BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/5) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat terbatas pada perdagangan saham Kamis (26/5/2016).
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, penutupan IHSG kemarin didongkrak oleh penguatan saham aneka industri. Alhasil, IHSG naik sebanyak 62,19 poin atau 1,32 persen ke level 4.772,98. Aksi beli bersih yang terjadi Rp 338,83 miliar.
Kemudian, hal tersebut juga didorong optimisme pelaku pasar akan penerapan kebijakan tax amnesty pada tahun ini.
"Tax amnesty yang kemungkinan dapat berjalan pada bulan Juli 2016 menjadi dorongan lebih pada IHSG. Meskipun pergerakan rupiah terkonsolidasi pada level 13.600an," kata dia dalam ulasannya.
Hal tersebut sejalan dengan penguatan Bursa Asia. Dia mengatakan, penguatan tersebut didorong oleh optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonom dunia.
"Data output layanan dan harga rumah yang cukup baik membuat investor berspekulasi bahwa The Fed cukup percaya diri untuk menaikkan suku bunga. Ditambah kemungkinan gagal keluarnya Ingris dari Uni Eropa menjadi dorongan positif," tambah dia.
Dia memperkirakan IHSG akan bergerak pada support 4.760-4.820.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan IHSG akan menguat pada perdagangan saham hari ini. Hal tersebut didorong oleh arus modal yang mulai masuk.
"Jelang pergantian bulan di pekan depan tentunya rilis data ekonomi yang sinyalir stabil akan kembali membooster kenaikan IHSG. Ditambah dengan jika kondisi global dan regional kuat bertahan," jelas dia.
Sumber : Liputan6
Wednesday, 25 May 2016
Wall Street Menguat Terimbas Kenaikan Harga Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/5) - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) terdorong kenaikan harga minyak dan investor yang mulai menerima kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS bakal terjadi pada awal bulan depan.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones industrial average naik 0,82 persen menjadi 17.851,51 poin. Indeks S&P 500 naik 0,7 persen menjadi 2.090,54 poin. Sementara indeks Nasdaq Composite bertambah 0,7 persen menjadi 4,894.89.
Indeks S&P 500 telah meningkat sekitar 15 persen dari posisi terendah pada Februari dan naik sekitar 2 persen pada tahun ini. Dengan sembilan dari 10 sektor besar pada indeks S&P menguat.
Saham sektor energi memimpin perdagangan, dengan naik 1,51 persen karena harga minyak menguat ke posisi US$ 50 per barel. Itu menyusul laporan jika persediaan minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan, yang menambah harapan bahwa aksi jual komoditas mungkin lebih banyak terjadi.
Selain itu, komentar dari pembuat kebijakan dalam beberapa hari terakhir dan data ekonomi AS yang baik telah meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve bisa segera menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih cepat daripada yang perkiraan sebelumnya.
Sektor keuangan pada indeks S&P naik 1,03 persen dan mengakhiri sesi pada titik tertinggi tahun ini. Mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga yang lebih tinggi membuat perusahaan sektor keuangan menjanjikan keuntungan lebih. Saham Bank of America, JPMorgan dan Citigroup naik lebih dari 1,5 persen.
"Apa yang Anda lihat adalah pengakuan bahwa ini akan terjadi dan investor semakin nyaman dengan itu. Ada pengakuan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak apa-apa," ujar Kurt Brunner, Manajer Portofolio Swarthmore Group di Philadelphia.
Sementara perusahaan yang mengalami hari buruk seperti saham Alibaba Group yang anjlok 6,82 persen setelah perusahaan diselidiki Securities and Exchange Commission AS, terkait kemungkinan praktik akuntansi yang melanggar hukum federal.
Sekitar 6,9 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 7,3 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters. (Nrm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones industrial average naik 0,82 persen menjadi 17.851,51 poin. Indeks S&P 500 naik 0,7 persen menjadi 2.090,54 poin. Sementara indeks Nasdaq Composite bertambah 0,7 persen menjadi 4,894.89.
Indeks S&P 500 telah meningkat sekitar 15 persen dari posisi terendah pada Februari dan naik sekitar 2 persen pada tahun ini. Dengan sembilan dari 10 sektor besar pada indeks S&P menguat.
Saham sektor energi memimpin perdagangan, dengan naik 1,51 persen karena harga minyak menguat ke posisi US$ 50 per barel. Itu menyusul laporan jika persediaan minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan, yang menambah harapan bahwa aksi jual komoditas mungkin lebih banyak terjadi.
