Sunday, 22 June 2025

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Geopolitik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (23/6) – Harga emas dunia kembali mencatatkan kenaikan tipis pada awal sesi perdagangan Asia, mencerminkan sentimen pasar yang cenderung berhati-hati terhadap risiko geopolitik. Ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Iran, terutama setelah laporan serangan udara terhadap situs nuklir Iran, telah mendorong investor untuk beralih ke aset aman seperti emas. Harga emas spot naik 0,2% menjadi $3.373,57 per ons pada awal sesi, mencerminkan peningkatan permintaan di tengah ketidakpastian global yang kian meningkat.

Ketegangan AS-Iran: Sumber Ketidakpastian Global

Eskalasi terbaru dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Iran menandai babak baru dalam ketegangan geopolitik yang telah lama berlangsung di kawasan Timur Tengah. Laporan serangan udara yang ditujukan ke fasilitas nuklir Iran bukan hanya menambah konflik diplomatik, tetapi juga berpotensi mengacaukan stabilitas regional dan memicu reaksi keras dari negara-negara lain di kawasan.

Eskalasi terkini antara AS dan Iran, yang ditandai dengan serangan udara terhadap situs nuklir Iran, telah menimbulkan lapisan ketidakpastian baru ke pasar global,” ujar Bas Kooijman, CEO dan manajer aset dari DHF Capital. Ketidakpastian seperti ini sering kali memicu lonjakan harga aset-aset safe haven seperti emas, karena investor cenderung menghindari aset berisiko tinggi seperti saham dan mata uang emerging market.

Emas: Aset Pelindung dalam Masa Krisis

Emas telah lama dikenal sebagai tempat berlindung (safe haven) bagi para investor ketika terjadi ketidakstabilan geopolitik atau ekonomi. Dalam kondisi saat ini, ketika potensi konflik berskala lebih luas di Timur Tengah menjadi lebih nyata, permintaan terhadap emas pun meningkat.

Ketakutan akan konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah telah mendorong lonjakan permintaan emas karena investor berupaya mengurangi risiko,” lanjut Kooijman. Ketika ketegangan internasional meningkat, emas menjadi pilihan logis karena nilainya cenderung stabil atau bahkan meningkat saat pasar keuangan global mengalami volatilitas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan Tipis yang Signifikan: Apa Artinya?

Kenaikan harga emas spot sebesar 0,2% mungkin tampak kecil secara nominal. Namun, dalam konteks pasar yang bergerak cepat dan penuh spekulasi, pergerakan ini mencerminkan respons pasar terhadap situasi geopolitik yang tidak pasti.

Harga emas yang mencapai $3.373,57 per ons mencatat posisi yang cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahunan sebelumnya. Lonjakan ini terjadi meskipun tidak ada peristiwa ekonomi makro utama yang diumumkan. Artinya, kekhawatiran geopolitik memiliki peran dominan dalam pergerakan harga logam mulia saat ini.

Respons Pasar Global Terhadap Ketegangan Timur Tengah

Selain harga emas, pasar global lainnya juga mulai merespons dengan hati-hati. Indeks saham utama Asia dibuka lebih rendah, sementara mata uang-mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss mengalami penguatan.

Investor internasional sedang memantau apakah konflik AS-Iran ini akan meluas, terutama jika terjadi balasan dari pihak Iran atau keterlibatan negara-negara lain seperti Israel atau Arab Saudi. Kemungkinan gangguan pada jalur pasokan energi global juga menjadi kekhawatiran utama, yang dapat memicu lonjakan harga minyak dan menekan pertumbuhan ekonomi dunia.

Peran Emas dalam Strategi Diversifikasi Portofolio

Dalam konteks pengelolaan investasi, emas sering dianggap sebagai alat diversifikasi yang andal. Di tengah ketidakpastian seperti saat ini, banyak investor institusional dan individu kembali menempatkan emas dalam portofolio mereka untuk melindungi nilai aset.

Emas tidak hanya digunakan sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik, tetapi juga terhadap inflasi, depresiasi mata uang, dan resesi global. Seiring meningkatnya ketegangan, tren ini kemungkinan akan berlanjut, dengan permintaan emas yang tetap tinggi dalam waktu dekat.

Prospek Jangka Pendek Harga Emas

Meskipun kenaikan saat ini masih tergolong moderat, beberapa analis memperkirakan bahwa harga emas bisa terus menanjak jika konflik Timur Tengah berkembang menjadi krisis regional. Faktor lain yang dapat mendorong harga emas naik adalah keputusan bank sentral besar terkait suku bunga, terutama jika kebijakan moneter cenderung lebih longgar.

Selain itu, data inflasi dan pertumbuhan ekonomi dari Amerika Serikat serta negara-negara G20 juga akan berperan dalam menentukan arah harga emas. Namun, dalam jangka pendek, sentimen geopolitik akan tetap menjadi pendorong utama.

Risiko dan Ketidakpastian Masih Membayangi

Meski permintaan terhadap emas menguat, risiko di pasar masih tinggi. Jika ketegangan AS-Iran berkembang menjadi konflik bersenjata besar, dampaknya akan jauh melampaui pasar komoditas. Ekonomi global bisa terguncang, perdagangan internasional terganggu, dan ketidakstabilan sosial bisa meningkat di berbagai wilayah.

Investor dan pengambil kebijakan saat ini berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, mereka perlu melindungi aset dari potensi penurunan pasar; di sisi lain, mereka juga harus menghindari kepanikan berlebihan yang bisa memperburuk situasi.

Penutup: Emas Sebagai Indikator Ketegangan Global

Kenaikan harga emas, meskipun hanya 0,2%, mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar dalam lanskap geopolitik saat ini. Konflik antara Amerika Serikat dan Iran adalah pengingat bahwa pasar keuangan sangat rentan terhadap perubahan geopolitik yang tiba-tiba dan drastis.

Bagi investor, ini adalah saatnya untuk lebih cermat dalam membaca dinamika global dan menyesuaikan strategi portofolio dengan risiko yang ada. Emas, sebagai aset aman yang telah teruji oleh waktu, kembali menunjukkan perannya sebagai indikator ketegangan global dan alat perlindungan yang andal dalam masa-masa sulit.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 19 June 2025

Bestprofit | Harga Emas Tetap Stabil Saat Libur Pasar

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/04/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (20/6) – Dalam perdagangan global yang relatif sepi karena libur pasar, harga emas tetap stabil meski dihadapkan pada sejumlah faktor penentu yang signifikan. Sentimen pasar masih tercampur setelah pertemuan terbaru Federal Reserve dan meningkatnya konflik geopolitik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran. Di tengah dinamika global ini, para investor terus mencermati arah pergerakan harga emas yang menjadi aset safe haven utama dunia.

Emas Stabil di Tengah Volume Perdagangan Rendah

Harga emas spot terakhir tercatat stabil di sekitar $3.368 per ons troi. Stabilitas harga ini terjadi meski volume perdagangan menipis karena libur di beberapa pasar besar, termasuk di kawasan Eropa dan Amerika Utara. Namun, seperti dikatakan analis Tammy Da Costa dari FXStreet, ketegangan yang mendasari di pasar tetap tinggi meski volatilitas saat ini tampak rendah.

“Logam safe haven diperdagangkan dalam kisaran yang ketat di tengah volume yang lebih rendah, tetapi risiko yang mendasarinya tetap nyata,” ungkap Da Costa.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar tampak tenang di permukaan, ada tekanan fundamental yang kuat di bawahnya, yang sewaktu-waktu dapat memicu lonjakan harga emas jika eskalasi risiko meningkat.

Konflik Israel-Iran dan Ketidakpastian AS Memicu Kekhawatiran Pasar

Faktor geopolitik kembali menjadi katalis utama yang mempengaruhi harga emas. Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat tajam, dengan kedua negara saling melakukan serangan terbuka dalam beberapa pekan terakhir. Ketidakpastian ini diperparah oleh pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan akan membuat keputusan terkait kemungkinan serangan AS terhadap Iran “dalam waktu dua minggu”.

Pernyataan Trump ini memberikan lapisan ketidakpastian tambahan bagi para pelaku pasar, karena keterlibatan militer AS di kawasan bisa dengan cepat memicu lonjakan harga minyak, disrupsi perdagangan global, dan ketakutan akan eskalasi konflik yang lebih luas. Dalam konteks ini, emas sekali lagi muncul sebagai pilihan utama investor untuk mengamankan nilai aset mereka.


