BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/10) - Bursa
saham Asia terlihat siap untuk hari yang bergerak mixed dalam ketiadaan
kepemimpinan yang stabil dari AS, dengan kekhawatiran atas kebijakan
moneter Federal Reserve dan prospek ekonomi global terus menyibukkan
investor. Minyak mentah tergelincir di bawah $ 46 per barel.
Berjangka
Jepang jatuh dengan saham Australia, sementara ekuitas Selandia Baru
naik untuk hari kesembilan setelah Indeks Standard & Poor 500 turun
hanya 0,1% pada hari Selasa, ditutup sedikit berubah untuk sesi kedua.
Dollar Kiwi pertahankan kerugian menyusul penurunan harga susu pada
lelang global. Minyak mentah Amerika turun karena data industri
menunjukkan cadangan minyak AS melonjak pekan lalu, memicu kekhawatiran
atas berlimpahnya pasokan global. Tembaga berjangka jatuh untuk hari
keempat di tengah kecemasan perlambatan ekonomi China akan menghambat
permintaan untuk industri logam.
Indeks
S&P/NZX 50 naik 0,3% di Wellington, memperpanjang keuntungan jangka
terpanjang sejak bulan November tahun lalu, sementara Indeks
S&P/ASX 200 Australia turun 0,5% dalam penurunan untuk hari kedua,
dipimpin oleh sektor perbankan. Kontrak pada indeks Kospi di Seoul
sedikit berubah dalam perdagangan terbaru. Indeks FTSE China A50
berjangka yang diperdagangkan di Singapore naik 0,3% dengan pasar saham
di Hong Kong ditutup pada hari Rabu untuk liburan.
Di
Jepang, Nikkei 225 Stock Average berjangka diperdagangkan untuk 18.180
di pre-market Osaka, dari 18.210 pada penutupan di hari Selasa. Yen
berdenominasi berjangka pada Indeks turun 0,1% di Chicago ke 18.190,
menyusul penurunan 0,3% pada sesi sebelumnya.(frk)
Sumber: Bloomberg