Thursday, 24 September 2015

Yellen Menuju Tahap Untuk Kenaikan Suku Bunga, Alami Dehidrasi di Akhir Pidato

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/9) - Ketua Federal Reserve Janet Yellen hari Kamis mengatakan bahwa kenaikan suku awal mungkin akan tepat untuk dilakukan tahun ini.
Dalam pidatonya di University of Massachusetts, Amherst, Yellen mengatakan dia mengharapkan inflasi akan kembali ke angka 2% selama beberapa tahun ke depan seiring faktor temporer saat ini yang menekannya akan berkurang. Tanda-tanda pertumbuhan yang lemah di luar negeri tidak akan cukup besar untuk membuktikan bahwa hal itu memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan, kata Yellen.
"Sebagian besar peserta FOMC, termasuk saya sendiri, saat ini mengantisipasi ... peningkatan awal di tingkat dana federal akhir tahun ini, diikuti oleh kecepatan bertahap untuk pengetatan setelah itu," kata Yellen.
Menjelang akhir sambutannya, Yellen tersendat dalam berkata-kata dan berhenti beberapa kali sebelum menyelesaikan pidato tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Fed mengatakan bahwa Ketua Fed terlihat bersama staf EMT ketika dia meninggalkan panggung.
"Ketua Yellen merasa dehidrasi pada akhir pidato panjang di bawah lampu terang," kata juru bicara Fed.
"Sebagai tindakan pencegahan, ia terlihat bersama staf EMT di tempat di U-Mass Amhert. Dia merasa baik-baik saja setelah itu dan melanjutkan jadwal Kamis malamnya, "kata juru bicara itu. (sdm)
Sumber: MarketWatch

Saham Asia Naik Pasca Yellen Isyaratkan Untuk Kenaikan Suku Bunga 2015

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/9) - Saham Asia menguat setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bank sentral berada di trek untuk menaikkan suku bunga tahun ini.
MSCI Asia Pacific Index naik 0,2 persen ke level 125,11 pada pukul 09:11 pagi waktu Tokyo. indeks acuan regional Asia ini telah jatuh 15 persen sejak akhir Juni, di jalur untuk berada di kuartal terburuk dalam empat tahun, menyusul Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga dengan terguncangnya pasar keuangan oleh kekhawatiran melambatnya pertumbuhan Cina. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Harga Emas Sumringah Sambut Dolar AS Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/9) - Harga emas di pasar spot menguat lebih dari 2 persen pada Kamis (Jumat pagi WIB), merupakan penguatan harian terbesar selama hampir delapan bulan dipicu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, emas mencetak kenaikan harian terbaik sejak akhir Januari dengan menyentuh level tertinggi satu bulan dari US$ 1.156 per ounce karena dolar AS melemah usai laporan barang tahan lama AS tercatat turun 2 persen pada Agustus.

Investor terus memantau pidato Gubernur Federal Reserve Janet Yellen untuk dijadikan petunjuk kapan Bank Sentral AS akan mulai menaikkan suku bunga acuan.

Sebelumnya The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol dipicu oleh kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global. Namun, Bank Sentral AS memastikan akan tetap menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini.

Harga emas naik 2 persen menjadi US$ 1.153,4 per ounce, sementara kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 2 persen ke level US$ 1,153.8 per ounce.

Harga perak naik 2,4 persen menjadi US$ 15,16 per ounce. Sedangkan harga paladium melompat 7 persen dipicu aksi beli yang dilakukan pedagang Jepang usai liburan tiga hari.
"Orang Jepang datang agresif pada tawaran pagi ini, mengambil logam putih membawa harga US$ 20 lebih tinggi," kata Jason Cerisola dari MKS Grup.

Platinum mulai menguat di tengah kekhawatiran tentang permintaan dari sektor otomotif menyusul skandal emisi Volkswagen. Platinum biasanya digunakan dalam katalis diesel untuk membersihkan emisi gas buang.

Harga platinum di pasar spot naik 2,3 persen menjadi US$ 958 per ounce, setelah terkikis sekitar 5 persen dalam empat sesi terakhir. (Ndw/Ahm)


Sumber : Liputan6

Harga Minyak Naik Sebab Stok Berkurang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/9) - Harga minyak naik hampir 1 persen pada hari Kamis (Jumat pagi WIB) ditopang penarikan stok minyak Amerika Serikat (AS) di titik pengiriman Cushing, Oklahoma.