Kunjungi juga : bestprofit futures

The Fed Tahan Suku Bunga, Tapi Nada Powell Tetap Hawkish

Selain faktor geopolitik, kebijakan moneter AS tetap menjadi penentu utama arah pasar emas. Dalam pertemuan terbarunya, Federal Reserve memilih untuk mempertahankan suku bunga acuannya. Namun, pernyataan Ketua Fed Jerome Powell menunjukkan sikap yang masih sangat berhati-hati terhadap inflasi.

Nada hawkish yang disampaikan Powell—yaitu kecenderungan untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama—memberikan tekanan terhadap harga emas, karena logam mulia yang tidak berbunga ini cenderung berkorelasi terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga tinggi, imbal hasil obligasi menjadi lebih menarik dibanding emas, yang tidak memberikan pendapatan tetap.

“Ketegangan geopolitik tetap menjadi pendorong kenaikan utama untuk emas, meskipun menghadapi tekanan dari penguatan USD yang baru setelah pembaruan Fed,” tulis Da Costa.

Penguatan Dolar AS dan Dampaknya terhadap Emas

Setelah pernyataan Powell, indeks dolar AS menguat kembali, memperkuat tekanan terhadap harga emas. Kenaikan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang biasanya menyebabkan permintaan global melemah.

Namun, sejauh ini, pengaruh dolar yang menguat belum cukup untuk menekan emas secara signifikan. Ini karena kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global memberikan dukungan kuat terhadap permintaan emas sebagai aset lindung nilai (hedge asset).

Pasar Masih Mencerna Arah Kebijakan The Fed

Para analis memperkirakan bahwa pasar masih dalam proses mencerna sinyal kebijakan terbaru dari Federal Reserve. Meski Fed belum memberi sinyal pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan masih tetap hidup, terutama jika data ekonomi mendatang menunjukkan perlambatan pertumbuhan atau penurunan tekanan inflasi.

Ekspektasi pelonggaran ini menjadi salah satu faktor potensial yang dapat mendukung harga emas ke depan. Jika Fed akhirnya menurunkan suku bunga, maka emas kemungkinan akan mendapat dorongan lebih besar, karena daya tariknya sebagai aset non-yielding akan kembali meningkat.

Safe Haven Tetap Dicari di Tengah Ketidakpastian

Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven, yakni aset yang cenderung diminati investor saat ketidakpastian global meningkat. Dalam situasi seperti sekarang, ketika ketegangan geopolitik meningkat dan arah kebijakan ekonomi global belum jelas, permintaan terhadap emas tetap tinggi.

Investor institusi, bank sentral, hingga individu banyak yang menambah eksposur terhadap logam mulia ini sebagai bagian dari strategi lindung nilai portofolio. Hal ini menjaga harga emas tetap stabil meski berada dalam tekanan dari faktor teknikal seperti penguatan dolar.

Prospek Emas dalam Jangka Pendek dan Menengah

Dengan semua faktor yang tengah bermain, bagaimana prospek emas dalam waktu dekat?

Para analis memproyeksikan bahwa harga emas akan tetap berada dalam kisaran sempit selama volume perdagangan masih rendah dan data ekonomi utama belum keluar. Namun, jika ketegangan di Timur Tengah meningkat, atau jika ada kejutan dari data ekonomi AS yang melemahkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut, maka harga emas bisa melonjak.

Dalam jangka menengah, selama inflasi global belum benar-benar kembali ke target bank sentral dan ketegangan geopolitik tetap tinggi, emas berpotensi melanjutkan tren kenaikannya. Potensi koreksi bisa saja terjadi jika dolar menguat lebih tajam atau jika Fed secara tiba-tiba memberikan sinyal lebih dovish dari perkiraan.

Kesimpulan: Emas Tetap Menjadi Aset Strategis

Meskipun saat ini harga emas tampak stabil di tengah perdagangan yang tipis, pasar emas tetap menjadi arena strategis bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko. Ketegangan antara Israel dan Iran, ketidakpastian arah kebijakan AS, serta dinamika global lainnya menjadikan emas sebagai aset yang terus diminati.

Stabilitas harga saat ini bisa menjadi fase konsolidasi sebelum lonjakan harga berikutnya. Dengan risiko geopolitik yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dan arah kebijakan moneter yang masih belum pasti, emas tetap menjadi aset penting untuk diperhatikan dalam portofolio jangka menengah hingga panjang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 18 June 2025

Bestprofit | Emas Menguat, Geopolitik Memanas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (19/6) – Pasar global kembali diwarnai ketidakpastian setelah meningkatnya konflik di Timur Tengah antara Israel dan Iran. Emas, sebagai aset safe haven, kembali menunjukkan pergerakan positif meski tipis, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas kawasan dan potensi eskalasi yang melibatkan Amerika Serikat.

Serangan Militer Israel Picu Kekhawatiran Global

Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 20 target militer di dalam dan sekitar Teheran, Iran. Target-target ini mencakup fasilitas yang dikaitkan dengan pengembangan senjata nuklir serta produksi rudal Iran. Serangan ini tidak hanya memperburuk hubungan bilateral, tetapi juga menciptakan ketegangan besar di kawasan Timur Tengah yang sudah rapuh.

Laporan ini telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk kekhawatiran komunitas internasional mengenai potensi eskalasi ke perang regional. Aksi Israel dianggap sangat provokatif, terutama karena menyasar area strategis di jantung Iran.

Trump Tolak Gencatan Senjata, AS Bisa Terlibat Langsung

Dalam pernyataan yang menambah kekhawatiran pasar, mantan Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan gencatan senjata dalam konflik ini. Ia juga menyatakan secara tegas bahwa tidak ingin Iran memiliki senjata nuklir. Ucapan Trump, yang masih memiliki pengaruh politik besar di Amerika Serikat dan tengah bersaing dalam kontestasi politik 2024, memperkeruh dinamika geopolitik saat ini.

Pernyataan tersebut memperkuat spekulasi bahwa Amerika Serikat mungkin tidak hanya menjadi pengamat, tetapi bisa terlibat langsung dalam konflik ini. Kemungkinan intervensi AS memperbesar risiko ketidakstabilan global dan memicu pelarian modal ke instrumen yang lebih aman, seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Permintaan Safe Haven Meningkat

Ketika dunia dilanda ketidakpastian, investor secara historis beralih ke aset safe haven seperti emas. Hal ini disampaikan oleh Bas Kooijman, CEO DHF Capital, dalam sebuah pernyataan email. “Ketegangan geopolitik yang terus-menerus terus mendukung permintaan safe haven,” ujarnya.

Menurut Kooijman, pasar saat ini masih dalam mode waspada. Para pelaku pasar memantau dengan cermat setiap perkembangan di Timur Tengah karena dampaknya bisa meluas, baik dari sisi energi (harga minyak), keamanan global, maupun kestabilan keuangan.

Harga Emas Menguat Tipis, Tembus $3.374,26 per Ounce

Pada sesi awal perdagangan Asia, harga emas spot naik tipis sebesar 0,1%, menyentuh angka $3.374,26 per ounce. Kenaikan ini terbilang moderat namun signifikan mengingat situasi yang sedang berlangsung. Ini menjadi refleksi dari sentimen pasar yang belum sepenuhnya panik namun sudah mulai mengambil langkah perlindungan terhadap portofolio investasi.

Kenaikan ini juga didukung oleh permintaan fisik dari kawasan Asia, termasuk Tiongkok dan India, dua negara dengan konsumsi emas terbesar di dunia. Selain itu, investor institusional tampak mulai menambah posisi di emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik.

Kekhawatiran Pasar: Energi, Inflasi, dan Ketidakstabilan Global

Konflik Israel-Iran tidak hanya mempengaruhi emas. Dampak langsung yang bisa dirasakan juga ada pada harga minyak global. Serangan terhadap Iran berpotensi memicu gangguan pasokan di kawasan Teluk, yang selama ini menjadi jalur vital perdagangan minyak dunia. Jika harga minyak melonjak, dunia bisa kembali menghadapi tekanan inflasi.

Kondisi ini tentu menambah beban bagi bank sentral dunia yang masih bergulat mengendalikan inflasi pasca pandemi COVID-19 dan krisis energi yang berkepanjangan. Kombinasi antara inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat bisa menciptakan risiko stagflasi — mimpi buruk bagi para pembuat kebijakan.

Investor Global Menunggu Sinyal Jelas

Saat ini, banyak investor memilih bersikap hati-hati sambil menunggu sinyal yang lebih pasti dari medan geopolitik. Apakah konflik akan berlanjut ke tahap yang lebih destruktif? Apakah AS akan benar-benar terlibat secara militer? Dan bagaimana sikap negara-negara besar lain seperti Rusia dan Tiongkok dalam merespons situasi ini?

