Tuesday 13 January 2015

Perusahaan Ritel Angkat Saham Eropa Di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/1) - Saham Eropa menguat untuk hari kedua, karena perusahaan ritel meningkat serta data menunjukkan bahwa inflasi Inggris jatuh ke level terendah dalam 15 tahun terakhir.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 1,4% menjadi 344,77 pada sesi penutupan perdagangan. Indeks ekuitas memperpanjang gain setelah laporan menunjukkan pertumbuhan harga konsumen Inggris melambat menjadi 0,5% pada bulan Desember, dibawah perkiraan, ditengah anjloknya harga minyak. Indeks FTSE 100 U.K. naik 0,6%. Dengan harga minyak mentah dibawah level $ 45 per barel, spekulasi meningkat bahwa Ban European Central Bank (ECB) perlu untuk meningkatkan langkah-langkah stimulus guna mencegah deflasi.
Sham perusahaan ritel naik tajam dari 19 sub industri dalam Stoxx 600. William Morrison Supermarket Plc melonjak 4,5% setelah pihaknya mengatakan akan memulai mencari calon CEO baru untuk menggantikan Dalton Philips, yang akan mengundurkan diri pada akhir tahun. Hal tersebut juga melaporkan penjualan di toko yang buka sedikitnya selama setahun terakhir turun 3,1%, tidak termasuk bahan bakar, dalam enam minggu yang berakhir pada 4 Januari lalu. Hal tersebut mengalahkan estimasi rata-rata analis untuk penurunan sebanyak 4%.
Tesco Plc menguat 3,6%, J Sainsbury Plc naik 3,6% dan Ocado Group Plc naik 2,5%.
Metro AG naik 4,5%. Operator Jerman Kaufhof department store melaporkan peningkatan laba kuartal pertama karena semua divisi memiliki penjualan toko yang sama pada bulan Desember.(yds)
Sumber: Bloomberg

Monday 12 January 2015

Yen Catat Kenaikan Seiring Pelemahan Minyak, Saham; Krone Turun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Yen catat kenaikan terhadap sebagian besar mata uang utama karena permintaan safe haven mata uang negara-negara penghasil minyak turun bersama dengan minyak mentah.
Acuan mata uang dolar berada hampir ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir jelang rilis data ekonomi pekan ini yang dapat menjelaskan laju pertumbuhan perekonomian AS sehingga Federal Reserve mengkaji waktu kenaikan suku bunga pertamanya sejak 2006 lalu. Sementara perekonomian Brasil turun sehingga memangkas proyeksi pertumbuhan. Mata uang krone Norwegia, rubel Rusia dan dolar Kanada melemah terkait minyak turun ke level terendah hampir enam tahun terakhir. Sedangkan obligasi AS naik dan saham turun.
Yen menguat 0,2 % ke level 118,29 per dolar pukul 03:33 sore di New York setelah naik sebesar 1 % pada 9 Januari lalu. Yen menguat 0,2 % ke level 140,05 per euro untuk hari ketiga. Sementara mata uang euro stagnan pada level $ 1,1839 setelah turun 1,3 % pekan lalu dan menyentuh level $ 1,1754 pada 8 Januari lalu, merupakan level terendah sejak Desember 2005 silam.
Indeks Dollar Spot Bloomberg, yang memantau mata uang AS terhadap 10 mata uang utama lainnya, naik sebesar 0,1 % ke level 1,142.60. Ditutup di level 1,147.54 pada 8 Januari lalu, merupakan level tertinggi dalam data sejak tahun 2004 silam. (vck)
Sumber: Bloomberg

Emas Menguat Ke Level Tertinggi 4 Pekan Terkait Spekulasi The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Emas berjangka naik ke level tertinggi dalam empat pekan terakhir terakit spekulasi bahwa Federal Reserve yang akan mempertahankan suku bunga AS yang rendah untuk waktu yang cukup guna meningkatkan perekonomian.
Penghasilan per jam rata-rata untuk semua karyawan di Amerika turun sebesar 0,2% pada Desember dari bulan sebelumnya, merupakan yang terbesar sejak pencatatan dimulai pada 2006 silam, data pemerintah menunjukkan  pada 9 Januari lalu. Harga emas di eropa naik ke level tertinggi sejak September 2013 karena Yunani siap untuk pemilu pada 25 Januari di tengah spekulasi bahwa Yunani akan keluar dari blok mata uang. Jepang berencana meningkatkan anggaran guna mendukung perekonomian yang jatuh ke dalam resesi.
Emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 1,4% untuk menetap di level $ 1,232.80 per ons pada pukul 1:41 siang di New York Comex. Dalam perdagangan elektronik setelah penutupan, logam tersebut menyentuh level  $ 1,235.60, yang tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 10 Desember.
Perak berjangka untuk bulan Maret memberikan naik 0,9% menjadi $ 16,564 per ons di Comex.
Platinum berjangka untuk pengiriman April naik 0,9% menjadi $ 1.241 per ons di New York Mercantile Exchange, setelah menyentuh level $ 1,246.60, yang tertinggi sejak 11Desember. Palladium berjangka untuk pengiriman Maret naik 1,7% menjadi $ 814,10 per ons, kenaikan tertajam sejak 21 November lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg        

Saham AS Ditutup Turun Jelang Laporan Laba Perusahaan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Saham AS ditutup turun, pasca Standard & Poor 500 membukukan penurunan mingguan back-to-back pertama sejak Oktober tahun lalu, dikarenakan berlanjutnya aksi jual pada minyak mentah sehingga menyeret saham energi jelang data laba perusahaan.
Saham-saham energi turun sebanyak 2,8%, yang tertajam diantara 10 perusahaan di S&P 500, karena minyak mentah turun sebanyak 4%. Tiffany & Co turun 14% setelah peritel perhiasan menurunkan proyeksi tahunan pasca penjualannya mengalami penurunan selama liburan. SanDisk Corp mengalami penurunan tertajam hampir dalam enam bulan terakhir pasca melaporkan hasil awal dibawah perkiraan sendiri.
Indeks S&P 500 turun 0,8% menjadi 2,028.43 pada 04:00 sore di New York. Penurunan dipercepat pasca pasar saham dibuka seiring Indeks acuan rata-rata jatuh selama 50 hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 93,86 poin, atau 0,5%, ke 17,643.51. Indeks Nasdaq 100 turun 1% dikarenakn saham teknologi mencatat penurunan.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham Energi Tekan Bursa AS Pada Sesi Siang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Saham AS jatuh, pasca Standard & Poor 500 menbukukan penurunan mingguan back-to-back pertama sejak Oktober tahun lalu, dikarenakan berlanjutnya aksi jual pada minyak mentah sehingga menyeret saham energi jelang data laba perusahaan.
Saham-saham energi turun sebanyak 2,7%, yang tertajam diantara 10 perusahaan di S&P 500, karena minyak mentah turun sebanyak 4%. Tiffany & Co turun 12% setelah peritel perhiasan menurunkan proyeksi tahunan pasca penjualannya mengalami penurunan selama liburan. SanDisk Corp mengalami penurunan tertajam hampir dalam enam bulan terakhir pasca melaporkan hasil awal dibawah perkiraan sendiri.
Indeks S&P 500 turun 0,6% menjadi 2,032.30 pada 12:10 siang di New York. Penurunan dipercepat pasca pasar saham dibuka seiring Indeks acuan jatuh rata-rata selama 50 hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 67,18 poin, atau 0,4 persen, ke 17,670.19. Perdagangan di S & P 500 perusahaan adalah 4,8% di atas rata-rata 30 hari.
Indeks saham turun 0,7% pekan lalu, menyusul penurunan 1,5% di pekan sebelumnya, ditengah kekhawatiran atas melemahnya harga minyak, penurnan upah di AS serta rencana pembelian obligasi ECB tidak akan cukup untuk melawan deflasi.
Investor whipsawed selama seminggu pasca S&P 500 telah naik dan turun lebih dari 1% selama tiga hari yang berbeda, dengan laju harian rata-rata 1,3% untuk seminggu penuh. Volatilitas berlawanan dengan 2014, ketika Indeks saham berfluktuasi 0,53% rata-rata setiap hari pada tahun paling tenang di pasar saham AS sejak tahun 2006 silam.(yds)
Sumber: Bloomberg

