari perkiraan pajak 5 persen.
Di Amerika Serikat, mantan direktur FBI James Comey akan bersaksi pada hari Kamis dapat lebih jauh menekan Presiden Donald Trump dan berpotensi menggagalkan rencananya untuk mengembalikan peraturan dan merombak pajak.
Di Inggris, pasar khawatir partai Konservatif yang berkuasa mungkin tidak mendapatkan mayoritas dalam pemilihan hari Kamis. Perdana Menteri Theresa May ingin meningkatkan mayoritasnya untuk memperkuat tangan Inggris dalam perundingan keluar dengan Uni Eropa.
Pedagang juga melihat ke depan untuk pertemuan Federal Reserve A.S. minggu depan.
Di antara logam mulia lainnya, platinum turun 1,85 persen menjadi $ 945,50 per ons dan paladium turun 2,53 persen menjadi $ 826,90 setelah sebelumnya menyentuh $ 859,80 per ons, tertinggi sejak September 2014.
Platinum digunakan terutama untuk membuat autocatalyst untuk mobil berbahan bakar diesel, sedangkan paladium terutama digunakan untuk autocatalysts pada mobil berbahan bakar bensin.
Perak turun 0,85 persen menjadi $ 17,56 per ons.
Sumber : Vibiznews

Tuesday, 6 June 2017

Harga Minyak Mentah Naik Terbantu Dukungan Teknis; Kenaikan Pasokan Bensin AS Menjadi Sentimen Bearish | PT Bestprofit

PT Bestprofit (7/6) - Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan hari Rabu dinihari (07/06), menemukan dukungan teknis setelah meluncur di bawah $ 47 per barel pada tekanan dari keretakan diplomatik di Timur Tengah dan persediaan minyak mentah yang tinggi di Amerika Serikat.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate di AS berakhir naik 79 sen atau 1,7 persen menjadi $ 48,19. Ini jatuh pada awal perdagangan, kemudian memantul dari dukungan teknis antara $ 46,75 dan $ 46,95 dan naik ke atas.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 59 sen, atau 1,2 persen, satu barel menjadi $ 50,06 pada pukul 2:34 siang waktu setempat (1834 GMT).
Harga minyak tetap 6-7 persen lebih rendah daripada sebelum OPEC dan sekutu non-OPEC mengatakan bahwa mereka memperpanjang pemangkasan produksi sampai Maret 2018.
Kekuatan utama Arab termasuk Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada hari Senin, menuduhnya mendukung militan Islam dan Iran. Kapal yang datang dari atau pergi ke Qatar dilarang mengendarai kendaraan Fujairah, di UAE.
Surplus minyak di banyak bagian dunia dan perkembangan dengan Qatar membuat para pedagang gugup, bahkan setelah Menteri Perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq mengatakan Qatar tetap berkomitmen untuk membatasi produksi minyak mentah berdasarkan kesepakatan antara OPEC dan beberapa pemasok non-OPEC.
Dengan produksi minyak sekitar 620.000 barel per hari (bpd), Qatar adalah salah satu produsen minyak mentah terkecil di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, namun beberapa investor khawatir ketegangan di dalam kartel dapat melemahkan kesepakatannya untuk menahan produksi agar dapat memberikan kenaikan harga.
Fokus kemungkinan akan beralih ke inventori A.S. menjelang data pemerintah Rabu.
Produksi minyak mentah A.S. telah melonjak lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai 9,34 juta barel per hari, angka industri menunjukkan.
Dinihari tadi American Petroleum Institute (API) merilis laporan persediaan minyak mentah mingguan untuk pekan yang berakhir 2 Juni mencatat hasil penurunan 4,62 juta barel pada pekan ini setelah hasil penurunan 8,7 juta barel pekan lalu. Pasar memperkirakan penurunan sekitar 3,5 juta barel untuk minggu ini dan data mencatat hasil yang lebih besar dari perkiraan untuk minggu kedua berjalan.
Namun Bensin, mencatat jumlah kenaikan yang cukup besar yaitu 4,1 juta barel pada minggu ini setelah hasil penurunan 1,7 juta barel pada minggu sebelumnya.
Distillate juga mencatat kenaikan 1,75 juta barel menyusul kenaikan kecil 0,12 juta barel sebelumnya.
Cushing mencatat hasil penurunan 1,56 juta barel yang merupakan penurunan kesembilan berturut-turut yang memperkuat ekspektasi pasar akan hasil penurunan yang signifikan pada persediaan Cushing dari akhir Mei.
Sumber : Vibiznews