Kondisi ini membuat volatilitas pasar meningkat. Banyak dana pensiun, perusahaan multinasional, dan manajer aset global mulai mempertimbangkan kembali strategi alokasi aset mereka. Dalam konteks ini, emas kembali menjadi pilihan yang sangat diperhitungkan.

Apakah Harga Emas Akan Terus Naik?

Pertanyaan besar di pasar saat ini adalah: sejauh mana harga emas akan terus menanjak? Jawabannya tergantung pada dinamika geopolitik dan arah kebijakan moneter global. Jika ketegangan terus meningkat dan tidak ada tanda-tanda deeskalasi, harga emas sangat mungkin menembus rekor-rekor baru.

Namun, perlu dicatat bahwa pasar emas juga sangat dipengaruhi oleh pergerakan dolar AS dan tingkat suku bunga. Jika The Fed atau bank sentral besar lainnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga guna mengatasi tekanan inflasi, maka imbal hasil obligasi akan meningkat, yang dapat menekan harga emas dalam jangka pendek.

Kesimpulan: Emas Kembali Jadi Perisai Saat Dunia Tidak Menentu

Kenaikan tipis harga emas di sesi Asia hanyalah permulaan dari potensi lonjakan yang lebih besar jika konflik Israel-Iran terus memburuk. Ketidakpastian politik, kekhawatiran terhadap intervensi militer AS, dan ancaman terhadap pasokan energi global menjadi pemicu utama pergerakan ini.

Bagi investor, situasi saat ini adalah pengingat bahwa dunia bisa berubah dalam semalam. Dalam kondisi seperti ini, strategi diversifikasi dan lindung nilai menjadi semakin relevan. Dan dalam sejarah pasar keuangan, emas selalu menjadi salah satu alat perlindungan paling andal dalam menghadapi badai.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures
 

Tuesday, 17 June 2025

Bestprofit | Emas Stabil di Tengah Krisis Global

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (18/6) – Emas, sebagai salah satu komoditas paling bernilai di dunia, selalu menjadi tempat berlindung yang aman bagi para investor ketika ketegangan global meningkat. Pada perdagangan awal Asia, harga emas mengalami stabilitas, dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik yang terus berlanjut. Ketegangan ini, terutama yang terkait dengan konflik di Timur Tengah, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang aman.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang stabilitas harga emas, pengaruh ketegangan geopolitik terhadap pasar logam mulia, dan pandangan para analis tentang kondisi pasar emas yang tetap menguntungkan.

Ketegangan Geopolitik Memengaruhi Harga Emas

Ketegangan geopolitik adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi harga emas. Pada Rabu pagi, militer Israel mengeluarkan dua peringatan terkait rudal yang terdeteksi berasal dari Iran. Peluncuran rudal tersebut menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah, yang sudah lama menjadi pusat ketidakstabilan politik. Meskipun peringatan ini tidak berujung pada serangan langsung, peristiwa tersebut memberikan gambaran jelas bahwa situasi di kawasan ini tetap sangat volatile dan penuh risiko.

Konflik yang melibatkan negara-negara besar seperti Iran dan Israel selalu memiliki dampak signifikan terhadap pasar global, terutama harga emas. Ketika ketegangan politik dan militer meningkat, investor cenderung mencari aset yang dianggap aman, dan emas menjadi pilihan utama. Harga emas cenderung naik ketika ada ketidakpastian besar yang mengancam kestabilan ekonomi dan politik global.

Pengaruh Ketidakpastian Geopolitik terhadap Investasi Emas

Ketidakpastian geopolitik merupakan salah satu pendorong utama dalam permintaan emas. Sejak lama, emas telah dianggap sebagai tempat berlindung yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi dan politik. Saat terjadi ketegangan internasional atau ancaman terhadap kestabilan global, investor cenderung mengalihkan aset mereka ke dalam bentuk logam mulia, yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi mata uang atau pasar saham.

Ketegangan di Timur Tengah, khususnya yang melibatkan negara-negara besar seperti Iran dan Israel, memiliki dampak yang besar terhadap pasar emas. Negara-negara ini memiliki pengaruh besar dalam perekonomian global, dan ketidakpastian yang ditimbulkan dari konflik antara mereka dapat mempengaruhi ekonomi negara-negara besar lainnya. Dalam hal ini, pasar emas berfungsi sebagai alat lindung nilai yang efektif, dengan harga yang cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya ketegangan geopolitik.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Stabilitas Harga Emas di Tengah Ketegangan Geopolitik

Meskipun ada ketegangan yang berkelanjutan di Timur Tengah, harga emas pada perdagangan awal Asia tetap stabil. Harga emas spot tercatat sedikit berubah pada $3.389,42 per ons pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian global yang besar, pasar emas tetap menunjukkan ketahanan. Stabilitas harga emas ini bisa jadi dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, termasuk kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral utama di dunia.

Ketika bank sentral global, seperti Federal Reserve Amerika Serikat, tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah atau melanjutkan program pelonggaran kuantitatif, hal ini dapat mempengaruhi daya tarik emas. Emas tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau saham, tetapi dalam lingkungan suku bunga rendah, emas menjadi lebih menarik karena tidak ada biaya kesempatan untuk memegangnya.

Proyeksi Pasar Emas ke Depan

Pandangan para analis tentang kondisi pasar emas tetap optimistis, meskipun ada ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan. Thu Lan Nguyen dari Commerzbank Research, misalnya, mengatakan bahwa “lingkungan untuk logam mulia tetap menguntungkan.” Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ketegangan internasional berlanjut, ada faktor-faktor lain yang mendukung kestabilan dan bahkan potensi kenaikan harga emas di masa depan.

Salah satu faktor utama yang mendukung proyeksi positif untuk emas adalah ketidakpastian global yang tetap tinggi. Selain ketegangan di Timur Tengah, ada juga kekhawatiran tentang ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi COVID-19. Ketidakpastian ini dapat memperpanjang ketertarikan investor terhadap emas sebagai tempat berlindung.

Selain itu, inflasi global yang masih tinggi di banyak negara juga dapat memperkuat permintaan emas. Emas sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, dan dengan tingkat inflasi yang terus meningkat di berbagai belahan dunia, permintaan akan emas diprediksi akan terus tinggi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

Ada beberapa faktor yang memengaruhi harga emas selain ketegangan geopolitik. Salah satunya adalah kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral utama di dunia, seperti Federal Reserve di AS atau Bank Sentral Eropa (ECB). Kebijakan suku bunga yang lebih rendah atau kebijakan pelonggaran kuantitatif cenderung mendukung harga emas, karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah.

Selain itu, fluktuasi nilai dolar AS juga dapat memengaruhi harga emas. Ketika dolar melemah, harga emas cenderung naik, karena emas dihargakan dalam dolar AS. Sebaliknya, jika dolar menguat, harga emas cenderung turun.

Permintaan dan penawaran fisik juga memainkan peran penting dalam menentukan harga emas. Negara-negara penghasil emas, seperti China dan India, memiliki permintaan yang sangat besar terhadap logam mulia ini, yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas di pasar global.

Kesimpulan: Emas Tetap Menjadi Aset yang Menguntungkan di Tengah Ketidakpastian

Emas tetap menjadi salah satu aset yang paling menarik bagi investor, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah, khususnya yang melibatkan Israel dan Iran, telah meningkatkan daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman. Meskipun harga emas tetap stabil pada perdagangan awal Asia, proyeksi pasar emas ke depan tetap positif, dengan faktor-faktor seperti ketidakpastian global, inflasi yang tinggi, dan kebijakan moneter yang mendukung.

Dengan adanya ketegangan geopolitik dan faktor ekonomi global yang masih belum stabil, emas diprediksi akan terus menunjukkan daya tarik yang kuat bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap risiko. Lingkungan yang menguntungkan ini kemungkinan akan mendukung harga emas tetap tinggi, bahkan dapat mendorongnya ke level yang lebih tinggi di masa depan.

Namun, seperti halnya semua investasi, pergerakan harga emas tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan investor perlu terus memantau perkembangan global untuk mengoptimalkan potensi investasi mereka dalam logam mulia ini.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 16 June 2025

Bestprofit | Trump Bicara, Emas Melejit

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (17/6) – Emas menguat pada Selasa (17 Juni 2025) di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran serta kekhawatiran akan kebijakan ekonomi AS yang akan datang. Investor global mencari aset safe haven, mendorong harga emas mendekati level kunci $3.400 per ons.