Bursa Eropa Ditutup Naik Seiring Saham Perusahaan Kesehatan Catat Gain

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/1) - Saham Eropa catat penguatan untuk ketiga kalinya dalam empat hari terakhir, yang di dorong oleh saham produsen obat dan ekuitas Yunani.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,6 % ke level 339,87 pada penutupan perdagangan hari ini di London, setelah sebelumnya naik sebesar 1,1 % dan turun 0,4 %. Roche Holding AG membantu saham perusahaan perawatan kesehatan naik 0,9 %, dan Indeks ASE Yunani naik 3,8 %, menyelesaikan reli terbesarnya dalam dua hari terakhir sejak November lalu.
Indeks acuan Eropa turun 1 % pekan lalu untuk penurunan kedua, mencatatkan awal penurunan tahunan sejak 2008 lalu. Indeks tersebut turun 3,7 % dari level tujuh tahun tertinggi sejak 5 Desember sampai 9 Januari di tengah penurunan harga minyak dan ekuitas Yunani jelang negara itu melaksanakan pemilu pada 25 Januari nanti.
Indeks Stoxx 600 turun 1,3 % pada 9 Januari lalu di tengah penurunan saham kreditur di Spanyol dan Italia. Indeks IBEX 35 turun tajam sejak September 2012 hari ini, ditutup pada level terendah sejak 16 Oktober lalu. Sementara pada saat yang sama, pedagang membeli safe heaven karena potensi keluarnya Yunani dari zona euro sehingga memicu penurunan saham domino di Spanyol dan Italia. (vck)
Sumber: Bloomberg

Sunday 11 January 2015

Minyak Melanjutkan Penurunan Ditengah Upaya OPEC Memulihkan Harga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Minyak memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lebih dari 5 1/2 tahun terakhir seiring Venezuela dan Iran menyerukan kepada para anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) untuk berkerja bersama dalam membanti pemulihan pasar minyak mentah.

Kontrak berjangka minyak turun seebsar 1.5% di London setelah mengalami penurunan mingguan ke-7. Harga minyak perlu balik ke level $100 per barel untuk keseimbangan ekonomi, hal itu disampaikan oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan kerjasama diantara para anggota OPEC dapat menstabilkan harga minyak,

Tahun lalu minyak mentah mengalami penurunan hampir 50% ditengah melonjaknya pasokan global dan tanda-tanda merosotnya permintaan. OPEC sedang menghadapi melonjaknya produksi minyak  AS dengan menentang pemangkasan produksi, hal tersebut merupakan sinyal yang membiarkan harga turun ke level terendahnya dari laju output Amerika dalam lebih dari 3 dekade terakhir.

Brent untuk penyelesaian Februari turun sebesar 75 sen ke level $49.36 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London dan berada pada level $49.52 pukul 11:30 pagi ini waktu Sydney. Tanggal 9 Januari lalu kontrak berjangka Brent turun 85 sen dan ditutup pada level $50.11, level terendah sejak April 2009 silam. Acuan minyak mentah Eropa tersebut diperdagangkan lebih tinggi seebsar $1.85 dibanding WTI (West Texas Intermediate).

WTI untuk pengiriman Februari turun sebesar 81 sen atau 1.7% ke level $47.55 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Tanggal 9 Januari lalu WTI turun 43 sen ke level $48.36. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Bursa Saham Asia Dibuka Melemah Pasca Penurunan Upah di AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Mayoritas Bursa Saham Asia melemah ditengah kekhawatiran rencana stimulus Eropa tidak dapat menyelesaikan pelambatan pertumbuhan ekonomi Eropa dan setelah secara mengejutkan upah warga Amerika merosot sehingga membayangi outlook suku bunga AS.

Sebanyak 2 saham melemah untuk setiap yang menguat pada Indeks MSCI Asia Pacific dengan bercokol pada level 470.28 pukul 9:07 pagi ini waktu Seoul. Bursa Saham Tokyo hari ini libur. Bursa Saham AS dan Eropa memberikan tekanan kepada ekuitas global, hal tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam 3 hari terakhir terkait kekhawatiran bahwa kenaikan pembelian obligasi oleh ECB (European Central Bank) tidak akan cukup untuk mendongkrak perekonomian dan setelah rilis data menunjukkan pendapataan perjam di AS turun drastis terhadap rata-ratanya sejak mencapai rekor pada 2006 silam.

Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0.5%, dengan volume 42% dibawah rata-rata 30 intraday, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0.3%. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0.2%.

Di lain pihak Federal Reserve menyepakati untuk tidak menaikkan suku bunga sebelum akhir April tahun ini, sedangkan beberapa anggota The Fed merasa khawatir laju inflasi masih dibawah target seiring dengan turunnya harga minyak mentah, menurut hasil pertemuan The Fed bulan Desember yang dirilis pekan lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Harga Emas Bisa Ambruk ke US$ 1.000 per Ounce di 2015?

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Sepanjang 2015, harga emas diprediksi anjlok hingga menyentuh US$ 1.000 per ounce. Itu lantaran penguatan dolar yang diprediksi akan terus menjadi tekanan bagi logam mulia tersebut.

Sebanyak tujuh dari 10 analis yang mengikuti Kitco Gold Survey juga memprediksi harga emas akan merosot hingga US$ 1.000 per ounce.

Mengutip laman International Business Times, Senin (12/1/2015), sebagian besar partisipan mengatakan, kemungkinan ambruknya harga emas juga disebabkan analisis pergerakannya belakangan ini. Logam mulia tersebut terus diperdagangkan di bawah rata-rata perdagangannya dalam 200 hari di level  US$ 1.268 per ounce.

CEO US Global Investor Frank Holmes mengatakan prediksi ekonom Nouriel Roubini pada 2013 bahwa harga emas akan jatuh hingga US$ 1.000 per ounce sebelum akhir 2015 kemungkinan besar akan menjadi kenyataan. Sebabnya, harga emas kini berada di level yang rentan dan tingkat volatilitas yang cukup tinggi.

Dolar AS yang terus menguat akan menyebabkan tekanan berkelanjutan pada emas di 2015.

"Permintaan akan komoditas berdenominasi dolar seperti emas tampak melemah di tengah penguatan mata uang tersebut. Penguatan dolar membuat logam mulia tersebut menjadi lebih mahal bagi para investor di negata lain, mengurangi cahaya labanya," terang Holmes.

Namun Axel Merk dari Merk Investments mengatakan, satu-satunya skenario di mana prediksi Roubini menjadi kenyataan adalah saat para investor menjadi sangat cemas saat menghadapi The Fed yang tengah berencana menaikkan suku bunganya.

"Saya rasa, adalah Goldman Sachs yang dulu pernah mengatakan bahwa mereka merasa emas akan anjlok ke harga US$ 1.000 per ounce," ujarnya.

Dia menjelaskan, bahkan jika harga emas benar menyentuh level tersebut, kondisi itu tak akan bertahan lama.


Sumber : Liputan6

IHSG Tertekan Rupiah dan Minyak Dunia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal cenderung melemah selama sepekan. Minim sentimen positif membuat IHSG cenderung tak bertenaga.
Analis PT MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan ada dua faktor utama yang patut dicermati dan berpengaruh ke IHSG.
"Ada dua hal yakni pergerakan rupiah, lalu harga minyak bumi. Dua faktor perlu kita perhatikan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Dia menerangkan, kondisi rupiah sampai saat ini belum stabil. Dia bilang, rupiah masih mudah melemah karena memang kondisi perekonomian RI belum membaik. Lalu harga minyak dunia jatuh akan menghantam sisi penerimaan negara dari ekpor migas.
"Kalau harga minyak US$40, US$ 45 pendapatan negara turun," papar Edwin.
Pada perdagangan saham pekan ini dia memprediksi IHSG ada pada level support 5.175 dan resistance pada level 5.250.
Senada, Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, IHSG cenderung melemah sepekan ke depan. Penyebabnya, para pemodal memanfaatkan aksi ambil untung dari penguatan pekan lalu.
Kemudian, indeks saham cenderung tertekan karena pelaku pasar sedang fokus pada pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) di Yunani. "Bisa menyebabkan krisis zona Eropa memburuk," ujar Hans.
Hans memprediksi IHSG berada pada level support 5.200-5.169 dan resistance pada 5.250-5.262. "Tapi IHSG masih berpeluang turun 5.113," ujar Hans.

Sumber : Liputan6

Dolar Jatuh Terkait Penurunan Upah di AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/1) - Dolar memperpanjang penurunan,sementara Bursa Saham Australia dan minyak mentah menurun setelah secara mengejutkan upah di AS merosot yang membebani outlook suku bunga dan memicu kekhawatiran laju inflasi. Sementara itu, obligasi regional dan emas naik.

