BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/8) - Minyak
di New York bertahan didekat evel terendahnya empat bulan setelah harga
minyak mentah Brent merosot di bawah $ 50 per barel untuk pertama
kalinya sejak Januari silam pada Senin kemarin karena Iran berjanji
meningkatkan produksinya segera setelah sanksi.
Minyak West Texas
Intermediate berjangka sedikit berubah setelah turun 4,1 persen kemarin.
Iran dapat meningkatkan produksi dengan 500.000 barel per hari dalam
seminggu saat sanksinya berakhir, menurut the state-run Islamic Republic
News Agency. Sebuah indeks pabrik swasta Cina yang dirilis minggu ini
turun ke level terendahnya dua tahun pada bulan Juli kemarin, sementara
indeks resminya pada hari Sabtu lalu turun ke posisi terendahnya dalam
lima bulan.
Minyak turun ke bear
market pada bulan lalu, bergabung dengan gejolak yang lebih luas dalam
komoditas di tengah meningkatnya persediaan dan tanda-tanda pertumbuhan
ekonomi yang lebih lambat di China. Negara-negara Asia pada bulan Juni
lalu memperoleh kembali statusnya dari AS sebagai importir minyak mentah
terbesar di dunia. penurunan mungkin masih berlanjut pada kilang AS,
yang ternyata merubah catatan jumlah minyak mentah menjadi bensin selama
bulan Juli, yang biasanya akan lebih lambat dari bulan Agustus sampai Oktober untuk perawatan.
Minyak WTI untuk
pengiriman September naik 20 sen menjadi $ 45,37 per barel pada
E-trading di New York Mercantile Exchange pukul 7:45 paagi waktu
Singapura. Kontraknya turun $ 1.95 ke $ 45,17 pada hari Senin kemarin,
penutupan terendah sejak 19 Maret. Volume semua minyak berjangka yang
diperdagangkan adalah sekitar 70 persen di bawah rata-rata 100 hari.
Harga tersebut telah mengalami penurunan 15 persen pada tahun ini.
Minyak Brent untuk
pengiriman bulan September turun $ 2,69, atau 5,2 persen, ke $ 49,52 per
barel di London-based ICE Futures Europe exchange pada hari Senin,
penutupan terendah sejak 29 Januari silam. Minyak mentah acuan Eropa
mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 4,35 untuk WTI.
Sumber: Bloomberg