Ketegangan Israel-Iran Dorong Kenaikan Harga Emas

Ketidakpastian geopolitik kembali mendominasi pasar global setelah konflik antara Israel dan Iran memasuki hari kelima. Situasi memanas setelah Israel menyerang jaringan penyiaran nasional Iran, sementara laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan adanya kerusakan signifikan pada fasilitas pengayaan uranium terbesar di Iran.

Konflik ini memicu kepanikan di pasar, terutama karena meningkatnya kekhawatiran bahwa pertikaian bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas. Keadaan ini mendorong investor untuk menjauhi aset berisiko dan mencari perlindungan di aset safe haven seperti emas.

Harga emas spot naik 0,4% menjadi $3.396,67 per ons pada pukul 02.39 GMT, setelah sebelumnya sempat turun lebih dari 1% pada hari Senin. Sementara itu, emas berjangka AS diperdagangkan stabil di $3.416,30 per ons.

Pernyataan Trump Tingkatkan Ketegangan

Situasi makin kompleks setelah mantan Presiden AS Donald Trump, yang saat ini menjadi kandidat kuat dalam pemilu mendatang, kembali lebih awal dari pertemuan puncak G7 di Kanada. Dalam pernyataannya, Trump mendesak warga Iran untuk mengevakuasi Teheran, mengklaim bahwa Iran menolak kesepakatan internasional terkait pembatasan pengembangan senjata nuklir.

Tidak hanya itu, laporan dari Gedung Putih menunjukkan bahwa Trump telah menginstruksikan Dewan Keamanan Nasional AS untuk bersiap di “situation room” jika terjadi eskalasi lebih lanjut. Langkah ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa ketegangan antara AS dan Iran dapat meningkat sewaktu-waktu, memberikan alasan lebih lanjut bagi investor untuk beralih ke aset safe haven.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Safe Haven: Fungsi Tradisional Emas di Masa Krisis

Emas secara historis dikenal sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor selama masa ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Dengan kondisi saat ini yang terus berfluktuasi, baik karena konflik bersenjata maupun kebijakan moneter global yang belum pasti, emas sekali lagi menunjukkan peran pentingnya sebagai lindung nilai.

“Sentimen pasar terus berfluktuasi antara eskalasi dan de-eskalasi terkait peristiwa di Timur Tengah, dan pergeseran sentimen bolak-balik inilah yang mendorong pergerakan harga emas di kedua sisi level $3.400,” kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade.

Menurutnya, meski emas sempat terkoreksi, potensi kenaikan masih terbuka lebar karena ketidakpastian yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Pasar Menunggu Keputusan Federal Reserve

Selain faktor geopolitik, perhatian pasar minggu ini juga tertuju pada kebijakan moneter Amerika Serikat. Federal Reserve AS dijadwalkan memulai pertemuan dua harinya hari ini, dengan keputusan akan diumumkan pada Rabu malam waktu setempat.

Mayoritas analis memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini, namun fokus investor akan tertuju pada arah kebijakan selanjutnya yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell. Pasar saat ini memperkirakan kemungkinan dua kali pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun ini, seiring perlambatan ekonomi AS yang mulai terasa di beberapa sektor.

Penurunan suku bunga biasanya akan memperkuat daya tarik emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi, sehingga saat suku bunga turun, biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah.

Harga Logam Mulia Lain Juga Menguat

Tidak hanya emas yang menikmati kenaikan harga. Logam mulia lainnya juga mencatatkan penguatan di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Harga perak spot naik 0,3% menjadi $36,41 per ons. Platinum juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,6% menjadi $1.251,20 per ons. Sementara itu, paladium naik tipis 0,2% menjadi $1.031,68 per ons.

Kenaikan ini menunjukkan bahwa kekhawatiran geopolitik dan ekonomi tidak hanya berdampak pada pasar emas, tetapi juga logam mulia lainnya yang sering digunakan sebagai instrumen lindung nilai oleh investor global.

Potensi Emas Kembali ke Level $3.500

Menurut pengamatan teknikal dan fundamental, tren bullish emas kemungkinan masih akan berlanjut jika ketegangan geopolitik tidak mereda dan Federal Reserve memberikan sinyal dovish pada pertemuan pekan ini. Tim Waterer menegaskan bahwa selama ketidakpastian global masih tinggi, harga emas berpotensi kembali menguji level psikologis $3.500 per ons.

“Cukup banyak ketidakpastian yang berlaku di sekitar perang tarif dan perang sebenarnya untuk menopang harga emas dan menjaganya agar tetap dalam pandangan potensi pengembalian ke $3.500,” ujarnya.

Kesimpulan: Emas Tetap Jadi Pilihan Utama Investor

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian—baik dari sisi geopolitik maupun kebijakan ekonomi global—emas kembali membuktikan diri sebagai aset yang dicari investor untuk melindungi kekayaan mereka. Kenaikan harga emas spot dan kontrak berjangka menunjukkan bahwa pasar menanggapi serius konflik Israel-Iran dan potensi perubahan arah kebijakan moneter AS.

Dengan meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian yang tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat, emas kemungkinan akan tetap berada dalam tren naik, terutama jika kondisi terus mendorong investor global untuk menghindari risiko.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Sunday, 15 June 2025

Bestprofit | Emas Menuju Rekor Tertinggi

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (16/6) – Harga emas kembali mencetak sejarah dengan berakhir di rekor penutupan tertinggi pada akhir pekan lalu. Momentum bullish ini memunculkan antisipasi lebih besar terhadap potensi kenaikan lebih lanjut, terutama di tengah dinamika pasar komoditas logam mulia yang terus berubah. Chris Weston, Kepala Penelitian di Pepperstone, memberikan pandangan bahwa harga emas bisa segera menguji rekor tertinggi sepanjang masa di level $3500,10 per troy ounce.

Kondisi Terkini Pasar Emas Spot

Emas spot—harga emas untuk transaksi langsung tanpa kontrak berjangka—mengalami penguatan signifikan menjelang penutupan minggu lalu. Lonjakan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global, tensi geopolitik, serta sinyal dovish dari bank sentral utama dunia yang mendorong pelaku pasar kembali ke aset lindung nilai (safe haven) seperti emas.

Menurut data perdagangan, harga emas telah meningkat secara konsisten dalam beberapa pekan terakhir. Dalam sesi perdagangan Asia yang akan datang, tren kenaikan ini diperkirakan akan berlanjut, dengan potensi pengujian level psikologis yang sangat penting: $3500,10 per troy ounce.

Pandangan Chris Weston: “Emas Masih Punya Ruang untuk Naik”

Chris Weston, analis senior dan kepala riset di Pepperstone, menyampaikan bahwa kekuatan tren kenaikan emas belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Dalam laporannya, ia mengungkapkan bahwa struktur teknikal dan fundamental saat ini mengindikasikan kemungkinan harga emas untuk menembus rekor sepanjang masa.

Weston mencatat bahwa pergerakan pasar logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium turut mendukung kenaikan harga emas. Banyak pedagang telah mengurangi posisi beli mereka di logam-logam tersebut. Pengurangan ini berpotensi sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas atau mengalihkan eksposur portofolio mereka ke emas, yang dianggap lebih menjanjikan dalam jangka pendek maupun menengah.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenapa Emas Naik? Faktor Fundamental Penggeraknya

Ada beberapa faktor kunci yang mendorong kenaikan harga emas saat ini:

1. Kebijakan Moneter Longgar

Sikap dovish dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya memberi sinyal bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap rendah lebih lama. Lingkungan suku bunga rendah membuat emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen, menjadi lebih menarik dibandingkan instrumen pendapatan tetap.

2. Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik

Ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, ketidakstabilan ekonomi Tiongkok, serta potensi perlambatan ekonomi global menjadi alasan utama investor kembali ke emas. Emas selalu dianggap sebagai pelindung nilai dalam kondisi ketidakpastian.

3. Permintaan Investasi dan Fisik

Dana investasi seperti ETF (exchange-traded funds) emas terus mencatat arus masuk positif. Di sisi lain, permintaan emas fisik dari negara-negara seperti India dan Tiongkok juga menunjukkan tren pemulihan.

Pengaruh Pergerakan Logam Mulia Lainnya

Weston menyoroti bahwa aksi jual pada perak, platinum, dan paladium bukan hanya soal teknikal, tetapi juga berkaitan dengan strategi pengelolaan portofolio. Pedagang yang mengambil untung dari lonjakan logam tersebut tampaknya sedang melakukan rotasi ke emas, yang memiliki likuiditas lebih tinggi dan prospek penguatan lebih konsisten.