Dolar melemah sebesar 0.2% terhadap yen pukul 8:28 pagi ini waktu Tokyo dan euro menguat terhadap mata uang Australia dan Selandia Baru. Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0.5%, sementara Kontrak Berjangka pada Indeks Standard & Poor 500 menguat 0.1% mengikuti pelemahan 0.8% pada Bursa Saham AS yang ditutup pada 9 Januari lalu. Minyak mentah di New York dan London memperpanjang penurunan setelah diakhir pekan lalu ditutup pada level terendahnya dalam 5 ½ tahun terakhir. Sementara imbal hasil obligasi Australia dan Selandia Baru dengan tenor 10 tahun turun 2 basis poin. Emas naik 0.3% pada di spot market kedua negara tersebut.

Penurunan tertajam pada pendapatan perjam di AS sejak mencapai rekornya pada 2006 silam telah membayangi kenaikan lebih besar dari yang diperkriakan sebelumnya mengenai payroll yang dirilis 9 Januari lalu dengan kekhwatiran bahwa penurunan ekonomi Eropa tidak dapat diatasi dengan menambah stimulus yang juga memicu permintaan akan aset safe haven. Bursa Saham AS dan Eropa memebrikan tekanan kepada penurunan ekuitas global, hal itu merupakan yang pertama kalinya dalam 3 hari terkahir. Sementara Australia hari ini dijadwalkan akan merilis data pembelian kartu dan kredit rumah.

Di lain pihak Federal Reserve menyepakati untuk tidak menaikkan suku bunga sebelum akhir April tahun ini, sedangkan beberapa anggota The Fed merasa khawatir laju inflasi masih dibawah target seiring dengan turunnya harga minyak mentah, menurut hasil pertemuan The Fed bulan Desember yang dirilis pekan lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Thursday 8 January 2015

Harga Minyak Terperosok ke Titik Terendah Sejak 2009

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Harga minyak tergelincir ke level terendah dalam lebih dari lima tahun merespons pernyataan analis yang memperkirakan membanjirnya pasokan minyak global bakal bertahan lebih dari semester I 2015.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (9/1/2015), harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan harga internasional untuk pengiriman Februari turun US$ 19 sen menjadi US$ 50,96 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange, atau berada pada level terendah sejak April 2009.

Berbeda dengan Brent, harga minyak West Texas Intermediate (WTI), yang jadi patokan minyak AS, untuk pengiriman Februari justru naik US$ 14 sen menjadi US$ 48,79 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak telah turun lebih dari setengah sejak Juni akibat melonjaknya produksi di AS dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan kuota produksinya.

Arab Saudi tidak akan menurunkan produksinya, meskipun produsen di luar kelompok OPEC dipersilakan untuk melakukannya, kata Ali Al-Naimi, Menteri Perminyakan Arab Saudi dalam sebuah konferensi di Abu Dhabi bulan lalu.

"Sepertinya mereka akan membiarkan harga terus turun," kata Kepala Strategi Komoditas di RBC Capital  Helima Croft di New York melalui sambungan telepon.

Runtuhnya harga minyak yang begitu cepat juga didorong ramalan Bank of America Corp yang mengatakan tidak ada tanda-tanda yang jelas tentang kapan pelemahan harga minyak akan berakhir.

AS memompa minyak mentah paling terbesar dalam lebih dari tiga dekade, menambah tingginya pasokan global yang diperkuat tambahan 2 juta barel minyak per hari dari  Qatar. (Ndw)


Sumber : Liputan6

Emas Ditutup Naik Ditengah Stimulus AS & Eropa yang Divergen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Divergen outlook ekonomi antara AS dan Eropa memicu harga emas berayun tajam dalam setahun terakhir akibat para investor menilai prospek kenaikan suku bunga Amerika terhadap outlook akan stimulus global.

Volatilitas emas selama 60 hari mendekati 18.8, level tertinggi sejak Januari 2014 lalu. Kontrak berjangka emas berakhir turun setelah berayun diantara gain dan loss akibat pelambatan pesanan pabrik Jerman telah memicu penurunan euro, sementara klaim pengangguran AS pekan lalu turun.

Bullion selama tahun 2014 lalu mencatat penurunan tahunan secara berturut-turut yang pertama kalinya sejak 1998 silam akibat penguatan perekonomian AS memberikan sinyal prospek akan kenaikan suku bunga, sehingga hal itu menurunkan permintaan emas sebagai tempat lindung nilai. Harga emas telah reli sekitar 7% setelah sempat turun ke level 4 tahun terendah pada November tahun lalu ditengah gejolak politik di Yunani dan perkiraan akan kenaikan stimulus ekonomi di Eropa dan China.

Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 0.2% dan ditutup pada level $1,208.50 per ounce pukul 1:47 siang di Comex, New York, setelah sempat naik sebesar 0.5 %. Sementara tahun lalu emas mengalami penurunan 1.5%. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Bursa AS Reli Untuk Hari Kedua, S&P 500 Menghapus Penurunan Tahun Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Indeks Standard & Poor 500 catat penguatan di hari kedua, sehingga menghapus penurunan untuk tahun ini, terkait spekulasi bank sentral yang akan mendukung pertumbuhan bahkan ketika perekonomian AS menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Indeks S&P 500 naik 1,8 % ke level 2,062.03 pukul 16:00 sore di New York, pasca reli sebesar 1,2 % kemarin untuk menghentikan aksi jual selama lima hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 320,27 poin, atau 1,8 %, ke level 17,904.79, sehingga menghapus penurunan untuk tahun 2015. Sementara saham perusahaan yang di perdagangan di S&P 500 sebesar 19 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Indeks S&P 500 telah naik 3 % selama dua hari terakhir, setelah melakukan start tahunan terburuk sejak 2008 lalu. Sementara indeks acuan telah rebound dari setengah penurunan setelah turun sebesar 4,2 % selama lima hari terakhir karena minyak mentah yang turun di bawah level $ 48 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu.
Kemarin ekuitas reli mendorong risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan adanya perubahan dalam kebijakan suku bunga dan optimisme atas pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sebagian besar pejabat bank sentral sepakat dalam kebijakan baru mereka yang tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir April mendatang dan angka inflasi menyatakan kekhawatiran yang terlalu rendah.
Hasil pertemuan juga menunjukkan beberapa anggota The Fed prihatin terhadap risiko yang ditimbulkan oleh perekonomian di luar negeri. Langkah kebijakan bank sentral asing dapat membantu. (vck)
Sumber: Bloomberg

S&P 500 Hapus Penurunan Thn Ini Seiring Bursa AS Reli Untuk Hari Kedua

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Indeks Standard & Poor 500 menguat di hari kedua, menghapus penurunan untuk tahun ini, terkait spekulasi bank sentral akan mendukung pertumbuhan ekonomi bahkan ketika perekonomian AS menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Indeks S&P 500 naik 1,6 % ke level 2,058.84 pukul 12:03 siang di New York, setelah reli sebesar 1,2 % kemarin untuk menghentikan aksi jual selama lima hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 285,04 poin, atau 1,6 %, ke level 17,869.56, juga menghapus penurunan untuk tahun 2015. Sementara saham perusahaan yang diperdagangan di S&P 500 sebesar 17 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Indeks S&P 500 telah naik sebesar 2,8 % selama dua hari, setelah start terburuk tahunan mereka sejak 2008 lalu. Indeks acuan tersebut rebound lebih dari setengah penurunan setelah turun sebesar 4,2 % selama lima hari terakhir karena pelemahan minyak mentah di bawah level $ 48 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu.
Kemarin ekuitas reli mendorong risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan adanya perubahan dalam kebijakan suku bunga dan optimisme atas pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sebagian besar pejabat bank sentral sepakat dalam kebijakan baru mereka yang tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir April mendatang dan angka inflasi menyatakan kekhawatiran yang terlalu rendah.
Hasil pertemuan juga menunjukkan beberapa anggita The Fed prihatin terhadap risiko yang ditimbulkan oleh perekonomian did luar negeri. Langkah kebijakan bank sentral asing dapat membantu. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham Eropa Ditutup Pada Zona Hijau Terkait Optimisme Stimulus Bank Sentral

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/1) - Bursa Saham Eropa menguat tajam dalam 3 pekan terakhir, menghapus penurunannya selama tahun 2015 ini ditengah optimisme kebijakan moneter oleh bank sentral yang akan mendukung perekonomian.

