Wednesday 23 August 2023

Best Profit | Aktivitas Bisnis AS yang Belum Stabil dan Pelemahan USD

Best Profit (24/8) – Dunia perdagangan mata uang telah relatif tenang menjelang pembukaan simposium Jackson Hole. Namun, USD/JPY mengalami penurunan tak terduga sebesar lebih dari 0,8% hingga kisaran 144,60 menyusul rilis data ekonomi yang mengecewakan dalam sesi New York awal pada 23 Agustus. Indeks dolar AS (DXY) terus berada dalam kisaran yang telah ditempatinya sejak awal pekan.

Data Ekonomi AS yang Mengecewakan

DXY sempat melonjak ke level 104,00 selama sesi Eropa. Rilis hasil survei PMI untuk Eurozone dan Inggris yang sangat negatif, sesaat meningkatkan greenback. Sayangnya, data PMI untuk Amerika Serikat yang dirilis beberapa jam kemudian juga tidak memenuhi harapan.

S&P Global melaporkan bahwa PMI Manufaktur AS turun dari 49,0 menjadi 47,0 pada Agustus 2023, sementara PMI Jasa turun dari 52,3 menjadi 51,0. Keduaangka tersebut di bawah perkiraan pasar. PMI Komposit turun menjadi 50,4 dari 52,0, meskipun ekspektasi konsensus sebelumnya adalah tetap stabil. Biasanya, data PMI dibaca dengan ambang batas 50,0, yang membedakan antara ekspansi (>50,0) dan kontraksi (<50,0). Angka PMI Komposit ini mengindikasikan aktivitas bisnis yang hampir stagnan. best profit

“Perlambatan aktivitas bisnis pada bulan Agustus menimbulkan keraguan tentang kekuatan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga,” kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence. “Survei menunjukkan bahwa percepatan pertumbuhan yang didorong oleh sektor jasa pada kuartal kedua telah meredup, didampingi dengan penurunan lebih lanjut dalam produksi pabrik.”

Fokus Pasar pada Simposium Jackson Hole

Meskipun demikian, perhatian pasar tetap terpusat pada simposium Jackson Hole yang dijadwalkan pada 24-26 Agustus. Acara ini menjadi tempat pertemuan para pemimpin bank sentral paling berpengaruh di dunia. Pidato Ketua Federal Reserve dan pemimpin bank sentral lainnya dalam acara ini dapat memiliki dampak signifikan pada pasar keuangan. Oleh karena itu, pergerakan sebagian besarpasangan mata uang utama kemungkinan akan tetap terbatas hingga katalis berikutnya muncul.

Menavigasi Lanskap Forex Saat Ini

Bagi para trader dan investor, lanskap yang tidak pasti ini memerlukan pendekatan yang bijaksana. Berikut beberapa strategi kunci yang perlu dipertimbangkan:

Manajemen Risiko: Dengan kondisi pasar yang fluktuatif, penting memiliki manajemen risiko yang kuat. Tetapkan stop-loss order untuk melindungi posisi Anda dan pertimbangkan untuk mengurangi ukuran posisi Anda untuk mengelola risiko.

Tetap Terinformasi: Pantau dengan cermat peristiwa ekonomi dan pidato bank sentral. Ini dapat memberikan wawasan penting tentang arah pasar. best profit

Diversifikasi: Pertimbangkan untuk mendiversifikasi portofolio Anda di berbagai pasangan mata uang. Ini dapat membantu menyebar risiko dan mengurangi eksposur Anda terhadap volatilitas mata uang tunggal.

Sabar: Dalam situasi yang tidak pasti, seringkali yang terbaik adalah bersabar dan menghindari keputusan impulsif. Tunggu sinyal yang lebih jelas sebelum memasuki perdagangan.

Persiapan untuk Simposium Jackson Hole

Saat dunia keuangan menantikan Simposium Jackson Hole, para trader dan investor harus bersiap menghadapi potensi volatilitas pasar. Tetap terinformasi, berhati-hati, dan pastikan strategi perdagangan Anda terdefinisikan dengan baik. Hasil dari acara bergengsi ini bisa memiliki dampak signifikan pada pasar mata uang.

Sebagai kesimpulan, data ekonomi AS yang mengecewakan baru-baru ini dan Simposium Jackson Hole yang akan datang membuat para trader tetap waspada. Kinerja dolar AS kemungkinan akan erat terkait dengan hasil acara ini. Ingatlah bahwa dalam situasi ketidakpastian, strategi perdagangan yang hati-hati dan terpikirkan dengan baik adalah sahabat terbaik Anda. Tetap waspada dan berdagang dengan bijak. best profit

Baca Juga : Pergerakan Harga Emas sebagai Respons Terhadap Melemahnya Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Tuesday 22 August 2023

Best Profit | Pergerakan Harga Emas sebagai Respons Terhadap Melemahnya Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Best Profit (23/8) – Kontrak emas berjangka mengalami kenaikan sebesar $3.00 USD, menandai kenaikan sesi ketiga berturut-turut, dalam apa yang merupakan kenaikan harian terpanjang sejak pertengahan Juli. Apa yang menjadi pendorong di balik lonjakan ini? Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih lemah. Saat imbal hasil tersebut mundur sedikit dari level tertinggi sejak tahun 2007, harga emas memberikan respons positif dengan lonjakan yang kuat.

Pawai Kenaikan Berlanjut

Pada hari Selasa, 22 Agustus 2023, harga emas kembali menguat, menarik perhatian investor dan analis. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di bursa Comex New York Exchange naik sebesar $3.00 USD atau 0.16%, ditutup pada $1,926.00 USD per ons. Selama sesi ini, harga emas mencapai titik tertinggi sebesar $1,933.20 USD dan titik terendah sebesar $1,917.50 USD. Pergerakan ini terjadi setelah harga emas naik sebesar $6.50 USD atau 0.34% pada hari Senin, 21 Agustus 2023, mengikuti kenaikan sebesar $1.30 USD atau 0.07% pada Jumat, 18 Agustus 2023. Sehari sebelumnya, pada Kamis, 17 Agustus 2023, harga emas mengalami penurunan tajam sebesar $13.10 USD atau 0.68%.

Lonjakan harga emas ini erat terkait dengan kinerja dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah. Para investor dengan cermat menanti pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan pada Jumat, 25 Agustus 2023, dalam Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole di Wyoming. best profit

Pengaruh Obligasi Pemerintah dan Dolar AS

Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS telah menjadi faktor penting dalam pawai kenaikan harga emas belakangan ini. Pada Selasa, 22 Agustus 2023, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun turun sebesar 2.3 basis poin, mencapai 4.313%. Penurunan ini mengikuti level 4.339% yang tercatat pada Senin, 21 Agustus 2023, level tertinggi sejak 6 November 2007, menurut data FactSet.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik sebesar 0.2% menjadi 103.539. Para analis mencatat bahwa harga emas menunjukkan tanda-tanda stabilitas menjelang pidato Jerome Powell. Wael Makarem, Analis Strategi Pasar Senior untuk MENA di Exness, menekankan, “Intervensi Powell bisa menciptakan beberapa volatilitas karena para pedagang memperhatikan setiap petunjuk tentang perkembangan kebijakan moneter, terutama setelah rilis risalah Federal Reserve yang menciptakan ketidakpastian.”