Misalnya:

  • Perak, meskipun memiliki korelasi historis dengan emas, sering kali lebih volatil dan lebih terpengaruh oleh permintaan industri.

  • Platinum dan paladium, yang banyak digunakan dalam industri otomotif, kini terdampak oleh perlambatan sektor tersebut serta pergeseran ke kendaraan listrik yang mengubah struktur permintaan.

Pengalihan modal dari ketiga logam ini ke emas menjadi sinyal bahwa investor institusi memilih pendekatan yang lebih defensif dan konservatif.

Potensi Teknis: Menguji Level $3500,10

Secara teknikal, grafik emas menunjukkan formasi bullish continuation dengan breakout dari level resistensi penting. Jika momentum ini berlanjut, harga emas bisa menguji bahkan menembus level psikologis dan historis $3500,10 per troy ounce yang dipandang sebagai “ultimate all-time high.”

Beberapa indikator teknikal yang mendukung pandangan ini:

  • Moving average jangka menengah dan panjang menunjukkan tren naik yang solid.

  • Volume perdagangan meningkat seiring dengan kenaikan harga, menandakan partisipasi pasar yang luas.

  • RSI (Relative Strength Index) masih dalam zona netral atas, belum masuk wilayah jenuh beli (overbought), memberi ruang untuk reli lanjutan.

Risiko dan Hambatan ke Depan

Meskipun prospek jangka pendek untuk emas tampak cerah, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

1. Rebound Dolar AS

Jika dolar AS menguat karena sentimen pasar atau intervensi kebijakan moneter, maka hal itu bisa menekan harga emas yang berdenominasi dolar.

2. Pemulihan Ekonomi Global

Jika ekonomi global menunjukkan tanda pemulihan yang lebih kuat dari perkiraan, permintaan terhadap aset-aset berisiko seperti saham bisa meningkat, sementara minat terhadap emas menurun.

3. Intervensi Bank Sentral

Jika bank sentral mulai mengubah narasi dari dovish ke hawkish karena inflasi atau faktor lain, hal ini bisa menjadi hambatan bagi harga emas.

Strategi Investor: Apa yang Bisa Dilakukan?

Bagi investor yang sudah memiliki eksposur emas, ini bisa menjadi waktu untuk meninjau kembali target jangka pendek dan menengah mereka. Mengunci sebagian keuntungan atau menetapkan trailing stop-loss bisa menjadi strategi manajemen risiko yang bijak.

Bagi mereka yang belum masuk pasar emas, pendekatan yang hati-hati sangat disarankan. Menunggu koreksi teknikal jangka pendek bisa memberi entry point yang lebih baik daripada mengejar harga di level tertinggi.

Kesimpulan: Emas Masih Menjadi Raja Aset Lindung Nilai

Dengan semua faktor yang mendukung—dari ketidakpastian makroekonomi, rotasi aset dari logam lain, hingga prospek teknikal yang bullish—emas tetap menjadi aset lindung nilai utama yang layak diperhatikan oleh investor global. Prediksi Chris Weston bahwa harga emas bisa mencapai $3500,10 per troy ounce mungkin tidak terlalu ambisius, terutama jika sentimen pasar saat ini terus berlanjut.

Namun, seperti semua investasi, penting untuk terus mengikuti perkembangan pasar, kebijakan moneter global, dan dinamika geopolitik yang bisa memengaruhi pergerakan harga secara signifikan.

 


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 12 June 2025

Bestprofit | Emas Melonjak Akibat Serangan Israel

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (13/6) – Harga emas terus melanjutkan tren kenaikannya selama tiga hari berturut-turut, dipicu oleh ketegangan geopolitik terbaru di Timur Tengah. Laporan bahwa Israel telah melancarkan serangan udara ke sasaran di Iran menjadi faktor utama di balik lonjakan harga emas dan logam mulia lainnya. Lonjakan ini menandai respons pasar terhadap ketidakpastian global yang meningkat, terutama di tengah konflik yang dapat meluas dan berdampak pada stabilitas ekonomi dunia.

Ketegangan Geopolitik Dorong Harga Emas

Ketegangan antara Israel dan Iran bukanlah hal baru, namun laporan serangan langsung oleh Angkatan Udara Israel ke wilayah Iran pada hari Kamis memicu kekhawatiran serius di pasar global. Axios melaporkan bahwa serangan ini dikonfirmasi oleh dua sumber anonim yang mengetahui operasi tersebut. Serangan tersebut segera memicu reaksi dari para pelaku pasar, terutama investor yang cenderung mencari aset aman saat terjadi krisis geopolitik.

Sebagai hasilnya, harga emas batangan melonjak hingga 0,8% pada hari Jumat, menyusul kenaikan sebesar 0,9% sehari sebelumnya. Harga emas spot diperdagangkan pada $3.406,61 per ons pada pukul 8:12 pagi waktu Singapura. Lonjakan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi eskalasi konflik yang dapat berdampak lebih luas.

Emas sebagai Aset Safe Haven

Kenaikan harga emas dalam situasi seperti ini bukanlah hal yang mengejutkan. Emas telah lama dianggap sebagai “safe haven” atau aset lindung nilai terhadap risiko. Saat ketegangan geopolitik meningkat, inflasi tinggi, atau pasar saham bergejolak, investor sering kali beralih ke emas karena nilainya cenderung stabil bahkan dalam situasi krisis.

Konflik militer antara dua negara dengan pengaruh besar di kawasan Timur Tengah seperti Israel dan Iran menimbulkan ketidakpastian yang luas, termasuk risiko gangguan terhadap pasokan energi global dan potensi meluasnya perang ke negara-negara tetangga. Dalam situasi seperti ini, permintaan terhadap emas biasanya melonjak karena investor global berlomba-lomba mengamankan aset mereka dari risiko pasar.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Pelemahan Dolar AS Menambah Tekanan

Selain ketegangan geopolitik, faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar Amerika Serikat. Indeks Bloomberg Dollar Spot tercatat turun 0,1%, memberikan dorongan tambahan bagi harga emas. Ketika nilai dolar melemah, harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain, yang kemudian meningkatkan permintaan.

Fenomena ini menambah lapisan dukungan teknikal bagi logam mulia tersebut. Dalam beberapa pekan terakhir, tekanan terhadap dolar telah meningkat seiring dengan harapan bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga, mengingat tanda-tanda perlambatan ekonomi yang muncul dalam data makroekonomi terbaru.

Lonjakan Harga Tak Terbatas pada Emas

Tidak hanya emas yang menikmati kenaikan harga akibat situasi geopolitik ini. Harga logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mengalami lonjakan. Meskipun tidak sepopuler emas sebagai aset safe haven, logam-logam ini tetap mendapat dukungan dari kekhawatiran pasar secara luas dan juga dari sisi permintaan industri.

Perak, misalnya, digunakan dalam banyak aplikasi industri, termasuk panel surya dan elektronik. Platinum dan paladium, yang banyak digunakan dalam industri otomotif sebagai komponen catalytic converter, juga menunjukkan sensitivitas terhadap gangguan pasokan yang mungkin terjadi akibat konflik di kawasan penting dunia.

Respon Pasar Global dan Potensi Dampak Ekonomi

Pasar keuangan global bereaksi dengan cepat terhadap laporan serangan Israel ke Iran. Selain kenaikan logam mulia, bursa saham di Asia dibuka dengan catatan hati-hati. Banyak investor cenderung mengurangi eksposur terhadap aset-aset berisiko dan memilih untuk menunggu kejelasan lebih lanjut dari situasi tersebut.

Jika konflik antara Israel dan Iran terus memburuk, para analis memperkirakan akan ada dampak yang lebih luas terhadap pasar energi global. Iran adalah salah satu produsen minyak utama di dunia, dan setiap gangguan terhadap produksinya akan mengganggu keseimbangan pasokan global. Hal ini berpotensi memicu lonjakan harga minyak, yang pada gilirannya dapat memperburuk inflasi global.

Ekspektasi Pasar ke Depan

Dalam jangka pendek, harga emas kemungkinan akan tetap volatil, tergantung pada perkembangan situasi geopolitik dan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Jika ketegangan antara Israel dan Iran tidak mereda, maka harga emas berpotensi menembus rekor-rekor baru, karena permintaan terhadap aset lindung nilai terus meningkat.