Indeks Stoxx Europe 600 reli 2.8% ke level 342.35 pada sesi penutupan perdagangan saham, memperpanjang gain setelah Presiden ECB Mario Draghi menyatakan bahwa kebijakan bank sentral diperkirakan akan mencakup pembelian obligasi pemerintah. Sementara rilis data hari ini menunjukkan pesanan pabrik Jerman bulan November turun melebihi dari proyeksi sebelumnya, sehingga menambah penurunan data inflasi yang dirilis kemarin yang akan mendorong spekulasi ECB akan memulai pelonggaran kuantitatif pada pertemuan 22 Januari mendatang.

Indeks PSI 20 Portugal melonjak 3%, sementara Indeks FTSE MIB Italy menguat 3.7% dan Indeks IBEX 35 Spain naik 2.3%. Indeks ASE Yunani membalikkan gain sebesar 2% dan mengalami pelemahan 2.1%, itu merupakan level penutupan terendah sejak November 2012 lalu.

Indeks Stoxx 600 mengauat tajam sejak 18 Desember lalu setelah kemarin rebound dari 3 hari penurunan. Acuan saham tersebut telah mengalami penurunan 5.5% dari level tertingginya pada 5 Desember hingga 6 Januari lalu akibat saham perusahaan energy yang menurun dan adanya kekhawatiran mengenai Yunani setelah Perdana Menteri Antonis Samaras menyatakan bahwa pemilu bulan ini akan mendorong Yunani keluar dari Zona Eropa.

Sementara itu, di Madrid, Saham Santander SA menguat 3.3% menjelang badan pengatur pasar saham Spanyol menangguhkan sahamnya. Bank terbesar di Spanyol tersebut mengalami kenaikan dana sebesar 7.5 miliar euro ($8.83 miliar). (bgs)

Sumber : Bloomberg

Wednesday 7 January 2015

The Fed Menunda Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Mayoritas anggota Federal Reserve telah menyetujui pedoman kebijakan baru yang memiliki arti bahwa mereka kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga sebelum akhir April tahun ini dan sejumlah anggota The Fed menunjukkan kekhawatiran inflasi yang masih akan rendah, hal tersebut menurut hasil pertemuan The Fed bulan Desember lalu.

Å“Mayoritas anggota berpikir terkait acuan menunda kenaikan suku bunga mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan memulai proses normalisasi setidaknya pada beberapa pertemuan berikutnya, menurut hasil pertemuan pada 16-17 Desember lalu (Federal Open Market Committee) yang dirilis hari ini di Washington.

Hasil pertemuan The Fed mengindikasikan dukungan yang luas terhadap komite penilaian Janet Yellen terkait kemungkinan waktu kenaikan suku bunga yang dia katakan saat konferensi pers pasca pertemuan.

Dengan menguatnya perekonomian AS dan tingkat pengangguran menyentuh level 6 tahun terendah, FOMC bulan Desember tahun lalu menurunkan komitmen untuk mempertahankan suku bunga rendah pada Å“waktu yang belum ditentukan. Sebaliknya The Fed menaytakan akan Å“menunda setelah mengkaji waktu untuk menaikkan suku bunga yang pertama kalinya sejak 2006 silam.

Beberapa anggota The Fed pada bulan lalu menunjukkan kekhawatiran terkait outlook inflasi yang masih dibawah target bank sentral selama 31 bulan beturut-turut.

Å“Sejumlah anggota The Fed melihat adanya resiko bahwa inflasi yang masih berada dibawah target sebesar 2% dengan beberapa anggota The Fed menunjukkan kekhawatiran bahwa outcome tersebut dapat menurunkan kredibilitas komitmen The Fed terhadap targetnya, menurut rilis hasil pertemuan The Fed. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Turun Seiring The Fed Mendukung Spekulasi Kenaikan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Harga emas catat penurunan setelah Federal Reserve mengisyaratkan di jalur untuk kenaikan suku bunga pertama sejak 2006 silam, sehingga meningkatkan mata uang dolar dan memangkas permintaan terhadap logam sebagai aset alternatif.
Pelemahan harga minyak dan reli dolar terhadap mata uang utama lainnya dalam enam bulan terakhir memangkas permintaan terhadap emas. Pada tahun 2014, logam mulia membukukan penurunan tahunan secara berturut-turut untuk pertama kalinya sejak tahun 1998 silam karena keuntungan dalam perekonomian AS mengisyaratkan prospek kenaikan suku bunga di tengah peredaman inflasi.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,3 % ke level $ 1,214.78 per ounce pukul 14:50 siang di New York, menurut harga Bloomberg. Sementara logam naik 3,1 % pada tiga sesi sebelumnya karena kekhawatiran perekonomian Eropa.
Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 0,7 % ke level $ 1,210.70 per ounce pada pukul 13:37 siang di Comex New York, sebelum pengumuman The Fed. Sementara keseluruhan perdagangan sebesar 22 % di bawah RSI 100-hari untuk hari ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Menguat 1.2% Pasca Rilis Hasil Pertemuan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Indeks Standard & Poor 500 reli tajam dalam 3 pekan terakhir, menghentikan aksi jual saham pada 5 hari terakhir setelah rilis data memicu optimisme terkait pekonomian dan hasil pertemuan Federal Reserve mengubah sedikit perkiraan investor terhadap suku bunga.

Indeks S&P 500 melonjak 1.2% ke level 2,025.76 pukul 4 sore waktu New York, setelah 5 hari sebelumnya mengalmai penurunan 4.2%. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 211.02 poin atau 1.2% ke level 17,582.66.

Kemarin, ekuitas AS mengawali awal tahun ini dengan keterpurukan sejak 2008 lalu,dengan Indeks S&P 500 melemah 2.7% pada 3 sesi pertama tahun 2015 ini. Penurunan tersebut memangkas kenaikan indeks sejak bullish yang telah mulai sejak Maret 2009 lalu sebesar 196% dan mengikuti kenaikan 11.4% pada 2014 lalu.

Saham-saham reli pada saat pembukaan bursa setelah rilis data terkait pasar tenaga kerja dan defisit neraca perdagangan AS telah mendorong kepercayaan pada penguatan perekonomian. Ekuitas AS memperpanjang gain pada sesi 1 akibat pemerintah di koalisi Kanselir Angela Merkel menyatakan bahwa Jerman menutup untuk dilakukannya pembicaraan utang bantuan dengan pemerintah Yunani yang akan datang, sehingga memberikan sinyal tentang pendirian yang lebih  fleksible dari kepengurusannya yang terbuka. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Bursa AS Rebound Dari 5-Hari Penurunan Jelang Pertemuan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Indeks Standard & Poor 500 naik ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir, menghentikan penurunan selama lima hari terakhir, karena data menunjukkan perekonomian AS terus menguat jelang rilis risalah pertemuan terakhir Federal Reserve.
Mayoritas saham memperpanjang kenaikan karena anggota parlemen dalam koalisi Kanselir Angela Merkel mengatakan Jerman akan meninggalkan tempat untuk pembicaraan bantuan utang dengan pemerintah Yunani berikutnya, sehingga menandakan sikap yang lebih fleksibel sibandingkan pemerintahannya telah melakukan secara publik.
Indeks Standard & Poor 500 naik 1,1 % ke level 2,024.03 pukul 12:14 siang di New York. Indeks acuan turun 4,2 % dalam lima hari terakhir dan turun 2,7 % menurpakan start terburuk dari tahun ke tahun sejak 2008 lalu. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average naik 175,19 poin, atau 1 %, ke level 17,546.83. Perdagangan saham perusahaan di S&P 500 sebesar 14 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Risalah pertemuan Federal Open Market Committee pada 16-17 Desember pukul 2 siang waktu Washington dapat memberikan petunjuk terhadap waktu kenaikan suku bunga. Sementara The Fed berjanji untuk bersabar dalam pendekatan untuk menaikkan suku bunga, sedangkan Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan setelah pertemuan nanti bank sentral mungkin akan mempertahankan suku mendekati nol setidaknya untuk kuartal pertama. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham Eropa Ditutup Menguat 0.5% Ditengah Spekulasi Stimulus

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/1) - Bursa Saham Eropa ditutup menguat dengan sempat memangkas gain diakhir sesi perdagangan saham ditengah optimisme investor bahwa rilis laporan inflasi kurang dari perkiraan sebelumnya sehingga akan mendorong ECB (European Central Bank) untuk memulai pelongggaran kuantitatif (stimulus).