Monday, 5 June 2017

Harga Emas Sentuh Level Tertingginya di April | Bestprofit

Bestprofit (6/6) - Harga emas menguat usai naik ke level tertinggi dalam enam minggu terpicu data pekerjaan yang mengecewakan meredam kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan tingkat suku bunganya secara agresif.
Meskipun tidak mungkin pula untuk mencegah terjadinya kenaikan suku bunga pada Pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan ini.
Melansir laman Reuters, Selasa (6/6/2017), harga emas di pasar Spot stabil di posisi US$ 1.279,11 per ounce usai naik 1,1 persen pada hari Jumat. Harga emas mencapai posisi puncak US$ 1.283,27 di awal sesi, level tertingginya Sejak 21 April. Sementara emas berjangka AS naik 0,2 persen menetap di US$ 1.282,70 per ounce.
Pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Mei dan kenaikan lapangan kerja di dua bulan sebelumnya tidak sekuat data yang dilaporkan. Ini menghilangkan momentum di sektor pekerjaan.
Analis memperkirakan suku bunga berjangka AS akan sedikit berubah sebagai ukuran terkait aktivitas industri jasa yang turun pada Mei. Penurunan untuk pertama kalinya sejak Februari 2016.
Pedagang melihat peluang kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya mencapai 96 persen, pada pertemuan yang berlangsung minggu depan.
Suku bunga yang lebih tinggi akan memberi tekanan pada harga emas. "Laporan data ketenagakerjaan As yang lebih lemah dari perkiraan, saat dirilis pada 2 Juni membuat harga emas menguat. Harga kemungkinan juga belum tentu kembali tergelincir seiring kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC di Juni," tulis Analis Standard Chartered dalam sebuah catatan.
Sementara harga paladium mencapai level terkuatnya sejak September 2014 di posisi US$ 849,40. Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan bahwa hal itu mungkin terjadi karena faktor teknis telah mendukung paladium dalam beberapa hari terakhir.
Sementara harga Perak mencapai level tertinggi US$ 17,64 per ounce, posisi terkuat sejak 26 April. Platinum sedikit berubah ke posisi US$ 952.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Sunday, 4 June 2017

7 Langkah Persiapan Mudik dan Liburan dengan Mobil Pribadi | Best Profit

Best Profit (5/6) - Sebentar lagi waktu mudik dan libur panjang tiba. Jika kamu menggunakan kendaraan atau mobil pribadi untuk menuju kampung halaman, sebaiknya kamu memastikan kondisi kendaraan pribadi dalam keadaan prima.
Jangan sampai rencana untuk berlebaran berubah menjadi duka berkepanjangan hanya karena kamu tidak mempersiapkan kondisi kendaraan sebelum berangkat.
Berikut ini beberapa langkah yang wajib kamu lakukan untuk persiapan mudik dengan memakai kendaraan pribadi, seperti dikutip dari Halomoney:
1. Memeriksa Ruang mesin
Nyalakan mesin dan dengarkan suaranya apakah berjalan dengan normal atau tidak. Pastikan juga mengecek minyak rem, minyak kopling, air radiator, aki, oli mesin serta air wiper terisi sesuai dengan takarannya.
Jika kamu masih awam untuk mengeceknya sendiri, kamu bisa datang ke bengkel yang kamu percayai.
2. Periksa lampu mobil
Caranya nyalakan lampu mobil dan lihat kondisinya. Kamu perlu melihat kondisi lampu depan mobil, lampu rem yang ada di belakang, lampu sein dan cek bagian soket pada bagian lampu depannya.
3. Pastikan wiper mobil masih bagus
Pastikan wiper mobil masih berfungsi dengan sempurna. Jangan lupa memastikan bagian karet wiper masih bagus dan mampu membersihkan dengan cepat.
Ban tidak botak
4. Pastikan ban tidak botak
Kamu harus melihat bagian tapak dan kembang ban apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Jangan segan untuk mengganti ban yang sudah botak agar perjalananmu nyaman dan jauh dari kecelakaan akibat kondisi ban buruk. Dan pastikan tekanan angin ban sesuai dengan anjuran pabrikan sekitar 32 atau 35.
5. Perangkat pendukung mobil
Jangan lupa membawa perangkat pendukung seperti dongkrak, ban serep, kotak P3K serta alat darurat lainnya. Perangkat tersebut sangat dibutuhkan saat kendaraan Anda mengalami masalah sehingga harus ada di dalam mobil.
Cek AC
6. Cek AC
Pastikan perangkat AC mobil berfungsi dengan baik dan juga jangan lupa mengecek semua panel pada dashboard serta tombol-tombol pada kabin berfungsi normal.
7. Cek seluruhan
Agar lebih yakin, jangan lupa untuk mengetes mobil agar bisa merasakan respon mobil baik setir, ban, suspensi. Apabila ada yang kurang meyakinkan, sebaiknya ditanyakan kepada bengkel terpercaya dan pastikan dalam kondisi baik.
Itulah beberapa hal yang wajib kamu lakukan sebelum kamu memakai kendaraan pribadi untuk mudik atau liburan.
Sumber : Liputan6