Selain pidato Powell, data ekonomi mendatang tentang pasar tenaga kerja dan inflasi AS diharapkan memainkan peran penting dalam menentukan kebijakan moneter masa depan dan memengaruhi kinerja emas. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan iklim antisipasi dan volatilitas di pasar emas. best profit

Peran Indikator Ekonomi

Kenaikan harga emas juga didukung oleh indikator ekonomi terbaru. Ini merupakan level terendah sejak Januari, turun dari 4.16 juta unit yang tidak direvisi pada Juni. Selain itu, Tom Barkin, Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, mengulangi pernyataannya pada Selasa, 22 Agustus 2023. Barkin juga memperingatkan bahwa Federal Reserve bisa kehilangan kredibilitas jika mempertimbangkan untuk mengubah target inflasi 2.0% sebelum mencapai tujuan tersebut.

Gambaran Lebih Luas tentang Logam Mulia

Sementara emas menjadi sorotan, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan yang signifikan. Kontrak perak untuk pengiriman September naik sebesar 11.00 sen atau 0.47%, ditutup pada $23.45 USD per ons. Kontrak platinum untuk pengiriman Oktober naik sebesar $12.00 USD atau 1.31%, ditutup pada $925.50 USD per ons. best profit

Kenaikan ini menggarisbawahi sifat dinamis pasar logam mulia, di mana campuran faktor ekonomi, keuangan, dan geopolitik dapat memicu perubahan harga.

Baca Juga : Mengapa Dolar AS Melemah saat Investor Menanti Sinyal Baru

Monday 21 August 2023

Best Profit | Mengapa Dolar AS Melemah saat Investor Menanti Sinyal Baru

Best Profit (22/8) – Dolar AS mengalami penurunan tipis, ditutup pada 103,3100 dalam sesi perdagangan terbaru, meninggalkan para investor berspekulasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Saat lanskap keuangan global terus berkembang, penting untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan ini dan apa yang sedang diantisipasi oleh para investor untuk membuat langkah berikutnya.

Kinerja Dolar Baru-baru Ini

Dalam sesi perdagangan terkini, Dolar AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan terhadap sekelompok mata uang utama lainnya. Pada hari Senin, 21 Agustus 2023, greenback mengalami penurunan sedikit dibandingkan dengan mata uang utama lainnya. Perubahan ini menarik perhatian para investor, memicu diskusi dan analisis di pasar keuangan di seluruh dunia.

Para investor dengan cermat memantau indikator ekonomi yang akan memberikan wawasan berharga tentang tren masa depan Dolar AS. Dua peristiwa penting sedang di depan mata: rilis data PMI S&P pada Rabu, 23 Agustus 2023, dan Simposium Ekonomi Jackson Hole dari 24 hingga 26 Agustus. best profit

Para investor dengan penuh antusiasmen menantikan acara ini karena mereka mengantisipasi wawasan penting tentang masa depan kebijakan moneter. Powell dan Lagarde diharapkan akan memberikan panduan tentang pendekatan bank sentral mereka terhadap tantangan ekonomi, termasuk inflasi dan tingkat suku bunga.

Outlook Inflasi AS

Para ahli meyakini bahwa inflasi di Amerika Serikat kemungkinan akan melandai lebih cepat dibandingkan dengan daerah lain, terutama zona euro. Ekspektasi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk valuasi dolar AS yang tinggi, defisit fiskal, defisit ganda dalam transaksi berjalan, prospek peringkat, dan alokasi dana yang besar di dalam Amerika Serikat. best profit

Apa yang Menanti di Masa Depan

Apa yang Menanti di Masa Depan
Laporan Bulanan dari Buba Jerman menunjukkan bahwa inflasi mungkin akan tetap di atas target bank sentral untuk jangka waktu yang lebih lama. Kemungkinan ini telah mendorong para investor untuk lebih mengantisipasi tindakan ketat dari Bank Sentral Eropa.

Saat para investor terus menguraikan data ekonomi dan mengantisipasi tindakan bank sentral, lanskap keuangan global tetap dinamis dan tidak pasti.

Sebagai kesimpulan, penurunan nilai Dolar AS baru-baru ini telah memancing minat para investor di seluruh dunia. Hasil dari peristiwa-peristiwa ini tanpa ragu akan membentuk arah masa depan Dolar AS dan berdampak pada pasar keuangan global. best profit

Baca Juga : Emas Meningkat sementara Tembaga Tetap Stabil setelah China Memangkas Suku Bunga

Sunday 20 August 2023

Best Profit | Emas Meningkat sementara Tembaga Tetap Stabil setelah China Memangkas Suku Bunga

Best Profit (21/8) – Dalam dunia komoditas yang selalu berubah, panggungnya sudah siap untuk kejadian menarik. Emas, setelah mengalami penurunan selama empat minggu, akhirnya menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan kenaikan yang sederhana. Sementara itu, tembaga berhasil mempertahankan stabilitasnya setelah penyesuaian suku bunga yang tidak terduga dari China.

Sekilas tentang Pasar

Ketika kita memulai minggu ini, semua mata tertuju pada Simposium Jackson Hole yang akan datang pada hari Kamis dan Jumat, di mana Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, diharapkan akan memberikan wawasan penting tentang lintasan suku bunga AS.

Emas telah melalui periode yang bergejolak belakangan ini, turun di bawah level penting $1.900 per ons. Penurunan ini menyaksikan lonjakan permintaan akan aset tempat berlindung ini, sebagian dipicu oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China. Langkah baru-baru ini dari People’s Bank of China, di mana perubahan pada tingkat pinjaman primer (LPR) tidak memenuhi ekspektasi pasar, semakin menambah ketidakpastian. best profit

Pada pukul 11:16 WIB, harga emas spot untuk pengiriman Desember naik 0,2%, mencapai $1.892,68 per ons, sementara kontrak berjangka Desember meningkat 0,3%, mencapai $1.921,95 per ons. Meskipun ada kenaikan ini, kedua instrumen masih berada di dekat level terendah dalam lima bulan.

Tembaga Tetap Stabil, tetapi Pemotongan Suku Bunga China Mengecewakan

Dalam ranah logam industri, tembaga menunjukkan pergerakan yang relatif datar pada hari Senin meskipun China, salah satu pengimpor utama logam ini, mengecewakan pasar dengan menyesuaikan suku bunganya.

Tembaga tetap relatif datar di level $3,7207 per pon. People’s Bank of China (PBOC) memangkas LPR satu tahun sebesar 10 basis poin menjadi 3,45%, sementara LPR lima tahun tetap tidak berubah pada 4,20%. Para analis sebelumnya memperkirakan pemotongan sebesar setidaknya 15 basis poin untuk setiap tingkat suku bunga tersebut.

Impor tembaga ke China mengalami penurunan tajam pada bulan Juli ketika pemulihan ekonomi pasca-COVID di negara tersebut mulai melambat. Hal ini telah memberikan tekanan besar pada harga tembaga selama tiga minggu terakhir. best profit

Menavigasi Pasar yang Berubah-ubah

Saat kita menavigasi perairan yang bergejolak ini, jelas bahwa emas dan tembaga merespons interaksi yang kompleks dari berbagai faktor. Sementara itu, stabilitas tembaga akan diuji saat China berhadapan dengan tantangan ekonomi dan keputusan kebijakan.