Indeks Stoxx Europe 600 menguat 0.5% ke level 333.2 pada sesi penutupan, setelah sempat menguat sebesar 1.2%. Indeks acuan tersebut didorong oleh rilis data yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi zona Eropa dibawah 0 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 5 tahun terakhir. Inflasi bulan Desember turun 0.2%, menurut rilis data dari kantor statistik Uni Eropa. Para ekonom sebelumnya telah memprediksi inflasi turun 0.1%.

Acuan ekuitas Eropa mengalami penurunan 5.1% dari level hampir 7 tahun tertingginya yang tercatat bulan lalu ditengah penurunan saham minyak dan gas dan munculnya kekhawatiran mengenai Yunani setelah Perdana Menteri Antonis Samaras menyatakan bahwa pemilu bulan ini akan mendorong Yunani keluar dari Zona Eropa. Hari ini Indeks ASE melemah 1.5%, memperpanjang level penutupan terendahnya sejak 2012 silam.

Indeks FTSE 100 London menguat tajam diantara 18 Bursa Saham di Eropa Barat. Indeks OMX Swedia melemah 2.3% yang merupakan penurunan tertajamnya setelah dibuka kembali dari hari libur kemarin. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 6 January 2015

IHSG Rawan Koreksi, Lirik Enam Saham Pilihan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi melemah meski terbatas. Hal itu dinilai dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengakumulasi saham pada perdagangan Rabu (7/1/2015).

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih dalam jalur uptren, bila terjadi tekanan lanjutan maka sifatnya sudah sangat terbatas. Level IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 5.151 dan resistance 5.247.

"Hari ini IHSG berpotensi mengalami technical rebound," kata William dalam ulasannya, Rabu (7/1/2015).

William menuturkan, IHSG telah menguji level support 5.174, dan berhasil dijebol hingga penutupan perdagangan saham. Penurunan IHSG itu didorong efek global, regional dan harga minyak kembali melemah.

"Awal tahun adalah wajar bila investor mencari saham dengan harga yang dianggapnya murah. Tekanan terjadi maka kesempatan investor untuk akumulasi beli," kata William.

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, nilai tukar rupiah melemah menjadi hambatan sementara untuk mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan resistance all time high 5.251.

Selain itu, harga minyak turun yang sempat bermain di level US$ 50 per barel baik untuk sektor konstruksi BUMN yang sempat terkoreksi karena membuka ruang lebih untuk anggaran dana infrastruktur yang tidak terpakai untuk subsidi BBM.

"IHSG akan berada di level support 5.165-5.125-5.080 dan resistance di kisaran 5.205-5.251-5.350," kata Yuganur.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG bergerak melemah di kisaran level 5.150-5.186 pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain data factory orders Amerika Serikat naik ke level 0,5 persen MoM dibandingkan sebelumnya di -0,7 persen.

Amerika Serikat (AS) juga akan merilis data ISM Non-Manufacturing PMI yang diperkirakan ke level 59,06 dibandingkan sebelumnya di 59,3.

Emas Catat Kenaikan Ke Level 3-Pekan Tertinggi Bersama Perak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Emas dan perak berjangka naik ke level tiga pekan tertinggi setelah kekhawatiran ekonomi Eropa meningkat, sehingga memicu peningkatan permintaan untuk logam mulia sebagai aset safe haven.

Indeks jasa dan manufaktur zona euro menandakan perlambatan pertumbuhan pada kuartal akhir 2014, dan mata uang euro memperpanjang penurunan terhadap dolar AS di tengah oposisi Yunani untuk tindakan penghematan yang dapat mendorong negara itu keluar dari blok mata uang euro. Sementara manajer keuangan mengangkat taruhan bullish pada emas untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir, menurut data pemerintah AS.

Logam telah naik sebesar 7,9 % dari level terendah dalam empat tahun terakhir pada bulan November lalu  terkait kekacauan politik di Yunani dan spekulasi bahwa pemerintah dari Eropa sampai China akan meningkatkan stimulus ekonomi mereka. Sementara kemarin US Mint menjual sebesar 42.000 ons koin emas, lebih tinggi dibandingkan pada Desember lalu sebesar 18.000 ons.

Emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 1,3 % untuk menetap di level $ 1,219.40 per ounce pada pukul 1:54 siang di Comex New York. Sebelumnya, harga emas mencapai level $ 1,223.30, merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 16 Desember lalu. Sementara logam naik untuk sesi ketiga secara berturut-turut, merupakan reli terpanjang sejak 19 Desember lalu. Keseluruhan perdagangan adalah 36 % lebih dari RSI 100-hari, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (vck)

Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Pada Zona Merah Ditengah Penurunan Harga Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Bursa Saham AS melemah, memperpanjang penurunan terlama secara berturut-turut pada Indeks Standard & Poor 500 dalam 13 bulan terakhir seiring menurunnya saham-saham small-cap dan saham-saham perusahaan energi pasca merosotnya harga minyak mentah dibawah $50 per barel.

Indeks S&P 500 melemah 0.9% ke level 2,002.50 pukul 4 sore waktu New York yang merupakan penurunan pada hari ke-5 secara berturut-turut. Indeks Russell 2000 tergelincir 1.7%, setelah sempat menurun 2.4%. Dow Jones turun 131.36 poin atau 0.8% ke level 17,370.29. Perdagangan saham pada Indeks S&P 500 sebesar 47% diatas 30 hari rata-rata pada saat ini.

Kemarin Indeks S&P 500 melemah 1.8%, penurunan tertajam sejak Oktober tahun lalu yang melengkapi penurunan pertama dalam 4 hari terakhir sejak 2013 lalu. Indeks acuan saham tersebut telah mengalami penurunan 4.2% sejak mencatat level tertingginya sepanjang sejarah pada 29 Desember lalu. Hari ini Indeks S&P 500 turun dibawah harga rata-ratanya dalam 100 hari terakhir setelah kemarin turun dalam pergerakan rata-rata selama 50 hari terakhir. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Saham AS Sesi 1 Berada Pada Zona Merah Ditengah Penurunan Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Bursa Saham AS memperpanjnag penurunan secara berturut-turut dalam 13 bulan terakhir setelah minyak kembali turun di bawah level $50 per barel dan rilis data yang menunjukkan industri sektor jasa tumbuh melambat. Sementara itu, obligasi global reli dan yen dan emas kembali naik setelah para investor beralih ke aset safe haven.

Indeks Standard & Poor 500 melemah 1.2% pukul 12:23 siang waktu New York yang merupakan penurunan pada hari ke-5 akibat saham-saham perusahaan energy kembali melakukan aksi jual. Sementara Indeks Stoxx Europe 600 melemah 0.7%. Imbal hasil obligasi Treasury dengan tenor 10 tahun turun 13 basis poin atau 1.90%, penurunan dibawah 2% yang pertama kali sejak Oktober lalu. Selain itu yen naik ke level tertingginya dalam 2 bulan terakhir terhadap euro dan emas melonjak 1.3%. Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) turun 4.2% ke level $47.95.

Aksi jual saham perusahaan minyak telah mengantarkan perusahaan energy kedalam penurunan tertajam pada pelemahan ekuitas yang telah menyapu dana lebih dari $1 triliun dari nilainya pada tahun ini ditengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global sedang melambat. Rilis data di AS menunjukkan industri sektor jasa bulan Desember tumbuh pada laju terendah dalam 6 bulan terakhir, sementara pesanan-pesanan pabrik turun melebihi dari perkiraan sebelumnya. Bill Gross menyatakan bahwa harga-harga untuk aset-aset pada tahun ini akan mengalami penurunan setelah suku bunga dengan rekor rendah gagal untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi. Indeks sektor jasa dan manufaktur Zona Eropa berada di bawah angka pembacaan awal. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Bursa Eropa Di Tutup Turun 0,7 % Untuk Hari Ketiga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/1) - Saham Eropa menghapus keuntungan di jam terakhir perdagangan, turun ke level terendahnya hampir tiga pekan terakhir.
Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,7 % ke level 331,61 pada penutupan perdagangan di London hari ini  setelah naik sebesar 0,6 % di tengah reboundnya saham energi. Sebelumnya indeks tersebut turun sebesar 0,9 %, karena data menunjukkan layanan dan manufaktur zona euro turun dari pembacaan awal.
Indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,7 % ke level 331,61 pada penutupan perdagangan di London hari ini  setelah naik sebesar 0,6 % di tengah rebound saham energi. Mengukur turun sebanyak 0,9 persen sebelumnya, sebagai data menunjukkan layanan euro-area dan manufaktur jatuh pendek dari pembacaan awal.
Indeks Stoxx 600 ditutup turun 5,5 % dari bulan lalu hampir mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, di tengah penurunan saham perusahaan minyak dan gas dan kekhawatiran atas Yunani terkait Perdana Menteri Antonis Samaras mengatakan pemilihan bulan ini dapat menyebabkan negara tersebut keluar dari zona euro. Sementara Indeks Euro Stoxx 50 dari perusahaan terbesar di wilayah tersebut turun 3,7 % kemarin, merupakan penurunan terbesar sejak November 2011 lalu. Indeks tersebut turun 0,5 %  hari ini. (vck)
Sumber: Bloomberg

Monday 5 January 2015

Krisis Yunani, Angkat Emas Ditutup Naik

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/1) - Emas berjangka naik pada sesi ke-2 secara berturut-turut setelah krisis politik Yunani dan penurunan ekuitas telah memicu permintaan akan logam mulia sebagai sebuah aset alternatif.