Thursday, 1 June 2017

Harga Minyak Mentah Sesi Eropa Menguat; Ekpektasi AS Menarik Diri Dari Kesepakatan Iklim Paris | PT Bestprofit

PT Bestprofit (1/6) - Harga minyak mentah naik pada hari Kamis (01/06) memasuki sesi Eropa, naik dari level terendah tiga minggu menyentuh sesi sebelumnya, didukung oleh ekspektasi bahwa Amerika Serikat dapat menarik diri dari kesepakatan iklim global dan oleh sebuah laporan yang menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah A.S. telah turun lebih dari yang diperkirakan.
Trump mengatakan akan mengumumkan pada hari Kamis, sebuah keputusan mengenai apakah akan membiarkan Amerika Serikat dalam sebuah kesepakatan global untuk memerangi perubahan iklim, karena sebuah sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan bahwa dia bersiap untuk menarik diri dari kesepakatan Paris.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 64 sen atau 0,8 persen menjadi $ 48,96 per barel. Minyak WTI turun $ 1,34, atau 2,7 persen, pada sesi sebelumnya untuk berakhir di $ 48,32 per barel, penutupan terendah sejak 12 Mei.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk Agustus naik 58 sen atau 0,8 persen menjadi $ 51,34 per barel pada 0739 GMT, setelah diperdagangkan lebih tinggi sebelumnya. Pada hari Rabu, Brent turun $ 1,53, atau 3 persen, untuk menetap di $ 50,31 per barel. Ini adalah penutupan terendah Brent sejak 10 Mei.
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah turun sebesar 8,7 juta barel di 513,2 juta dalam minggu sampai 26 Mei. Itu dibandingkan dengan ekspektasi analis yang turun 2,5 juta barel.
Keuntungan lebih lanjut mungkin terbatas untuk dua tolok ukur minyak utama karena berita bearish terus berlanjut dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia yang terkunci dalam pertempuran melawan produksi serpih yang meningkat dalam usaha mereka untuk meningkatkan harga.
Produksi dari OPEC naik di bulan Mei, kenaikan bulanan pertama tahun ini, menurut sebuah survei Reuters.
Pasokan yang lebih tinggi dari Nigeria dan Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi, mengimbangi kepatuhan yang lebih baik oleh pihak lain.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan menguatkan harga minyak mentah.
Sumber : Vibiznews

Harga Emas Turun; Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga AS Juni Menguat | Best Profit