Para investor harus tetap waspada dan memantau perkembangan ini dengan cermat. Sementara kita menantikan kebijaksanaan dari Jackson Hole, penting untuk tetap fleksibel dan adaptif dalam lanskap ekonomi yang terus berubah ini.

Sebagai kesimpulan, dunia komoditas sedang berubah, dengan emas dan tembaga menjadi pusat perhatian. Panggung sudah siap, para pemain sudah dalam posisi, dan naskah masih dalam proses penulisan. Hanya waktu yang akan memberikan bagaimana drama menarik ini akan berkembang. Tetap terhubung untuk mendapatkan pembaruan saat kita menavigasi perjalanan yang menarik ini melalui dunia komoditas. best profit

Baca Juga : Harga Minyak Mentah Menguat 1%, Namun Khawatir Ekonomi China Menyurutkan Minat Dunia pada Minyak

Best Profit | Harga Minyak Mentah Menguat 1%, Namun Khawatir Ekonomi China Menyurutkan Minat Dunia pada Minyak

Best Profit (21/8) – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan lebih dari 1% dalam perdagangan terakhir pekan ini. Namun, mereka tidak mampu menyelamatkan pekan yang berakhir di zona merah.

Pada Jumat, 18 Agustus 2023, minyak mentah WTI naik sebesar 1,07% menjadi $81,25 per barel, dan minyak brent juga mengalami peningkatan sebesar 0,81%, ditutup pada $84,80 per barel.

Meskipun ada semangat pada akhir pekan, kedua patokan harga minyak global ini mengalami penurunan mingguan sebesar 2,3%.

Pemicu kenaikan harga minyak adalah data yang menunjukkan bahwa jumlah rig minyak dan gas alam AS, indikator awal produksi masa depan, telah turun selama enam minggu berturut-turut. Penurunan produksi AS dapat memperburuk ketatnya pasokan yang diperkirakan akan terjadi sepanjang tahun ini.

Kekhawatiran ini, yang dipicu oleh penurunan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, telah membantu harga minyak naik selama tujuh minggu berturut-turut sejak Juni. Minyak brent telah naik sekitar 18%, sedangkan WTI melonjak 20% selama tujuh minggu yang berakhir pada 11 Agustus. best profit

Namun, pekan ini, harga minyak mengalami penurunan sebesar 2% dibandingkan pekan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh krisis properti yang memburuk di China, yang meningkatkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi yang lamban di negara tersebut dan mengurangi minat investor terhadap risiko di pasar global.

“Investor tetap khawatir tentang ketegangan antara pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan pasokan global yang masih ketat,” kata Rob Haworth, Manajer Portofolio Senior di US Bank Asset Management. Dia menambahkan, “Harga kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran saat ini,” sambil mencatat bahwa permintaan dipertanyakan karena data lemah dari China.

Ada juga kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa Federal Reserve AS belum selesai menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi. Biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan, pada gilirannya, mengurangi permintaan minyak secara keseluruhan. best profit

Patokan harga minyak semakin tertekan oleh melemahnya permintaan musiman menjelang musim gugur, kata Jay Hatfield, CEO Manajemen Modal Infrastruktur.

Dengan kekhawatiran tentang dinamika pasokan dan permintaan, pasar tampaknya akan tetap dalam kisaran perdagangan yang sempit untuk masa mendatang.

Harga Minyak Mentah Menunjukkan Tanda Kehidupan

Saat kita menutup pekan perdagangan ini, pasar minyak mentah global telah menyaksikan kenaikan yang cukup signifikan, lebih dari 1%. Namun, jangan terburu-buru merayakannya. Kenaikan ini mungkin hanya bersifat sementara, mengingat kekhawatiran yang melingkupi ekonomi China yang sedang berjuang. best profit

Pekan yang Penuh Dinamika bagi Minyak

Pekan ini dimulai dengan optimisme, didorong oleh penurunan terus-menerus dalam jumlah rig minyak dan gas alam di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul kekhawatiran tentang krisis properti di China dan potensi dampaknya pada permintaan minyak global.

Apa yang Menanti di Depan?

Para investor dengan cemas mengamati ketegangan antara pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan pasokan minyak global yang terus terjaga. Pertanyaan belum terjawab mengenai kenaikan suku bunga di Amerika Serikat semakin menambah ketidakpastian.

Baca Juga : Harga Emas Dunia Menyentuh Terendah 5 Bulan dalam Pemandangan Ekonomi yang Berubah

Thursday 17 August 2023

Best Profit | Harga Emas Dunia Menyentuh Terendah 5 Bulan dalam Pemandangan Ekonomi yang Berubah

Best profit (18/8) – Dalam peristiwa yang mengejutkan, pasar emas global baru-baru ini mengalami penurunan tajam, mencapai titik terendah dalam lima bulan terakhir. Penurunan signifikan dalam harga emas ini dapat disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor, termasuk kenaikan imbal hasil obligasi, penguatan dolar, dan sikap hawkish terhadap suku bunga dari pejabat Federal Reserve, yang secara bersama-sama telah melemparkan bayang-bayang pada sentimen investor.

Seperti dilaporkan oleh CNBC pada Jumat, 18 Agustus 2023, pasar spot menyaksikan penurunan sebesar 0,17% dalam harga emas, stabil di USD 1.888,50 per ons. Ini menandai level terendah sejak 15 Maret. Demikian pula, emas berjangka di Amerika Serikat anjlok 0,51%, mencapai USD 1.918,40.

David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, memberikan pandangan tentang tren penurunan harga emas yang sedang berlangsung: “Penurunan harga emas selama beberapa sesi terakhir dapat diatribusikan kepada kenaikan suku bunga dan imbal hasil obligasi.” Dia juga menjelaskan lebih lanjut, “Respon pasar terhadap risalah FOMC kemarin mengindikasikan bahwa pasar memperkirakan Federal Reserve mungkin perlu lebih agresif dari yang sebelumnya diperkirakan dalam hal kenaikan suku bunga yang berkelanjutan.” best profit

Risalah pertemuan Federal Reserve pada 25-26 Juli mengungkapkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan tetap teguh dalam komitmennya untuk memerangi inflasi. Namun, beberapa peserta menyoroti risiko ekonomi jika suku bunga dinaikkan terlalu tinggi.

Harapan bahwa suku bunga AS mungkin akan tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama telah mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS dengan tenor 10 tahun ke level tertinggi sejak Oktober. Hal ini telah mengurangi daya tarik bullion yang tidak memberikan imbal hasil bagi para investor. Selain itu, kekuatan yang masih terus ada pada Dolar Amerika Serikat, yang berada dekat puncaknya selama dua bulan terakhir, juga berperan dalam mempengaruhi harga emas global.

Saat pasar emas berlayar melalui pergeseran dinamis ini, semakin jelas bahwa daya tarik tradisionalnya sebagai investasi pelarian aman mulai dipertanyakan. best profit

Mengungkap Implikasi

Dampak perubahan ini terlihat dalam fluktuasi logam mulia lainnya juga. Harga perak mengalami kenaikan sebesar 1,3%, mencapai USD 22,66 per ons, menandai kenaikan harian terbesar sejak 31 Juli. Begitu pula, harga platinum naik sebesar 1,2% menjadi USD 893,01, dan harga paladium mengalami kenaikan sebesar 0,3%, mencapai USD 1.212,09.