Dilansir dari Reuters, Jumat (25/9/2015), harga minyak AS jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik US$ 43 sen, atau hampir 1 persen menjadi US$ 44,91 per barel. Sementara harga minyak Brent menguat US$ 42 sen, atau 0,9 persen ke level US$ 48,17 per barel.

Perusahaan intelijen pasar Genscape memperkirakan adanya penarikan 625 ribu barel minyak mentah AS dari titik pengiriman Cushing, Oklahoma pada pekan yang berakhir 22 September 2015.

Perkiraan Genscape ini muncul setelah penurunan persediaan 462.000 barel di Cushing dilaporkan pemerintah AS pada pekan lalu.

Tapi aksi jual di pasar saham telah memangkas keuntungan dalam minyak. Indeks S&P 500 anjlok di tengah  tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Harga minyak telah turun lebih dari 25 persen kuartal ini.  Banyak analis berpikir prospek jangka panjang untuk minyak mentah akan tetap suram akibat menumpuknya persediaan dan melambatnya permintaan melambat lebih lanjut ke musim dingin.

"Kami juga melihat harga minyak akan kembali ke posisi terendah tahun ini, dengan probabilitas tinggi sekitar 85-90 persen," kata Jim Ritterbusch, konsultan minyak dari Ritterbusch & Associates di North Wabash, Chicago.

Pada perdagangan besok, harga minyak berpeluang turun lagi seiring dengan rilis revisi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II dan laporan data rig minyak di AS.

Rebound harga minyak akan mengandalkan penurunan jumlah rig minyak yang dikeluarkan oleh perusahaan industri Baker Hughes yang akan menunjukkan produksi yang lebih rendah di masa depan. (Ndw/Igw)


Sumber : Liputan6

Wednesday, 23 September 2015

Platinum Berada pada Level 6-1/2 Tahun Terendah Terkait Skandal VW

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/9) - Platinum jatuh ke level terendahnya dalam 6-1/2-tahun terakhir pada hari Rabu, di tengah kekhawatiran tentang penurunan permintaan dari sektor otomotif, di mana platinum digunakan dalam katalis diesel untuk membersihkan emisi gas buang, sedangkan paladium, yang digunakan dalam kendaraan bensin, naik 7 persen.
Logam telah tertekan oleh berita pemalsuan uji emisi yang dilakukan perusahaan sebesar Volkswagen AG di AS karena investor percaya itu bisa mempengaruhi permintaan mobil diesel.
Harga palladium, logam utama yang digunakan dalam katalis bensin, melonjak terkait spekulasi bahwa skandal Volkswagen dapat meningkatkan permintaan untuk kendaraan bensin, kata para pedagang.
Spot platinum jatuh ke terendah sejak Januari 2009 lalu ke level $924,50 per ons, dan turun 0,8 persen ke level $926,25 pukul 1:57 EDT (1757 GMT).
Paladium, di sisi lain, melonjak 7,2 persen ke level $649 per ons, tertinggi sejak pertengahan Juli lalu. Mengupas keuntungan dan naik 6,1 persen ke level $642,25 per ons, di jalur menuju kenaikan terbesar sejak Desember 2009 lalu.
Emas menguat, pasca dua hari mengalami penurunan, karena dolar jatuh sebanyak 0,2 persen terhadap sebagian besar mata uang utama, sedangkan data pabrik Cina yang lemah memburuknya selera investor terhadap risiko.
Spot emas naik 0,6 persen ke level $1,131.53 per ons, sementara kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,6 persen ke level $1,131.50 per ons.
Kepemilikan emas ETF, terlihat meningkat pertama dalam hampir sebulan terakhir pada hari Selasa, mendukung harga emas.
Perak naik sebesar 0,2 persen ke level $14,75 per ons. (izr)
Sumber: Reuters