Best Profit (2/6) - Harga Emas turun pada akhir perdagangan Jumat dinihari (02/06) setelah laporan tenaga kerja swasta naik mengalahkan perkiraan, meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga AS  dan mengangkat dolar AS.
Harga emas spot LLG turun 0,15 persen pada $ 1,266.20 per ons. Pada hari Rabu, menyentuh sesi tinggi $ 1,273.74 per ons, terkuat sejak 25 April.
Harga emas berjangka A.S. untuk pengiriman Agustus turun $ 5,30 menjadi $ 1,270.10 per ons.
Tenaga kerja swasta meningkat sebesar 253.000, jauh di atas harapan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan laporan tersebut menunjukkan bahwa gaji swasta tumbuh pada 185.000 di bulan Mei, dari 174.000 di bulan April.
Angka ADP datang menjelang laporan non farm payroll Departemen Tenaga Kerja AS yang lebih lengkap pada hari Jumat, yang mencakup pekerjaan sektor publik dan swasta.
Juga membebani emas adalah indeks dolar yang sedikit lebih kuat, yang memperpanjang kenaikan setelah data ADP, yang telah didukung oleh imbal hasil Treasury A.S. yang lebih tinggi dan menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga A.S. bulan ini.
Data gaji penting dari Amerika Serikat dapat berarti Fed akan menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan pada pertemuan 13-14 Juni.
Pedagang percaya ada kemungkinan kenaikan suku bunga 87 persen, menurut alat FedWatch milik CME Group.
Permintaan untuk koin emas American Eagle tetap tidak memuaskan, data dari Mint A.S. menunjukkan, dengan penjualan untuk lima bulan pertama tahun ini turun 56 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 186.500 ounces.
Di antara logam mulia lainnya, perak turun 0,21 persen menjadi $ 17,25 per ons.
Platinum turun 1,70 persen pada $ 927,50 per ons, setelah menyentuh level terendah $ 923, terlemah sejak 15 Mei.
Penjualan kendaraan baru A.S. di bulan Mei kemungkinan disangga oleh diskon besar, analis industri yang memperkirakan bahwa permintaan pada bulan tersebut sedikit berubah atau naik sedikit setelah dua bulan turunnya penjualan.
Platinum terutama digunakan dalam katalis otomatis yang mengurangi emisi berbahaya dari knalpot
Palladium terakhir terlihat naik 1,01 persen pada $ 825,22, setelah menyentuh puncak intraday $ 827,60, tertinggi sejak 1 Mei.
Sumber : Vibiznews

Tuesday, 30 May 2017

Harga Minyak Mentah Tertekan Peningkatan Produksi Libya dan Proyeksi Bearish Goldman Sachs | PT Bestprofit

PT Bestprofit (31/5) - Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Rabu dinihari (31/05) di tengah tanda-tanda kenaikan kembali produksi Libya dan proyeksi penurunan harga minyak oleh Goldman Sachs.
Penurunan harga minyak juga masih dipicu kekhawatiran bahwa pengurangan produksi oleh eksportir utama dunia mungkin tidak cukup untuk mamangkas kelebihan global yang telah menekan harga selama hampir tiga tahun.
Harga minyak mentah berjangka A.S. turun 14 sen atau 0,3 persen, pada $ 49,66.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 35 sen per barel di $ 51,94 pada pukul 2:41 pagi (1841 GMT), setelah menguat 14 sen pada Senin.
Analis Goldman Sachs telah mengurangi perkiraan harga minyak mereka, dengan mengatakan bahwa turunnya biaya produksi A.S. akan terus meningkat selama bertahun-tahun yang akan datang.
Bank tersebut mengatakan bahwa begitu pertumbuhan produksi OPEC berlanjut setelah pemotongan yang dipaksakan sendiri, produksi A.S. dan OPEC akan meningkat sebesar 1 juta menjadi 1,3 juta bpd antara tahun 2018 dan 2020.
Goldman mengatakan sementara bullish pada harga jangka pendek karena persediaan normal, maka harga minyak mentah berjangka 2018-19 berada dalam kisaran $ 45 – $ 50.
Produksi minyak Libya mencapai 784.000 barel per hari (bpd) karena masalah teknis di lapangan Sharara, namun diperkirakan akan mulai meningkat menjadi 800.000 barel per hari pada hari Selasa, kata kepala negara National Oil Corporation.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak lainnya, termasuk Rusia, sepakat pekan lalu untuk terus mengendalikan pasokan sampai akhir kuartal pertama 2018, sembilan bulan lebih lama dari yang direncanakan semula.
Produksi gabungan oleh OPEC dan produsen lainnya akan dipegang sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) di bawah levelnya pada akhir tahun lalu.
Namun, pemotongan tersebut belum menguras persediaan dengan tingkat signifikan dan harga turun setelah kesepakatan OPEC diumumkan.
Bagian dari masalah OPEC adalah pasokan minyak di Amerika Serikat, di mana produksi serpih melonjak.
Pengebor A.S. telah menambahkan kilang minyak selama 19 minggu berturut-turut. Jumlah kilang yang beroperasi di Amerika Serikat sekarang berjumlah 722, tingkat tertinggi sejak April 2015, menurut perusahaan jasa Baker Hughes.
Namun penurunan lebih jauh tertahan dengan adanya musim mengemudi di musim panas Amerika, yang secara tradisi dimulai pada hari libur Memorial Day pada hari Senin, mungkin menawarkan beberapa dukungan untuk harga, kata para analis. Permintaan di Amerika Serikat untuk bahan bakar transportasi cenderung meningkat saat keluarga mengunjungi teman dan kerabat atau berlibur selama musim panas di Belahan Bumi Utara.
Asosiasi Mobil Amerika mengatakan menjelang Memorial Day bahwa mereka memperkirakan 39,3 juta orang Amerika menempuh jarak 50 mil (80 km) atau lebih selama akhir pekan Memorial Day, jarak tempuh Memorial Day tertinggi sejak 2005.
Sumber : Vibiznews