Baca Juga : Penurunan Harga Emas Menghadapi Rilis Risalah FOMC

Wednesday 16 August 2023

Best Profit | Penurunan Harga Emas Menghadapi Rilis Risalah FOMC


Best Profit (17/8) – Dinamika kompleks antara harga emas dan kekuatan pasar kembali menjadi sorotan utama. Saat tirai ditutup pada sesi perdagangan Rabu, harga emas kembali merosot, menjadi tanda awal dari rilis yang dinantikan dengan banyak antusiasme, yaitu risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk bulan Juli. Pola penurunan ini telah berlanjut, menandai delapan sesi berturut-turut dengan pelemahan, mencatat rentetan kerugian terpanjang dalam lebih dari enam tahun.

Penurunan Nilai Logam Mulia
Di panggung sibuk perdagangan Bursa Komoditas New York (Comex), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember mengalami penurunan sebesar 6,90 dolar AS atau 0,36 persen, ditutup pada 1.928,30 dolar AS per ons. Gerakan ini mengikuti sesi di mana harga emas mencapai puncak sesi di 1.938,20 dolar AS dan titik terendah di 1.925,70 dolar AS. Angka yang sama pada hari Selasa juga tidak memberikan optimisme, dengan harga emas berjangka turun sebesar 8,80 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.935,20 dolar AS pada tanggal 15 Agustus. Trend serupa terjadi dalam beberapa hari sebelumnya, dengan penurunan sebesar 2,60 dolar AS atau 0,13 persen pada Senin dan 2,30 dolar AS atau 0,12 persen pada Jumat. best profit

Terungkapnya Risalah dan Dominasi Dolar
Rilis risalah pertemuan FOMC hanya menambah kekhawatiran yang ada. Risalah tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar pejabat Federal Reserve tetap khawatir tentang kemungkinan “risiko inflasi yang signifikan.” Setelah pengungkapan ini, indeks dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS terus naik.

Masa Depan yang Cenderung Bearish
Saluran penurunan harga emas tetap kuat, dengan level 1.900 dolar AS menjadi penghalang utama. Saat lanskap ekonomi berubah, demikian pula variabel-variabel yang memengaruhi harga emas. Data ekonomi terbaru menunjukkan hasil yang beragam. Para ekonom memperkirakan izin ini akan naik sebesar 2,1 persen dalam pengukuran bulan ke bulan. best profit.

Baca Juga : Penurunan Harga Emas Berlanjut karena Data Ekonomi AS Melampaui Ekspektasi

Baca Juga : Emas Merosot ke Level Terendah dalam Lebih dari Sebulan

Tuesday 15 August 2023

Best Profit | Penurunan Harga Emas Berlanjut karena Data Ekonomi AS Melampaui Ekspektasi

Best Profit (16/8) – Dalam dunia logam mulia, harga emas kembali mengalami penurunan, memperpanjang tren negatif selama tujuh hari berturut-turut. Harga emas ini ditutup pada level terendah dalam lebih dari sebulan, sebagai respons atas rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari yang diperkirakan. Fenomena ini menunjukkan keterkaitan kompleks antara faktor pasar dan indikator ekonomi yang membentuk pergerakan harga emas.

Terusnya Penurunan Harga Emas
Pada akhir sesi perdagangan Selasa, harga emas kembali menunjukkan pelemahan. Harga logam mulia ini mengalami penurunan akibat respons pasar terhadap serangkaian laporan ekonomi positif yang berasal dari Amerika Serikat. Tren penurunan ini, yang berlangsung selama tujuh hari berturut-turut, menyoroti dampak perubahan data ekonomi terhadap pasar logam mulia.

Indikator Ekonomi dan Dinamika Pasar
Penurunan harga emas memiliki hubungan kompleks dengan berbagai faktor. Salah satu faktor penting adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan penguatan dolar AS. Kedua faktor ini mendapatkan momentum akibat data ekonomi yang melebihi perkiraan. best profit

Di Bursa Komoditas New York Comex, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember mengalami penurunan sebesar $8,80 atau 0,45 persen, ditutup pada level $1,935,20 per ons. Pergerakan ini diperkuat oleh fluktuasi antara level tertinggi pada $1,944,00 dan level terendah pada $1,927,50. Kontrak berjangka emas, yang mengalami penurunan sebesar $2,60 atau 0,13 persen menjadi $1,944,00 pada Senin (14 Agustus), sebelumnya mengalami penurunan sebesar $2,30 atau 0,12 persen menjadi $1,946,60 pada Jumat (11 Agustus), dan penurunan sebesar $1,70 atau 0,09 persen menjadi $1,948,90 pada Kamis (10 Agustus).

Pandangan Analis Pasar dan Prospek Ekonomi
Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, dengan singkat menjelaskan situasi ini: “Harga emas terus menurun sejak pertengahan Juli, dan tren negatif ini sepertinya belum berakhir karena dominasi dolar kembali.” Ungkapannya mencerminkan pengaruh kenaikan dolar AS terhadap pergerakan harga logam mulia.

Turbulensi selama sebulan terakhir di pasar emas diperburuk oleh kenaikan nilai dolar, sementara imbal hasil obligasi global juga mengalami peningkatan. Secara khusus, imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun mencapai level tertinggi intraday sejak November, mencatat kenaikan empat basis poin menjadi 4,229 persen pada Selasa (15 Agustus). Sementara itu, Indeks Dolar AS, yang mengukur nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, mengalami penurunan sebesar 0,1 persen menjadi 103,13. best profit

Rilis Data dan Pertimbangan Masa Depan
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (15 Agustus) bahwa penjualan ritel yang disesuaikan secara musiman tumbuh sebesar 0,7 persen pada Juli dibandingkan dengan Juni. Angka ini melampaui kenaikan sebesar 0,3 persen yang direvisi pada Juni dan harapan ekonom untuk kenaikan sebesar 0,4 persen. Data ekonomi positif ini memiliki efek menahan permintaan emas, yang mengakibatkan penurunan harga.

Data ekonomi lainnya yang dirilis pada hari yang sama memberikan hasil yang beragam. Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa Indeks Harga Impor AS naik sebesar 0,4 persen pada Juli, mencatat kenaikan terbesar sejak Mei 2022 dan melampaui proyeksi ekonom untuk kenaikan sebesar 0,2 persen. Di sisi lain, Indeks Manufaktur Empire State New York mengalami penurunan menjadi -19 pada Agustus dari 1,1 pada Juli, jauh di bawah ekspektasi pasar. Penurunan ini menandakan penurunan pertama dalam aktivitas manufaktur di negara bagian New York dalam tiga bulan.

Saat pasar mengolah perkembangan ini, Neel Kashkari, Presiden Federal Reserve Minneapolis, menyoroti tantangan berkelanjutan dalam menghadapi inflasi tinggi. Kashkari mempertanyakan apakah sudah cukup dilakukan untuk membawa inflasi kembali ke target 2,0 persen Fed dan mengisyaratkan kemungkinan pengetatan lebih lanjut. Sorotan kini tertuju pada rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli, yang dijadwalkan akan diungkapkan pada Rabu. best profit

Di ranah logam mulia, perak untuk pengiriman September mengalami penurunan sebesar 0,23 persen, ditutup pada level $22,656 per ons. Demikian pula, platinum untuk pengiriman Oktober mengalami penurunan sebesar 1,61 persen, menetap pada level $892,20 per ons.

