Sunday 4 January 2015

Data Ekonomi Bikin IHSG Rawan Koreksi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan koreksi pada perdagangan saham pekan ini.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, laju indeks saham tertekan karena sentimen laporan data makro ekonomi RI. BPS melapor inflasi untuk Desember 2,46 persen dan neraca perdagangan mengalami defisit US$ 420 juta.
"Data ekonomi kurang bagus. Inflasi di atas harapan dan neraca perdagangan defisit," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (5/12/2014).
Selain itu, Hans juga mengatakan IHSG juga telah mengalami kenaikan cukup tinggi dalam kurun waktu beberapa hari terakhir. Sehingga, menjadi wajar jika indeks saham mengalami koreksi.
"Sudah mengalami kenaikan beberapa hari. Dari window dressing sampai euforia awal tahun. Saya lebih lihat potensi profit taking dulu," paparnya.
Hans memprediksi, IHSG bergerak pada level support 5.200-5.125 dan resistance pada level 5.250-5.262.
Dia  merekomendasi jual ketika menguat (sell on strength) untuk saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan, laju IHSG masih berpeluang namun terbatas.
Meski demikian, IHSG juga berpeluang melemah bila pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung mengingat sentimen yang ada lebih banyak negatif di awal tahun.
"IHSG akan berada di rentang support 5.155-5.200 dan resistance 5.256-5.274 pada pekan ini," kata Reza.
Adapun data-data ekonomi yang dirilis pada pekan ini antara lain dari Indonesia merilis data suku bunga acuan dan consumer confidence, China akan mengeluarkan data NBS manufacturing PMI, HSBC services PMI, neraca perdagangan ekspor impor, lalu dari Jepang keluarkan data markit manufacturing PMI dan market services PMI.
Sedangkan Amerika Serikat juga merilis data ekonomi ISM New York index, total penjualan kendaraan, market composit PMI, market services PMI, ISM non-muanfacturing, neraca perdagangan, factory orders, MBA mortgage applications, dan ADP employement change. (Amd/Ahm)

Sumber : Liputan6