Melambatnya Operasional Jadikan Minyak Turun Dibawah $ 45 per barel

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/9) - Minyak mengalami penurunan setelah laporan yang menunjukkan bahwa kilang minyak AS memangkas suku bunga operasional dalam 8 bulan terakhir, memberikan sinyal bahwa melemahnya permintaan untuk minyak mentah karena unit ditutup untuk pemeliharaan musiman.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun sebanyak 4 % setelah Administrasi Informasi Energi mengatakan kilang minyak menurunkan tingkat operasi sebesar 2,2 poin persentase. Melambatnya penyuling AS selama bulan September untuk melakukan perawatan setelah puncak akhir musim panas musiman. Produksi minyak mentah AS meningkat untuk pertama kalinya dalam 7 minggu terakhir sementara persediaan menurun.
Minyak telah berfluktuasi sejak menyentuh rekornya bulan lalu menuju level 6 tahun terendah seiring kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi China memicu volatilitas pasar. Kontrak berjangka turun lebih dari 20 % dari rekornya bulan Mei di tengah spekulasi bahwa melimpahnya pasokan global yang akan berkepanjangan. Goldman Sachs Group Inc mengatakan bulan ini bahwa kelebihan dari awalnya dapat diantisipasi dan minyak mentah bisa jatuh ke level terendahnya $ 20 per barel.
WTI untuk pengiriman November turun $ 1,76 atau 3,8 %, ke level $ 44,60 per barel pada pukul 01:42 siang di New York Mercantile Exchange. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah 11 % di atas rata-rata 100 hari.
Brent untuk pengiriman November melemah $ 1,12 atau 2,3 ‹‹%, ke level $ 47,96 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah acuan Eropa yang diperdagangkan pada premium $ 3,36 dibandingkan minyak WTI.
Produksi minyak mentah AS naik 19.000 barel per hari menjadi 9.140.000 pada pekan lalu, menurut data dari EIA. Impor minyak mentah turun 13.000 barel per hari menjadi 7,18 juta, setidaknya sejak Juni lalu.
Stok minyak mentah merosot 1,93 juta barel menjadi 454 juta pada pekan yang berakhir 18 September, kata EIA. Persediaan nasional diperkirakan akan menurun 1,25 juta barel menurut para analis yang disurvei oleh Bloomberg. Persediaan minyak di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak WTI dan penyimpanan minyak terbesar bangsa, turun 462.000 barel menjadi 54 juta, setidaknya sejak bulan Maret. (knc)
Sumber : Bloomberg

Euro Menguat, Obligasi Jatuh Seiring ECB Tambah Ketidakpastian Stimulus

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/9) - Gubernur Bank Sentral Mario Draghi menambah membingungkan pasar keuangan global.
Euro menguat dari level terendahnya dalam tiga pekan terakhir pasca Presiden Bank Sentral Eropa mengatakan terlalu cepat untuk menjaminkan stimulus tambahan, sementara obligasi di zona euro meningkat karena investor berspekulasi ECB akan memperpanjang langkah-langkah kebijakan moneter. Ekuitas AS berfluktuasi dalam berbagai tengah perdagangan cahaya, sementara minyak mentah tenggelam. Data yang lemah manufaktur China torpedo aset emerging-market.
Komentar Draghi datang setelah Federal Reserve Ketua Janet Yellen mempertahankan suku bunga mendekati nol disematkan di tengah kekhawatiran gejolak pasar keuangan baru-baru ini dapat menghambat pemulihan. Sementara langkah bank sentral AS dorong penguatan saham dan obligasi, mereka perdagangan terbalik pasca empat pejabat The Fed mengatakan bahwa ekonomi cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga.
Ekuitas di seluruh dunia bersiap mencatat kuartalan terburuk dalam empat tahun terakhir karena pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia mengalami perlambatan, penurunan harga logam dan minyak mentah. Itu juga meredupkan prospek laju inflasi dan mendorong daya tarik surat hutang pemerintah. Pada hari Rabu, indeks manufaktur China jatuh ke level terendah dalam enam tahun terakhir, sedangkan data di Eropa menunjukan pertumbuhan di wilayah ini tidak melambat.
Euro menguat sebesar 0,5 persen ke level $1,1174 pukul 13:13 di New York pasca Draghi mengatakan program stimulus ECB saat ini "telah cukup fleksibilitas" untuk mengatasi pelemahan terus-menerus dalam prospek pertumbuhan. Euro. Mata uang tunggal Eropa naik 0,4 persen ke level 134,12 yen, kenaikan pertama dalam empat hari terakhir. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Material & Energi Turun Antarkan Bursa AS Ditutup Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/9) - Saham AS mencatat penurunan keempat dalam 5 hari terakhir sejak keputusan suku bunga Federal Reserve, diiringi pelemahan dalam harga komoditas yang dipimpin oleh minyak mentah.
Perdagangan di Indeks Standard & Poor 500 adalah 22 % di bawah rata-rata 30-hari pada hari ini, dengan volume perdagangan di tengah hari libur Yahudi untuk memperingati Yom Kippur. Produsen energi menurun diikuti kemerosotan minyak setelah laporan persediaan AS mengisyaratkan melemahnya permintaan, sementara produsen bahan mentah merosot seiring indeks manufaktur China jatuh ke level 6 tahun terendah.
Indeks S&P 500 turun 0,2 % ke level 1,938.77 pada pukul 04:00 sore waktu New York, setelah kemarin melemah 1,2 % ke level terendahnya sejak 9 September lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg

Harga Minyak Kembali Anjlok Karena Pasokan Berlebih

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/9) - Harga minyak turun tajam pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta), menghapus keuntungan yang telah dicetak sejak awal pekan. Pendorong penurunan harga minyak adalah data mengenai stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang mengalami kenaikan.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (24/9/2015), harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman November turun US$ 1,88 atau 4,1 persen sehingga menetap di angka US$ 44,48 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga global juga merosot US$ 1,22 atau 2,7 menjadi US$ 47,75 per barel di ICE Futures Europe.