Sebagai kesimpulan, penurunan terkini di pasar emas menggarisbawahi hubungan rumit antara data ekonomi, sentimen pasar, dan nilai logam mulia. Dengan terus berkembangnya ekonomi global, para investor dan analis akan dengan cermat memantau dampak indikator ekonomi terhadap lanskap logam mulia. Pasar logam mulia, seperti pasar lainnya, terbentuk oleh arus dan pola informasi serta dinamika pasar.

Pemberitahuan: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh diartikan sebagai nasihat investasi. best profit

Baca Juga : Emas Merosot ke Level Terendah dalam Lebih dari Sebulan

Baca Juga : Mengamati Pergerakan Harga Emas Minggu Ini: Beli atau Jual?

Monday 14 August 2023

PT Bestprofit Malang | Emas Merosot ke Level Terendah dalam Lebih dari Sebulan



PT Bestprofit Malang (15/8) – Di ranah pasar global, gemerlap emas semakin redup saat ia tergelincir ke level terendah dalam lebih dari sebulan. Laju penurunan yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut telah melemparkan bayang-bayang pada nilai logam mulia ini. Pada pagi Selasa, 15 Agustus 2023, harga emas berjangka mencapai titik terendahnya, memperpanjang penurunan yang dimulai pertengahan Juli. Penyebab di balik hilangnya daya tarik ini? Kekuatan kembali munculnya dolar Amerika.

Namun, seiring dengan terhembusnya angin penguatan dolar, potret penurunan emas menjadi sebuah cerita yang memikat, menciptakan serangkaian peristiwa yang tak tertandingi di jagad finansial.

Laju Turun yang Berkelanjutan

Ketidakbahagiaan bagi emas dimulai pertengahan Juli dan tren bearish tampaknya belum berakhir, seiring dengan dolar yang kuat kembali menguasai panggung. Kota Chicago menjadi saksi akan drama finansial ini, ketika harga emas berjangka mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan, menandai penurunan sebesar 2,60 dolar AS atau 0,13 persen, dan ditutup pada 1.944,00 dolar AS per ons. Penurunan ini tidak berdiri sendiri, mengingat hal ini diikuti oleh satu minggu kerugian yang menyakitkan, yang merupakan yang terburuk dalam hampir dua bulan, semua dipicu oleh dominasi tak henti-hentinya dolar Amerika. bestprofit

Dominasi Dolar dan Sentimen Pasar

Keberlanjutan pemulihan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya telah menjadi beban berat bagi harga emas. Data ini, yang dilaporkan oleh FactSet, menggarisbawahi pengaruh tak terbantahkan dari supremasi dolar. bestprofit

Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, memberikan pandangannya, membenarkan bahwa tren penurunan emas yang berlangsung sejak pertengahan Juli masih jauh dari berakhir, terutama karena kembali mendominasinya dolar. Sentimen ini diulangi dalam komentar lewat email Moya pada Senin, 14 Agustus. Pelemahan yuan Tiongkok, yang mencapai level terlemah sejak November, semakin memperburuk situasi.

Menantikan FOMC dan Seterusnya

Saat pasar emas menavigasi perairan ekonomi global yang bergejolak, pertemuan Federal Reserve yang akan datang pada bulan September muncul di cakrawala, membayangi ketidakpastian. Bayangan potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September melayang berat di atas tren emas yang akan datang. bestprofit

Dalam panggung besar ekonomi global, drama penurunan emas terus memikat para pedagang, investor, dan analis. Hanya waktu yang akan mengungkapkan apakah emas dapat mengembalikan gemerlapnya dan naik dari kedalaman tren penurunannya yang sekarang.

Transisi yang Menghubungkan
Saat emas terus merangkak turun, mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan, pasar global terus mengamati pergeseran dinamika ekonomi yang memainkan peran utama dalam tren penurunan ini. Dominasi kembali dolar Amerika telah memimpin serangkaian peristiwa yang terus membentuk narasi finansial ini. bestprofit

Baca Juga : Mengamati Pergerakan Harga Emas Minggu Ini: Beli atau Jual?

Sunday 13 August 2023

PT Bestprofit Malang | Mengamati Pergerakan Harga Emas Minggu Ini: Beli atau Jual?


PT Bestprofit Malang (14-8-2023) – Pasar emas memasuki fase krusial dalam minggu ini, dengan sejumlah faktor ekonomi dan geopolitik yang mempengaruhi arah harga. Para analis telah bersuara, menyampaikan pandangan mereka tentang kemungkinan pergerakan harga emas dalam jangka pendek dan menengah. Apakah saatnya untuk membeli atau menjual? Mari kita telaah lebih dalam.

Pasar emas telah mengalami sejumlah fluktuasi dalam beberapa pekan terakhir. Posisi netral yang ada saat ini diyakini akan bertahan selama sisa musim panas, terutama dengan data ekonomi AS yang terus mendukung kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve. Namun, analis mencatat bahwa pelemahan harga emas dalam jangka pendek sebenarnya bisa menjadi peluang beli.

Para ahli mengamati bahwa harga emas berjangka bulan Desember telah berhasil mempertahankan support di sekitar USD 1.950 per ons. Namun, mereka juga mengakui bahwa logam mulia masih dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk imbal hasil obligasi jangka pendek yang terus mencapai sekitar 5%. Pelemahan yang terlihat pada pasar emas dalam beberapa minggu terakhir bisa diartikan sebagai peluang bagi para investor yang mencari kesempatan untuk masuk. bestprofit

Harga emas telah mencatat kerugian dalam minggu-minggu terakhir. Pada Jumat lalu, harga emas Desember terakhir diperdagangkan pada USD 1.946,50 per ons, turun sebesar 1,5%. Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, menyatakan bahwa emas menghadapi persaingan yang lebih ketat sebagai aset safe-haven. Namun, minat jangka panjang masih ada, meskipun tantangan tetap signifikan.

Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, mengamati bahwa harga emas dunia berpotensi terus berjuang. Biaya peluang untuk memegang emas semakin meningkat, dan banyak investor mulai mengalihkan perhatian mereka ke pasar ekuitas. Dalam kondisi ekonomi AS yang cukup stabil dan suku bunga yang cenderung meningkat, investor perlu mempertimbangkan keputusan mereka dengan cermat.

Para ahli setuju bahwa pasar emas masih menunggu pemicu yang tepat untuk memicu pergerakan yang lebih signifikan. Dalam lingkungan ini, data ekonomi tetap menjadi sorotan utama, karena Federal Reserve bergantung pada informasi ini dalam pengambilan kebijakan. Namun, data tersebut belum memberikan panduan yang jelas bagi para trader dan investor. bestprofit

Dalam mengamati pasar emas, penting untuk memperhatikan perbedaan antara kontrak berjangka dan harga spot. Dalam kondisi data ekonomi yang tangguh, beberapa analis percaya bahwa pasar berjangka cenderung mendekati harga spot. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa ekspektasi terhadap ekonomi AS yang kuat mempengaruhi harga emas.