Euro turun ke level terendah sejak Maret 2006 silam ditengah perdebatan terkait keanggotaan Yunani di Uni Eropa. Kekhawatiran tersebut telah mendorong Indeks Standard & Poor 500 bergerak kearah penurunan pertama selama 4 hari terakhir ini dalam 12 bulan terakhir. Tahun lalu emas mengalami penurunan 1.5% setelah ekuitas AS menguat pada rekornya.

Di Comex, New York emas berangka untuk pengiriman Februari naik 1.5% dengan ditutup pada level $1,204 per ounce pukul 1:48 sore waktu setempat. Pada 2 Januari lalu emas naik 0.2%.

Spekulasi bahwa ECB (European Central Bank) akan melakukan pembelian obligasi pemerintah dalam skala besar telah menekan pelemahan euro, sehingga mendongkrak harga emas naik ke level tertinggi sejak September 2013 lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Pendapatan Xiaomi berlipat ganda pada 2014

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/1) - Perusahaan pembuat telepon genggam Cina, Xiaomi, mengatakan berhasil melipatgandakan penghasilannya di tahun 2014, hanya seminggu setelah perusahaan itu dinamai sebagai perusahaan rintisan paling berharga di dunia.

Perusahaan itu mendapatkan 74,3 miliar yuan atau sekitar US$11,97 miliar dalam hasil penjualan sebelum pajak tahun lalu, atau naik 135% dari tahun 2013.

Minggu lalu, Xiaomi mendapatkan dana US$1,1 miliar yang membuat perusahaan kini bernilai US$45 miliar.

Angka ini melampaui nilai US$40 yang diberikan kepada aplikasi pemesanan taksi Uber yang sebelumnya memegang gelas perusahaan teknologi swasta paling bernilai.

Perusahaan ini juga berhasil melampaui target penjualannya untuk menjual 60 juta pesawat telepon genggam di tahun 2014, yang artinya meningkat hampir 20 juta dari tahun sebelumnya.

Sumber : BBC

Indeks Berjangka Asia Turun Seiring Pelemahan Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/1) - Indeks berjangka Asia mengisyaratkan saham di wilayah ini dapat memperpanjang aksi jual global di tengah kekhawatiran atas pelemahan harga minyak dan prospek di zona euro. Sementara mata uang yen mempertahankan gain bersama emas, sedangkan mata uang euro melemah.
Kontrak pada Nikkei 225 Stock Average turun lebih dari 1,6 % di Chicago dan Osaka, sementara kontrak pada indeks acuan ekuitas dari Hong Kong sampai Korea Selatan turun setidaknya 1 %. Indeks NZX 50 turun 0,6 % pukul 11:45 pagi di Wellington setelah penurunan 1,8 % pada indeks Standard & Poor500, yang membatasi penurunan pertama dalam empat hari di lebih dari satu tahun terakhir. Mata uang yen menguat ke level 119,37 dolar setelah kenaikan 0,7 % pada sesi lalu, sementara mata uang euro dibeli pada level 1,1933 $ setelah menyentuh level terendah hampir sembilan tahun terakhir. Emas diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam satu pekan terakhir.
Ekuitas global turun tajam dalam lebih dari 18 bulan terakhir, dipimpin oleh saham produsen energi acuan terkait pelemahan acuan minyak AS di bawah level $ 50 per barel untuk pertama kalinya sejak 2009 lalu. Sementara prospek Yunani yang ingin keluar dari zona euro membayangi perdagangan, seperti di Jerman melaporkan perkiraan inflasi lebih lambat dari sebelum update pada harga konsumen zona euro besok. Manurut layanan data dari China sampai AS saat ini, bersama dengan laporan tentang perdagangan Australia. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa AS Turun Seiring Saham Industri Energi Dorong Mayoritas Bursa Saham Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/1) - Minyak mentah turun di bawah level $ 50 sehingga mengirim indeks Standard & Poor 500 turun ke ke level terendahnya sejak Oktober lalu, karena selisih dari penjualan industri energi di tengah kekhawatiran bahwa pemangkasan pengeluaran modal akan merugikan pendapatan.
Saham energi di S&P 500 turun 4 % karena West Texas Intermediate melemah ke level terendah sejak April 2009 lalu. Saham Exxon Mobil Corp turun 2,7 % dan Chevron Corp. melemah 3,9 %. Caterpillar Inc turun 5,3 % dan indeks saham kereta api kehilangan 3,2 % karena kekhawatiran bahwa pelemahan saham energi dapat merugikan belanja modal peralatan dan transportasi minyak mentah.
Indeks S&P 500 turun 1,8 % ke level 2,020.90 pukul 04:00 sore di New York, selama empat hari pertama secara  beruntun sejak 2013 lalu. Penurunan indeks tersebut di bawah harga rata-rata selama 50 hari terakhir. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average turun 327,49 poin, atau 1,8 %, ke level  17,505.50.
Sementara ke-10 industri utama di S&P 500 turun hari ini, dengan saham produsen bahan industrials masing-masing turun lebih dari 2 %, saham energi berayun untuk memperpanjang aksi jual yang dimulai Juni lalu. Sementara saham Denbury Resources Inc melemah 8 % dan Noble Energy Inc anjlok 9,6 % yang merupakan penurunan terbesar di S&P 500. (vck)
Sumber: Bloomberg

S&P 500 Menuju 4-Hari Penurunan Seiring Pelemahan Saham Energi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/1) - Saham AS catat penurunan, sehingga mengirimkan Indeks 500 Standard & Poor menuju empat hari penurunan pertama dalam 13 bulan terakhir, karena melemahnya saham energi meluas ke seluruh pasar.
Semua dari 10 kelompok utama dalam S&P 500 turun, dengan mayoritas perusahaan energi turun sebesar 4,2 %, merupakan level tertingginya sejak November lalu. Sementara saham Exxon Mobil Corp turun 3 % dan Chevron Corp. melemah 4 %. Sedangkan Transocean Ltd turun 8,4 %. Caterpillar Inc melemah 4,5 %.
Indeks S&P 500 turun 1,6 % ke level 2,024.65 pukul 12:40 siang di New York, sehingga turun di bawah harga rata-rata selama 50 hari terakhir untuk pertama kalinya sejak 17 Desember lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebesar 295,78 poin, atau 1,7 %, ke level 17,537.21. Sementara perdagangan saham perusahaan di S&P 500 sebesar 16 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Indeks S&P 500 turun 1,5 % pekan lalu, ditutup sebesar 1,6 % mencapai level tertinggi 29 Desember lalu, karena para pedagang menjual saham yang naik pada 2014 lalu setelah tiga tahun sebelumnya menambah nilai-nilai ekuitas sebesar $ 94 triliun. Indeks acuan mencatat penurunan pada awal Desember sejak 2007, sehingga memangkas kenaikan tahunan sebesar 11 %. (vck)
Sumber: Bloomberg

Sunday 4 January 2015

Tak Bayar Santunan Korban AirAsia, Ini Sanksinya!

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan perusahaan asuransi jiwa yang tak membayarkan santunan korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura bakal terkena sanksi. Sanksinya berupa pembatasan kegiatan usaha sampai pencabutan izin usaha.

Plt Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan, pihaknya selalu mendorong perusahaan asuransi jiwa agar memenuhi segala tanggung jawabnya terhadap pemegang polis asuransi, termasuk untuk korban AirAsia dalam hal klaim.

"Untuk perusahaan asuransi jiwa, proses klaim akan tetap dibayarkan. Pengajuan klaim tidak akan dipersulit dan perusahaan asuransi jiwa pasti memenuhi komitmennya," ucap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Senin (5/1/2015).