Selain itu, komentar dari pembuat kebijakan dalam beberapa hari terakhir dan data ekonomi AS yang baik telah meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve bisa segera menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih cepat daripada yang perkiraan sebelumnya.
Sektor keuangan pada indeks S&P naik 1,03 persen dan mengakhiri sesi pada titik tertinggi tahun ini. Mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga yang lebih tinggi membuat perusahaan sektor keuangan menjanjikan keuntungan lebih. Saham Bank of America, JPMorgan dan Citigroup naik lebih dari 1,5 persen.
"Apa yang Anda lihat adalah pengakuan bahwa ini akan terjadi dan investor semakin nyaman dengan itu. Ada pengakuan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak apa-apa," ujar Kurt Brunner, Manajer Portofolio Swarthmore Group di Philadelphia.
Sementara perusahaan yang mengalami hari buruk seperti saham Alibaba Group yang anjlok 6,82 persen setelah perusahaan diselidiki Securities and Exchange Commission AS, terkait kemungkinan praktik akuntansi yang melanggar hukum federal.
Sekitar 6,9 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 7,3 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters. (Nrm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Minyak Bergerak Naik Terkait Penurunan Persediaan & Output AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/5) - Minyak
naik ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh bulan terakhir di New
York setelah laporan pemerintah menunjukkan bahwa persediaan minyak
mentah AS dan produksi menurun, memicu pengurangan kelebihan persediaan.
Stok minyak mentah
turun 4,23 juta barel, menurut laporan dari Administrasi Informasi
Energi, lebih dari dua kali yang diproyeksikan oleh analis yang disurvei
oleh Bloomberg. Produksi merosot pada pekan ke 11 menuju level
terendahnya sejak September 2014. Harga minyak melemah dari sesi
tertinggi setelah laporan menunjukkan bahwa persediaan bensin meningkat
secara tak terduga.
Harga minyak telah
melonjak lebih dari 80 % dari level 12-tahun terendah di New York pada
awal tahun ini terkait tanda-tanda kelebihan pasokan global akan
menurun. Sementara beberapa produsen terbesar dunia terus memompa
produksi minyak mentah pada tingkat mendekati rekornya, Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak tidak mungkin untuk menetapkan target
output mereka ketika memenuhi mengadakan pertemuan pada 2 Juni mendatang
karena strategi Arab Saudi untuk menekan output saingannya, menurut
semua analis tetapi salah satu dari 27 analis yang disurvei oleh
Bloomberg.
MInyak mentah West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 94 sen menjadi
menetap di level $ 49,56 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini
adalah penutupan tertinggi sejak 9 Oktober lalu. Jumlah volume yang
diperdagangkan adalah 18 % di bawah 100-hari rata-rata.
Brent untuk pengiriman
Juli menguat $ 1,13 atau 2,3 %, ke level $ 49,74 per barel di ICE
Futures Europe exchange yang berbasis di London. Ini merupakan penutupan
tertinggi sejak 3 November. Minyak mentah acuan global mengakhiri sesi
pada premi 18 sen dibandingkan WTI. (knc)
Sumber : Bloomberg
Emas Berjangka Berakhir di Level Terendahnya Dalam 7-Pekan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/5) - Emas
berjangka ditutup di level terendahnya dalam tujuh minggu terakhir pada
Rabu ini, karena keuntungan secara keseluruhan dalam dolar AS dan
ekuitas terus mengurangi daya tarik untuk investasi emas.
Harga
logam kuning telah dihitung mengalami penurunan sebesar 4,4% selama
beruntun enam sesi. Emas untuk pengiriman Juni turun $ 5,40, atau 0,4%,
untuk berakhir di $ 1,223.80 per ounce.(mrv)
Sumber: MarketWatch
Bursa Saham AS Berakhir Rally Ditengah Optimisme Pertumbuhan Ekonomi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/5) - Saham
AS mencatatkan kenaikan terbesar selama dua hari dalam hampir tiga
bulan terakhir, terkait tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat
memicu spekulasi bahwa dapat menahan suku bunga yang lebih tinggi.
Indeks S&P 500
dipimpin oleh sektor bank-bank pada hari Rabu, mencapai level tertinggi
sejak 6 Januari di tengah spekulasi bahwa kenaikan suku bunga akan
meningkatkan keuntungan. Bank of America Corp dan Citigroup Inc naik
lebih dari 1,6 %. Produsen energi mengikuti harga minyak yang lebih
tinggi, dibantu oleh pelemahan dolar yang juga didukung peningkatan laba
dalam perusahaan material.