Penurunan harga ini lebih disebabkan karena masih besarnya pasokan minyak mentah di dunia ini jika dibandingkan dengan permintaan yang ada. Di satu sisi produsen minyak terus memompa produksi namun ekonomi global sedang melemah sehingga permintaan juga turun.

Selain itu, penghentian sementara kilang Exxon Mobil Corporation yang ada di Texas, AS, yang berlawanan dengan data Departemen Energi AS mengenai jumlah pasokan minyak mentah yang ada juga diperkirakan menjadi salah satu penyebab anjloknya harga minyak pada perdagangan Rabu ini.

Penutupan kilang Exxon seharusnya berpengaruh kepada kurangnya pasokan minyak di AS. Namun menurut data Departemen Energi AS masih terlihat stok data yang cukup banyak meskipun terjadi penurunan pasokan yang berarti penutupan tidak berpengaruh besar kepada jumlah stok.

Data Departemen Energi AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di AS turun menjadi 454 juta barel pada pekan lalu dari data sebelumnya yang menunjukkan masih di angka 456 juta barel.

Sedangkan untuk stok minyak olahan atau bensin mengalami kenaikan 1,4 juta barel. Data tersebut jauh berbeda dengan perkiraan dari para analis yang memprediksikan berada di sekitar angka 1 juta barel. Untuk solar turun 2,1 juta barel dibanding harapan terjadi kenaikan 1,4 juta barel.

Broker di Liquidity Energy, New York, AS, Peter Donovan menjelaskan, masih ada pengaruh yang lebih besar diperhatikan di luar sana jika dibanding dengan data-data pasokan yang telah keluar. "Ada kemungkinan tambahan stok minyak mentah di saat pasar sedang jenuh," jelasnya.

Data ekonomi China yang suram memang menjadi perhatian bagi para pelaku pasar minyak. Pasalnya jika perekonomian China terus mengalami penurunan maka bisa dipastikan pasokan minyak mentah tidak akan banyak turun karena selama ini memang salah satu konsumen terbesar minyak dunia adalah China. Pengaruhnya dari hal tersebut adalah harga minyak kemungkinan besar masih tetap berada di level rendah. (Gdn/Zul)


Sumber : Liputan6

Tuesday, 22 September 2015

Emas Turun Seiring Spekulasi Terbaru Kenaikan Suku Bunga Angkat Dolar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/9) - Emas turun 1 persen pada Selasa, tertekan akibat penguatan dolar terkait ekspektasi terbaru bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade terakhir.
Kelemahan pada komoditas lainnya juga menekan emas, yang rally pekan lalu pasca The Fed mempertahankan suku pada tingkat yang sangat rendah, menjaga biaya kesempatan memegang aset non-imbal hasil seperti bullion. Emas gagal mempertahankan keuntungan mereka pasca seorang pejabat Fed Fed menekankan bahwa kenaikan hanya tertunda.
Spot emas turun 0,7 persen ke level $1,125.22 per ons pukul 3:17 EDT (1917 GMT), sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup turun sebesar 0,7 persen ke level $1,124.80 per ons.
Platinum turun tajam di antara logam mulia, turun lebih dari 3 persen ke level 6-1/2-tahun terendah. Beberapa pedagang mengutip berita bahwa pemalsuan uji emisi kendaraan Volkswagen AG AS dapat mempengaruhi 11 juta mobil di seluruh dunia. Platinum digunakan dalam katalis diesel.
Platinum turun 3,4 persen ke level $932,75 per ons, pasca jatuh ke terendah sejak Januari 2009 di $ 929,50. (izr)
Sumber: Reuters