Para analis telah menetapkan beberapa titik kritis yang perlu diamati dalam minggu ini. Support kritis pada emas berjangka bulan Desember terletak di antara kisaran USD 1.950 hingga USD 1.940. Namun, pergerakan yang signifikan di atas USD 1.955,30 per ons bisa membuka peluang bagi emas untuk menguat lebih lanjut. Pada pasar spot, analis memperkirakan emas akan menguji support di sekitar USD 1.900 per ons, yang juga mewakili rata-rata pergerakan 200 hari pasar.

Dalam mengevaluasi apakah harus membeli atau menjual emas dalam minggu ini, penting untuk mempertimbangkan faktor ekonomi, geopolitik, dan tren harga terkini. Meskipun tantangan tetap ada, analis melihat peluang dalam pelemahan jangka pendek harga emas. Namun, keputusan akhir tetap harus didasarkan pada analisis mendalam dan pemahaman yang baik terhadap kondisi pasar. bestprofit

Baca Juga : Penurunan Harga Emas: Menanti Rilis Data Inflasi AS

Thursday 10 August 2023

PT Bestprofit Malang | Wall Street Menguat Bersamaan dengan Laporan Inflasi yang Melebihi Ekspektasi


PT Bestprofit Malang (11-8-2023) – Dalam sebuah perubahan positif bagi para investor, saham-saham di Wall Street melonjak setelah data terbaru mengungkapkan bahwa tingkat inflasi AS untuk bulan Juli lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Pasar merespons dengan positif, dengan indeks-indeks utama menunjukkan kenaikan yang signifikan, mencerminkan optimisme pasar.

Wall Street mengalami kenaikan yang luar biasa dalam harga saham saat data baru menyoroti tren yang menguntungkan dalam hal inflasi. Dow Jones Industrial Average melonjak sebanyak 309 poin, setara dengan kenaikan 0,9%, sementara S&P 500 dan NASDAQ Composite mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,9% dan 1%.

Tingkat inflasi di AS untuk bulan Juli ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan, mengisyaratkan kemungkinan mereda tekanan harga. Indeks harga konsumen utama tetap stabil pada 0,2% secara bulanan, sesuai dengan perkiraan. Dalam basis tahunan, indeks ini mencatat kenaikan sebesar 3,2%, melampaui angka 3,0% pada bulan Juni. Para ekonom telah memproyeksikan kenaikan sebesar 3,3%, menyoroti unsur kejutan. bestprofit

Rapat Federal Reserve mendatang pada bulan September menjadi penting seiring para pejabat yang baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan jeda sementara dalam kenaikan suku bunga lebih lanjut, menandai potensi perubahan arah kebijakan.

Menambah semangat adalah kinerja positif Walt Disney. Saham raksasa hiburan ini melonjak 1%, memberikan kontribusi pada sentimen pasar secara keseluruhan. Pengumuman Disney mengenai rencana untuk menaikkan harga layanan streaming serta mengambil langkah tegas terhadap berbagi password memberikan dorongan. Langkah ini ditujukan untuk mengimbangi kinerja yang lambat dalam divisi film dan televisinya. bestprofit

Tidak kalah penting, unit streaming Disney, yang mencakup platform seperti Disney+ dan Hulu, berhasil mengurangi kerugian dalam kuartal fiskal ketiga berkat kenaikan harga langganan dan langkah pengurangan biaya. Selain itu, Disney juga membentuk kelompok tugas untuk menjajaki penerapan kecerdasan buatan di seluruh konglomerat hiburan, yang menarik perhatian.


Kenaikan serentak di Wall Street sebagai tanggapan terhadap data inflasi yang lebih baik dari yang diharapkan. Saat pertemuan Federal Reserve pada bulan September semakin mendekat, peserta pasar dengan cermat akan memperhatikan sinyal-sinyal tentang potensi penyesuaian kebijakan. Di tengah perubahan ini, kemampuan pasar untuk beradaptasi dengan dinamika baru akan memainkan peran penting dalam menentukan arah masa depannya. bestprofit


Baca Juga : Penurunan Harga Emas: Menanti Rilis Data Inflasi AS

Wednesday 9 August 2023

PT Bestprofit Malang | Penurunan Harga Emas: Menanti Rilis Data Inflasi AS


 PT Bestprofit Malang (10/8/2023) – Di dunia pasar keuangan, kilauan emas kembali memudar, menandai penurunan sesi ketiga secara beruntun ketika emas ditutup pada level terendah dalam hampir dua minggu. Trajectory penurunan ini terjadi di tengah antisipasi seputar rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan Juli. Penurunan ini mencerminkan sikap hati-hati yang diambil oleh para investor menghadapi indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi dinamika pasar di masa depan.

Seiring dengan berakhirnya sesi perdagangan hari Rabu, harga emas mengalami penurunan, mencatat kerugian selama tiga sesi beruntun. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange melemahkan diri sebesar $9,30, setara dengan penurunan 0,47%, ditutup pada $1.950,60 per ons. Sepanjang sesi, harga emas mencapai puncaknya pada $1.966,10 per ons dan titik terendahnya pada $1.948,80 per ons. Angka-angka ini menggarisbawahi penurunan yang konsisten dalam nilai logam mulia ini. bestprofit

Data Inflasi dan Reaksi Pasar

Sorotan beralih ke rilis data CPI AS untuk Juli yang akan datang, yang akan membentuk sentimen pasar. Selain itu, data Indeks Harga Produsen (PPI) direncanakan akan dirilis pada tanggal 11 Agustus 2023. Indikator-indikator ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan tentang apakah Federal Reserve akan memulai kenaikan suku bunga lagi pada bulan September.

Ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal memperkirakan kenaikan harga konsumen sebesar 0,2% untuk bulan Juli, mencerminkan peningkatan 0,2% yang terjadi pada bulan Juni. Data Juni yang lebih lambat dari perkiraan para ekonom memicu harapan bahwa Federal Reserve mungkin akan mempercepat kampanye penghentian kenaikan suku bunga. Hasil dari rilis data-data penting ini akan menjadi titik referensi penting bagi keputusan Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang. bestprofit

Dampak Faktor Global

Panggung ekonomi global juga memainkan peran dalam penurunan emas baru-baru ini. Penurunan 0,3% dalam harga konsumen China untuk bulan Juli, seperti yang diungkapkan oleh Biro Statistik Nasional, telah berkontribusi terhadap tekanan penurunan harga emas. Ini menandai penurunan harga pertama China dalam dua tahun, meningkatkan kekhawatiran tentang deflasi dan memperumit pemulihan negara dari dampak pandemi COVID-19.

Indeks dolar AS sedikit turun kurang dari 0,1% menjadi 102,47, tetapi tetap naik sebesar 0,4% selama minggu ini.

Lanskap logam mulia juga mengalami perubahan. Perak, dengan pengiriman untuk bulan September, mengalami penurunan sebesar 0,33% atau 7,60 sen menjadi ditutup pada $22,731 per ons. Platinum, yang dijadwalkan untuk pengiriman bulan Oktober, mengalami penurunan sebesar 1,27%, atau sekitar $11,50, dan menetap pada $892,70 per ons. bestprofit

Data-data ini memiliki pengaruh besar terhadap potensi tindakan Federal Reserve di masa depan, terutama terkait penyesuaian suku bunga. Dinamika ekonomi global, termasuk penurunan harga konsumen di China, juga telah berkontribusi terhadap kondisi pasar emas saat ini.