Indeks S&P 500
naik 0,7 % ke level 2,090.37 pada pukul 16:00 sore waktu New York,
keuntungan back-to-back pertama dalam dua minggu terakhir. (knc)
Sumber : Bloomberg
Tuesday, 24 May 2016
Minyak Bergerak Naik Karena Persediaan AS Diperkirakan Menurun
BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/5) - Minyak
bergerak naik sebelum rilis data pemerintah AS yang diperkirakan akan
menunjukkan persediaan minyak mentah akan menurun, yang dapat mengurangi
kelebihan pasokan.
Kontrak berjangka naik
1,1 % di New York. Stok minyak mentah AS, dekati level delapan dekade
tertinggi, yang kemungkinan turun sebanyak 2 juta barel pada pekan lalu,
menurut survei Bloomberg sebelum data Administrasi Informasi Energi,
Rabu. American Petroleum Institute industri yang didanai akan merilis
laporan pasokannya pada hari Selasa. Gangguan yang telah menahan output
dari Kanada, Nigeria dan Libya selama bulan lalu.
Harga minyak AS
berjangka telah melonjak lebih dari 80 % dari level 12-tahun terendah
pada awal tahun ini terkait tanda-tanda melimpahnya pasokan global
ditengah penurunan produksi di Nigeria dan negara-negara non-OPEC
termasuk di Amerika Serikat. Organisasi Negara Pengekspor Minyak tidak
mungkin menentukan target produksinya pada saat mengadakan pertemuan
pada 2 Juni mendatang karena sesuai dengan strategi Arab Saudi untuk
menekan saingan, menurut semua analis kecuali 1 dari 27 analis yang
disurvei oleh Bloomberg.
Minyak mentah West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 54 sen menjadi
menetap di level $ 48,62 per barel di New York Mercantile Exchange.
Total volume yang diperdagangkan adalah 29 % di bawah 100-hari
rata-rata.
Brent untuk pengiriman
Juli menguat 26 sen atau 0,5 %, ke level $ 48,61 di ICE Futures Europe
exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global
diperdagangkan pada diskon 1 sen dibandingkan minyak mentah WTI. (knc)
Sumber : Bloomberg
Meningkatnya Penjualan Rumah AS Memberi Sentimen Positif di Bursa Asia
BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/5) - Bursa saham Asia dibuka menguat, dengan Indeks acuan ekuitas regional rebound
dari tujuh pekan terendah, setelah lonjakan penjualan rumah AS memicu
spekulasi bahwa ekonomi terbesar di dunia tersebut dapat menahan suku
bunga yang lebih tinggi.
MSCI Asia Pacific
Index naik 0,8 persen menjadi 125,95 pada pukul 09:03 pagi di Tokyo
setelah pada penutupan hari Selasa berada di level terendah sejak 6
April. Indeks Topix Jepang naik 1,6 persen karena yen diperdagangkan di
110,15 per dolar setelah jatuh 0,7 persen pada Selasa kemarin. Laporan
menunjukkan penjualan rumah baru di AS pada bulan April melonjak ke
level tertinggi dalam lebih dari delapan tahun terakhir. Peluang untuk
kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Juni naik menjadi 34
persen dari 4 persen pada Senin lalu, dengan para pedagang sekarang
mengharapkan kesempatan yang lebih baik dari yang sebenarnya dari
peningkatan pada bulan Juli.
Mei bersiap untuk menjadi bulan terburuk untuk indeks Asia Pasifik sejak Januari dalam apa yang menjadi wild ride
bagi investor dalam tahun ini. Indeks regional memulai tahun 2016
dengan penurunan 14 persen hingga terendahnya di bulan Februari terhadap
kekhawatiran devaluasi yuan China akan mengekang pertumbuhan global dan
di tengah prospek biaya pinjaman AS yang lebih tinggi. MSCI kemudian
reli hampir 20 persen sampai pada puncaknya tahun ini di bulan April
sebelum melemah lagi. Indeks tersebut telah jatuh 4,8 persen dalam bulan
ini sampai dengan Selasa kemarin.(frk)
Sumber: Bloomberg
Pelemahan Yen Bantu Angkat Bursa Jepang Dari Penurunan Selama 3 Hari
BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/5) - Bursa
saham Jepang naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari karena
pelemahan yen, meningkatkan prospek pendapatan bagi eksportir, dan
setelah data perumahan AS meningkatkan keyakinan investor bahwa ekonomi
terbesar dunia dapat mengatasi peningkatan biaya pinjaman dalam waktu
dekat.