Dolar Menguat Pasca Komentar Juru Bicara The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/9) - Dolar mencapai level terkuat dalam hampir dua pekan terakhir terhadap euro pasca para pejabat Federal Reserve mengatakan ekonomi AS cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga tahun ini.
Greenback naik terhadap semua mata uang kecuali dua dari 16 mata uang utama. Pedagang berjangka melihat 47 persen kemungkinan The Fed akan menaikan suku bunga pada bulan Desember, naik dari 44 persen pada 17 September. Presiden The Fed Bank of Atlanta Dennis Lockhart mengatakan ia tetap yakin AS akan mengetatkan kebijakan tahun ini, bahkan ketika volatilitas pasar baru-baru ini mengangkat risiko terhadap ekonomi dan prospek inflasi. Dewan Eksekutif anggota Bank Sentral Eropa Peter Praet mengatakan di Jenewa pada hari Senin bahwa para pembuat kebijakan "tegas akan bereaksi" jika tujuan inflasi ECB beresiko.
Dolar menguat sebesar 0,6 persen ke level $1,1123 terhadap euro pukul 1:31 di New York. Menyentuh level $1,1114 per euro, level terkuat sejak 4 September lalu. Mata uang AS turun 0,6 persen ke level 119,90 yen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Bursa Asia Memperpanjang Selloff Global Jelang Laporan Manufaktur China

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/9) - Bursa saham Asia anjlok untuk hari ketiga, memperpanjang selloff atau aksi jual global, karena investor menunggu laporan manufaktur China di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi di negara tersebut semakin mendalam.
Indeks MSCI Asia Pacific, tidak termasuk Indeks Jepang, turun 0,4% ke level 402 pada pukul 08:01 pagi di Hong Kong, setelah produsen komoditas memimpin penurunan setelah harga bahan baku anjlok. Kontrak pada Nikkei 225 Stock Average merosot 2,6% di Singapura, dengan pasar ekuitas Jepang ditutup untuk liburan. Indeks  pabrik swasta China Yang akan diriis pada hari Rabu diproyeksikan akan menunjukkan kontraksi untuk bulan ketujuh.
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,5%. Indeks Kospi Korea Selatan tenggelam 1,1%. Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 0,1%. Kontrak pada Nikkei 225 diperdagangkan di level 17.525 di Singapura, dengan penutupan acuan yang mendasari pekan lalu berada di 18,070.21. Perdagangan di bursa saham Jepang akan dilanjutkan pada hari Kamis.
Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong dan Indeks A50 FTSE China di Singapura kehilangan setidaknya 1%.
Indeks Shanghai Composite pada hari Selasa menguat 0,9% di tengah optimisme atas kunjungan kenegaraan Presiden Xi Jinping ke AS dengan diperkirakan negara tersebut akan mencapai kesepakatan terkait perdagangan, energi, iklim, keuangan, penerbangan, pertahanan dan pembangunan infrastruktur selama kunjungan Xi tangggal 22 -25 September, Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan pekan lalu.(frk)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Berjangka Perpanjang Penurunan Jelang Rilis PMI Pabrik China

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/9) - Saham Asia bersiap untuk memperpanjang aksi jual ekuitas global, dengan indeks berjangka dari Australia hingga AS melemah seiring kecemasan yang ditandai pengembalian gejolak pasar bulan lalu.
Kontrak pada indek acuan Asia meluncur setidaknya 1 persen pada perdagangan terakhir, pasca produsen komoditas dan saham automotif kirim Indeks Standard & Poor 500 turun 1,2 persen dalam hampir dua pekan terakhir. Permintaan untuk investasi paling aman terus meningkat pada hari Rabu, dengan obligasi Australia dan Selandia Baru mengikuti rebound di Treasuries dan yen gelar penguatan. Tembaga berjangka melayang dekat harga terendahnya bulan ini dengan indeks PMI pabrik swasta diproyeksikan mengalami kontraksi untuk bulan ketujuh di sektor manufaktur China.
Kekhawatiran baru atas goyah perekonomian China, sumber ructions pasar bulan lalu, tenggelamnya komoditas pada hari Selasa, diikuti meningkatnya volatilitas ekuitas dari AS hingga Eropa seiring skandal atas standar emisi gas buang mobil Volkswagen AG. Pasar telah bergejolak sejak Federal Reserve mempertahankan suku bunga pekan lalu, pasca pejabat menyatakan kekuatan ekonomi AS dan prospek untuk mendaki tahun ini masih rentan. Pasar Jepang tetap ditutup untuk liburan hari Rabu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Terkoreksi ditengah Penurunan Saham Automotif Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/9) - Saham AS jatuh akibat penurunan saham bahan baku seiring merosotnya saham komoditas, aksi jual di saham bioteknologi kian mendalam dan skandal emisi gas buang Volkswagen AG terus menekan saham otomotif global.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 1,2 persen ke level 1,942.62 pukul 04:00 di New York, memangkas penurunan di jam terakhir perdagangan pasca jatuh sebanyak 1,9 persen. Ini merupakan penurunan ketiga dalam empat hari terakhir, mengirim indeks ke level dua pekan terendah. Indeks volatilitas mencatat kenaikan terbesar dalam satu bulan terakhir.
Ekuitas mendapat dorongan pada hari Senin pasca empat pejabat The Fed berbicara terkait prospek kenaikan suku bunga pada tahun 2015, hanya beberapa hari pasca bank sentral hentak investor dengan mengutip gejolak pasar global dan perlambatan di China sebagai alasan untuk menahan kenaikan suku bunga. Komentar mereka menyarankan terus membaiknya perekonomian domestik dapat membayangi kekhawatiran tentang kondisi global.
Tawaran bank sentral untuk transparansi yang lebih besar tentang kriteria untuk kenaikan suku bunga telah meninggalkan pasar berkedut dengan setiap laporan ekonomi di tengah perluasan daftar The Fed dan pertentangan data AS. Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan pekan lalu bahwa para pembuat kebijakan akan meneliti perlambatan risiko pertumbuhan di China dan pasar negara berkembang terhadap perekonomian AS
Sementara itu, pasar tetap yakin kenaikan suku bunga akan dilakukan tahun ini pasca keputusan The Fed dan pernyataan dovishnya. Pedagang harga memperkirakan sekitar 41 persen kenaikan suku bunga akan dilakukan pada pertemuan FOMC bulan Desember, dibandingkan dengan 64 persen pada 16 September sebelum keputusan kebijakan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Monday, 21 September 2015