Sebagai kesimpulan, penurunan baru-baru ini dalam harga emas mencerminkan tarian rumit antara indikator ekonomi, sentimen investor, dan dinamika ekonomi global. Saat para peserta pasar menjelajahi lanskap yang kompleks ini, kilau sejati dari masa depan emas tetap menjadi tanda tanya. bestprofit

Baca juga : Harga Emas Dunia Turun ke Hampir Terendah Sebulan pada Hari Selasa

PT Bestprofit Malang | Harga Emas Dunia Turun ke Hampir Terendah Sebulan pada Hari Selasa


PT Bestprofit Futures Malang (9/8/2023) – Investor terlihat berbondong-bondong menuju keamanan dolar AS, dipicu oleh data perdagangan lemah dari China. Sementara itu, sentimen berhati-hati mendominasi menghadapi angka inflasi AS yang akan segera diumumkan akhir pekan ini.

Penurunan ini datang setelah mencapai titik terendahnya sejak 10 Juli. Kontrak emas AS juga menunjukkan penurunan sebanyak 0,5 persen, berada pada angka $1.959,9.

Sekarang, semua mata tertuju pada data indeks harga konsumen AS yang akan diumumkan pada hari Kamis. Inflasi di AS diperkirakan sedikit meningkat pada bulan Juli, mencapai 3,3 persen secara tahunan. Sementara itu, tingkat inflasi inti diperkirakan akan tetap stabil pada angka 4,8 persen, sesuai dengan survei Reuters terhadap para ekonom.

Perhatian beralih pada pernyataan para pejabat Federal Reserve. Sementara itu, John C. Williams, kepala New York Fed, memprediksi bahwa suku bunga bisa mulai menurun pada tahun depan. bestprofit

Emas tetap sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan hasil.

Sentimen Positif Jangka Pendek

Penguatan terbaru dalam harga emas dunia mengikuti pengumuman laporan pekerjaan AS bulan Juli 2023 yang di bawah ekspektasi.

Analis yang berpartisipasi dalam survei Kitco memperkirakan tren bullish untuk harga emas dunia dalam minggu mendatang. Optimisme ini tetap tinggi meskipun tekanan inflasi masih ada. Dalam survei tersebut, 15 analis Wall Street berpartisipasi, dengan delapan di antaranya (53%) memperkirakan harga emas akan naik minggu ini. bestprofit

Proyeksi Emas

Adam Button, Kepala Analis Mata Uang di Forexlive.com, menyoroti, “Pasar tenaga kerja AS secara perlahan menunjukkan penurunan, dan inilah yang diinginkan oleh Fed. Pasar semakin yakin bahwa kita berada pada tingkat suku bunga Fed yang tertinggi. Ketika hal ini dikonfirmasi, saya berpikir ada peluang suku bunga akan turun dan memberikan sentimen bullish untuk emas.”

Button juga menjelaskan bahwa meskipun emas berada pada harga yang relatif tinggi, tantangan yang dihadapi oleh tindakan Federal Reserve tetap kuat. Ia mempertanyakan, “Titik awal saat ini berada di sekitar $1.940, jadi seberapa tinggi emas dapat melaju dalam siklus penurunan suku bunga ini? Kami telah melihat tingkat suku bunga riil yang tinggi, dan ketika kita melihat kinerja emas selama siklus kenaikan suku bunga ini, hal ini cukup menggembirakan.” bestprofit

Harapan untuk Masa Depan

Seiring berjalannya tahun dan peralihan ke kuartal IV, diharapkan Federal Reserve akan menyelesaikan tindakannya, yang akan mengarah pada penurunan suku bunga pada tahun 2024. Inilah saatnya emas diharapkan akan terbang tinggi, menurut para analis.

Button mengungkapkan sentimen bullish jangka pendek untuk emas dan menyatakan, “Saya berharap laporan CPI minggu depan akan menekankan bahwa inflasi terkendali dan akan mereda secara perlahan, yang akan membantu mendorong harga emas.”

Sebagai kesimpulan, penurunan harga emas global dikaitkan dengan pergeseran investor ke dolar AS dan kekhawatiran tentang potensi pelemahan pertumbuhan global. bestprofit

*Untuk informasi yang akurat dan terkini, pembaca disarankan untuk melakukan penelitian dan berkonsultasi dengan para profesional keuangan.

Kunjungi Juga 

Sunday 29 May 2022

Bestprofit | Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Suku Bunga The Fed Membayangi

 

Bestprofit (30/5) - Analis melihat minggu ini sebagai ujian penting untuk harga emas, karena pasar memperdebatkan efek dari kenaikan suku bunga besar-besaran bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed).

Dikuitp dari Kitco.com, Senin (30/5/2022), harga emas mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu, karena logam mulia akhirnya melihat permintaan safe-haven baru di tengah kekhawatiran atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Harga emas berjangka Comex Juni terakhir diperdagangkan pada UD 1.841,40, naik 1,8 persen pada minggu lalu.

Memasuki minggu ini, aksi jual tajam di ruang ekuitas mungkin belum berakhir, karena S&P 500 sekarang 20 persen dibawah tertinggi sepanjang masa yang diposting pada Januari.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami melihat pasar saham menjual dan emas mengikutinya. Tapi kemudian kami mendapatkan puncak jangka pendek dalam imbal hasil Treasury, yang membuka pintu bagi emas untuk berperilaku sebagai tempat yang aman," kata senior OANDA analis pasar Edward Moya mengatakan kepada Kitco News.

Menurutnya, pasar saham AS masih dalam risiko. Dia melihat satu penurunan besar terakhir. Dan mungkin akan melihat sektor properti safe-haven emas diuji sekali lagi. Namun, kelelahan penjualan akan segera teratasi, ujar Moya.

Sementara itu, Kepala ekonom CIBC World Markets Avery Shenfeld, mengatakan pasar khawatir apakah inflasi dan pertumbuhan dapat bereaksi cukup cepat terhadap kenaikan suku bunga Fed. Jika bukan itu masalahnya, The Fed akan dipaksa untuk meningkatkan jadwal pengetatan yang sudah agresif, catat Shenfeld.

"Itulah pukulan satu-dua yang sekarang dicemaskan oleh pasar ekuitas, tingkat yang lebih tinggi yang menurunkan kelipatan ekuitas, ditambah dengan resesi yang menghancurkan pendapatan. Jika, sebaliknya, dosis obat The Fed yang lebih kecil, dan penolakan konsumen terhadap harga yang lebih tinggi, membawa pendinginan sebelumnya, risiko resesi akan berkurang secara signifikan," kata Shenfeld.


Sumber : Liputan6

Monday 23 May 2022

Bestprofit | Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Bakal Kinclong?

 

Bestprofit (23/5) - Harga emas ditutup dengan melonjak pada pekan lalu. Kenaikan harga emas ditopang permintaan akan safe-haven di tengah kekhawatiran atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Harga emas berjangka Comex Juni terakhir diperdagangkan pada USD 1.841,40, naik 1,8 persen pada minggu lalu.