Indeks Topix menguat
1,5 persen menjadi 1,346.31 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo dengan lebih
dari 20 saham menguat untuk setiap satu saham yang turun. Indeks Nikkei
225 Stock Average naik 1,6 persen menjadi 16,758.91. Yen diperdagangkan
di 110,14 per dolar, melemah untuk hari kedua. Sementara data pembelian
rumah baru di AS melonjak pada bulan April ke level tertinggi sejak awal
tahun 2008.
Kontrak pada Indeks
S&P 500 naik 0,2 persen. Indeks ekuitas AS yang mendasari naik 1,4
persen pada hari Selasa, naik tajam dalam lebih dari dua bulan karena
perusahaan keuangan dan teknologi mengalami penguatan.(frk)
Sumber: Bloomberg
Saham AS Berakhir Rally Didorong Optimisme Data Perumahan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/5) - Saham
AS naik tajam dalam lebih dari dua bulan terakhir, seiring lonjakan
dalam penjualan rumah memicu spekulasi ekonomi yang dapat menahan suku
bunga yang lebih tinggi di tengah meningkatnya spekulasi Federal Reserve
yang akan memperketat kebijakan pada musim panas ini.
Indeks S&P 500
naik 1,4 % ke level 2,076.01 pada pukul 16:00 sore waktu New York,
kenaikan terbesar sejak 11 Maret lalu, mendorong indeks tersebut untuk
raih dua minggu tertinggi.
Sebuah laporan hari
ini menunjukkan penjualan rumah baru pada bulan April menguat ke level
tertinggi dalam lebih dari delapan tahun terakhir, mengarah ke musim
jual semi yang kuat untuk pembangunan. Harga penjualan rata-rata naik
menuju rekornya, mengambarkan kontrak yang ditandatangani untuk properti
yang lebih mahal. (knc)
Sumber : Bloomberg
Saham AS Naik Pada Sesi Break Terkait Spekulasi Pada Suku Bunga Yang Menguat
BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/5) - Saham
AS naik ke level tertingginya dalam dua bulan terkait spekulasi yang
meningkat bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya di musim panas ini
memicu kenaikan di saham keuangan, sedangkan data perumahan
mengisyaratkan bahwa ekonomi cukup kuat untuk mendukung biaya pinjaman
yang lebih tinggi.
Sektor perbankan
menguat karena imbal hasil Treasury naik menuju tiga minggu
tertingginya, dengan JPMorgan Chase & Co dan Citigroup Inc naik
setidaknya 1,8 persen. Toll Brothers Inc raih kenaikan terbaiknya dalam
tiga tahun setelah data penjualan rumah baru yang lebih kuat dari
perkiraan dan terkait laba kuartalan pembangun perumahan mewah ini
melampaui estimasi. Indeks S & P dari homebuilders berada di jalur
untuk kenaikan tajam dalam empat bulan terakhir, dan Microsoft Corp raih
kenaikan terbaiknya sejak 1 Maret lalu.
Indeks S & P 500
naik 1,4 persen menjadi 2,076.37 pada 13:06 siang di New York, kenaikan
terbaik sejak 11 Maret. Indeks tersebut naik di atas harga rata-rata
selama 50 hari terakhir untuk pertama kalinya dalam empat hari. Indeks
Dow Jones Industrial Average menguat 218,19 poin, atau 1,3 persen, ke
17,711.12. Indeks Nasdaq Composite naik 1,9 persen ke tiga minggu
tertingginya. Perdagangan saham di S & P 500 sebesar 3 persen di
bawah rata-rata 30-harinya untuk hari ini.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Monday, 23 May 2016
Saham AS Berfluktuasi Ditengah Fokus Fed; Minyak Turun untuk Hari Keempat
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/5) - Saham
AS berfluktuasi, seiring para investor menunggu kejelasan lebih lanjut
tentang waktu kenaikan suku bunga berikutnya dari Federal Reserve dan
prospek inflasi. Sementara Yen menguat, sedangkan minyak mentah merosot
untuk hari keempat.
Kenaikan pada Indeks
S&P 500 terhadap saham teknologi diimbangi oleh penurunan di
produsen energi. Minyak turun karena produsen asal Kanada bekerja untuk
melanjutkan operasinya dan Iran terus meningkatkan ekspor, sementara
tembaga dan aluminium menghapus penurunan. Yen rebound dari level
terendahnya bulan ini, didorong oleh surplus perdagangan terbesar dalam
enam tahun terakhir. Perusahaan Brasil bersiap untuk meningkatkan usaha
penjualan obligasi di pasar internasional setelah Petroleo Brasileiro SA
mengakhiri level 11-bulan terendahnya pada pekan lalu.