Pemerintah dan BI Kompak Ajukan Revisi Asumsi Makro Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/9) - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) kompak merevisi asumsi makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi dan kurs rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Usulan perubahan asumsi tersebut masih harus mendapat persetujuan dari DPR.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah tetap mematok inflasi sebesar 4,7 persen dan SPN 3 bulan 5,5 persen di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

"Kondisi ekonomi tahun depan akan lebih baik dibanding 2015, ketidakpastian berkurang karena The Fed sudah menaikkan tingkat suku bunga dan kebijakan negara lain. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga mempengaruhi ekonomi kita," ujar dia usai Raker RAPBN 2016 di Gedung DPR, Jakarta, yang ditulis Selasa (22/9/2015).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, sambungnya, akan didorong penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan pemulihan ekonomi Eropa meski terjadi perkiraan penurunan pertumbuhan Tiongkok pada tahun depan sebesar 6,3 persen dari perkiraan 6,8 persen di tahun ini.

Dia mengatakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun depan diprediksi 5 persen atau tidak berbeda jauh dengan tahun ini. Harapan bertumpu pada pengeluaran pemerintah yang dianggarkan lebih besar dibanding 2015 terutama pada belanja infrastruktur. Bambang bilang, kebijakan deregulasi diharapkan bisa membuat iklim investasi membaik di tahun depan.

"Sehingga kami mengajukan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2016 atau lebih rendah dari asumsi sebelumnya 5,5 persen. Ini lebih realistis tanpa meninggalkan optimisme," ujar Bambang.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengajukan asumsi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 persen-5,6 persen pada tahun depan atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 5,5 persen-6 persen.

"Jadi kalau pemerintah memasang target 5,3 persen, maka ini angka yang sangat nyaman karena masih dalam range perkiraan BI," ujar dia.

Sementara untuk kurs rupiah, lanjutnya, BI mengusulkan asumsi di kisaran Rp 13.700-Rp 13.900 per dolar AS. Perkiraan nilai tukar rupiah ini sudah mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,3 persen dengan kinerja impor akan menurun.

Dia menuturkan, kondisi kuartal I 2016 diperkirakan rupiah masih tertekan di level Rp 14.000 per dolar AS. Tapi akan ada penguatan di kuartal II-IV dengan kisaran Rp 13.700-Rp 13.900 per dolar AS.