Monday, 29 May 2017

Harga Emas Dekati Posisi Tertinggi dalam Sebulan | Bestprofit

Bestprofit (30/5) - Harga emas mendekati posisi tertingginya dalam sebulan seiring pelemahan Dolar Amerika Serikat (AS) dan retret di pasar saham, yang mendorong logam mulia berpegang pada keuntungan di sesi sebelumnya.
Melansir laman Reuters, Selasa (30/5/2017), harga emas di pasar spot berada di posisi US$ 1.266,30 per ounce. Angka ini sedikit berubah dari US$ 1.266,66 pada Jumat pekan lalu. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun 0,2 persen ke posisi US$ 1.265,20 per ounce.
Harga emas mencapai posisi tertingginya sejak 1 Mei pada hari Jumat lalu di US$ 1.269,50 per ounce. Ini terpicu investor yang melihat kegelisahan Presiden Donald Trump saat menghadiri pertemuan para pemimpin dunia lainnya di KTT G7.
Investor memutuskan kembali membeli emas batangan sebagai alternatif menjaga aset berisiko tinggi seperti saham. Retret 0,1 persen dalam indeks dolar mendukung harga emas meski bergerak perlahan,seiring para pedagang di Amerika Serikat, London dan Cina yang sedang libur nasional.
"Potensi kenaikan harga terbatas sekarang, tapi dengan berita dari pertemuan G7 dan dolar yang lebih lemah, harga emas sudah naik," ujar Analis BBLR Thorsten Proettel Said.
Kanselir Jerman Angela Merkel pada pertemuan KTT G7, mengatakan jika Eropa tidak bisa lagi mengandalkan sepenuhnya pada sekutunya. Di bawah tekanan dari G7, Trump menyatakan mendukung perjanjian untuk melawan proteksionisme tetapi menolak mendukung langkah global tentang perubahan iklim, dengan mengatakan jika dirinya perlu lebih banyak waktu untuk memilih.
Di sisi lain, pasar sedang menunggu rencana pertemuan komite Federal Reserve pada bulan depan yang bisa menjadi petunjuk rencana kenaikan suku bunga AS. Memang, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS.
Sementara untuk harga logam mulia lainnya, perak tercatat naik 0,2 persen menjadi US$ 17,38 per ounce, setelah menyentuh posisi tertinggi satu bulan di US$ 17,41.
Harga Platinum 0,3 persen lebih rendah ke US$ 953 sementara
Paladium naik 1,1 persen menjadi US$ 799.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Sunday, 28 May 2017

Harga Minyak Mentah Mingguan Merosot 2 Persen, Upaya Bargain Hunting Terjadi | Best Profit