Indeks S&P 500
turun tipis kurang dari 0,1 % pada pukul 12:47 siang waktu New York.
Investor akan mengkaji data ekonomi pekan ini pada indeks manufaktur,
perumahan, sentimen konsumen dan pertumbuhan sebagai petunjuk tentang
apakah ekonomi AS telah cukup kuat untuk menopang biaya pinjaman yang
lebih tinggi. Indeks manufaktur pada pembacaan bulan Mei yang dirilis
hari ini berada di bawah perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg,
merosot ke level terendahnya sejak September 2009 dengan pesanan pabrik
berada di level terlemah tahun ini. (knc)
Sumber : Bloomberg
Emas Terus Menurun Terkait Kemungkinan Fed Menaikkan Suku Bunga pada Bulan Juni
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/5) - Emas
berjangka pada hari Senin menetap di level terendah untuk sesi keempat
berturut-turut, terkait harapan bahwa The Fed mungkin akan menaikkan
suku bunga segera setelah bulan depan mendorong harga logam mulia
tersebut ke level terlemahnya sejak akhir April lalu.
Emas untuk pengiriman
Juni turun $ 1,40 atau 0,1 %, untuk menetap di level $ 1,251.50 per ons,
dengan harga penutupan pada pekan lalu berada di level terendah sejak
27 April, emas berjangka anjlok sekitar 1,6 %.
Sejumlah pembicara Fed
pekan ini diperkirakan akan menegaskan kembali sikap yang lebih tinggi
pada suku bunga seiring kebijakan yang telah menyatakan atas
kekhawatiran mereka bahwa kenaikan suku bunga AS berisiko jika ekonomi
terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan. (knc)
Sumber : Market Watch
Pasokan Global Yang Melimpah Bertahan, Minyak Berakhir di Terendahya 1-Minggu
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/5) - Harga
minyak berakhir di level terendahnya dalam seminggu pada Senin ini
karena kekhawatiran akan meredanya gangguan terbaru untuk produksi
minyak mentah, memperbaharui harapan bahwa pasokan global akan terus
melebihi permintaan.
Minyak mentah West
Texas Intermediate untuk pengiriman Juli turun 33 sen, atau 0,7%, untuk
berakhir di $ 48,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Itu
merupakan penutupan terendah untuk kontrak bulan depan sejak 16 Mei.
Minyak mentah Brent di London™s ICE Futures exchange turun 37 sen, atau
0,8%, ke $ 48,35 per barel.(mrv)
Sumber: MarketWatch
IHSG Berpotensi Kembali Menguat
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/5) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan saham Selasa (24/5/2016).
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, penguatan IHSG kemarin ditopang oleh aksi beli investor asing. IHSG sendiri ditutup menguat sebanyak 31,78 poin atau sebanyak 0,67 persen ke level 4.743.
"Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 176, 33 miliar. Di saat nilai tukar rupiah terhadap dolar mulai membaik mendekati 13.500," kata dia dalam ulasannya.
Lebih lanjut Lanjar mengatakan, Bursa Asia ditutup variatif dengan bursa Jepang melemah sementara bursa saham China menguat.
"Terapresiasinya nilai tukar Yen menjadi faktor utama pelemahan bursa Jepang selain data penurunan ekspor bulanan hingga muncul peringatan pejabat Jepang untuk melakukan intervensi pelemahan mata uang yang telah menguat hingga 10 persen pada tahun ini," jelas dia.
Dia memperkirakan IHSG bakal bergerak pada level support 4.730 dan resistance 4.805 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG akan menguat pada perdagangan saham hari ini. Ada pun gerak IHSG diperkirakan pada support 4.702 dan resistance 4.774.
"IHSG bergerak menguat pola penguatan masih bersifat teknikal rebound," kata dia.
Sumber : Liputan6
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, penguatan IHSG kemarin ditopang oleh aksi beli investor asing. IHSG sendiri ditutup menguat sebanyak 31,78 poin atau sebanyak 0,67 persen ke level 4.743.
"Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 176, 33 miliar. Di saat nilai tukar rupiah terhadap dolar mulai membaik mendekati 13.500," kata dia dalam ulasannya.
Lebih lanjut Lanjar mengatakan, Bursa Asia ditutup variatif dengan bursa Jepang melemah sementara bursa saham China menguat.