"Karena melihat rupiah undervalue dan overshoot karena sentimen modal terbatas, sudden reversal di pasar modal, banyak pembelian valas dan eksporti enggan melepas dolar. Beraca pembayaran Indonesia di kuartal II 2016 diprediksi masih negatif dan akan positif di kuartal III dan IV tahun depan," papar dia. (Fik/Ahm)


Sumber : Liputan6

iOS App Store Milik Apple Hadapi Serangan Besar Pertama

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/9) - Beberapa perusahaan keamanan dunia maya melaporkan penemuan program berbahaya bernama XcodeGhost yang menempel di ratusan aplikasi Apple yang sah.
Apple Inc mengatakan hari Minggu (20/9) bahwa pihaknya sedang membersihkan iOS App Store untuk membuang program-program iPhone dan iPad berbahaya yang diidentifikasi dalam serangan skala besar pertama di toko aplikasi perangkat lunak tersebut.
Perusahaan itu mengungkapkan upayanya setelah beberapa perusahaan keamanan dunia maya melaporkan penemuan program berbahaya bernama XcodeGhost yang menempel di ratusan aplikasi sah.
Ini pertama kalinya kasus sejumlah besar program perangkat lunak berbahaya menembus proses evaluasi aplikasi Apple yang ketat. Sebelum serangan ini, hanya ada lima aplikasi berbahaya yang pernah ditemukan di App Store, menurut perusahaan keamanan dunia maya Palo Alto Networks Inc.
Para peretas menempelkan kode berbahaya dalam aplikasi-aplikasi ini dengan meyakinkan para pengembang perangkat lunak yang sah untuk menggunakan versi ternoda dan plasu dari perangkat lunak Apple untuk menciptakan aplikasi-aplikasi iOS dan Mac, dikenal sebagai Xcode, menurut Apple.
"Kami telah menghapus aplikasi-aplikasi dari App Store yang kita ketahui telah diciptakan dengan perangkat lunak palsu," ujar juru bicara Apple Christine Monaghan dalam email. "Kami sedang bekerja dengan para pengembang untuk memastikan mereka menggunakan versi Xcode yang benar untuk membuat aplikasi mereka."
Ia tidak mengatakan langkah-langkah apa yang harus diambil para pengguna iPhone dan iPad untuk memutuskan apakah alat-alat mereka terinfeksi.
Sumber : VOA

Minyak Naik Seiring Penurunan Akitivitas Rig AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/9) - Minyak naik terkait tanda-tanda produsen mengurangi investasi dalam pengeboran, yang berpotensi menurunkan produksi minyak mentah AS.
Produsen mengistirahkan rig minyak selama sepekan berturut-turut di AS, Baker Hughes Inc mengatakan pada hari Jumat pekan lalu. Produksi minyak mentah AS telah jatuh selama enam pekan terakhir karena kemerosotan harga selama tahun lalu berdampak negatif pada industri minyak serpih. Sekitar US$ 1,5 triliun potensi investasi dalam proyek-proyek minyak baru tidak layak dengan harga minyak di level $50 per barel, menurut konsultan Wood Mackenzie Ltd.
Minyak turun sekitar 50 persen dari tahun lalu di New York di tengah kelebihan pasokan global yang Goldman Sachs Group Inc memprediksi mungkin harga minyak akan stabil di level terendah untuk 15 tahun ke depan. Diskon minyak WTI untuk minyak Brent yang ditransaksikan di London tergelincir ke level tersempit sejak Januari pekan lalu, menandakan bahwa pasokan banjirnya global meluas sementara di AS menyusut.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober yang berakhir Selasa, naik US$ 2, atau 4,5 persen, untuk menetap di level $46,68 per barel di New York Mercantile Exchange. Volume semua berjangka yang ditransaksikan sebesar 28 persen di bawah SMA 100-hari. Kontrak November yang lebih aktif meningkat $1,94 ke level $46,96.
Minyak Brent untuk pengiriman November naik sebesar $1,45, atau 3 persen, menjadi ditutup pada level $48,92 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak Laut Utara ditutup naik $1,96 lebih tinggi dari kontrak WTI bulan November.
Minyak mentah Eropa telah relatif melemah terhadap WTI seiring pengiriman minyak dari Nigeria dan Angola - yang dibanderol menggunakan Brent -. Mencapai level tertinggi sejak 2008 lalu, Miswin Mahesh dan Michael Cohen, analis di Barclays Plc, mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Senin. Ekspor minyak Laut Utara diperkirakan naik bulan depan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Tertekan Pasca Komentar Pejabat The Fed Picu Kekhawatiran