Best Profit (29/5) - Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu (27/05) terdukung bargain hunting setelah jatuh hampir 5 persen pada sesi sebelumnya karena kekecewaan bahwa keputusan pimpinan OPEC untuk memperpanjang pembatasan produksi tidak lebih banyak jumlahnya seperti yang diharapkan.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) berakhir pada $ 49,80, naik 1,8 persen.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 68 sen atau 1,3 persen menjadi $ 52,14 per barel pada pukul 2:38 waktu ET (1838 GMT).
Pada pertemuan Kamis di Wina, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan beberapa produsen non-OPEC sepakat untuk memperpanjang sebuah janji untuk memotong sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir kuartal pertama 2018. Kesepakatan awal akan Kedaluwarsa bulan depan.
Goldman Sachs menghubungkan penurunan tajam harga minyak menjadi tiga aspek kesepakatan OPEC: kurangnya pemotongan yang lebih dalam; kegagalan untuk mengenakan pembatasan produksi untuk Libya dan Nigeria, yang dibebaskan dari pengurangan; dan tidak adanya “strategi keluar yang jelas” di luar upaya untuk mengelola persediaan musiman dibangun pada kuartal pertama 2018.
Posisi investor dan perdagangan teknis juga bergerak dalam percepatan penjualan pada hari Kamis, karena harga minyak turun sampai rata-rata pergerakan 50 dan 200 hari, kata bank investasi tersebut.
Beberapa analis juga mengaitkan penurunan hari Kamis dengan putusan antara sentimen investor dan niat OPEC.
Produsen yakin bahwa rencana tersebut akan menurunkan pasokan minyak mentah menjadi rata-rata lima tahun 2,7 miliar barel, namun investor minyak telah berharap kesepakatan menit-menit terakhir mengenai tindakan yang lebih luas.
Kekhawatiran tetap bahwa penurunan produksi yang dipimpin oleh OPEC akan mendukung kenaikan produksi lebih lanjut dari Amerika Serikat, di mana produsen dapat beroperasi dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Produksi minyak A.S. telah meningkat sebesar 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai lebih dari 9,3 juta barel per hari, mendekati produksi produsen utama Rusia dan Arab Saudi.
Pada hari Jumat, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan jumlah penurunan kilang minyak yang beroperasi di Amerika Serikat melonjak selama 19 minggu berturut-turut. Ini naik 2 kilang menjadi total 722, naik dari 316 pada saat ini tahun lalu.
Dengan produksi A.S. meningkat dengan mantap dan OPEC dan sekutu-sekutunya berpotensi meningkatkan produksi pada 2018 untuk mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang, banyak pedagang, termasuk Goldman Sachs, sudah memperkirakan kemerosotan harga lainnya.
Penilaian lain menunjukkan kemungkinan pemotongan produksi diperluas ke 2019 untuk menurunkan persediaan minyak mentah dan produk olahan.
Untuk minggu ini harga minyak mentah merosot sekitar 2 persen. Anjloknya harga minyak mentah hampir 5 persen pada hari Kamis memberikan kontibusi penurunan terbesar, yang dibatasi kenaikan akhir pekan ini.
Sumber : Vibiznews

Thursday, 25 May 2017

MotoGP: Ban Depan Michelin Bikin Marquez Lebih Pede | PT Bestprofit

PT Bestprofit (26/5) - Marc Marquez, pembalap Repsol Honda, kini memiliki kepercayaan diri tinggi untuk menatap MotoGP Italia 2017 di Sirkuit Mugello. Pasalnya, keputusan Michelin terkait ban depan membuat The Baby Alien merasa lebih baik.
Usai balapan MotoGP Prancis 2017 di Sirkuit Le Mans, beberapa pembalap ikut serta dalam tes yang diadakan terkait perubahan pada Sirkuit Catalunya, Montmelo, Rabu (24/5/2017). Dalam tes tersebut, Marquez tampil sebagai yang tercepat.
Ia mencatatkan waktu terbaik 1 menit 43,803 detik, unggul 0,195 detik atas pembalap Ducati, Jorge Lorenzo. Sementara itu, rekan setim Marquez, Dani Pedrosa, menempati posisi kelima dengan selisih 0,570 detik.
Bagi Marquez, perubahan yang dilakukan Michelin sangat baik untuk kinerjanya. Mulai dari MotoGP Italia, seluruh pembalap MotoGP akan menggunakan ban depan keras. Tak seperti pada lima seri awal musim ini di mana Michelin menyediakan ban yang lebih lunak.
"Kami memastikan bahwa ini sedikit lebih stabil dan saya menyukainya. Tak ada perbedaan besar. Selanjutnya kami akan menyiapkan motor karena dalam dua pekan kami akan balapan di sini. Kami fokus pada hal itu, mencoba banyak hal di sisi elektronik, di mana kami masih harus lebih konstan," ujar Marquez, dilansir Crash.
wal musim MotoGP 2017 sendiri berjalan dengan buruk bagi Marquez. Dari lima balapan, ia harus mengalami kecelakaan dua kali. Setelah MotoGP Argentina, ia juga gagal finis pada MotoGP Prancis usai terjatuh di lap ke-17.
"Anda tak berharap itu. Kami juga tak mengerti, tapi Anda kecelakaan. Pada tes ini, kami banyak memusatkan perhatian pada ban baru untuk mencoba dan memahaminya karena kami akan mendapatkannya di Mugello," tutur Marquez.
Terlepas dari hal itu, catatan buruk pada MotoGP Argentina dan Prancis membuat Marquez tercecer dari jalur juara. Saat ini pembalap berusia 24 tahun itu menempati urutan keempat klasemen pembalap dengan koleksi 58 poin, terpaut 27 angka dari Maverick Vinales. PT Bestprofit
Sumber Liputan6