"Terapresiasinya nilai tukar Yen menjadi faktor utama pelemahan bursa Jepang selain data penurunan ekspor bulanan hingga muncul peringatan pejabat Jepang untuk melakukan intervensi pelemahan mata uang yang telah menguat hingga 10 persen pada tahun ini," jelas dia.
Dia memperkirakan IHSG bakal bergerak pada level support 4.730 dan resistance 4.805 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG akan menguat pada perdagangan saham hari ini. Ada pun gerak IHSG diperkirakan pada support 4.702 dan resistance 4.774.
"IHSG bergerak menguat pola penguatan masih bersifat teknikal rebound," kata dia.
Sumber : Liputan6
Wall Street Tertekan Akibat Kekhawatiran Suku Bunga The Fed
BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/5) - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada penutupan perdagangan
saham di awal pekan ini didorong saham Apple dan kekhawatiran pelaku
pasar terhadap rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.
Selama sesi perdagangan saham, indeks saham Dow Jones dan Nasdaq memimpin penguatan, namun akhirnya melemah pada penutupan perdagangan saham.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones susut 0,05 persen ke level 17.492,93. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,21 persen ke level 2.048,04. Indeks saham Nasdaq melemah 0,08 persen ke level 4.765,78.
Sentimen bank sentral AS atau the Fed untuk menaikkan suku bunga menjadi perhatian pelaku pasar. Kenaikan suku bunga bank sentral menjadi fokus utama di antara investor saham yang mendapatkan keuntungan dari suku bunga pinjaman rendah pada krisis keuangan 2008.
Pemimpin bank sentral AS San Francisco John William dan pemimpin bank sentral AS bagian St Lousi James Bullard juga mengeluarkan pernyataan agresif soal kenaikan suku bunga.
Pada akhir pekan lalu, investor terkejut dengan sinyal bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Juni dalam pertemuan bank sentral AS. Investor akan mendengar petunjuk baru pernyataan pimpinan bank sentral Janet Yellen pada Jumat pekan ini.
"Pasar membutuhkan arah dan suasana ketika suku bunga menguat, dan bank sentral AS sedang melakukan itu. Suku bunga butuh normal, dan bank sentral AS membutuhkan waktu," ujar Tim Ghriskey, Direktur Solaris Group seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa ( 24/5/2016).
Sementara itu, saham Apple menguat 1,27 persen. Volume perdagangan saham sekitar 5,9 miliar di bursa saham Amerika Serikat. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Selama sesi perdagangan saham, indeks saham Dow Jones dan Nasdaq memimpin penguatan, namun akhirnya melemah pada penutupan perdagangan saham.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones susut 0,05 persen ke level 17.492,93. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,21 persen ke level 2.048,04. Indeks saham Nasdaq melemah 0,08 persen ke level 4.765,78.
Sentimen bank sentral AS atau the Fed untuk menaikkan suku bunga menjadi perhatian pelaku pasar. Kenaikan suku bunga bank sentral menjadi fokus utama di antara investor saham yang mendapatkan keuntungan dari suku bunga pinjaman rendah pada krisis keuangan 2008.
Pemimpin bank sentral AS San Francisco John William dan pemimpin bank sentral AS bagian St Lousi James Bullard juga mengeluarkan pernyataan agresif soal kenaikan suku bunga.
Pada akhir pekan lalu, investor terkejut dengan sinyal bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Juni dalam pertemuan bank sentral AS. Investor akan mendengar petunjuk baru pernyataan pimpinan bank sentral Janet Yellen pada Jumat pekan ini.
"Pasar membutuhkan arah dan suasana ketika suku bunga menguat, dan bank sentral AS sedang melakukan itu. Suku bunga butuh normal, dan bank sentral AS membutuhkan waktu," ujar Tim Ghriskey, Direktur Solaris Group seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa ( 24/5/2016).
Sementara itu, saham Apple menguat 1,27 persen. Volume perdagangan saham sekitar 5,9 miliar di bursa saham Amerika Serikat. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Sunday, 22 May 2016
Harga Emas Turun Tiga Minggu Berturut
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/5) - Harga Emas beringsut lebih rendah pada akhir perdagangan akhir pekan
pada hari Jumat, dan mengakumulasikan penurunan mingguan terbesar dalam
hampir dua bulan dengan meningkatnya ekspektasi untuk kenaikan suku
bunga AS segera pada bulan depan.
Harga
Emas Spot berakhir turun 0,2 persen pada $ 1,252.00 per ons, dan
mencatatkan penurunan 1,6 persen minggu ini, sebagai pelemahan minggu
ketiga berturut-turut.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun $ 1,90 pada $ 1,252.90.