Namun, jika situasi dapat dikendalikan melalui jalur diplomatik, dan pasar mendapatkan kepastian bahwa konflik tidak akan meluas, maka tekanan terhadap harga emas bisa mereda. Dalam kondisi seperti ini, fokus pasar kemungkinan akan kembali ke fundamental ekonomi global seperti pertumbuhan, inflasi, dan arah suku bunga.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas selama tiga hari berturut-turut menegaskan betapa sensitifnya pasar terhadap ketegangan geopolitik, terutama jika menyangkut wilayah strategis seperti Timur Tengah. Serangan udara oleh Israel ke Iran telah menimbulkan kekhawatiran baru di pasar global, yang langsung tercermin dalam pergerakan harga komoditas dan mata uang.

Sebagai aset lindung nilai klasik, emas kembali menunjukkan perannya sebagai pelindung kekayaan dalam situasi penuh ketidakpastian. Dengan ketegangan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dan dolar AS yang mengalami tekanan, harga emas dan logam mulia lainnya tampaknya akan tetap mendapat dukungan kuat dalam waktu dekat.

 

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 11 June 2025

Bestprofit | Ketegangan Geopolitik Dongkrak Emas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (12/6) – Harga emas mencatatkan kenaikan tipis pada sesi perdagangan awal Asia, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik yang memperkuat daya tarik logam mulia sebagai aset lindung nilai. Ketegangan terbaru ini berkaitan dengan dinamika politik dan keamanan di Timur Tengah yang tengah memanas menjelang perundingan nuklir penting antara Amerika Serikat dan Iran.

Kenaikan Harga Emas di Tengah Ketidakpastian

Pada perdagangan hari Rabu pagi waktu Asia, harga emas spot tercatat naik 0,2% menjadi $3.364,42 per ons. Kenaikan ini tergolong moderat, namun mencerminkan reaksi pasar terhadap situasi geopolitik yang mengganggu stabilitas kawasan dan meningkatkan minat investor terhadap aset-aset aman seperti emas.

Investor global memantau perkembangan situasi dengan cermat. Dalam konteks geopolitik yang penuh risiko, emas tetap menjadi pilihan utama karena dianggap tidak terpengaruh oleh kebijakan politik atau moneter jangka pendek, dan mampu mempertahankan nilainya dalam jangka panjang.

Ketegangan Timur Tengah Dorong Permintaan Safe Haven

Lonjakan ketegangan terbaru di Timur Tengah terjadi setelah pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk mengurangi kehadiran militernya di beberapa bagian wilayah tersebut. Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa hanya personel penting yang akan tetap berada di lokasi, mengutip kekhawatiran keamanan yang meningkat di kawasan.

Langkah ini dipandang sebagai respons terhadap potensi eskalasi konflik yang mungkin terjadi seiring dengan semakin dekatnya perundingan nuklir antara AS dan Iran. Ketegangan ini menciptakan ketidakpastian tambahan di pasar global, yang pada gilirannya memperkuat posisi emas sebagai aset aman (safe haven).


Kunjungi juga : bestprofit futures

Perundingan Nuklir AS-Iran di Oman Jadi Sorotan

Putaran keenam perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran dijadwalkan akan berlangsung akhir pekan ini di Oman. Perundingan ini bertujuan untuk meredakan ketegangan seputar program nuklir Iran dan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir internasional yang sempat terhenti.

Namun, ketidakpastian masih menyelimuti proses negosiasi tersebut. Banyak analis skeptis mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan jangka pendek, mengingat sejarah panjang ketidakpercayaan antara kedua negara. Potensi kegagalan perundingan justru bisa memperburuk ketegangan, dan hal ini menjadi salah satu alasan utama meningkatnya daya tarik emas di mata investor.

Perspektif Pasar: Ketidakpastian Picu Strategi Perlindungan Aset

Menurut Bas Kooijman, CEO dan Manajer Aset DHF Capital, ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah telah membebani kepercayaan investor. Dalam sebuah pernyataan melalui email, Kooijman menjelaskan bahwa para pelaku pasar cenderung mencari tempat berlindung yang aman dari volatilitas geopolitik dan ketidakpastian ekonomi.

“Investor akan terus beralih ke emas jika ketegangan di kawasan meningkat atau jika perundingan nuklir tidak membuahkan hasil yang signifikan,” ujar Kooijman. Ia juga mencatat bahwa arus dana ke aset-aset safe haven kemungkinan akan terus bertambah dalam beberapa minggu ke depan.

Dolar dan Suku Bunga Ikut Mempengaruhi Harga Emas

Selain faktor geopolitik, pergerakan harga emas juga sangat dipengaruhi oleh kekuatan dolar AS dan kebijakan suku bunga dari Federal Reserve. Saat ini, pasar masih menantikan kejelasan arah kebijakan moneter AS, terutama apakah bank sentral akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Secara historis, suku bunga yang lebih rendah membuat emas menjadi lebih menarik karena menurunkan biaya peluang dalam memegang aset yang tidak menghasilkan bunga. Sebaliknya, dolar yang menguat cenderung menekan harga emas karena membuat logam mulia menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Namun, dalam konteks ketegangan politik seperti yang terjadi saat ini, faktor geopolitik cenderung memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap harga emas daripada variabel ekonomi lainnya.

Perdagangan Emas dan Sentimen Pasar Global

Kenaikan harga emas sebesar 0,2% di sesi Asia mungkin terlihat kecil, namun mencerminkan ketahanan emas sebagai aset strategis dalam kondisi global yang penuh ketidakpastian. Investor institusional maupun ritel kini memasukkan emas dalam strategi portofolio mereka, baik untuk diversifikasi maupun perlindungan nilai.

Sementara itu, bursa saham global menunjukkan volatilitas yang meningkat. Ketidakpastian geopolitik menambah beban bagi investor yang sudah menghadapi tekanan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global, inflasi yang masih tinggi di beberapa negara maju, serta ketidakpastian kebijakan moneter ke depan.

Prospek Jangka Pendek dan Panjang Emas

Dalam jangka pendek, pergerakan harga emas kemungkinan akan tetap bergantung pada hasil perundingan nuklir AS-Iran dan dinamika politik di Timur Tengah. Jika perundingan gagal atau situasi keamanan memburuk, harga emas bisa melonjak lebih tinggi.

Untuk jangka panjang, logam mulia ini tetap dipandang sebagai instrumen yang mampu mempertahankan nilainya dalam kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil. Dengan ketegangan geopolitik yang kerap muncul secara tak terduga, permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai diprediksi akan tetap kuat.

Kesimpulan: Emas Kembali Bersinar di Tengah Krisis

Ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama di Timur Tengah, telah memicu lonjakan minat terhadap emas sebagai aset aman. Kenaikan harga emas sebesar 0,2% menjadi $3.364,42/oz menjadi cerminan awal dari potensi tren yang lebih besar jika situasi tidak kunjung membaik.

Sikap hati-hati investor dalam menghadapi perundingan AS-Iran, ditambah langkah pengurangan personel AS di kawasan, memperjelas bahwa risiko geopolitik masih menjadi faktor dominan dalam dinamika pasar global. Dalam konteks ini, emas kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu instrumen paling andal untuk melindungi nilai kekayaan di masa penuh ketidakpastian.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 10 June 2025

Bestprofit | Emas Stabil Seiring Kemajuan Pembicaraan AS-Tiongkok

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (11/6) – Harga emas mengalami kenaikan moderat pada hari Selasa setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan tajam mendekati angka $3.300 per ons. Pada perdagangan terakhir, harga emas berada di level $3.328, naik sebesar 0,10%. Kondisi ini terjadi seiring dengan perkembangan positif dalam pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, yang meningkatkan sentimen risiko di kalangan investor. Hal ini turut mendorong pasar ekuitas AS untuk bergerak lebih tinggi.

Namun, meskipun pasar mencatatkan pergerakan yang positif, para pelaku pasar tetap berhati-hati karena masih menantikan rilis data ekonomi penting, terutama Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Mei. Perkiraan menunjukkan bahwa harga kemungkinan besar akan mengalami kenaikan, yang dapat berdampak pada kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) dalam beberapa waktu mendatang.

Artikel ini akan membahas beberapa faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas dan pasar keuangan secara umum, serta mengkaji implikasi dari data ekonomi yang akan datang.