Lebih lanjut menurut Togar, apabila perusahaan asuransi jiwa tak memenuhi kewajibannya dalam membayarkan klaim korban, maka akan dikenakan sanksi.

"Kalau ada perusahaan asuransi jiwa yang tidak membayarkan, pasti akan kena sanksi. Sanksinya macam-macam, bisa pembatasan kegiatan usaha sampai pencabutan izin," ujar dia.

Namun Togar mengaku belum memiliki data pasti besaran klaim asuransi yang harus ditanggung perusahaan asuransi jiwa dalam kecelakaan AirAsia belum lama ini.

"Besarannya bervariasi, agak sulit dirata-ratakan. Belum tentu juga penumpang ada yang beli polis asuransi jiwa karena bicara mengenai asuransi untuk kasus kecelakaan AirAsia cukup luas. Ada asuransi untuk pesawatnya, asuransi kematian karena kecelakaan, asuransi kematian karena sebab apapun, dan lainnya," terang Togar. (Ndw)


Sumber : Liputan6

Indeks Saham Jepang Jatuh pada Hari Pertama Perdagangan Awal Tahun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Saham Jepang jatuh pada hari pertama perdagangan awal tahun ini, dengan investor kembali pasca hari libur nasional di mana kebanyakan pasar ekuitas di luar negeri turun.
Indeks Topix melemah sebesar 0,6 persen ke level 1,399.44 pukul 09:01 pagi di Tokyo, pasca naik sebesar 8,1 persen tahun lalu. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 0,7 persen ke level 17,330.30. Yen menguat 0,1 persen ke level 120,41 per dolar.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 1,6 persen sejak saham Jepang terakhir diperdagangkan. Indeks Stoxx Europe 600 anjlok sebesar 0,9 persen dalam rentang itu.
Kontrak pada indeks S & P 500 turun sebesar 0,3 persen hari ini. Data yang dirilis pada 2 Januari kemarin menunjukkan bahwa kinerja manufaktur AS stagnan pada bulan Desember, dengan indeks Institute for Supply Management pabrik jatuh menuju level terendah dalam enam bulan terakhir ke level 55,5 dari 58,7 pada bulan November lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Melemah, dipimpin Oleh Saham Jepang Seiring dimulainya Perdagangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Saham Asia jatuh, dipimpin oleh penurunan saham Jepang seiring dengan dimulainya kembali perdagangan pasca libur tiga hari.
Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,4 persen ke level 137,44 pukul 09:03 pagi di Tokyo. Indeks tergelincir sebesar 2,5 persen pada 2014, penurunan tahunan pertama dalam tiga tahun terakhir, seiring saham perusahaan komoditas jatuh di tengah tanda-tanda perlambatan ekspansi ekonomi terbesar di kawasan itu. Sebuah indeks pabrik China jatuh ke level 18-bulan terendah pada bulan Desember lalu, menambah tekanan pada para pembuat kebijakan untuk berbuat lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan.
Indeks Topix Jepang turun merosot 0,5 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun sebesar 0,3 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 0,4 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0,1 persen. Kontrak pada indeks Hang Seng turun sebesar 0,6 persen dalam perdagangan terbaru mereka, pasar tunai di China dan Hong Kong belum dibuka.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,3 persen. Indeks saham acuan turun kurang dari 0,1 persen pada jumat lalu pasca laporan menunjukkan kinerja sektor manufaktur AS berkembang kurang dari perkiraan pada bulan Desember lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Euro lanjutkan Penurunan Sementara Jepang, Indeks Berjangka AS Tergelincir

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Euro merosot hampir ke level terendahnya dalam sembilan tahun terakhir terhadap dolar di tengah spekulasi para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (BOE) yang akan melakukan program terpadu pembelian obligasi pemerintah untuk menghidupkan pertumbuhan. Indeks berjangka Jepang dan AS jatuh dengan perdagangan lantai bursa Tokyo kembali dibuka pasca liburan, sementara minyak dan emas turun.
Mata uang 18-negara (Euro) merosot sebesar 0,5 persen ke level $1,1948 pukul 08:51 pagi di Tokyo, menyentuh level $1,1864, level terlemah sejak Maret 2006 lalu. Pound Inggris dan Swiss franc tergelincir bersama dengan mata uang Australia dan Selandia Baru. Indeks Nikkei 225 Stock Average berjangka turun sebesar 0,5 persen di pre-market Osaka seiring kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,2 persen. Minyak turun untuk hari ketiga berturut-turut seiring dengan emas dan tembaga berjangka yang juga mengalami penurunan.
Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada jumat kemarin bahwa ia tidak bisa mengecualikan risiko deflasi di kawasan euro, yang dapat memicu aksi jual euro di tengah prospek dia akan memulai pelonggaran kuantitatif skala besar. Jerman akan melaporkan laju inflasi yang diproyeksikan melambat hari ini. Pasar finansial dari China ke Thailand akan memulai perdagangan untuk tahun baru, dengan indeks manufaktur di Jepang, Taiwan dan Vietnam akan dirilis pagi ini. Minyak mentah AS turun sebesar 46 persen pada tahun 2014, tahun terburuk sejak 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Data Ekonomi Bikin IHSG Rawan Koreksi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan koreksi pada perdagangan saham pekan ini.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, laju indeks saham tertekan karena sentimen laporan data makro ekonomi RI. BPS melapor inflasi untuk Desember 2,46 persen dan neraca perdagangan mengalami defisit US$ 420 juta.
"Data ekonomi kurang bagus. Inflasi di atas harapan dan neraca perdagangan defisit," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (5/12/2014).
Selain itu, Hans juga mengatakan IHSG juga telah mengalami kenaikan cukup tinggi dalam kurun waktu beberapa hari terakhir. Sehingga, menjadi wajar jika indeks saham mengalami koreksi.
"Sudah mengalami kenaikan beberapa hari. Dari window dressing sampai euforia awal tahun. Saya lebih lihat potensi profit taking dulu," paparnya.
Hans memprediksi, IHSG bergerak pada level support 5.200-5.125 dan resistance pada level 5.250-5.262.
Dia  merekomendasi jual ketika menguat (sell on strength) untuk saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan, laju IHSG masih berpeluang namun terbatas.
Meski demikian, IHSG juga berpeluang melemah bila pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung mengingat sentimen yang ada lebih banyak negatif di awal tahun.
"IHSG akan berada di rentang support 5.155-5.200 dan resistance 5.256-5.274 pada pekan ini," kata Reza.
Adapun data-data ekonomi yang dirilis pada pekan ini antara lain dari Indonesia merilis data suku bunga acuan dan consumer confidence, China akan mengeluarkan data NBS manufacturing PMI, HSBC services PMI, neraca perdagangan ekspor impor, lalu dari Jepang keluarkan data markit manufacturing PMI dan market services PMI.
Sedangkan Amerika Serikat juga merilis data ekonomi ISM New York index, total penjualan kendaraan, market composit PMI, market services PMI, ISM non-muanfacturing, neraca perdagangan, factory orders, MBA mortgage applications, dan ADP employement change. (Amd/Ahm)

Sumber : Liputan6

Thursday 1 January 2015

Penguatan Indeks Berjangka AS & Minyak Angkat Dolar ke Level Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/1) - Dolar menguat ke level tertinggi dalam lebih dari lima tahun dan indeks saham berjangka AS naik jelang rilis data pabrik Amerika. Minyak menguat dengan perak, sedangkan timah anjlok.
Indeks Bloomberg Dollar Spot menguat 0,3% pada pukul 09:48 pagi di Hong Kong. Yen melemah 0,5 persen dan euro menuju level terendah sejak Juni 2010. Indeks berjangka Standard & Poor 500 meningkat 0,4%. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,3%. Minyak mentah di New York naik 1,7%, Setelah mengalami penurunan tahunan terbesar sejak 2008. Perak naik 1,4%, sedangkan timah turun 1,7%.
Dolar memperpanjang gain setelah mengalami tahun terbaik setidaknya sejak 2005, sementara S&P 500 naik 11% pada tahun 2014 dan Treasuries kembali menguat dalam tiga tahun. Investor masuk ke dalam aset AS setelah Federal Reserve berjanji bersabar dalam menaikkan suku bunga dan adanya data yang menunjukkan ekonomi mengalami pertumbuhan dalam tiga kuartal sejak 2003. Indeks Manufaktur AS mempertahankan ekspansi pada bulan Desember, proyeksi ekonom.
Yen terkoreksi ke 119,92 terhadap mata uang AS. Euro turun 0,4% menjadi $ 1,2057, memperpanjang penurunan tahunan terburuk sejak tahun 2005. Para pakar strategi sekarang melihat penurunan ke $ 1,18 pada akhir tahun ini.(frk)
Sumber : Bloomberg