Presiden Fed New York William Dudley mengatakan, pada Kamis, ada rasa
yang kuat di antara para pejabat bank sentral bahwa pasar sedang
meremehkan kemungkinan pengetatan kebijakan.
Itu
terjadi sehari setelah risalah dari pertemuan April Fed mengungkapkan
bahwa sebagian besar pembuat kebijakan merasa kenaikan suku bunga
mungkin sesuai pada awal bulan depan, mengirimkan emas ke level terendah
tiga minggu dari $ 1.244.
Emas sangat sensitif terhadap suku bunga, yang jika naik akan mengangkat biaya kesempatan memegang emas. Logam ini telah menguat 18 persen tahun ini karena investor memperkiraka the Fed akan menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Sekalipun Dolar AS mundur dari tertinggi dalam hampir dua bulan
terhadap sekeranjang mata uang, tetapi membukukan hasil positif dalam
minggu ketiga berturt, yang menambah tekanan pada emas.
Kepemilikan
emas terbesar di dunia yang didukung ETF, SPDR Gold Shares, naik 4,5
ton pada Kamis untuk tertinggi sejak November 2013.
Sedangkan
permintaan emas di Asia flat minggu ini oleh dolar yang lebih kuat dan
lemahnya permintaan musiman di pusat-pusat perdagangan utama.
Di
antara logam mulia lainnya, harga perak naik 0,2 persen pada $ 16,51,
sementara harga platinum naik 1,05 persen pada $ 1,020.13 dan harga
paladium 0,6 persen lebih tinggi pada $ 557,75.
Sumber : Vibiznews
IHSG Akan Naik Terbatas di Awal Pekan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/5) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat terbatas pada perdagangan saham awal pekan ini. Gerak nilai tukar rupiah dan sentimen bursa saham global masih akan mempengaruhi laju IHSG.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan IHSG berpeluang naik terbatas. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat terbatas pada akhir pekan lalu dapat mendorong penguatan IHSG di awal pekan. Sedangkan sentimen lainnya akan datang dari rilis data ekonomi di Eropa seperti data manufaktur.
Sedangkan sentimen dalam negeri, Hans mengatakan, pelaku pasar menunggu kenaikan peringkat Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional S&P. Pelaku pasar juga menanti keputusan pembahasan pengampunan pajak/tax amnesty.
Ia menambahkan, laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah akan berlanjut pada awal pekan ini.
Hans menilai, tekanan laju rupiah itu terjadi lantaran pelaku pasar khawatir terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS. Hal itu mengingat bank sentral AS memberikan sinyal kenaikan suku bunga pada Juni. "Pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga akan terbatas," ujar Hans.
Dengan melihat kondisi itu, Hans memperkirakan IHSG menguat terbatas di kisaran resistance 4.725-4.748 dan support di level 4.690-4.700.
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan kembali bervariasi dengan kecenderungan menguat. IHSG akan bergerak di kisaran 4.685-4.740 pada awal pekan ini.
Sebelumnya IHSG ditutup naik terbatas 7,66 poin atau 0,17 persen ke level 4.711,88. Sektor saham industri dasar dan aneka industri memimpin penguatan sektoral setelah terkoreksi cukup dalam sejak awal Mei.
Sumber : Liputan6
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan IHSG berpeluang naik terbatas. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat terbatas pada akhir pekan lalu dapat mendorong penguatan IHSG di awal pekan. Sedangkan sentimen lainnya akan datang dari rilis data ekonomi di Eropa seperti data manufaktur.
Sedangkan sentimen dalam negeri, Hans mengatakan, pelaku pasar menunggu kenaikan peringkat Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional S&P. Pelaku pasar juga menanti keputusan pembahasan pengampunan pajak/tax amnesty.
Ia menambahkan, laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah akan berlanjut pada awal pekan ini.
Hans menilai, tekanan laju rupiah itu terjadi lantaran pelaku pasar khawatir terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS. Hal itu mengingat bank sentral AS memberikan sinyal kenaikan suku bunga pada Juni. "Pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga akan terbatas," ujar Hans.
Dengan melihat kondisi itu, Hans memperkirakan IHSG menguat terbatas di kisaran resistance 4.725-4.748 dan support di level 4.690-4.700.
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan kembali bervariasi dengan kecenderungan menguat. IHSG akan bergerak di kisaran 4.685-4.740 pada awal pekan ini.
Sebelumnya IHSG ditutup naik terbatas 7,66 poin atau 0,17 persen ke level 4.711,88. Sektor saham industri dasar dan aneka industri memimpin penguatan sektoral setelah terkoreksi cukup dalam sejak awal Mei.