Memasuki minggu ini, aksi jual tajam di ruang ekuitas mungkin belum berakhir karena S&P 500 sekarang 20 persen dibawah tertinggi sepanjang masa pada Januari.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami melihat pasar saham menjual dan emas mengikutinya. Tapi kemudian kami mendapatkan puncak jangka pendek dalam imbal hasil Treasury, yang membuka pintu bagi emas untuk berperilaku sebagai tempat yang aman," kata senior OANDA analis pasar Edward Moya, dikutip dari Kitco.com, Minggu  (21/5/2022).

Menurut Moya, pasar saham A.S. masih dalam risiko. Kita bisa melihat satu penurunan besar terakhir, dan mungkin safe-haven emas diuji sekali lagi. Pasar khawatir apakah inflasi dan pertumbuhan dapat bereaksi cukup cepat terhadap kenaikan suku bunga Fed, kata kepala ekonom CIBC World Markets Avery Shenfeld.

Jika bukan itu masalahnya, The Fed akan dipaksa untuk meningkatkan jadwal pengetatan yang sudah agresif, catat Shenfeld. Itulah pukulan satu-dua yang sekarang dicemaskan oleh pasar ekuitas: tingkat yang lebih tinggi yang menurunkan kelipatan ekuitas, ditambah dengan resesi yang menghancurkan pendapatan.

“Jika, sebaliknya, dosis obat The Fed yang lebih kecil, dan penolakan konsumen terhadap harga yang lebih tinggi, membawa pendinginan sebelumnya, risiko resesi akan berkurang secara signifikan," katanya.

Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih curam kembali meningkat, memperingatkan ahli strategi DailyFX Michael Boutros.

"Pasar harus menilai ulang prospek suku bunga Fed. Ada keraguan bahwa 50bps pada tingkat inflasi ini akan cukup. Jika kenaikan 75bps Fed disesuaikan lagi, itu akan menjadi angin sakal untuk emas. Emas terjebak sideways saat kita menunggu cerita itu akan muncul," kata Boutros kepada Kitco News.

Gagasan bahwa Fed membuat kesalahan kebijakan dengan bertindak terlalu lambat menjadi lebih umum, tambahnya. Kata Boutros, mereka perlu istirahat dan mempercepat kenaikan suku bunga lebih cepat. Pada titik ini, mereka sudah terlambat.

Inilah sebabnya mengapa emas berada di posisi yang sulit dan dapat berisiko mengalami aksi jual lebih lanjut di bawah level USD 1.800 per ounce, terutama jika ada penutupan di bawah level USD 1.791.

"Dengan apa yang kami lihat di pasar ekuitas, Anda akan mengharapkan emas untuk menangkap tawaran beli. Kami melakukannya minggu ini, tetapi reli tidak mengesankan. Dari sudut pandang teknis, kami berisiko menguji posisi terendah. Level USD 1.781 atau lebih dalam masih ada di atas meja," kata Boutros.

Artinya, investor harus bersiap untuk aksi harga sideways sampai emas dapat bergerak di atas level USD 1.895 per ons.

Sumber : Liputan6

Wednesday 18 May 2022

Bestprofit | Harga Emas Naik Tipis Pagi Ini Mengimbangi Penguatan Dolar AS

 

Bestprofit (19/5) - Harga emas berbalik arah dan melonjak pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Kenaikan harga emas seiring dengan penurunan imbal hasil Treasury AS membantu mengimbangi tekanan dari dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dan rencana Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk kenaikan suku bunga yang agresif.

Dikutip dari CNBC, Kamis (19/5/2022), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 1.816,49 per ounce pada 14:10 ET. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2 persen pada level USD 1.815,9.

Imbal hasil Treasury turun dalam perdagangan yang 'berombak', mengikuti penurunan di Wall Street, setelah data perumahan AS yang buruk menambah kekhawatiran yang berkembang dari perlambatan ekonomi.

“Putaran kelemahan lain di pasar ekuitas dalam kombinasi dengan penurunan hasil dan tawaran safe-haven mendorong harga emas lebih tinggi,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Selasa berjanji bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk membunuh lonjakan inflasi.

“Pertanyaan sebenarnya dan inti dari situasi ini adalah apakah yang dilakukan The Fed sudah cukup mengingat jumlah inflasi. Jika tidak cukup untuk meredam tekanan inflasi, emas akan mendukung di lingkungan itu,” kata Meger.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga menumpulkan minat pada emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Membatasi kenaikan harga emas, dolar safe-haven saingannya rebound setelah membukukan penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari dua bulan.

Analis pasar di Kinesis Money, Rupert Rowling mengatakan dalam sebuah catatan bahwa sementara harga emas sedikit meningkat minggu ini, memantul kembali di atas USD 1.800,

“Selama inflasi tetap menjadi perhatian utama bagi ekonomi utama, emas kemungkinan akan sulit untuk membuat kenaikan signifikan. keuntungan dengan momok kenaikan suku bunga sangat merusak daya tarik logam," kata dia.

Mencerminkan sentimen keseluruhan, aliran masuk ke SPDR Gold Trust GLD, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, terus menurun.

Di tempat lain, harga perak turun 0,9 persen menjadi USD 21,42 per ounce, harga platinum turun 1,6 persen menjadi USD 935,49 dan paladium turun 3,1 persen menjadi USD 1,990,06.

Sumber : Liputan6

Monday 16 May 2022

Bestprofit | Harga Emas Merangkak Naik karena Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

 

 
Bestprofit (17/5) - Harga emas naik sedikit pada penutupan perdagangan Senin karena turunnya imbal hasil surat utang AS yang mengimbangi penguatan dolar AS. Sebelumnya, harga emas dunia anjlok dalam hingga tembus ke level terendah dalam tiga bulan karena enaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (17/5/2022), harga emas di pasar spot naik naik 0,3 persen menjadi USD 1.817,12 per ounce pada pukul 17.52 GMT, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 31 Januari di USD 1.786,60 per ounce. Sementara itu harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen ke level USD 1.814 per ounce.

Harga emas dunia memantul dari level terendah disebabkan oleh penurunan imbal hasil surat utang AS dan sedikit kemunduran nilai tukar dolar AS. Hal tersebut diungkap oleh analis senior RJO Futures Bob Haberkorn.

Menurutnya, kenaikan ini bukan sunyal bullish karena tren kenaikan nilai tukar dolar AS belum berhenti di sini. "Masih tinggi, karena The Fed agresif dengan kenaikan suku bunganya," jelas dia.

Ia melanjutkan, harga emas mendapat dukungan sedikit di bawah USD 1.800 karena adanya permintaan yang kuat akan emas batangan atau emas fisik. Selain itu, beberapa pelaku pasar melakukan aksi beli karena melihat penurunan sudah terlalu dalam.

Nilai tukar dolar AS mengalami tekanan sehingag melemah. Tetapi dolar AS masih bertahan di dekat puncak dua dekade, membuat harga emas masih lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang di luar dolar AS.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi untuk meredam kenaikan inflasi menghapus selera investor untuk emas batangan. Hal ini karena emas tidak memberikan bunga.

“Banyak yang masih menganggap emas undervalued, dan akan lebih ingin membeli logam sekarang karena harga telah melemah,” jelas analis pasar City Index Fawad Razaqzada.

Sumber : Liputan6