Bursa Hong Kong Di Buka Menguat Pada 2015

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/1) - Saham Hong Kong dibuka menguat pada hari ini, yang merupakan hari perdagangan pertama tahun baru, meskipun laporan resmi aktifitas manufaktur China menunjukkan pelemahan lebih lanjut pada bulan Desember lalu.
Indeks Hang Seng naik 0,3%. Sehari sebelumnya, data resmi menurut pemerintah China menunjukkan Indeks Purchasing Managers turun ke angka sebesar 50,1 pada Desember lalu dari angka sebesar 50,3 pada bulan November, Sehingga menandai penurunan bulanan secara berturut-turut.
Di antara penggerak saham utama di Hong Kong saham real estate yang mencatatkan kenaikan paling tinggi, karena para analis memperkirakan bank sentral akan terus menyuntikkan likuiditas ke pasar memasuki tahun baru untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
Saham Sunac China Holdings Ltd menguat 5,5%, Poly Property Group Co naik 4,7%, China Overseas Land & Investment Ltd naik 4,1%, dan China Resources Land Ltd melonjak 3,7%. Sementara saham Bank utama di Hong Kong juga menguat di seluruh papan, saham China Minsheng Banking Corp dan Industrial & Commercial Bank of China Ltd masing-masing naik 1,8%, China Construction Bank Corp naik 1,7%, dan Bank of China Ltd menguat 1,4%.
Di antara penggerak pasar lainnya, saham China Southern Airlines Co turun 1,4%, gagal untuk mendapatkan traksi melebihi 100 juta dari total penumpang di tahun 2014, naik hampir 10% pada tahun sebelumnya. Sementara Bursa Shanghai ditutup pada Jumat ini untuk liburan Tahun Baru yang diperpanjang sampai hari ini. (vck)
Sumber: MarketWatch

Bursa Asia Turun 0,2 % Terkait Bursa China, Jepang Ditutup

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/1) - Saham Asia catat penurunan pada volume perdagangan lebih rendah karena dua pasar terbesar di kawasan itu ditutup untuk liburan. Sementara saham telepon sampai saham perusahaan gain, sedangkan saham konsumen melemah.
Indeks MSCI Asia Pacific turun termasuk Jepang sebesar 0,2 % ke level 466,14 pukul 09:30 pagi di Hong Kong, bersama mayoritas saham bank Australia turun tajam. Sementara pasar di China, Jepang, Selandia Baru, Filipina, Taiwan, dan Thailand ditutup untuk liburan. Volume di Sydney, Seoul, Hong Kong dan Singapura adalah kurang dari setengah RSi 30-hari intraday, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Saham China memimpin kenaikan di Asia pada tahun 2014, dengan Indeks Shanghai Composite naik 53 %. Sementara saham perusahaan komoditas mencatat penurunan terbesar di Indeks MSCI Asia Pacific, turun sebesar 2,5 % tahun lalu. Penurunan tersebut mempengaruhi penguatan dolar AS.
Indeks acuan manufaktur China turun ke level terendah dalam 18 bulan terakhir, sehingga menambah tekanan kepada para pembuat kebijakan untuk berbuat lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Indeks Pembelian Manajer pemerintah turun ke angka 50,1 pada Desember dari angka 50,3 pada bulan November lalu, menurut data yang dirilis kemarin oleh biro statistik dan Federasi Logistik China dan Pembelian di Beijing. Penurunan itu lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan rata-rata dari 50 dalam survei Bloomberg terhadap analis.
Kaisa Group Holdings Ltd gagal membayar pinjaman sebesar HK $ 400 miliyar ($ 51.6 miliyar), memunculkan pertanyaan tentang kemampuan pengembang China tersebut untuk membayar utang-utang lainnya. Saham perusahaan tersebut turun 47 % bulan lalu, sehingga diskors dari perdagangan di Hong Kong. (vck)
Sumber: Bloomberg

Jokowi Bakal Buka Perdagangan Saham Perdana di Awal 2015

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/1) - Usai pesta tahun baru, manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar pembukaan perdagangan saham menjelang akhir pekan. Kali ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal membuka perdagangan saham perdana 2015.

Saat acara pembukaan perdagangan saham pada Jumat (2/1/2015), Jokowi akan didampingi Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) Sofyan Djalil, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad, Ketua Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, dan sejumlah direksi BEI.

Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan berdialog dengan pelaku pasar modal usai membuka perdagangan saham.

Ini bukan pertama kali Jokowi mendatangi gedung BEI. Saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Presiden ke-7 ini pernah menutup perdagangan saham di BEI pada 11 April 2014.

Ketika ia menutup perdagangan saham pada 11 April 2014, IHSG tercatat naik 50,85 poin atau 1,07 persen menjadi 4.816,58. Ia pun sempat bercanda mengenai kenaikan IHSG itu.

"Kemarin turun 3 persen, sore ini saya datang kok naik dikit 1,07 persen. Kalau begitu saya harus sering-sering datang ke sini," canda Jokowi.

Meski demikian, Jokowi menuturkan urung berminat berinvestasi di dunia saham. Ia lebih menyukai investasi di sektor riil.

"Saya itu pelaku riil, kalau dulu sebelum jadi walikota, kalau punya uang saya beli mesin, jadi investasi di riil, pabrik, mesin,gitu," tutur Jokowi.

Adapun pembukaan perdagangan saham menjelang akhir pekan ini juga dinilai positif. Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menilai, pembukaan perdagangan saham menjelang akhir pekan ini menunjukkan otoritas bursa memperhatikan keinginan pelaku pasar dan investor.

Selain itu, pembukaan perdagangan saham usai tahun baru ini, William menilai, dapat jadi daya tarik bagi investor asing. Lantaran pasar modal Indonesia cukup aktif. Akan tetapi, memang transaksi saham masih cenderung sepi.

"Transaksi saham akan kembali normal pada tanggal 5 Januari," kata William saat dihubungi Liputan6.com.

Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja gemilang sepanjang 2014. IHSG tumbuh 22,29 persen ke level 5.226,95 pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2014 dari periode penutupan perdagangan saham 2013 di level 4.274.

Pertumbuhan kinerja IHSG berada di posisi keempat di bursa saham Asia. IHSG berada di bawah bursa saham Filipina yang naik 22,76 persen pada 2014.

Sejumlah analis menilai, pertumbuhan kinerja IHSG itu didukung oleh aliran dana investor asing. Berdasarkan data BEI 30 Desember 2014, aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 42 triliun. (Ahm/Igw)


Sumber : Liputan6

Menanti Data Inflasi, Lirik Delapan Saham Pilihan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/1) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan dapat melanjutkan penguatan pada perdagangan saham perdana di 2015. Hal itu ditopang dari kondisi pasar modal Indonesia yang menggiurkan seiring kondisi ekonomi dan politik yang stabil.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG masih berada dalam jalur uptren dalam jangka pendek. Apalagi penutupan IHSG pada 30 Desember 2014 mampu tumbuh di atas 20 persen secara year to date (Ytd) yang diwarnai dengan aliran dana investor asing yang cukup besar.
"Target resistance awal tahun berada di level 5.250 dengan support di level 5.151. IHSG masih berada dalam uptren," ujar William, dalam ulasannya, Jumat (2/12/2015).
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, aksi jual menjelang data inflasi November 2014 yang di atas 2,2 persen menahan kenaikan IHSG. Pelaku pasar akan menunggu terjadinya Januari Effect untuk menjebol resistance all time di 5.251.
"IHSG akan berada di level support 5.160-5.125-5.020-4.975 dan resistance 5.215-5.251," kata Yuganur.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak variatif di kisaran 5.200-5.300. Sejumlah sentimen global dan domestik akan mempengaruhi laju IHSG.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Desember 2014 yang diperkirakan ke level 0,64 persen MoM dibandingkan sebelumnya di 1,5 persen MoM.
BPS juga akan merilis data neraca perdagangan yang diperkirakan defisit US$ 0,3 miliar dibandingkan sebelumnya surplus di US$ 0,02 miliar.
Sedangkan dari global, Amerika Serikat merilis data initial jobless claim yang diperkirakan ke 268 ribu dibandingkan sebelumnya di 280 ribu. China juga akan merilis data NBS manufacturing PMI yang diperkirakan naik 0,37 ke level 50,67.

Sumber : Liputan6