Harga Minyak Mentah Turun Tipis Terpengaruh Persediaan Bensin AS; Hasil Pertemuan Wina Dinantikan | Bestprofit

Bestprofit (25/5) - Harga minyak mentah turun tipis pada akhir perdagangan Kamis dinihari (25/05) setelah laporan persediaan bensin A.S. yang lebih kecil dari yang diperkirakan, sementara investor menantikan pertemuan di Wina antara OPEC dan negara-negara pengekspor minyak lainnya apakah akan memperpanjang pemotongan produksi.
Harga minyak mentah berjangka A.S. turun 11 sen atau 0,2 persen, pada $ 51,36.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 22 sen per barel di $ 53,93 pada pukul 2:36 pm ET (1836 GMT).
Persediaan minyak mentah A.S. turun untuk pekan ketujuh berturut-turut karena penyuling memproses jumlah minyak mentah mendekati rekor pekan lalu, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Rabu.
Persediaan minyak mentah turun 4,4 juta barel pada pekan yang berakhir 19 Mei, lebih tinggi dari perkiraan analis yang turun 2,4 juta barel. Namun persediaan bensin turun hanya 787.000 barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk 1,2 juta barel.
Data tersebut muncul satu hari sebelum Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), bersama dengan negara-negara non anggota OPEC, dijadwalkan untuk memutuskan apakah akan memperpanjang kesepakatan untuk mengurangi pasokan dunia.
Kedua patokan tersebut telah menguat lebih dari 10 persen dari level terendah bulan Mei di bawah $ 50 per barel, rebound pada sebuah konsensus bahwa OPEC dan produsen lainnya akan mempertahankan batasan produksi yang ketat dalam upaya untuk menguras kelebihan pasokan global yang terus-menerus.
OPEC telah berjanji untuk mengurangi pasokan sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai Juni dan diperkirakan pada hari Kamis untuk memperpanjang pemotongan tersebut selama sembilan bulan.
Sebuah komite multinasional yang terdiri dari beberapa anggota penting OPEC dan non-OPEC merekomendasikan pada hari Rabu membatasi pemotongan pada tingkat yang sama ketika produsen bertemu pada hari berikutnya, kata sebuah sumber OPEC.
Pemotongan yang dipimpin oleh OPEC hanya akan menghasilkan pasar yang seimbang tahun ini, menurut penelitian BMI, namun dari tahun 2018 dan seterusnya, pasar akan kembali mengalami kelebihan pasokan, meski pada tingkat yang lebih rendah dari 2013-2016.
Salah satu alasan mengapa pasar yang belum diperkuat lagi adalah meningkatnya produksi minyak A.S., yang telah melonjak 10 persen sejak pertengahan 2016 hingga 9,3 juta bpd.
Mendapatkan keuntungan dari pasar yang dikenal sebagai contango, di mana harga minyak di masa depan lebih tinggi daripada pengiriman segera, pengebor A.S. telah menjual produksi masa depan untuk membiayai perluasan produksi.
Untuk menghentikan ini, analis Goldman Sachs menyarankan agar kurva harga minyak mentah berjangka harus didorong ke belakang, di mana harga di bawah harga saat ini.
Sementara keterbelakangan mungkin bisa mengurangi persediaan, kurang jelas bagaimana OPEC dapat mengubah kurva harga ke depan, atau menghentikan produksi yang meningkat.
Sumber : Vibiznews

Lihat Bestprofit