Sumber : Liputan6
Sepi Sentimen, Laju IHSG Bakal Mendatar
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/5) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mendatar pada perdagangan saham sepekan ini. Alasannya, belum ada sentimen positif yang mampu menggerakan IHSG ke zona positif.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menerangkan, minimnya sentimen membuat pelaku pasar cenderung wait and see. Apalagi, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tidak menentu.
"Sepertinya market masih wait and see. Tidak ada sentimen yang bagus," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Lebih lanjut,Satrio juga mengatakan pelaku pasar juga mengurangiagresifitasnya menjelang bulan puasa. MenurutSatrio hal tersebut merupakan tren yang kerap terjadi karena menjelang puasa pasar enggan berspekulasi.
Dia mengatakan, sentimen yang mampu mengangkat IHSG ialah hasil survei lembaga pemeringkat dunia Standard and Poor's (S&P). Sayangnya, hasil survei S&P tak bisa diprediksi. "Kalau tiba-tiba mengeluarkan ratting bisa naik kencang (IHSG)," ujar dia.
Satrio memperkirakan IHSG berada pada rentang support 4.690-4.650 dan resistance pada level 4.750-4.900.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan IHSG bakal melemah pada perdagangan sepekan ke depan. Pasalnya, penguatan IHSG pada perdagangan saham pekan lalu belum menunjukkan jika pelemahan IHSG bakal berakhir.
"Apalagi laju pasar obligasi dan rupiah masih berada dalam tren pelemahannya," kata dia dalam ulasannya.
Dia mengatakan, IHSG bakal berada pada support 4.675-4.720 sementara resistance pada level 4.765-4.777.
Sumber : Liputan6
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menerangkan, minimnya sentimen membuat pelaku pasar cenderung wait and see. Apalagi, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tidak menentu.
"Sepertinya market masih wait and see. Tidak ada sentimen yang bagus," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Lebih lanjut,Satrio juga mengatakan pelaku pasar juga mengurangiagresifitasnya menjelang bulan puasa. MenurutSatrio hal tersebut merupakan tren yang kerap terjadi karena menjelang puasa pasar enggan berspekulasi.
Dia mengatakan, sentimen yang mampu mengangkat IHSG ialah hasil survei lembaga pemeringkat dunia Standard and Poor's (S&P). Sayangnya, hasil survei S&P tak bisa diprediksi. "Kalau tiba-tiba mengeluarkan ratting bisa naik kencang (IHSG)," ujar dia.
Satrio memperkirakan IHSG berada pada rentang support 4.690-4.650 dan resistance pada level 4.750-4.900.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan IHSG bakal melemah pada perdagangan sepekan ke depan. Pasalnya, penguatan IHSG pada perdagangan saham pekan lalu belum menunjukkan jika pelemahan IHSG bakal berakhir.
"Apalagi laju pasar obligasi dan rupiah masih berada dalam tren pelemahannya," kata dia dalam ulasannya.
Dia mengatakan, IHSG bakal berada pada support 4.675-4.720 sementara resistance pada level 4.765-4.777.
Sumber : Liputan6
Minyak Mendekati $ 48 Setelah Berakhirnya Kontrak Bulan Juni di New York
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/5) - Minyak
diperdagangkan mendekati $ 48 per barel setelah kontrak untuk bulan
Juni turun dan berakhir di New York pada Jumat pekan lalu.
Minyak berjangka untuk pengiriman Juli turun sebanyak 0,7 persen setelah West Texas Intermediate
(WTI) untuk bulan Juni berakhir pada Jumat pekan lalu, turun 0,9
persen. Minyak berjangka masih menguat minggu lalu di tengah rendahnya
produksi minyak mentah AS dan gangguan pasokan di Kanada dan Nigeria.
Minyak mentah WTI
berada di level $ 48,18 per barel di New York Mercantile Exchange, turun
23 sen, pada pukul 09:09 pagi waktu Sydney. Minyak WTI turun 41 sen
menjadi $ 47,75 pada hari Jumat. Total volume perdagangan sekitar 67
persen di bawah rata-rata 100-hari.
Minyak Brent berada 16
sen lebih rendah di level $ 48,56 per barel di ICE Futures Europe
exchange yang berbasis di London. Kontrak Brent turun 0,2 persen menjadi
$ 48,72 pada hari Jumat. Minyak mentah acuan global diperdagangkan
lebih besar 36 sen dari WTI untuk bulan Juli.(frk)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)