Dampak Pembicaraan AS-Tiongkok Terhadap Pasar

Salah satu faktor yang mendorong suasana pasar menjadi lebih positif adalah pembicaraan yang sedang berlangsung antara pejabat AS dan Tiongkok. Reuni ini digelar di London dan menunjukkan perkembangan yang lebih konstruktif dibandingkan dengan ketegangan perdagangan yang sebelumnya terjadi. Kedua negara yang merupakan ekonomi terbesar dunia tersebut dilaporkan telah mencapai kemajuan dalam negosiasi, yang memberikan harapan bagi investor bahwa ketegangan perdagangan yang berlangsung selama ini dapat segera mereda.

Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah menciptakan ketidakpastian di pasar global. Ketegangan ini tidak hanya berpengaruh pada hubungan dagang antara kedua negara, tetapi juga memberikan dampak pada nilai tukar mata uang dan harga komoditas, termasuk emas. Oleh karena itu, ketika pembicaraan tampak berjalan lancar, hal ini dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan selera risiko di kalangan investor.

Selera risiko yang membaik ini turut mendorong pasar saham AS untuk bergerak lebih tinggi, sementara harga emas cenderung tertekan. Namun, meskipun harga emas sedikit mereda, kenaikan moderat yang tercatat pada hari Selasa menunjukkan bahwa investor tetap berhati-hati, mengingat ketidakpastian global yang masih ada.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Perkiraan Inflasi dan Dampaknya terhadap Kebijakan The Fed

Salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi pergerakan harga emas dalam waktu dekat adalah angka Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Mei. Data ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai laju inflasi di AS dan apakah inflasi masih tetap tinggi atau mulai menunjukkan penurunan. Perkiraan untuk IHK bulan Mei menunjukkan bahwa harga kemungkinan besar akan naik, meskipun dengan tingkat yang lebih moderat dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.

Kenaikan harga barang dan jasa ini diharapkan dapat memberikan dampak pada kebijakan moneter yang diterapkan oleh Federal Reserve (Fed). Jika inflasi tetap berada pada level yang tinggi, The Fed mungkin akan melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi untuk menekan laju inflasi. Namun, apabila data menunjukkan adanya pelonggaran inflasi, maka kemungkinan besar Fed akan memilih untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%-4,50%, seperti yang terjadi saat ini.

Dalam kondisi ketidakpastian ini, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, sebagai pelindung nilai (safe haven). Kenaikan harga emas yang terjadi pada hari Selasa dapat menjadi indikasi bahwa investor mulai memanfaatkan emas sebagai instrumen lindung nilai menjelang rilis data IHK tersebut.

Indeks Dolar AS Pulih Setelah Penurunan

Sementara harga emas cenderung stabil, pergerakan Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan pemulihan setelah sebelumnya sempat turun tajam. Indeks Dolar AS yang melacak nilai tukar dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya sempat mencapai level terendah harian di angka 98,86, namun kemudian pulih dan naik 0,06% ke posisi 99,07 pada hari Selasa.

Pelemahan dolar yang sempat terjadi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ekspektasi pasar terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve, serta dampak dari pembicaraan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Namun, pemulihan dolar menunjukkan bahwa pasar tetap waspada terhadap kemungkinan penguatan dolar di masa mendatang, tergantung pada bagaimana data ekonomi AS dan kebijakan Fed berkembang.

Kenaikan dolar biasanya memberikan tekanan pada harga emas, karena emas diperdagangkan dalam dolar AS dan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain ketika dolar menguat. Oleh karena itu, pergerakan dolar akan terus dipantau sebagai salah satu faktor kunci yang memengaruhi harga emas di masa depan.

Optimisme Usaha Kecil di AS

Di sisi lain, data ekonomi AS juga menunjukkan perkembangan yang positif, terutama terkait dengan optimisme usaha kecil di AS. Berdasarkan Indeks Optimisme Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB), optimisme usaha kecil di AS mengalami peningkatan pada bulan Mei dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Data ini mencerminkan bahwa pelaku usaha kecil di AS semakin yakin akan prospek ekonomi meskipun ada tantangan yang dihadapi, termasuk dampak dari tarif impor dan kebijakan pemerintah.

Kenaikan optimisme usaha kecil ini dapat menjadi indikasi bahwa perekonomian AS mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah menghadapi berbagai guncangan ekonomi, termasuk pandemi COVID-19 dan ketegangan perdagangan global. Meskipun demikian, tantangan besar masih ada, dan pembicaraan mengenai kebijakan ekonomi dan moneter akan terus menjadi topik yang hangat di pasar keuangan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, harga emas tetap berada pada tren kenaikan moderat, meskipun ada beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan harga di pasar. Pembicaraan yang membaik antara AS dan Tiongkok memberikan sentimen positif bagi pasar, sementara data ekonomi AS yang akan datang, terutama terkait dengan inflasi, akan menjadi indikator penting untuk menentukan arah kebijakan moneter The Fed.

Investor tetap harus berhati-hati dan terus memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh otoritas keuangan. Pergerakan dolar, harga emas, dan data ekonomi AS akan terus menjadi indikator utama dalam mengambil keputusan investasi di pasar yang penuh dengan ketidakpastian ini.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 9 June 2025

Bestprofit | Dolar Melemah, Emas Melambung

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (10/6) – Harga emas membukukan kenaikan signifikan pada hari Senin, diperdagangkan pada $3.329 per troy ons pada saat penulisan. Penguatan ini terjadi di tengah melemahnya Dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS, meskipun terdapat kabar positif mengenai pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kenaikan harga emas ini mengindikasikan bahwa logam mulia tersebut tetap menjadi pilihan investor dalam kondisi ketidakpastian pasar global.

Melemahnya Dolar AS Jadi Katalis Penguatan Emas

Salah satu pendorong utama kenaikan harga emas adalah pelemahan Indeks Dolar AS (DXY) yang tercatat turun 0,25% menjadi 98,95. Dolar yang lebih lemah menjadikan emas — aset yang dihargai dalam Dolar — lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan.

Secara historis, terdapat korelasi negatif yang kuat antara Dolar AS dan harga emas. Saat Dolar melemah, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset alternatif, terlebih ketika kondisi pasar menimbulkan ketidakpastian atau kekhawatiran ekonomi.

Imbal Hasil Obligasi Treasury AS Turun, Emas Diuntungkan

Penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS juga menjadi faktor penting yang menopang harga emas. Saat imbal hasil obligasi menurun, biaya peluang untuk memegang emas (yang tidak memberikan bunga) menjadi lebih rendah, sehingga menarik minat investor. Dalam konteks saat ini, tren penurunan imbal hasil menjadi sinyal bahwa pasar memprediksi pelonggaran kebijakan moneter atau penurunan prospek pertumbuhan ekonomi.

Penurunan imbal hasil ini menunjukkan adanya kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi atau potensi pelonggaran dari Federal Reserve. Dalam situasi seperti itu, emas biasanya menjadi tempat berlindung yang aman bagi investor.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Optimisme Perdagangan AS-Tiongkok Tak Menggerus Minat pada Emas

Meskipun ada kabar positif mengenai pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, peningkatan selera risiko di pasar keuangan tidak cukup kuat untuk menghapus minat investor terhadap emas. Menurut laporan Wall Street Journal, Presiden Donald Trump memberikan fleksibilitas kepada Menteri Keuangan AS Scott Bessent terkait kontrol ekspor dalam upaya meredakan ketegangan dengan Tiongkok.

Namun, pelonggaran ketegangan ini tidak serta merta menghentikan reli harga emas. Pasar tampaknya masih menahan napas karena ketidakpastian hasil akhir dari perundingan perdagangan dan bagaimana implementasi kebijakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.

Geopolitik Global Masih Tegang, Emas Tetap Diincar

Ketegangan geopolitik tetap tinggi, khususnya karena meningkatnya eskalasi antara Rusia dan Ukraina. Rusia baru-baru ini mengklaim kendali atas wilayah di bagian timur-tengah Ukraina, meningkatkan risiko konflik terbuka yang lebih luas.

Kondisi ini menambah alasan bagi investor untuk mencari perlindungan melalui aset safe haven seperti emas. Dalam situasi geopolitik yang memanas, permintaan terhadap emas cenderung meningkat, seiring kekhawatiran terhadap stabilitas politik dan ekonomi global.

Potensi Uji Level $3.350 dalam Jangka Pendek

Dengan semua katalis yang mendukung harga emas saat ini — mulai dari Dolar yang melemah, imbal hasil obligasi yang menurun, ketegangan geopolitik, hingga ketidakpastian hasil pembicaraan dagang — emas berpotensi menguji level resistensi psikologis di $3.350 per troy ons dalam waktu dekat.