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/9) - Emas berjangka jatuh untuk kedua kalinya dalam tiga sesi pasca komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve yang memicu kekhawatiran bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini.
Tiga pembuat kebijakan berpendapat untuk mengangkat suku bunga The Fed sebelum akhir tahun ini, sehari pasca ditolaknya kenaikan suku bunga pada September di tengah volatilitas pasar keuangan dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi di China. Pembatasan pengetatan kebijakan moneter meredupkan permintaan terhadap emas karena tidak membayar bunga, tidak seperti aset bersaing.
Komentar spekulasi kontra oleh banyak pedagang bahwa The Fed akan menunggu hingga 2016. Suku bunga berjangka sekarang memberikan hanya kemungkinan sebesar 20 persen kenaikan suku bungan pada pertemuan FOMC pada bulan Oktober mendatang, dan hampir 49 persen probabilitas pada bulan Desember, menurut data yang dihimpun Bloomberg. Pada hari Jumat, kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Desember kurang dari 46 persen.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,4 persen untuk menetap di level $1,132.80 per ons pukul 1:44 di Comex di New York. Harga emas pada hari Jumat catat kenaikan mingguan pertama sejak 21 Agustus lalu pasca The Fed mempertahankan suku bunga acuan.
Sementara tahun ini telah ditandai oleh investor yang menarik uang dari dana emas, ada beberapa tanda-tanda terbaru dari kebingungan. Jumlah emas yang diperdagangkan di bursa telah meningkat dan penurunan  dalam enam hari terakhir, periode terpanjang tahun ini.
Aset meningkat sebesar 0,8 metrik ton menjadi 1,517.3 ton, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg pada hari Jumat. (izr)
Sumber: Bloomberg

Optimisme Pertumbuhan Domestik Angkat Saham AS di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/9) - Saham AS menguat, menyusul aksi jual selama 2 hari, karena para investor melihat optimisme terhadap pertumbuhan domestik di tengah komentar dari pembuat kebijakan Federal Reserve.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,5 % ke level 1,967.15 pada pukul 04:00 sore waktu New York, setelah sempat menghapus kenaikan 1,1 %. Indeks tersebut jatuh lebih dari 1,9 % pada Kamis dan Jumat lalu.
Hanya beberapa hari setelah bank sentral mempertahankan suku bunga mendekati nol, memicu aksi jual terbesar sejak Juli 2014, sebanyak 4 pejabat The Fed secara terpisah yang mengatakan ekonomi AS cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga pada tahun ini. Komentar mereka menyarankan bahwa perekonomian domestic terus membaik yang dapat membayangi kekhawatiran tentang kondisi global.
Kuartet pembuat kebijakan yang berpendapat bahwa setiap ancaman dari luar negeri bersifat sementara, keputusan bank sentral dan arah dari pertemuan telah disampaikan oleh Yellen dalam konferensi pers pasca pertemuan pekan lalu bahwa gejolak di pasar keuangan global bisa membahayakan pertumbuhan.
Setelah The Fed menahan suku bunga tidak berubah, Indeks S&P 500 menghapus kenaikan mingguan, dengan perusahaan keuangan memimpin penurunan. Kemerosotan pada akhir pekan lalu memberikan indeks ekuitas berada pada fase kebingungan, seiring ekuitas ditutup pada 10 pekan berturut-turut dengan penurunan 0,2 %. (knc)
Sumber : Bloomberg

Sunday, 20 September 2015

Peneliti Kembangkan Jubah `Menghilang` ala Harry Potter

BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/9) - Bagi Anda yang pernah menonton film atau membaca novel Harry Potter, pastinya sudah tidak asing lagi dengan jubah tak terlihat milik Harry Potter.

Jubah yang memiliki kemampuan untuk membuat penggunanya tidak terlihat itu mungkin bagi sebagian orang hanya merupakan imajinasi dari penulis kisah Harry Potter. Namun, tidak demikian bagi beberapa peneliti dari Departement of Energy Lawrence Berkeley National Laboratory Amerika Serikat dan University of California yang dikabarkan tengah berusaha menciptakan jubah tersebut di kehidupan nyata.
Dikutip dari laman Ubergizmo, Xiang Zhang, Director of the Berkeley National Lab's Material Sciences Divison mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama sebuah objek 3D dapat menghindar dari cahaya yang tampak.

"Jubah ultra tipis kami akan tampak seperti sebuah mantel. Sehingga, mudah untuk merancang dan menerapkannya, selain itu secara ukuran juga berpotensi untuk dapat menyembunyikan objek-objek makroskopik," tambah Zhang.

Jubah ini akan dibuat dari susunan nanoantena berwarna emas dan menerapkan teknologi meta-engineered, sehingga jubah yang mereka kembangakan dapat menyebarkan gelombang cahaya yang biasa ditangkap oleh mata manusia.

Teknologi jubah ajaib yang masih dalam tahap pengembangan ini dikabarkan baru mampu 'menghilangkan' objek-objek berukuran mikroskopik, seperti sel-sel biologis.

(dam/dhi)

Sumber : Liputan6