Level ini dianggap sebagai titik penting yang bisa membuka jalan bagi reli lebih lanjut jika kondisi pasar tetap mendukung. Namun, potensi koreksi tetap ada apabila ada perkembangan signifikan yang meningkatkan selera risiko secara global, misalnya hasil perundingan dagang yang sangat positif atau lonjakan imbal hasil obligasi secara tiba-tiba.

Fokus Pasar Minggu Ini: Data Inflasi dan Sentimen Konsumen

Menjelang akhir pekan, perhatian pasar akan tertuju pada sejumlah rilis data ekonomi utama dari Amerika Serikat. Di antaranya adalah:

  • Indeks Harga Konsumen (IHK): Data ini akan memberikan gambaran seberapa besar tekanan inflasi di tingkat konsumen, yang pada gilirannya akan memengaruhi ekspektasi kebijakan suku bunga oleh The Fed.

  • Indeks Harga Produsen (PPI): Sebagai indikator inflasi di tingkat produsen, PPI juga akan diperhatikan untuk menilai apakah tekanan biaya mulai meresap ke dalam harga barang dan jasa.

  • Data pekerjaan: Angka ketenagakerjaan, tingkat pengangguran, dan pertumbuhan upah menjadi faktor penting dalam menilai kesehatan ekonomi AS secara keseluruhan.

  • Survei Sentimen Konsumen Universitas Michigan: Data ini membantu mengukur persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi masa depan, yang berpengaruh terhadap perilaku belanja dan investasi.

Hasil dari data-data ini dapat memperkuat atau membalikkan arah tren emas saat ini, tergantung bagaimana pasar menafsirkan sinyal dari data tersebut dalam konteks kebijakan moneter.

Kesimpulan: Emas Tetap Relevan di Tengah Ketidakpastian

Kenaikan harga emas pada hari Senin mencerminkan bahwa logam mulia ini masih memainkan peran penting sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah tekanan geopolitik dan fluktuasi ekonomi global. Melemahnya Dolar AS, penurunan imbal hasil obligasi, dan kekhawatiran geopolitik menjadi faktor utama yang menopang harga.

Meski ada tanda-tanda membaiknya hubungan dagang AS-Tiongkok, pasar tetap berhati-hati. Investor masih memantau sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini, yang bisa memperkuat tren naik atau memberikan tekanan koreksi pada harga emas.

Dalam jangka pendek, potensi pengujian level $3.350 tetap terbuka, terutama jika data ekonomi mendukung narasi perlambatan pertumbuhan atau pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed. Namun, investor tetap disarankan untuk mencermati dinamika global secara menyeluruh, mengingat volatilitas pasar bisa berubah dengan cepat.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 4 June 2025

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Ketidakpastian

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (5/6) – Emas kembali menjadi perhatian utama pasar global pada hari Rabu (5 Juni 2025), setelah mencatat kenaikan harga sebesar 1% didorong oleh melemahnya dolar AS dan data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan. Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik, logam mulia ini memperkuat posisinya sebagai aset safe haven.

Pergerakan Harga Emas: Tanda Kekuatan di Tengah Ketidakpastian

Harga emas spot tercatat naik 0,8% ke level $3.378,22 per ons pada pukul 02:02 p.m. ET (1802 GMT), setelah sempat menyentuh kenaikan hingga 1%. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan sebesar 0,7%, ditutup di $3.399,20 per ons.

Peningkatan harga ini mencerminkan sentimen investor yang semakin berhati-hati terhadap kondisi ekonomi global. Emas, yang dikenal sebagai aset pelindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, kembali diminati seiring munculnya sinyal-sinyal perlambatan ekonomi dari Amerika Serikat.

Dolar Melemah, Dukung Harga Emas

Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan indeks dolar AS (.DXY), yang turun 0,5% pada hari itu. Pelemahan dolar membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global terhadap logam mulia tersebut.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga mengalami penurunan tipis, menambah tekanan terhadap dolar. Ketika imbal hasil obligasi menurun, daya tarik emas—yang tidak memberikan bunga atau dividen—menjadi lebih tinggi dibandingkan aset pendapatan tetap lainnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Ekonomi AS Melemah: Sinyal Perlambatan

Data ekonomi AS yang dirilis hari Rabu memberikan sinyal perlambatan, khususnya di sektor jasa. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) non-manufaktur turun ke angka 49,9 pada Mei 2025, menandai kontraksi pertama dalam sektor ini selama setahun terakhir. Ini merupakan level terendah sejak Juni 2024.

Lebih lanjut, data ketenagakerjaan dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan bahwa jumlah penambahan tenaga kerja di sektor swasta mencapai titik terendah dalam lebih dari dua tahun. Angka ini memberi tekanan tambahan terhadap optimisme pasar tenaga kerja AS, sekaligus memperkuat ekspektasi bahwa The Fed mungkin mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga.

Pandangan Analis: Emas Menuju Rekor Baru?

Tai Wong, seorang pedagang logam independen, mengatakan bahwa kontraksi sektor jasa AS telah memberikan dorongan signifikan terhadap harga emas, terutama karena laporan ketenagakerjaan ADP yang lemah tidak cukup mengguncang pasar pada awalnya.

“Penutupan kembali di atas $3.400 akan memicu kenaikan ke titik tertinggi baru sepanjang masa,” kata Wong, mengindikasikan bahwa harga emas berpotensi menuju level rekor jika momentum saat ini terus berlanjut.

Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, juga menyoroti ketidakpastian geopolitik yang menjadi pendorong utama minat terhadap emas. Menurutnya, situasi yang melibatkan Rusia, Ukraina, Iran, Suriah, serta meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok menjadi latar belakang kuat untuk membeli emas.

Ketegangan Geopolitik Meningkat: Tiongkok dan Perdagangan Global

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas setelah pernyataan dari Presiden Donald Trump, yang menyebut Presiden Xi Jinping sebagai pemimpin yang “keras dan sangat sulit diajak berunding”. Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump menuduh Beijing gagal memenuhi kesepakatan untuk mencabut tarif.

Tidak hanya itu, Washington juga menggandakan tarif impor baja dan aluminium, serta meminta negara-negara mitra dagang untuk mengajukan “penawaran terbaik” guna menghindari penerapan tarif tambahan. Ketegangan ini memperkuat persepsi risiko di pasar global dan mendorong pelarian modal ke aset safe haven seperti emas.

Pasar Menantikan Laporan Penggajian AS

Semua mata kini tertuju pada laporan penggajian (non-farm payroll) AS yang akan dirilis pada hari Jumat. Data ini dianggap sebagai indikator kunci untuk menilai kekuatan pasar tenaga kerja AS dan arah kebijakan moneter Federal Reserve.

Jika laporan tersebut menunjukkan pelemahan yang lebih besar dari perkiraan, tekanan terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga bisa meningkat. Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas biasanya mendapat dukungan tambahan karena biaya peluang untuk menyimpan emas (yang tidak menghasilkan bunga) menjadi lebih rendah.

Logam Mulia Lainnya: Campuran Performa

Di luar emas, pergerakan harga logam mulia lainnya menunjukkan tren yang beragam:

  • Perak spot turun tipis sebesar 0,1% menjadi $34,45 per ons.

  • Platinum melonjak 1,5% ke $1.089,99, menunjukkan kekuatan permintaan industri dan spekulatif.

  • Paladium turun 1% menjadi $1.000,55, di tengah ketidakpastian permintaan sektor otomotif.

Fluktuasi harga logam-logam ini mencerminkan dinamika pasar yang terus berubah, tergantung pada sentimen risiko, permintaan industri, dan prospek kebijakan moneter.

Kesimpulan: Emas Masih Jadi Primadona di Tengah Ketidakpastian

Kenaikan harga emas pada 5 Juni menunjukkan bahwa logam mulia ini tetap menjadi aset yang dicari oleh investor di tengah berbagai ketidakpastian. Melemahnya dolar, data ekonomi AS yang melemah, dan ketegangan geopolitik menjadi kombinasi faktor yang menghidupkan kembali minat terhadap emas.

Dengan potensi pelemahan ekonomi AS dan meningkatnya ketegangan global, banyak analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih tinggi. Penutupan harga di atas $3.400 per ons akan menjadi sinyal penting menuju rekor baru yang dapat menarik lebih banyak pembeli ke pasar.

Sementara itu, pasar akan tetap waspada terhadap data ekonomi utama dan arah kebijakan Federal Reserve, yang akan menentukan apakah tren naik ini akan berlanjut atau menghadapi hambatan jangka pendek.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures